• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR LAPORAN ARUS KAS

Dalam dokumen KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH (Halaman 98-103)

Unsur yang dicakup dalam LAK berupa:

1. penerimaan kas, yaitu semua aliran kas masuk ke BUD (arus masuk);

dan

2. pengeluaran kas, yaitu semua aliran kas keluar dari BUD (arus keluar).

LAK disusun dengan menggunakan metode langsung yaitu dengan menyajikan penerimaan dan pengeluaran Kas dan Setara Kas bruto sesuai dengan aktivitas yang menyebabkan perubahan Kas dan Setara Kas bruto. Struktur LAK diklasifikasikan menjadi:

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran Kas dan Setara Kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama 1 (satu) periode Akuntansi, termasuk perolehan atau pelepasan surat berharga yang tergolong sebagai Setara Kas.

a. Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi terutama diperoleh dari:

1) Penerimaan Pajak Daerah;

2) Penerimaan Retribusi Daerah;

3) Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan;

4) Penerimaan Lain-Lain Pad Yang Sah;

5) Penerimaan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat;

6) Penerimaan Pendapatan Transfer Antar Daerah;

7) Penerimaan Pendapatan Hibah;

8) Penerimaan Dana Darurat; dan

9) Penerimaan Lain-lain Pendapatan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

b. Arus Keluar Kas untuk Aktivitas Operasi terutama digunakan untuk:

1) Pengeluaran Pembayaran Belanja Pegawai;

2) Pengeluaran Pembayaran Belanja Barang dan Jasa;

3) Pengeluaran Pembayaran Belanja Bunga;

4) Pengeluaran Pembayaran Belanja Subsidi;

5) Pengeluaran Pembayaran Belanja Subsidi;

6) Pengeluaran Pembayaran Belanja Hibah;

7) Pengeluaran Pembayaran Belanja Bantuan Sosial;

8) Pengeluaran Pembayaran Belanja Modal Tanah;

9) Pengeluaran Pembayaran Belanja Modal Peralatan dan Mesin;

10) Pengeluaran Pembayaran Belanja Modal Gedung dan Bangunan;

11) Pengeluaran Pembayaran Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi;

12) Pengeluaran Pembayaran Belanja Modal Aset Tetap Lainnya;

13) Pengeluaran Pembayaran Belanja Tidak Terduga;

14) Pengeluaran Pembayaran Belanja Bagi Hasil; dan 15) Pengeluaran Pembayaran Belanja Bantuan Keuangan.

c. Arus Kas Bersih Aktivitas Operasi yang dihitung sebagai selisih Arus Kas Masuk dengan Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas.

a. Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investasi terdiri dari:

1) Penerimaan Penjualan atas Tanah;

2) Penerimaan Penjualan atas Peralatan dan Mesin;

3) Penerimaan Penjualan atas Gedung dan Bangunan;

4) Penerimaan Penjualan atas Jalan, Jaringan dan Irigasi;

5) Penerimaan Penjualan atas Aset Tetap Lainnya;

6) Penerimaan Penjualan atas Aset Lainnya;

7) Penerimaan Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan;

dan

8) Penerimaan Pencairan Dana Cadangan.

b. Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi 1) Pengeluaran Perolehan Aset Tanah;

2) Pengeluaran Perolehan Aset Peralatan dan Mesin;

3) Pengeluaran Perolehan Aset Gedung dan Bangunan;

4) Pengeluaran Perolehan Aset Jalan, Jaringan dan Irigasi;

5) Pengeluaran Perolehan Aset Aset Tetap Lainnya;

6) Pengeluaran Perolehan Aset Lainnya;

7) Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah;

8) Pengeluaran Pembelian Investasi dalam Bentuk Sekuritas;

dan

9) Pengeluaran Pembentukan Dana Cadangan.

c. Arus Kas Bersih Aktivitas Investasi merupakan selisih Arus Kas Masuk dengan Arus Kas Keluar dari Aktivitas Investasi.

