• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teori Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA

Pembina: Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE, MS

Disusun Oleh: Kelompok 10

I Nyoman Krisna Prabawa Kusuma (1506205145)

Mohammad Natsir (1506305140)

Putu Bayu Eka Yustikarana (1506305147)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga terwujud makalah yang berjudul “Teori Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Ekonmi Makro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada pembaca tentang penawaran dan permintaan untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta asing, keseimbangan perekonomian terbuka, serta bagaimana kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka.

Selama proses penulisan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu dari hati yang paling dalam penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE.,MS selaku Dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kami meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak lubang yang terliang dan masih banyak rongga yang terangah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca agar makalah ini menjadi baik dan bermanfaat bagi setiap orang.

Denpasar, 18 Maret 2016 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I Pendahuluan...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...1 1.3 Tujuan...1 i

(3)

BAB II Pembahasan ...2

2.1 Penawaran dan Permintaan untuk Dana Pinjaman dan Pertukaran Valuta Asing...2

2.1.1 Pasar Dana Pinjaman...2

2.1.2 Pasar Pertukaran Valuta Asing...4

2.2 Keseimbangan Perekonomian Terbuka...7

2.2.1 Arus Keluar Modal Neto: Kaitan antara Kedua Pasar...7

2.2.2 Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar...9

2.3 Bagaimana Kebijakan dan Peristiwa Memengaruhi Perekonomian Terbuka...10

2.3.1 Defisit Anggaran Pemerintah...10

2.3.2 Kebijakan Perdagangan...13

2.3.3 Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal...14

BAB III Penutup...15

3.1 Kesimpulan...15

DAFTAR PUSTAKA...16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut sejarah, banyak negara yang terus-menerus mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada barang yang diekspor. Artinya, jumlah ekspor netonya selalu negatif. Meskipun para ekonom masih memperdebatkan apakah defisit perdagangan ini merupakan sebuah masalah atau tidak, banyak politisi dan pengusaha yang memberikan klaim bahwa defisit perdagangan ini merefleksikan kompetisi yang tidak adil, yakni perusahaan-perusahaan asing diizinkan untuk menjual produk mereka di pasar dalam negeri, sedangkan pemerintahan negara lain mencegah perusahaan kita menjual produk-produknya di luar negeri. Untuk memahami faktor apa saja yang menentukan keseimbangan perdagangan suatu

(4)

negara dan bagaimana kebijakan pemerintah memengaruhinya, kita membutuhkan teori ekononomi makro perekonomian terbuka.

1.2 Rumusan Masalah

1 Bagaimana permintaan dan penawaran untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta asing?

2 Bagaimana keseimbangan perekonomian terbuka?

3 Bagaimana kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka? 1.3 Tujuan

1 Untuk mengetahui permintaan dan penawaran untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta asing

2 Untuk mengetahui bagaimana keseimbangan perekonomian terbuka

1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana kebijakan dan peristiwa memengaruhi perekonomian terbuka

1.4 Manfaat

1 Mahasiswa dapat mengetahui tentang permintaan dan penawaran untuk dana pinjaman dan pertukaran valuta asing

2 Mahasiswa dapat mengetahui tentang keseimbangan perekonomian terbuka 1.4.3 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kebijakan dan peristiwa

memengaruhi perekonomian terbuka BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENAWARAN DAN PERMINTAAN UNTUK DANA PINJAMAN DAN PERTUKARAN VALUTA ASING

Untuk memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan memfokuskan perhatian pada penawaran dan permintaan. Pasar pertama adalah pasar dana pinjaman yang mengoordinasikan tabungan, investasi. Dan aliran dana pinjaman diluar negeri (disebut dengan arus keluar modal neto). Pasar kedua adalah pasar untuk pertukaran valuta asing yang mengoordinasikan orang-orang yang ingin menukarkan mata uang domestic dengan mata uang negara lain. Pada bagian ini, kita membahas penawaran dan permintaan pada masing-masing pasar.

