Piutang adalah hak Pemerintah Daerah untuk menerima pembayaran dari entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Penyisihan piutang tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain. Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak bersifat akumulatif tetapi diterapkan setiap akhir periode anggaran sesuai perkembangan kualitas piutang.
2. Klasifikasi dan Jenis Piutang
Piutang dibagi dalam klasifikasi sebagai berikut:
a. Piutang Pajak Daerah
Piutang Pajak Daerah terdiri dari Piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Piutang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Piutang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Piutang Pajak Air Permukaan, Piutang Pajak Rokok, Piutang Pajak Hotel, Piutang Pajak Restoran, Piutang Pajak Hiburan, Piutang Pajak Reklame, Piutang Pajak Penerangan Jalan, Piutang Pajak Parkir, Piutang Pajak Air Tanah, Piutang Pajak Sarang Burung Walet, Piutang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBBP2), Piutang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan piutang pajak lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Piutang Retribusi Daerah
Piutang Retribusi Daerah terdiri dari Piutang Retribusi Jasa Umum, Piutang Retribusi Jasa Usaha, Piutang Retribusi Perizinan Tertentu dan piutang retribusi lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terdiri dari Piutang Bagian Laba yang Dibagikan kepada Pemerintah Daerah (Dividen) atas Penyertaan Modal pada BUMN, Piutang Bagian Laba yang Dibagikan kepada Pemerintah Daerah (Dividen) atas Penyertaan Modal pada BUMD, Piutang Bagian Laba yang Dibagikan kepada Pemerintah Daerah (Dividen) atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Swasta.
d. Piutang Lain-lain PAD yang Sah
Piutang Lain-lain PAD yang Sah terdiri dari Piutang Hasil Penjualan BMD yang Tidak Dipisahkan, Piutang Hasil Selisih Lebih Tukar Menukar BMD yang Tidak Dipisahkan, Piutang Hasil Pemanfaatan BMD yang Tidak Dipisahkan, Piutang Hasil Kerja Sama Daerah, Piutang Jasa Giro, Piutang Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, Piutang Pendapatan Bunga, Piutang Penerimaan atas Tuntutan Ganti Kerugian Keuangan Daerah, Piutang Penerimaan Komisi, Potongan atau Bentuk Lain, Piutang Penerimaan Keuntungan dari Selisih Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Asing, Piutang Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Piutang Pendapatan Denda Pajak Daerah, Piutang Pendapatan Denda Retribusi Daerah, Piutang Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan, Piutang Pendapatan dari Pengembalian, Piutang Pendapatan BLUD, Piutang Pendapatan Denda Pemanfaatan BMD yang Tidak Dipisahkan, Piutang Pendapatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Piutang Pendapatan Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, Piutang Pendapatan Berdasarkan Putusan Pengadilan (Inkracht), Piutang Pendapatan Denda atas Pelanggaran Peraturan Daerah, Piutang Pendapatan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf.
e. Piutang Transfer Pemerintah Pusat
Piutang Transfer Pemerintah Pusat terdiri dari Piutang Dana Perimbangan, Piutang Dana Insentif Daerah (DID) dan piutang transfer Pemerintah Pusat lainnya sesuai ketentuan perundang- undangan.
f. Piutang Transfer Antar Daerah
Piutang Transfer Antar Daerah terdiri dari Piutang Bagi Hasil, Piutang Bantuan Keuangan dan piutang transfer antar daerah lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan.
g. Piutang Lainnya
Piutang Lainnya terdiri dari Bagian Lancar Tagihan Jangka Panjang, Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka Panjang, Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah, Uang Muka.
