BAB 8 KEPENDUDUKAN
8.1 Fakta dan Opini
Bacalah terlebih dahulu wacana berikut!
Ny. Imin Jual Sarung Buat Beli Beras...
Ny Imin (35) tampak tergesa-gesa membuka pintu rumahnya di Lingkungan Kramatnunggal, Kelurahan Sayang-sayang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Selasa (7/3) pukul 13.00, ketika ibu rumah tangga lainnya sibuk memasak di dapur, Imin baru kembali dari rumah salah seorang saudaranya untuk meminta daun kelor buat bahan sayur.
Akan tetapi, itu belum menjamin Ny Imin bersama tujuh anak dan suaminya, Murdan (40), bisa makan hari itu karena keluarga itu tidak punya uang buat membeli beras. Tetangganya pun, seperti biasa, belum ada yang menawari makanan.
“Empat hari lalu saya jual selembar kain seharga Rp 8.000 untuk beli beras,” kisah Ny Imin. Di Masyarakat Sasak Lombok waktu lalu pantang menjual harta bendanya, karena dianggap aib. Tetapi, Ny Imin tak mengenal aib seperti itu karena hanya sarung lusuh itu sebagai jawaban menyambung hidupnya. Suaminya hanya buruh di penggilingan padi, sedangkan upahnya tergantung pada jumlah konsumen yang menggilingkan gabah. Sekali tempo Murdan bisa mengantongi Rp 10.000, tetapi acap kali seharian keluar rumah ia pulang cuma membawa Rp 2.000-Rp 3.000.
Gambaran kemiskinan keluarga ini kian lengkap dilihat dari kondisi rumahnya yang berukuran 8 x 4 meter. “Kalau hujan, kami tidur sambil duduk, tidak bisa menggelar tikar karena atap rumah bocor,” ungkap Ny Imin.
Ny Imin adalah bagian dari warga miskin yang berjumlah 1.031.600 jiwa dari 4 juta penududuk NTB. Mereka umumnya mengais rezeki sebagai pekerja kasar. Seperti buruh bangunan, buruh pikul, dan buruh tani.
Banyak kalangan ibu rumah tangga melakukan mepes (mulung sisa bulir padi yang luput dirontokkan) di sawah yang baru saja dipanen.
Realitas terbalik
Realitas itu agaknya berbanding terbalik dengan sambutan Wakil Gubernur NTB, Bonyo Tamrin Rayes, pada Rapat Koordinasi Penyusunan Program Pembinaan dan Pembimbingan Industri Kecil dan Menengah Wilayah Regional II, 5 Maret, di Mataram. Ia menyebutkan, kondisi perekonominan NTB tumbuh positif pada semua sektor. Indikasinya ditandai laju pertumbuhan industri dan perdagangan yang cenderung naik. Untuk sektor industri, dari 5,88 persen tahun 2004 menjadi 7,33 persen tahun 2005, kemudian sektor perdagangan dari 5,68 persen menjadi 6,19 persen dalam periode tahun yang sama.
Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung dengan kenyataan hidup Ny Musinah, warga Dusun Datar, Lombok Barat, maupun Ny Raidah, warga Dusun Karang Bucu, Desa Bagek Polak, Lombok Barat. Saat ini panen padi berlangsung di beberapa tempat di Lombok. Harga beras pun mulai turun sejak akhir Januari lalu.
Harga beras yang semula Rp 5.000 turun jadi Rp 3.600 - Rp 3.800 per kg. Ini diharapkan bisa meringankan beban hidup warga di tengah kenaikan harga beberapa komoditas lain, tetapi daya beli mereka rendah.
Itulah yang memotivasi Ny Musinah dan Ny Raidah. Karena itu, nyaris mereka tak ada waktu di rumah. Pagi hingga siang hari, setelah memasak untuk keluarga, mereka pergi mepes. Mendekati tengah hari, mereka pulang untuk istirahat dan seusai magrib berangkat untuk mepes lagi, terkadang hingga dini hari.
Nasib yang harus dihadapi Ny Imin, Ny Musinah, Ny Raidah, dan lainnya hendaknya mampu menggugah pemerintah dan semua kalangan untuk mengatasi kemiskinan struktural warga pendesaan Gbr. 8.1
Ny Imin dan salah satu anaknya
Gbr. 8.2
Potret kemiskinan penduduk Indonesia di kota besar.
Te m p o , 4 O kt 0 4 K om p a s, 1 4 M a r 0 6
di NTB. Tak cukup hanya membuat argumentasi lewat angka-angka, yang tak menyelesaikan persoalan. (Khaerul Anwar)
Sumber: Kompas, 14 Maret 2006
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai fakta dan opini. Dalam dunia informasi sekarang, sering kita dibingungkan apakah suatu berita itu suatu fakta atau hanya sekedar opini. Sering kali suatu opini diyakini sebagai fakta. Untuk mengetahui perbedaan antara fakta dan opini, perhatikan beberapa kalimat yang terdapat pada wacana di atas!
1. Ny. Imin adalah bagian dari warga miskin yang
berjumlah 1.031.600 jiwa dari 4 juta penduduk NTB
2. Gambaran kemiskinan ini kian lengkap dilihat dari
rumahnya yang berukuran 8X4 meter.
3. “Kalau hujan kami tidur sambil duduk, tidak bisa menggelar tikar karena atap rumah bocor,” ungkap Ny. Imin.
4. Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung dengan kenyataan hidup Ny. Musniah warga Dusun Datar, Lombok Barat maupun Ny. Raidah warga Dusun Karang Bucu, Desa Bagek Polak, Lombok Barat.
5. Nasib yang harus dihadapi Ny. Imin, Ny. Musniah, Ny. Raidah, dan lainnya,hendaknya mampu menggunggah pemerintah dan semua kalangan untuk mengatasi kemiskinan struktural warga pedesaan di NTB.
6. Tak cukup hanya membuat argumentasi lewat angka-angka, yang tak mampu menyelesaikan persolan.
Kalimat 1,2, dan 3 termasuk kalimat fakta, sedangkan kalimat 4, 5, dan 6 termasuk kalimat opini atau pendapat. Kata-kata yang bercetak tebal merupakan ciri dari jenis kalimat tersebut.
Kalimat opini dibedakan menjadi kalimat opini perorangan dan opini umum. Untuk dapat membedakannya, perhatikan kalimat berikut:
1. Menurut para ahli, penduduk Indonesia pada tahun 2010 akan mencapai 300 juta. (Opini perorangan)
2. Menghisap rokok secara berlebihan akan merugikan diri sendiri dan orang lain yang berada di dekatnya. (Opini umum)
Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan tentang fakta dan opini adalah:
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Faktaadalah ... Kata penanda fakta yaitu ...Opiniadalah ... Kata penanda opini yaitu ...
1. Carilah kalimat fakta dan opini yang lainnya dari wacana Ny. Imin Jual Sarung buat Beli Beras... dan tentukan juga kata penandanya! kerjakan dalam bentuk tabel, seperti TABEL A
pada hal. 110!
2. Susunlah lima kalimat yang berisi fakta dan lima kalimat yang berisi opini!
3. Carilah kolom Pojok Kompas karya Mang Usil, kemudian Anda tentukan mana kalimat fakta dan mana kalimat opini! 4. Bagaimana komentar Anda
tentang isinya?
5. Buatlah opini Anda seperti yang
dicontohkan Mang Usil
berda-sarkan wacana Ny. Imin Jual Sarung buat Beli Beras! 6. Bacalah hasil karya Anda di
de-pan kelas, siswa lain memberi komentar!
1. Bacalah surat pembaca Kom-pas, Mei 2006 pada halaman 110!
Apa komentar Anda tentang surat pembaca tersebut? Ada-kah unsur fakta dan opininya? Tuliskan fakta atau opini yang ada!
2. Buatlah dua surat pembaca berdasarkan fakta yang Anda baca atau Anda lihat dalam ke-seharian Anda! Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Kalimat Opini Kata Penanda Opini
a. Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung dengan kenyataan hidup Ny. Musniah warga Dusun Datar, Lombok Barat maupun Ny. Raidah warga Dusun Karang Bucu Desa Bagek Polak, Lombok Barat.
a. agaknya tidak nyambung
b. ...
Kalimat Fakta Kata Penanda Fakta
a. Gambaran kemiskinan ini kian lengkap dilihat dari rumahnya yang berukuran 8X4 meter.
b. ... c. dst.
a. rumahnya yang berukuran 8X4 meter b. ...
Ledakan Misterius di Polda Metro
Pada Senin, 1 Mei 2006, ketika ada urusan di kantor Polda Metro Jaya di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, saya terkejut dan panik dengan adanya ledakan yang cukup keras. Para petugas, baik petugas Polri maupun sipil Polda Metro Jaya, juga terlihat panik. Setelah bertanya ke sana ke mari, akhirnya dapat diketahui sumber ledakan terjadi di kantor Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang menghadap ke Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Tidak jelas ledakan apa yang terjadi bertepatan dengan Hari Buruh tersebut. Sampai hari berikutnya (2 Mei), ledakan yang terjadi dua kali dan cukup keras serta membuat panik para petugas maupun masyarakat yang sedang berada di Polda Metro Jaya itu tetap “gelap”. Penasaran dengan ledakan yang terjadi lepas tengah hari itu, saya pada hari berikutnya membeli beberapa koran terbitan Ibu Kota, namun tidak satu pun yang memberitakan tentang ledakan tersebut.
Seharusnya pihak berwenang, dalam hal ini Polda Metro Jaya, membuat penjelasan resmi kepada media massa agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas.
Soepardjo, Tebet Barat, Jakarta Selatan
Surat pembaca Kompas, Mei 2006
TABEL A