2.1.1 Pasar Dana Pinjaman

(5)

Ketika kita pertama kali menganalisis peranan sistem keuangan, kita membuat asumsi sederhana bahwa sistem keuangan hanya terdiri atas satu pasar yang disebut dengan pasar dana pinjaman. Semua penabung mengujungi pasar ini untuk menyimpan tabungan mereka, sedangkan semua peminjam mengunjungi pasar ini untuk memperoleh pinjaman. Di pasar ini ada satu tingkat suku bunga yang merupakan keuntangan dari tabungan serta biaya pinjaman.

Untuk memahami pasar dana pinjaman dalam perekonomian terbuka, kita mulai dengan identitas yang dibahas pada Bab sebelumnya :

S = I + NCO

Tabungan = Investasi Domestik + Arus Keluar Modal Neto

Kapan pun sebuah dana menyimpan sebagian pendapatannya, negara tersebut dapat menggunakan tabungannya untuk membiayai pembelian modal domestik atau untuk membiayai pembelian aset diluar negeri. Kedua sisi identitas ini menunjukan kedua sisi pasar dana pinjaman. Penwaran untuk dana pinjaman berasal dari tabungan nasional (S). Permintaan untuk dana pinjaman berasal dari investasi domestik (I) dan arus keluar modal neto (NCO). Perhatikan bahwa pembelian aset modal menambah permintaan untuk dana pijaman, tanpa memperhatikan apakah aset tersebut berlokasi di dalam negeri atau diluar negeri. Karena arus keluar modal neto dapat bernilai positif atau negatif, nilainya dapat menambah atau mengurangi permintaan untuk dana pinjaman yang muncul dari investasi domestik.

Seperti yang telah kita pelajari pada pembahasan sebelumnya mengenai pasar dana pinjaman, jumlah dana pinjaman yang ditwarkan, serta jumlah dana yang diminta bergantung pada tingakt suku bunga riil. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mendorong orang untuk menabung sehingga meningkatkan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan. Tingkat suku bunga yang tinggi juga membuat pinjaman untuk proyek pembayaran modal lebih mahal. Dengan demikian, hal ini mematahkan semangat investasi dan mengurangi jumlah dana pinjaman yang diminta.

Selain memengaruhi tabungan nasional dan investasi domestik, tingkat suku bunga riil disebuah negara memengaruhi arus keluar modal neto negara tersebut. Untuk melihat mengapa hal ini dapat terjadi, bayangkan dua reksa dana-satu di Singapura dan satu lagi di

(6)

Hongkong-memilih untuk membeli obligasi pemerintah Singapura ataukah obligasi pemerintah Hongkong. Saat tingkat suku bunga riil Singapura naik, obligasi Singapura menjadi lebih menarik untuk kedua reksa dana tersebut. Dengan demikian, kenaikan tingkat aset diluar negeri sebaliknya mendorong pihak asing untuk membeli aset Singapura. Untuk kedua alasan ini, tingkat suku bunga riil di Singapura yang tinggi mengurangi arus keluar modal neto Singapura.

FIGUR 1

(7)

Pasar dana pinjaman ditampilkan dalam diagram penawaran-permintaan yang sudah dikenal pada figur 1. Seperti pada analisis kita sebelumnya mengenai sistem keuangan, kurva penawaran miring keatas karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan jumlah dana pinjaman yang tersedia. Sementara itu, kurva permintaan miring kebawah karena tingkat suku bunga yang lebih rendah menurunkan jumlah dana pinjaman yang diminta. Tidak seperti situasi pada pembahasan kita sebelumnya, bagaimanapun, sisi permintaan pasar ini menunjukan prilaku investasi domestik dan arus keluar modal neto. Artinya, pada perekonomian terbuka , permintaan dana pinjaman tidak hanya berasal dari mereka yang menginginkan dana pinjaman untuk membeli barang-barang modal domestik, tetapi juga dari mereka yang menginginkan dana pinjaman untuk memberi aset luar negeri.

