TUGU MALL DAN HOTEL BERASTAGI BERKONSEP GREEN BUILDING
5. PEMBAHASAN 1 Data Penelitian
5.2 Analisa Data
1. Bandar Udara Ahmad Yani
Gambar 5 Denah lantai 1 Bandar Udara Adi Soemarmo
Sumber: adisoemarmo-airport.com
Gambar 6 Denah lantai 2 Bandar Udara Adi Soemarmo
Sumber: adisoemarmo-airport.com
Gambar 7 Denah lantai 3 Bandar Udara Adi Soemarmo
Sumber: adisoemarmo-airport.com
Gambar 8 Denah Bandar Udara Adi Sucipto
Sumber: adisutjipto-airport.com
Gambar 9 Denah lantai 1 Bandar Udara Ahmad Yani
Sumber: Analisa Pribadi
ANALISA POLA SIRKULASI KEBERANGKATAN PENUMPANG PADA BANDAR UDARA STUDI KASUS : BANDAR UDARA AHMAD YANI, BANDAR UDARA ADI SUCIPTO DAN BANDAR UDARA ADI SOEMARMO
• Jalur Sirkulasi Keberangkatan
Pada Bandar udara Ahmad Yani menggunakan pola sirkulasi Linear.
Pola sirkulasi lantai 2 ini jalur sirkulasi keberangkatan mengikuti penataan ruang yang pada bangunan, terlihat pada gambar ruangan-ruangan disusun sedemikian rupa hingga antar ruang terbentuk alur pola sirkulasi.
• Lift Pada Bangunan
Penggunaan lift di pada sisi kiri bangunan terdapat 3 buah lift yang menghubungkan antar lantai yang diperuntukkan terutama bagi lansia serta penyandang difabel, hal ini tentunya membuat orang-orang difabel dan lansia merasa nyaman tidak perlu susah untuk berjalan jauh menuju ke area tunggu keberangkatan
• Ramp Bangunan.
Ramp pada bangunan terletak di area hall keberangkatan sebagai akses utama dan penghubung antar lantai satu dan dua, hal ini memudahkan pengguna seperti pengguna kursi roda, membawa trolley, membawa barang bawaan (koper, tas, dll), hal ini karean ramp bersifat universal yang bisa digunakan oleh semua pengguna.
Pada Bandar Udara Ahmad Yani ini perkiraan jarak yang dilalui pengguna dmulai dari entrance bangunan sampai menuju ke ruang tunggu keberangkatan melalui jalur utama adalah kurang lebih 150 meter dengan waktu tembuh kurang lebih 10 menit, dengan catatan terdapat pengecekan security pada beberapa bagian. Selain itu, penggunaan pola sirkulasi linear yang lurus dan hanya 1
cabang untuk menuju ke ruang tunggu keberangkatan ini terkesan membuat jalur sirkulasi menjadi pendek sehingga membuat nyaman pengguna.
2. Bandar Udara Adi Soemarmo
• Jalur Sirkulasi Keberangkatan
Pada area Bandar udara Adi Soemarmo menggunakan pola sirkulasi campuran dikarenakan menggunakan lebih dari satu pola sirkulasi dapat dilihat dari banyaknya jalur dan cabang-cabnag dari sirkulasi tersebut.
• Lift Pada Bangunan
Penggunaan lift pada sisi tengah bangunan di area keberangkatan terdapat 1 buah lift dari masing- masing lantai yang diperuntukkan terutama bagi lansia serta penyandang
Gambar 10 Denah lantai 2 Bandar Udara Ahmad Yani
Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 11 Denah lantai 1 Bandar Udara Adi Soemarmo
Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 12 Denah lantai 2 Bandar Udara Adi Soemarmo
Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 13 Denah lantai 3 Bandar Udara Adi Soemarmo
Sumber: Analisa Pribadi
difabel, hal ini tentunya membuat orang-orang difabel dan lansia merasa nyaman tidak perlu susah untuk berjalan jauh menuju ke area tunggu keberangkatan
• Ramp Bangunan
Ramp pada bangunan diletakkan pada area entrance bangunan serta pada area leveling lantai bangunan, hal ini memudahkan pengguna seperti pengguna kursi roda, membawa trolley, membawa barang bawaan (koper, tas, dll), hal ini karean ramp bersifat universal yang bisa digunakan oleh semua pengguna.