3. Pengakuan
a. Pengakuan Piutang
Piutang diakui saat timbul klaim/hak untuk menagih uang atau manfaat ekonomi lainnya kepada entitas lain. Piutang dapat diakui ketika:
1) diterbitkan surat ketetapan/naskah perjanjian/Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM)/surat ketetapan lainnya/dokumen yang sah lainnya;
2) telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan;
3) untuk piutang transfer pemerintah pusat dan piutang transfer antar daerah, piutang diakui apabila berdasarkan peraturan atau surat ketetapan yang telah diterbitkan terdapat jumlah yang sampai dengan akhir tahun belum ditransfer dan hal ini diakui oleh entitas bersangkutan dengan menerbitkan dokumen yang sah; dan
4) terhadap piutang yang berdasarkan ketentuan perundang- undangan, penagihannya diserahkan kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), pengakuan atas piutang tersebut tetap tercatat pada Perangkat Daeah yang bersangkutan, dengan pengertian tidak terjadi pengalihan pengakuan atas piutang tersebut.
b. Pemberhentian Pengakuan Piutang
Secara umum penghentian pengakuan piutang dilakukan dengan cara membayar tunai (pelunasan) atau melaksanakan sesuatu sehingga tagihan tersebut selesai/lunas. Penghentian pengakuan piutang juga dapat dilakukan dengan cara penghapusan piutang.
Penghapuan piutang merupakan kebijakan Pemerintah Daerah berdasarkan proses dan keputusan akuntansi yang berlaku agar nilai piutang dapat dipertahankan sesuai dengan net realizable value-nya. Kriteria dan tata cara penghapusan piutang diatur oleh peraturan Wali Kota tersendiri.
4. Pengukuran
Pengukuran piutang pendapatan adalah sebagai berikut:
a. dicatat sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang telah terbitkan surat ketetapannya;
b. dicatat sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan; dan
c. dicatat sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum diterbitkan penetapannya.
5. Penyajian
Piutang disajikan pada Neraca sesuai klasifikasi dalam Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan yang mengatur mengenai Kode Rekening sebagai berikut:
a. disajikan sebagai Aset Lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan ke depan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan; dan
b. disajikan sebagai Aset Lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi diatas12 (dua belas) bulan berikutnya.
Piutang dicatat sebesar nilai nominal yang dapat direalisasikan (netrealizable value), kecuali piutang berupa Beban Dibayar Di Muka.
Net realizable value dihitung dengan menandingkan nilai nominal piutang dengan penyisihan piutang tak tertagih. Untuk menghitung penyisihan piutang tak tertagih tersebut digunakan metode umur piutang (aging method) dengan memperhatikan ketentuan persentase ketidaktertagihan piutang, sebagai berikut:
a. Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Piutang selain Retribusi dan Dana Bergulir
STATUS PIUTANG LANCAR KURANG
LANCAR DIRAGUKAN MACET
Kurang dari 1 Tahun 0,5%
1 s/d 2 Tahun 10%
Lebih dari 2 Tahun s/d 5
Tahun 50%
Lebih dari 5 Tahun 100%
b. Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Retribusi Daerah
STATUS PIUTANG LANCAR KURANG
LANCAR DIRAGUKAN MACET
Sampai dengan 1 Bulan 0,5%
Lebih dari 1 Bulan s/d 3
Bulan 10%
Lebih dari 3 Bulan s/d 12
Bulan 50%
Lebih dari 12 Bulan 100%
c. Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Dana Bergulir
STATUS PIUTANG LANCAR KURANG
LANCAR DIRAGUKAN MACET
Sampai dengan 1 Tahun 0,5%
Lebih dari 1 Tahun s/d 3
Tahun 10%
Lebih dari 3 Tahun s/d 5
Tahun 50%
Lebih dari 5 Tahun 100%
Dalam hal piutang yang berasal dari dana transfer baik Piutang Dana Transfer Pemerintah Pusat maupun Piutang Dana Transfer Antar Daerah tidak dilakukan penyisihan Piutang disebabkan adanya kepastian dalam pelunasan sebelum jangka waktu 12 bulan.
Pemerintah Daerah dapat menyajikan penyisihan piutang tak tertagih terhadap Piutang Dana Transfer Pemerintah Pusat maupun Piutang Dana Transfer Antar Daerah dengan menggunakan metode umur piutang (aging method) sebagaimana tersebut dalam table di atas apabila terjadi ketidakpastian dalam penyelesaiannya. Hal ini dilakukan agar penyajian Piutang berdasarkan nilai nominal yang dapat direalisasikan (netrealizable value) dapat dilakukan sesuai ketentuan.
E. AKUNTANSI PERSEDIAAN