Tingkat suku bunga menyesuaikan diri untuk menyimbangkan penawaran dan permintaan dana pinjaman. Jika tingkat suku bunga dibawah titik keseimbangan, jumlah dana pinjaman yang tersedia akan kurang dari jumlah pinjaman. Kekurangan dana pinjaman akan mendorong tingkat suku bunga naik. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga diatas titik keseimbangan, jumlah dana pinjaman yang tersedia melebihi jumlah permintaan. Kelebihan dana pinjaman ini akan mendorong tingkat suku bunga turun. Pada tingkat suku bunga keseimbangan, penawaran dana pinjaman seimbang dengan permintaanya. Artinya, pada tingkat suku bunga kesimbangan, jumlah orang yang ingin menabung tepat sama dengan jumlah investasi domestik dan harus keluar modal neto yang diinginkan.

2.1.2 Pasar Pertukaran Valuta Asing

Pasar kedua dalam model kita tentang perekonomian terbuka adalah pasar pertukaan valuta asing. Partisipasi dalam pasar ini mempertukarkan mata uang domestik dengan mata uang asing. Untuk memahami pasar pertukaran valuta asing, kita mulai dengan identitas lain dari bab sebelumnya :

NCO = NX

Arus Keluar Modal Neto = Ekspor Neto

Identitas ini menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara pembelian dan penjualan aset modal diluar negeri (NCO) sama dengan ketidakseimbangan antara ekspor dan impor barang dan jasa (NX). Sebagai contoh, ketika perusahaan anda mengalami surplus

(8)

perdagangan (NX > 0), pihak asing membeli banyak barang dan jasa anda dibandingkan dengan penduduk dalam negeri yang membeli barang dan jasa asing, apa yang dilakukan penduduk anda terhadap mata uang asing yang mereka peroleh dari penjualan bersih barang dan jasa di luar negeri?, Mereka tentunya membeli aset asing sihingga modal negara anda mengalir keluar negeri (NCO > 0). Sebaliknya, jika negara anda mengalami defisit perdangan (NX < 0), penduduk anda menghabiskan uang lebih banyak untuk barang dan jasa asing daripada uang yang mereka peroleh dari penjualan di luar negeri. Sebagian dari uang ini tentunya dibiayai oleh penjualan aset anda di luar negeri sehingga modal asing mengalir kedalam negara anda (NCO < 0).

Model kita tentang perekonomian terbuka memperlakukan dua sisi identitas ini sebagai cerminan dua sisi pasar pertukaran valuta asing. Arus keluar modal neto mencerminkan jumlah penawaran uang untuk tujuan pembelian aset asing. Sebagai contoh, ketika reksa dana Singapura ingin membeli obligasi pemerintah Hongkong, reksa dana tersebut perlu menukarkan dolar Singapura menjadi dolar Hongkong sehingga memenuhi dolar Singapura di pasar pertukaran valuta asing. Ekspor neto mewakili jumlah permintaan mata uang asing untuk tujuan pemberian ekspor neto barang dan jasa domestik. Sebagai contoh, ketika maskapai penerbangan Malaysia ingin membeli pesawat yang dibuat oleh Boeing, maskapai itu perlu menukar ringgit Malaysia dengan dolar AS sehingga hal ini menuntut dolar AS ada di pasar pertukaran valuta asing.

Pada nilai berapakah penawaran dan permintaan pasar di pasar pertukaran valuta asing seimbang? Jawabannya adalah nilai tukar riil. Seperti yang kita lihat pada bab sebelumnya, nilai tukar riil adalah harga relatif barang domestik dan barang luar negeri sehingga merupakan penentu utama ekspor neto. Ketika nilai tukar di tanah air naik, barang domestik menjadi lebih mahal dibandingkan dengan barang luar negeri ataupun di luar negeri. Akibatnya, ekspor dari tanah air gagal, sedangkan impor kedalam negeri meningkat. Untuk kedua alasan tersebut, ekspor neto menurun. Oleh karena itu, kenaikan nilai tukar riil mengurangi jumlah permintaan mata uang lokal di pasar pertukaran valuta asing.