• Escalator
Escalator diletakkan pada area hall keberangkatan sebagai akses utama dan penghubung antar lantai.
Escalator yang digunakan berjenis flat escalator hal ini memudahkan pengguna seperti pengguna kursi roda, membawa trolley, membawa barang bawaan (koper, tas, dll), hal ini karean escalator bersifat universal yang bisa digunakan oleh semua pengguna.
Pada Bandar Udara Adi Soemarno ini perkiraan jarak yang dilalui pengguna dmulai dari entrance bangunan sampai menuju ke ruang tunggu keberangkatan melalui jalur utama adalah kurang lebih 250 meter dengan waktu tembuh kurang lebih 15 menit, dengan catatan terdapat pengecekan security pada beberapa bagian. Selain itu, penggunaan pola sirkulasi campuran diakrenakan menggunakan lebih dari 1 pola sirkulasi.
Selain dikarenakan merupakan bangunan 3 lantai, penggunaan pola sirkulasi tersebut terkesan membuat akses menjadi lebih panjang
3. Bandar Udara Adi Sucipto
• Jalur Sirkulasi Keberangkatan
Pada area terminal Bandar udara Adi Sucipto menggunakan pola sirkulasi Linear hal ini menciptakan rentetan ruang sejajar di sekitar area sirkulasi.
• Ramp Bangunan
Ramp pada bangunan diletakkan pada area area entrance ruang tunggu keberangkatan sebagai leveling lantai, hal ini memudahkan pengguna seperti pengguna kursi roda, membawa trolley, membawa barang bawaan (koper, tas, dll), hal ini karean ramp bersifat universal yang bisa digunakan oleh semua pengguna.
Pada Bandar Udara Adi Sucipto ini perkiraan jarak yang dilalui pengguna dmulai dari entrance bangunan sampai menuju ke ruang tunggu keberangkatan melalui jalur utama adalah kurang lebih 120 meter dengan waktu tembuh kurang lebih 8 menit, dengan catatan terdapat pengecekan security pada beberapa 5.3 Perbandingan
Analisia perbandingan sirkulasi pada masing- masing adalah sebagai berikut :
Bandar Udara Ahmad Yani
Bandar Udara Adi Soemarmo
Bandar Udara Adi
Sucipto Menggunakan
pola sirkulasi Linear Memiliki kelebihan jalur sirkulasi terkesan pendek serta tidak
membingungk an pengguna Kelemahan yang ada pada bandara ini adalah pada lantai 2 penataan ruang ruang yang membuat sirkulasi
Menggunakan pola sirkulasi campuran Memiliki kelebihan pola sirkulasi bervariasi, penataan bagi ruang-ruang disekitarnya menjadi lebih luas
Kelemahan yang terdapat dari adalah jalur sirkulasi yang
walaupun bervariasi tetapi terdapat
Menggunaka n pola sirkulasi Linear Memiliki kelebihan jalur sirkulasi terkesan pendek serta tidak membingung kan
pengguna Kelemahan yang etrlihat dari denah bandara ini adalah runagan- ruangan seperti ruang kensesnsi Gambar 14 Denah Bandar Udara
Adi Sucipto Sumber: Analisa Pribadi
ANALISA POLA SIRKULASI KEBERANGKATAN PENUMPANG PADA BANDAR UDARA STUDI KASUS : BANDAR UDARA AHMAD YANI, BANDAR UDARA ADI SUCIPTO DAN BANDAR UDARA ADI SOEMARMO mengikuti
penataan ruang tersebut Terdapat 3 lift pada area keberangkata n yang tentunya tidak akan
membuat pengguna seperti lansia dan
penyandang difabel mengatri terlalu lama Penggunaan ramp pada sebagai akses utama dari lantai menuju ke lantai 2 terkesan membuat lelah pengguna
beberapa cabangs pada jalur sehingga membuat bingung bangunan jika saja tidak dilengkapi dengan penanda.