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka panjang.

a. Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan antara lain:

1) Penerimaan Pinjaman Daerah dari Pemerintah Pusat;

2) Penerimaan Pinjaman Daerah dari Pemerintah Daerah Lain;

3) Penerimaan Pinjaman Daerah dari Lembaga Keuangan Bank (LKB);

4) Penerimaan Pinjaman Daerah dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB);

5) Penerimaan Pinjaman Daerah dari Masyarakat;

6) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah kepada Pemerintah Pusat;

7) Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah kepada Pemerintah Daerah Lainnya;

8) Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMD;

9) Penerimaan Kembali Pinjaman kepada BUMN;

10) Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Koperasi;

11) Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Masyarakat; dan 12) Penerimaan Kembali Dana Bergulir kepada BLUD.

b. Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan antara lain:

1) Pengeluaran Pembayaran Pinjaman Daerah dari Pemerintah Pusat;

2) Pengeluaran Pembayaran Pinjaman dari Pemerintah Daerah Lain;

3) Pengeluaran Pembayaran Pinjaman Daerah dari Lembaga Keuangan Bank (LKB);

4) Pengeluaran Pembayaran Pinjaman Daerah dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB);

5) Pengeluaran Pembayaran Pinjaman Daerah dari Masyarakat;

6) Pengeluaran Pemberian Pinjaman Daerah kepada Pemerintah Pusat;

7) Pengeluaran Pemberian Pinjaman Daerah kepada Pemerintah Daerah Lainnya;

8) Pengeluaran Pemberian Pinjaman Daerah kepada BUMD;

9) Pengeluaran Pemberian Pinjaman Daerah kepada BUMN;

10) Pengeluaran Pemberian Pinjaman Daerah kepada Koperasi;

11) Pengeluaran Pemberian Pinjaman Daerah kepada Masyarakat;

dan

12) Pengeluaran Pemberian Dana Bergulir melalui BLUD.

c. Arus Kas Bersih Aktivitas Pendanaan merupakan selisih Arus Kas Masuk dengan Arus Kas Keluar dari Aktivitas Pendanaan.

4. Aktivitas Transitoris

Aktivitas Transitoris adalah Aktivitas Penerimaan dan Pengeluaran Kas dan Setara Kas bruto yang tidak termasuk dalam Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan.

a. Arus Masuk Kas dari Aktivitas Transitoris antara lain:

1) penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK); dan

2) kiriman uang masuk, misalnya penerimaan kembali uang persediaan dari bendahara pengeluaran.

b. Arus Keluar Kas dari Aktivitas Transitoris antara lain:

1) penyetoran Perhitungan Pihak Ketiga (PFK); dan

2) kiriman uang keluar, misalnya pemberian uang persediaan kepada bendahara pengeluaran.

c. Arus Kas Bersih Aktivitas Transitoris merupakan selisih Arus Kas Masuk dengan Arus Kas Keluar dari Aktivitas Transitoris.

5. Kenaikan/Penurunan Bersih Kas selama Periode

Kenaikan/Penurunan Bersih Kas selama Periode adalah jumlah Kenaikan/Penurunan Bersih Kas selama periode pelaporan yang merupakan penjumlahan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi, Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi, Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan dan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris.

6. Saldo Awal/Akhir Kas setara Kas

Saldo Awal/Akhir Kas setara Kas merupakan jumlah Saldo Awal/Akhir kas berkenaan sesuai Jenis Kas berpedoman pada klasifikasi dalam Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan yang mengatur mengenai Kode Rekening.

BAB IX

KEBIJAKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI DAN OPERASI YANG

TIDAK DILANJUTKAN A. TUJUAN

Kebijakan Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Operasi Yang Tidak Dilanjutkan bertujuan untuk menetapkan perlakuan Kebijakan Pemerintah Daerah dalam penerapan Kebijakan Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Operasi Yang Tidak Dilanjutkan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, untuk memenuhi tujuan akuntabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam dokumen KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH (Halaman 98-103)

Dokumen terkait