(9)

FIGUR 2

Figur 2 menunjukan permintaan dan penawaran dipasar pertukaran valuta asing. Kurva permintaan miring kebawah karena alasan yang baru kita bahas : Nilai tukar yang lebih tinggi membuat barang domestik menjadi lebih mahal dan mengurangi jumlah permintaan mata uang lokal untuk membeli barang tersebut. Kurva penawaran berbentuk garis vertikal karena jumlah mata uang lokal yang tersedia untuk arus keluar modal neto tidak bergantung pada nilai tukar riil. (Seperti yang dibahas sebelumnya, arus keluar modal neto bergantung pada nilai tukar riil. Saat membahas pada pertukaran valuta asing, kita mengambil nilai tukar riil dan arus keluar modal neto seperti yang diberikan).

Nilai tukar riil menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan mata uang lokal seperti harga setiap barang menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk barang tersebut. Jika tingkat suku bunga riil dibawah titik keseimbangan, jumlah penawaran mata uang lokal akan lebih sedikit dari jumlah permintaan. Penurunan jumlah mata uang lokal akan mendorong kenaikan nilai mata uang lokal. Sebaliknya, jika nilai tukar diatas titik keseimbangan, jumlah mta uang lokal akan melebihi jumlah permintaan. Kelebihan mata uang lokal akan menurunkan nilai mata uang lokal. Pada titik keseimbangan nilai tukar riil, permintaan mata uang lokal dari luar negeri yang berasal dari ekspor neto barang dan jasa domestik sama dengan penawaran mata uang lokal dari penduduk yang berasal dari arus keluar modal neto domestik.

(10)

Disini, perlu diperhatikan bahwa pembagian transaksi antara “Penawaran” dan “Permintaan” pada model ini agak artifisial. Dalam model kita, ekspor neto merupakan sumber permintaan untuk mata uang lokal, sedangkan arus keluar modal neto merupakan sumber penawaran. Dengan demikian, ketika seorang warga Singapura mengimpor sebuah mobil yang dibuat Jepang, model ini memperlakukan transaksi tersebut sebagai penurunan jumlah permintaan dolar Singapura (karena ekspor neto turun), bukan sebagai kenaikan jumlah penawaran Singapura. Sama halnya saat seorang warga jepang membeli obligasi pemerintah Singapura, model ini memperlakukan transaksi tersebut sebagai penurunan penawaran jumlah dolar Singapura (karena arus keluar modal neto turun), buka sebagai kenaikan jumlah permintaan dolar Singapura. Pada awalnya, penggunaan Bahasa ini mungkin terlihat kurang wajar, tetapi nanti akan terbukti berguna saat menganalisis pengaruh berbagai kebijakan.

2.1. KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

Setelah membahas tentang penawaran dan permintaan di dua pasar, yakni pasar untuk dana pinjaman dan pasar pertukaran valuta asing. Sekarang, perhatikan bagaimana pasar-pasar ini saling berhubungan satu dengan yang lain.

2.1.1 Arus Keluar Modal Neto: Kaitan antara Kedua Pasar

Kita telah membahas bagaimana perekonomian mengoordinasikan empat variabel ekonomi makro yang penting:

Tabungan nasional (S), investasi domestik (I), arus keluar modal neto (NCO), dan ekspor neto (NX). Ingatlah terus identitas berikut:

S = I + NCO dan NCO = NX.

Pada pasar dana pinjaman, penawaran berasal dari tabungan nasional, permintaan berasal dari investasi domestik dan arus keluar modal neto, dan tingkat suku bunga riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada pasar pertukaran valuta asing, penawaran berasal dari arus keluar modal neto, dan nilai tukar riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan.