Hanya terdapat 1 lift pada area keberangkata n membuat pengguna merasa kurang nyaman akibat padatnya antrian Penggunaan escalator untuk mempermuda h serta mempercepat waktu perjalanan
yang hanya terdapat sedikit akibat jalur sirkulasi yang terlalu pendek
6. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisa adalah alur sirkulasi dari masing- masing bandara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini secara tidak langsung tentunya berpengaruh pada kenyamanan pengguna.
• Penggunaan pola sirkulasi linear membuat bandara terkesan memiliki jalur sirkulasi yang relative pendek ditambah dengan penataan ruang- ruang disekitarnya yang mengikuti polasirkulasi tersebut dinilai lebih efektif.
• Penggunaan pola sirkulasi campuran terkesan kurang efektif, meskipun begitu poal srikulasi ini memiliki kelebihan tersendiri yaitu jalur terkesan variatif. Penggunaan pola sirkulasi ini cocok digunakan pada
bandara dengan luas bangunan yang besar
• Penggunaan escalator sebagai penghubung antar ruang sangat penting daripada penggunaan ramp sebagai penghubung seperti pada Bandar Udara Ahmad Yani, hal ini memengaruhi pengguna secara fisik.
Penggunaan escalator akan mengurangi penggunaan fisik yang berlebihan serta mempersingkat waktu, sedangkan ramp akan memerlukan tenaga yang banyak serta waktu yang relative panjang
• Penggunaan lift sangat berpengaruh bagi pengguna seperti lansia dan penyandang difabel. Pada Bandar Udara Ahmad Yani terdapat 3 buah lift, sedangkan pada Bandar Udara Adi Soemarmo hanya terdapat 1 buah lift.
Hal ini berpengaruh pada jangkauan waktu pengguna apabila dalam keadaan padat penumpang.
Dari ketiga bandara tersebut untuk jalur sirkulasi yang disarankan dilihat dari jarak tempuh dan waktunya adalah penggunaan jalur sirkulasi seperti Bandar Udara Ahmad Yani dan Bandar udara Adi Sucipto, tetapi juga perlu diperhatikan pula fasilitas penunjang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis D.K. (1973). Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya. Jakarta: Erlangga Ching, Francis D.K. (2008). Arsitektur: Bentuk, Ruang, Dan Tatana Edisi Ketiga. Erlangga.
Jakarta
Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, (2015).
Peraturan Dirjen Perhubungan Udara No.
SKEP/77/VI/2005 2005 tentang Persyaratan Teknis Bandar Udara. Jakarta Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, (2018).
AIRAC AIP Supplement: The Operation of New Taxiways and New Advance Visual Docking Guidance System at Soekarno- Hatta International Airport. Jakarta
Haris, Cryill M. (1975). Dictionary of Architecture and Construction. New York:
McGraw-Hill Company
Horonjeff, Robert. (1988). Perencaaan dan Perancangan Bandar Udara, edisi ketiga, jilid satu. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Horonjeff, R., McKelvey, F.X. (1993).
Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Edisi ke-3, Jilid 2, Diterjemahkan oleh: Erlangga, Jakarta
ICAO, (1990). Aerodromes, Annex 14 to The Convention on International Civil Aviation, Vol 1: Aerodrome Design and Operations, Canada: International Civil Aviation Organization (ICAO)
Kemenhub (1993). Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 1993 Tentang Kriteria Klarifikasi Bnadar udara.
Indonesia
Kemenhub (2005). Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2005 Tentang terminal penumpang bandar udara sebagai standar wajib. Indonesia Larassakti, Punto. (2019). Prosiding Seminar
Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Terbangun , Universitas Trisakti. hal:189-198.
Neufert, Ernst. (1970). Architects' data.
Michigan : Archon Books
Tofani, Logi. (2011). Terminal Imbanagara Kabupaten Ciamis. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Laporan Tugas Akhir.
Universitas Komputer Indonesia
Zainuddin, Achmad. (1983). Selintas Pelabuhan Udara. Yogyakarta: Ananda
STUDI STANDARISASI PADA DESAIN RUANG REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYEN