INTERAKSI SOSIAL
6. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dikumpulkan bahan pengamatan dari ketiga kasus hunian kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dengan membahas satu persatu bangunan yang dijadikan studi kasus dengan beberapa parameter sesuai dengan ada yang di bagian kajian teori. Beberapa parameter tersebut adalah ruang komunal, bentuk interaksi sosialnya, interaksi antara individu dengan individu, interaksi antara individu dengan kelompok, dan interaksi kelompok dengan kelompok.
Gambar 1 : Treehouse Coliving Apartments Sumber : bo-daa.com
Gambar 2 : Coop Housing Sumber : fatkoehl.com
6.1. Kasus 1 : Treehouse Coliving Apartments (Gangnam-gu, Korea Selatan)
Parameter Analisis Ruang
Komunal
Dalam desain Treehouse Coliving Apartments, terdapat beberapa ruang komunal yang bisa dijadikan tempat terjadinya interaksi antar penghuninya, diantaranya adalah collaborative work areas, relaxing lounge spots, communcal kitchen, laundry, dan pet batchs.
Pada ruang tidurnya, dibuat dengan split level dan penyimpanan modular built-in agar bisa memaksimalkan pemanfaatan elemen ruang yang ada. Nomor pintu yang
ada di bangunan
disembunyikan secara diam- diam untuk menonjolkan kesan ruang komunal yang ada.
Konfigurasi ruang yang ada memungkinkan setiap pengguna sering mengunjungi ruang komunal yang diletakkan hanya pada lantai satu saja.
Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk interaksi sosial yang ada dalam Treehouse Coliving Apartments adalah bentuk interaksi asosiatif yang berarti
ada kerja sama dan antar penghinya saling bantu membantu untuk mencapai tujuan bersama. Semua barang yang ada di ruang komunal merupakan tanggung jawab masing-masing orang, jika ada seseorang yang berlaku semena-mena dan merusaknya maka ada suatu tujuan yang tidak tercapai. Terdapat komitmen dari masing-masing penghuni agar hunian ini menjadi aman, nyaman, dan tenteram.
Pola Interaksi Individu dengan Individu
Dari adanya ruang-ruang komunal yang diletakkan hanya pada satu lantai saja, memungkinkan antarindividu menjadi lebih cepat akrab karena banyak aktivitas yang dilakukan di ruang komunal.
Intensitas dari adanya interaksi ini relatif tinggi dikarenakan seseorang sebagai penghuni bangunan co-housing ini akan makin sering bergaul dengan orang lain.
Pola Treehouse Coliving Apartments
Gambar 4 : Ground Floor Treehouse Coliving Apartments
Sumber : bo-daa.com Gambar 3 : Section Treehouse
Coliving Apartments Sumber : bo-daa.com
Gambar 5 : Kitchen Treehouse Sumber : bo-daa.com
IMPEMENTASI KONSEP CO-HOUSING SEBAGAI STRATEGI PERMASALAHAN HUNIAN MILLENIAL YANG MENGEDEPANKAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi
Individu dengan Kelompok
ini memunculkan pola lingkaran, yang artinya muncul kebebasan dari setiap anggota dalam berhubungan dengan pihak manapun, sekat yang ada untuk saling berinteraksi sangat diminimalkan dalam bangunan ini, tidak ada pemimpin yang otoriter atau mengatur segala aktivitas penghuni. Suasana lebih cair dengan ruang-ruang komunal yang ada.
Pola Interaksi Kelompok dengan Kelompok
Pola interaksi yang ada di Dari aspek-aspek yang ada pada pola interaksi kelompok dengan kelompok seperti etnis, ras, agama, jenis kelamin, dll tidak terlalu terlihat di interaksi penghuni Treehouse Coliving Apartments. Dari aspek-aspek tersebut tidak terlalu berpengaruh ke aktivitas penghuninya dan tidak ada perbedaan-perbedaan yang mencolok, semua saling membaur dan menyatu.
6.2. Kasus 2 : Coop Housing at River Spreefeld (Berlin, Jerman)
Parameter Analisis Ruang
Komunal
Pada desain dari Coop Housing ini, terdapat sejumlah tiga bangunan utama dengan tiga biro arsitek yang berbeda sehingga tantangan untuk menciptakan ruang komunal yang ada sedikit lebih sulit. Ada 64 unit apartemen dan dengan program interior dan exterior
yang sudah direncanakan.
Dalam program exterior, terdapat roof garden, option space, dan garden yang dapat digunakan bersama-sama.
Tidak hanya itu, terdapat berbagai fasilitas yang ada pada setiap bangunannya, seperti ruang tamu, fitness, salon, ruang bermain anak, dll. Mayoritas ruang-ruang komunal yang ada diletakkan di lantai bawah agar dapat dijangkau dengan mudah oleh semua penghuninya.
Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk interaksi sosial yang ada di Coop Housing ini adalah bentuk interaksi asosiatif dikarenakan adanya beberapa penghuni bangunan ini tetap pada suatu tujuan bersama yaitu menciptakan iklim hunian yang nyaman.
Gambar 7 : Program Interior &
Eksterior Coop Housing Sumber : fatkoehl.com
Gambar 6 : Treehouse Coliving Apartments
Sumber : bo-daa.com
Dari bentuk interaksi asosiatif tersebut, interaksi yang ada di Coop Housing ini dapat digolongkan ke interaksi asimilasi yang berarti ada upaya dari penghuni untuk mengurangi perbedaan dalam masyarakat dalam mencapai tujuannya.
Pola Interaksi Individu dengan Individu
Jarak sosial dari antar penghuni Coop Housing ini tidak terlalu besar karena jika dilihat dari perencanaan ruang dan fasilitas yang ada, perbedaannya tidak terlalu besar. Sesuai dengan yang ada di kajian teori, maka hubungan sosial yang muncul akan berlangsung secara horizontal.
Akan tetapi, intensitas dari interaksinya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan yang ada di Treehouse Coliving Apartments dikarenakan ruang- ruang komunal yang ada sedikit berbeda dan juga dari adanya desain Coop Housing yang dipecah menjadi tiga bangunan memungkinkan untuk agak sulit
menjalin interaksi dengan penghuni bangunan lain.
Pola Interaksi Individu dengan Kelompok
Hubungan yang terjadi antar penghuni bangunan ini termasuk ke dalam pola lingkaran dimana setiap penghuni memiliki kebebasan untuk berhubungan dengan pihak manapun karena walaupun berbeda bangunan tetapi tidak ada perbedaan jauh antar penghuninya.
Pola Interaksi Kelompok dengan Kelompok
Dari aspek-aspek yang ada pada pola interaksi kelompok dengan kelompok seperti etnis, ras, agama, jenis kelamin, dll tidak terlalu terlihat di interaksi penghuni Coop Housing. Dari aspek-aspek tersebut tidak terlalu berpengaruh ke aktivitas penghuninya dan tidak ada perbedaan-perbedaan yang mencolok, semua saling membaur dan menyatu.