Arus keluar modal neto adalah variabel yang menghubungkan kedua pasar ini. Di pasar dana pinjaman, arus keluar modal neto adalah bagian dari permintaan. Seseorang yang ingin

(11)

membeli sebuah aset di negara lain harus menyediakan mata uang untuk ditukar dengan mata uang negara tersebut.

Faktor utama yang menentukan arus keluar modal neto, seperti yang telah dibahas, adalah tingkat suku bunga riil. Ketika tingkat suku bunga domestik tinggi, memiliki aset domestik lebih menarik, sedangkan arus keluar modal neto negara rendah.

FIGUR 3

FIGUR 4

(12)

2.1.2 Keseimbangan Simultan dalam Dua Pasar

Sekarang, kita dapat menggabungkan bagian-bagian dari model kita pada Figur 4. Figur ini menunjukkan bagaimana pasar dana pinjaman dan pasar pertukaran valuta asing secara bersama-sama menentukan variabel-variabel ekonomi makro yang penting dari perekonomian terbuka.

Panel (a) dari figur menunjukkan pasar dana pinjaman (diambil dari Figur 1). Seperti sebelumnya, tabungan nasional merupakan sumber penawaran dana pinjaman. Investasi domestik dan arus keluar modal neto merupakan sumber permintaan untuk dana pinjaman. Tingkat suku bunga keseimbangan (r1) menyebabkan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan

dan jumlah dana pinjaman yang diminta seimbang.

Panel (b) pada figur menunjukkan arus keluar modal neto (diambil dari Figur 3). Panel ini menunjukkan bagaimana tingkat suku bunga dari panel (a) menentukan arus keluar modal neto. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tanah air membuat aset domestik lebih menarik dan hal ini mengurangi arus keluar modal neto. Oleh karena itu, kurva arus keluar modal neto di panel (b) menjadi miring ke bawah.

Panel (c) pada gambar menunjukkan pasar pertukaran valuta asing (diambil dari Figur 2). Karena aset asing harus dibeli dengan mata uamg asing, jumlah arus keluar modal neto dari panel (b) menentukan penawaran mata uang lokal yang ditukarkan dengan mata uang asing. Nilai tukar riil tidak memengaruhi arus keluar modal neto sehingga kurva penawarannya vertikal. Permintaan untuk mata uang lokal berasal dari ekspor neto. Karena penyusutan nilai tukar riil meningkatkan ekspor neto, kurva permintaan untuk valuta asing miring ke bawah. Nilai tukar riil keseimbangan (E1) Menyeimbangkan jumlah penawaran

mata uang dengan jumlah permintaan mata uang lokal di pasar pertukaran valuta asing. Kedua pasar yang ditunjukkan pada Figur 4 menentukan dua harga relatif-tingkat suku riil bunga dan nilai tukar riil. Tingkat suku bunga riil yang ditentukan di panel (a) adalah harga barang dan jasa sekarang relatif terhadap barang dan jasa pada masa depan. Nilai tukar riil yang ditentukan di panel (c) adalah harga barang dan jasa domestik relatif terhadap barang dan jasa luar negeri. Kedua harga relatif ini disesuaikan secara bersamaan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan di dua pasar tersebut. Saat melakukan hal itu, mereka menentukan tabungan nasional, investasi domestik, arus keluar modal neto, dan ekspor neto.

(13)

2.2. BAGAIMANA KEBIJAKAN DAN PERISTIWA MEMENGARUHI PEREKONOMIAN TERBUKA

2.2.1 Defisit Anggaran Pemerintah

Karena defisit anggaran pemerintah merepresentasikan tabungan publik yang negatif, mengurangi tabungan nasional (jumlah tabungan publik dan swasta). Dengan demikian, defisit anggaran pemerintah mengurangi penawaran dana pinjaman, meningkatkan tingkat suku bunga, dan membatasi investasi.

