• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI BEBAN DAERAH 1. Definisi

Dalam dokumen KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH (Halaman 39-43)

2) dana darurat disajikan sebesar hak atau realisasi penerimaan pada RKUD.

3) lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan disajikan sebesar hak atau realisasi penerimaan pada RKUD.

5. Penyajian

Pendapatan Daerah-LO disajikan pada Laporan Operasional sesuai klasifikasi dalam Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan yang mengatur mengenai Kode Rekening.

D. AKUNTANSI BEBAN DAERAH

3. Pengakuan

Beban Daerah diakui pada saat:

a. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat terdapat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu.

b. Terjadinya konsumsi aset.

Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat terjadinya:

1) pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban; dan/atau

2) konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah.

c. Timbulnya kewajiban.

Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain kepada Pemerintah Daerah tanpa diikuti keluarnya kas dari Kas Umum Daerah. Timbulnya kewajiban antara lain diakibatkan penerimaan manfaat ekonomi dari pihak lain yang belum dibayarkan atau akibat perjanjian dengan pihak lain atau karena ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pengukuran

Nilai uang sebagai jumlah yang dibukukan pada akun Beban Daerah adalah sebagai berikut:

a. Beban Operasi

1) Beban Pegawai disajikan sebesar pembayaran atau kewajiban pembayaran untuk pegawai berupa gaji, tunjangan, tambahan penghasilan lainnya bagi PNS dan anggota DPRD.

2) Beban Barang dan Jasa disajikan sebesar tagihan belanja atau tagihan kewajiban pembayaran belanja barang dan jasa oleh pihak ketiga dan/atau perhitungan akuntansi belanja modal yang tidak memenuhi kapitalisasi aset. Pengukuran beban barang dan jasa mencakup harga beli dan biaya pendukungnya. Beban Barang dan Jasa disajikan ke dalam kategori sebagai berikut:

a) Beban Barang;

Beban Barang disajikan sebesar tagihan belanja atau tagihan kewajiban pembayaran belanja barang oleh pihak ketiga, perhitungan akuntansi belanja modal yang tidak memenuhi kapitalisasi aset atau pemakaian persediaan berdasarkan transaksi mutasi keluar penggunaan persediaan dan penyesuaian dalam hal berdasarkan hasil inventarisasi fisik terdapat perhitungan perbedaan pencatatan persediaan.

b) Beban Jasa;

Beban jasa disajikan sebesar tagihan belanja atau tagihan kewajiban pembayaran belanja jasa oleh pihak ketiga dan/atau perhitungan akuntansi belanja modal yang tidak memenuhi kapitalisasi aset.

c) Beban Pemeliharaan;

Beban pemeliharaan disajikan sebesar tagihan belanja atau tagihan kewajiban pembayaran belanja pemeliharaan oleh pihak ketiga dan/atau perhitungan akuntansi belanja modal yang tidak memenuhi kapitalisasi aset.

d) Beban Perjalanan Dinas;

Beban perjalanan dinas disajikan sebesar belanja perjalanan dinas dan/atau tagihan kewajiban pembayaran belanja perjalanan dinas oleh pihak ketiga.

e) Beban Uang dan/atau Jasa untuk Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat.

Beban Uang dan/atau Jasa untuk Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat disajikan sebesar tagihan belanja atau tagihan kewajiban pembayaran belanja uang dan/atau jasa untuk diserahkan kepada pihak ketiga/pihak lain/masyarakat.

3) Beban Bunga disajikan sebesar pengeluaran atau kewajiban untuk pembayaran bunga (interest) atas pokok pinjaman (principal outstanding) yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang berdasarkan tarif yang sudah ditentukan (interest rate), termasuk denda yang merupakan pembayaran imbalan bunga atas kelalaian Pemerintah Daerah membayar kembali pengembalian kelebihan pajak (restitusi). Pembayaran bunga tersebut dipisahkan dari pembayaran pokok pinjaman yang disajikan sebagai pengeluaran pembiayaan.

4) Beban Subsidi disajikan sebesar pengeluaran atau kewajiban untuk membantu biaya produksi yang diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan agar harga jual produk/jasa yang dihasilkan dapat dijangkau oleh masyarakat.

5) Beban Hibah disajikan sebesar pengeluaran atau kewajiban yang didasarkan pada perjanjian hibah daerah yang merupakan pemberian uang/barang/jasa dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah lainnya, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, kepada Badan, Lembaga, Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia atau kepada Badan dan Lembaga yang Bersifat Nirlaba, Sukarela dan Sosial yang Dibentuk Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya bersifat tidak wajib dan tidak mengikat. Untuk Hibah berupa barang/jasa disajikan sebesar pengeluaran atau kewajiban untuk memperoleh barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga.

6) Beban Bantuan Sosial disajikan sebesar pengeluaran atau kewajiban yang merupakan pemberian bantuan sosial berupa uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat dan/atau Lembaga Non Pemerintahan (Bidang Pendidikan, Keagamaan dan Bidang Lainnya) yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Untuk bantuan sosial berupa barang disajikan sebesar pengeluaran atau kewajiban untuk memperoleh barang yang akan diserahkan kepada penerima bantuan sosial.

7) Beban Penyisihan Piutang disajikan sebesar bagian dari penyisihan piutang tak tertagih yang harus diakui pada Periode Pelaporan dengan memperhatikan kualitas piutang.

b. Beban Penyusutan dan Amortisasi meliputi penyusutan atas Aset Tetap dan amortisasi Aset Tak Berwujud. Beban Penyusutan Aset Tetap disajikan sebesar perhitungan penurunan Aset tetap akibat pemakaian dalam 1 (satu) periode atau karena berlalunya waktu.

Penurunan nilai dihitung berdasarkan alokasi sistematis (dengan metode garis lurus) nilai perolehan Aset tetap selama masa

manfaatnya. Jumlah beban penyusutan Aset tetap dari 1 (satu) periode akan menambah jumlah akumulasi penyusutan yang merupakan contra account Aset tetap pada Neraca. Beban amortisasi Aset Tak Berwujud disajikan sebesar perhitungan penurunan nilai Aset Tak Berwujud akibat pemakaian dalam 1 (satu) periode atau karena berlalunya waktu. Penurunan nilai dihitung berdasarkan alokasi sistematis (dengan metode garis lurus) nilai perolehan Aset Tak Berwujud selama masa manfaatnya. Jumlah Beban amortisasi Aset Tak Berwujud dari 1 (satu) periode akan menambah jumlah akumulasi amortisasi yang merupakan contra account Aset Tak Berwujud pada Neraca.

c. Beban Transfer disajikan sebesar pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari Pemerintah Daerah kepada Entitas Pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

d. Beban Tak Terduga meliputi beban yang tidak termasuk dalam kelompok beban operasional, beban penyusutan dan amortisasi, beban transfer dan beban luar biasa.

5. Penyajian

Beban Daerah disajikan pada Laporan Operasional sesuai klasifikasi dalam Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan yang mengatur mengenai Kode Rekening.

Dalam dokumen KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH (Halaman 39-43)

Dokumen terkait