FIGUR 5

(14)

FIGUR 7

Sekarang, mari perhatikan efek defisit anggaran dalam perekonomian terbuka. Pertama kurva mana yang bergeser pada model kita ? seperti pada perekonomian tertutup, Pengaruh awal dari defisit anggaran adalah pada tabungan nasional dan, dengan demikian, pada penawaran dana pinjaman. Kedua, kearah kurva tersebut bergeser ? lagi-lagi seperti perekonomian tetutup, defisit anggaran merepresentasikan tabungan publik negatif sehingga mengurangi tabungan nasional dan menggeser kurva penawaran untuk dana pinjaman ke kiri. Ini ditunjukkan oleh pergeseran dari S1 ke S2 pada panel (a) Figur 5 .

Langkah ketiga dan terakhir adalah membandingkan keseimbangan lama dengan keseimbangan baru. Panel (a) menunjukkan pengaruh anggaran defisit negara terhadap terhadap pasar dana pinjaman di tanah air. Dengan lebih sedikit dana yang tersedia untuk para peminjam di pasar finansial lokal, tingkat suku bunga naik dari r1 menjadi r2 guna

menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dihadapkan pada tingkat suku bunga yang tinggi, peminjam di pasar dana pinjaman memilih untuk meminjam lebih sedikit uang. Perubahan ini ditunjukkan pada gambar dengan pergerakan dari titik A ke titik B sepanjang kurva permintaan untuk dana pinjaman. Khususnya, rumah tangga dan perusahaan

(15)

mengurangi pembelian barang modal mereka. Seperti pada perekonomian tertutup, defisit anggaran mengurangi investasi domestik.

Dalam perekonomian terbuka, bagaimanapun, pengurangan penawaran dana pinjaman menimbulkan dampak-dampak tambahan. Panel (b) menunjukan bahwa peningkatan suku bunga dari r1 ke r2 mengurang arus keluar modal neto. Karena tabungan yang disimpan dalam

negeri sekarang memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi, berinvestasi di dalam negeri sekarang memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi, berinvestasi di luar negeri menjadi kurang menarik sehingga warga domestik membeli lebih sedikit aset luar negeri. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi juga menarik pihak investor asing yang ingin memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk aset-aset ini. Dengan demikian ketika defisit anggaran meningkatkan tingkat suku bunga, perilaku dalam dan luar negeri menyebabkan arus keluar neto di dalam negeri menurun.

Panel (c) menunjukkan bagaimana defisit anggaran memengaruhi pasar pertukaran valuta asing. karena arus keluar modal neto berkurang, orang membutuhkan lebih sedikit mata uang asing untuk membeli aset luar negeri, dan hal ini mendorong pergeseran kekiri pada kurva penawaran untuk mata uang lokal dari S1 ke S2 . penurunan penawaran mata uang

lokal menyebabkan nilai tukar riil naik dari E1 ke E2 . Artinya, mata uang lokal menjadi lebih

bernilai dibandingkan dengan mata uang asing. Kenaikan ini, akhirnya, membuat barang domestik lebih mahal dari pada barng luar negeri. Karena orang-orang di dalam negeri ataupun di luar negeri mengalihkan pembelian mereka dari barang domestik yang lebih mahal daripada barang luar negeri. Karena orang-orang di dalam negeri ataupun diluar negeri mengalihkan pembelian mereka dari barang domestik yang lebih mahal, ekspor dari dalam negeri pun menurun dan impor ke dalam negeri pun meningkat. Untuk kedua alasan tersebut, ekspor neto domestik menurun. Oleh karena itu, pada perekonomian terbuka, defisit anggaran pemerintah menaikkan suku bunga riil, membatasi investasi domestik, menyebabkan matauang naik, dan mendorong neraca perdagangan ke arah defisit.

Salah satu contoh dari pelajaran ini terjadi di Filipina tahun 1998 sampai dengan 2002. Model tentang perekonomian terbuka memperediksikan bahwa kebijakan seperti itu akan mengarah pada defisit perdagangan yang memang terjadi.

(16)

2.2.2 Kebijakan Perdagangan

Kebijakan perdagangan merupakan kebijakan pemerintah yang secara langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau diekspor oleh suatu negara. Kebijakan perdagangan ada dalam berbagai bentuk. Salah satu jenis kebijakan perdagangan yang umum adalah tarif dan kuota impor. Kebijakan-kebijakan perdagangan lazim diberlakukan di seluruh dunia meskipun bentuknya tersembunyi. Sebagai contoh, pemerintah terkadang menekan eksportir asing untuk mengurangi jumlah barang yang dapat mereka jual di negaranya. Hal yang dengan “pembatasan ekspor yang secara sukarela” ini sebenarnya tidak begitu sukarela dan, intinya, merupakan salah satu bentuk kuota impor.

Kebijakan-kebijakan perdangangan tidak mempengaruhi keseimbangan perdagangan. Artinya kebijakan yang langsung memengaruhi ekspor dan impor tidak mengubah ekspor neto kesimpulan ini tidak terlalu mengejutkan jika mengingat identitas akuntansi :

NX = NCO = S – I

Ekspor neto sama dengan arus keluar modal neto yang sama dengan tabungan nasional dikurangi dengan investasi domestik. Kebijakan perdagangan tidak mengubah keseimbangan perdagangan karena tidak mengubah tabungan nasional ataupun investasi domestik. Untuk tingkat tabungan nasional dan investasi domestik yang diberikan, nilai tukar riil menyesuaikan untuk mempertahankan keseimbangan perdagangan, tanpa memperhatikan kebijakan perdagangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun kebijakan perdagangan tidak memengaruhi keseluruhan keseimbangan perdagangan negara, kebijakan ini memengaruhi beberapa perusahaan, industri, dan negara.

Dampak kebijakan perdagangan, oleh sebab itu, lebih bersifat ekonomi mikro daripada ekonomi makro. Meskipun pendorong kebijakan perdagangan terkadang memberikan klaim bahwa kebijakan ini dapat mengubah keseimbangan perdagangan negara, mereka biasanya lebih termotivasi oleh perhatian kepada perusahan atau industri tertentu. Perdagangan bebas memperkenankan ekonomi mengkhususkan untuk melakukan yang terbaik, membuat penduduk semua negara lebih sejahtera. Pembatasan perdagangan menghalangi keuntungan dari perdagangan dan, dengan demikian, mengurangi kemapanan keseluruhan ekonomi.

(17)

2.2.3 Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal

Pada bulan agustus 1983, ketidakstabilan politik terjadi di Filipina, termasuk pembunuhan pemimpin politik yang terkemuka, membuat pasar finansial dunia gelisah. Orang-orang mulai melihat Filipina sebagai negara yang kurang stabil dibandingkan dengan apa yang sebelumnya mereka pikirkan. Mereka memutuskan untuk menarik beberapa aset mereka keluar dari Filipina untuk memindahkannya ke Amerika Serikat dan “tempat berlindung yang aman” lainnya. Pergerakan dana yang besar dan tiba-tiba keluar dari suatu negara disebut dengan pelarian modal (capital flight).

Perubahan harga ini yang dihasilkan dari pelarian modal memengaruhi beberapa besaran makro yang penting. Turunnya nilai mata uang membuat ekspor lebih murah dan impor lebih mahal, mendorong keseimbangan perdagangan menuju surplus. Pada saat yang bersamaan, kenaikan tingkat suku bunga mengurangi tingkat investasi domestik yang memperlambat akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi.

Meskipun pelarian modal memiliki pengeruh yang besar pada negara tempat dimana modal keluar, ia juga memengaruhi pengaruhi negara-negara lain. Ketika modal mengalir keluar dari Filipina ke Amerika Serikat, misalnya, ia memiliki pengaruh yang berseberangan terhadap perekonomian AS, seperti pengaruhnya terhadap perekonomian Filipina. Khususnya, kenaikan pada arus keluar modal neto Filipina terjadi pada waktu yang sama dengan turunnya arus keluar modal neto AS. Saat nilai peso turun dan tingkat suku bunga Filipina naik, nilai dolar naik dan tingkat suku bunga AS turun. Ukuran pengaruh ini terhadap perekonomian AS terbilang kecil, bagaimanapun, karena ekonomi Amerika Serikat sangatlah besar dibandingkan dengan Filipina.

Peristiwa yang telah kita gambarkan di Filipina dapat terjadi pada setiap perekonomian di dunia, dan pada kenyataannya mereka mengalami ini dari waktu kewaktu . pada 1997, dunia belajar bahwa sistem perbankan dari beberapa perekonomian Asia, termasuk Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia, ada pada atau dekat dengan titik kebangkrutan, dan berita ini mendorong modal keluar dari negara-negara ini. Tahun 1998, pemerintah Rusia gagal membayar utangnya, mendorong para investor internasional untuk mengambil berapa pun uang yang dapat mereka ambil lari. Peristiwa yang sama ( tetapi lebih rumit ) terungkap di Argentina pada tahun 2002. Pada setiap kasus pelarian modal ini, terjadi kenaikan suku bunga riil dan turunnya nilai mata uang.

(18)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu ekonomi internasional merupakan topik yang semakin penting. Semakin banyak orang membeli barang yang dihasilkan di luar negeri dan menghasilkan barang untuk dijual di luar negeri. Melalui reksa dana dan institusi finansial lain, mereka meminjam dan meminjamkan barang di pasar finansia dunia. Sebagai hasilnya, sebuah analisis yang utuh mengenai suatu perekonomian membutuhkan pemahaman mengenai bagaimana perekonomian tersebut berinteraksi dengan perekonomian lain di dunia. Para pembuatan kebijakan dan komentator sering kali cepat menyalahkan orang asing atas persoalan-persoalan yang dihadapi dalam perekonomian suatu negara. Sebaliknya, para ekonom lebih sering melihat masalah ini tumbuh di dalam negeri, contohnya, para politisi sering membahas kompetisi asing merupakan sebuah ancaman terhadap standar hidup lokal. Para ekonom lebih mungkin menyesali rendahnya tingkat tabungan nasional. Tabungan yang rendah menghalangi pertumbuhan modal, produktivitas dan standar hidup, tanpa menghiraukan apakah perekonomian tersebut terbuka atau tertutup. Pihak asing merupakan sasaran empuk bagi para politisi karena menyalahkan pihak asing memberikan cara untuk menghindari tanggung jawab tanpa melecehkan penduduknya di dalam negeri.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory dkk. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Estimasi model VAR dengan menggunakan variabel inflasi, pertumbuhan jumlah uang beredar sempit (M1), pertumbuhan PDB riil, pertumbuhan nilai tukar riil, suku bunga

Menurut Bank of Japan, Nilai tukar efektif, baik nominal maupun riil adalah indikator untuk melihat daya saing internasional Japan Yen (mata uang domestik) dalam hal

Kurs juga sangat berpengaruh terhadap ekspor nilai tukar lainnya merupakan harga suatu mata uang dari suatu negara yang di ukur atau dinyatakan dalam mata uang

Hasil Estimasi model VAR dengan menggunakan variabel inflasi, pertumbuhan jumlah uang beredar sempit (M1), pertumbuhan PDB riil, pertumbuhan nilai tukar riil, suku bunga

Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan.

permintaan uang.jika hubungan dalam bentuk nominal ini akan di rubah dalam bentuk riil, maka: M/P = YL i Dari persamaan ini diketahui bahwa permintaan uang riil akan dipengaruhi oleh

DALAM EKONOMI TERBUKA Perubahan dapat memengaruhi daya saing ekspor dan impor, berdampak pada ekspor dan keseimbangan -Faktor-faktor global seperti perubahan dalam permintaan global

Penawaran dan permintaan uang asing dalam kaitannya dengan mata uang domestik menentukan nilai tukar di bawah sistem mata uang mengambang, yang memungkinkan perubahan terus-menerus..