• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA 1 TINJAUAN KANTOR

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MATERIAL KACA SEBAGAI PENUNJANG FASAD PADA BANGUNAN KANTOR

4. KAJIAN PUSTAKA 1 TINJAUAN KANTOR

Gedung kantor adalah tempat untuk melaksanakan aktivitas perdagangan.

Pekerjaan utama pada kantor yaitu dalam kegiatan penanganan sebuah informasi dan kegiatan memenejemen atau mengambil sebuah keputusan berdasarkan informasi.

Selain pengertian diatas, terdapat beberapa pengertian kantor menurut beberapa ahli diantaranya yaitu :

• Menurut (Atmosudirjo, 1982) kantor adalah setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun juga tempat tersebut mungkin diberian.

• Prajudi Atmosudirjo (1982:25), kantor adalah unit organisasi terdiri atas tempat, staf personel dan operasi ketatausahaan guna membantu pimpinan.

4.1.1 TUJUAN DAN FUNGSI KANTOR

Menurut Mills (1984:9), tujuan kantor didefinisikan sebagai pemberian pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari definisi tersebut, Mills memperluas menjadi fungsi kantor (pekerjaan yang dilakukan) yakni sebagai berikut:

1. Menerima Informasi (to receive information) dalam bentuk pesanan, surat, penggilan telepon, dan laporan mengenai berbagai kegiatan bisnis.

2. Menyimpan data-data serta informasi (to record information) yang bertujuan untuk menyiapkan sebuah informasi sesegera mungkin apabila manajemen meminta informasi tersebut.

3. Mengatur Informasi (to arrange information) yang diakumulasi oleh kantor jarang dalam pola yang sama layaknya saat diberikan, seperti pada saat pengumpulan informasi dan sumber-sumber yang berbeda-beda dan membuat perhitungan atau pembukuan.

4. Memberi Informasi (to give information) sebagaimana informasi yang diberikan bersifat berkala, dan yang sebagian bersifat khusus.

5. Melindungi Aset (to safeguard assets) yaitu mengamati secara seksama berbagai kegiatan dalam sebuah perusahaan seperti yang terdapat di dalam rekaman dan mengantisipasi segala sesuatu yang tidak menghasilkan laba yang akan mungkin terjadi.

4.1.2 KLASIFIKASI KANTOR

Secara garis besar, jenis kantor dapat dibedakan menjadi 4 macam menurut (Manasseh & Cunliffe, 1962), yaitu:

1. Commercial Office

Perkantoran jeniS ini antara lain perkantoran (disewakan), perusahaan (trading company), transportasi, dan asuransi.

2. Industrial Office

Perkantoran jenis ini terikat oleh hams yang mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya.

3. Profesional Office

Perkantoran jenis tidak digunakan dalam waktu yang lama dan merupakan perkantoran dengan jumlah modal yang digunakan rata- rata kecil.

4. Institutional / Governmental Office Perkantoran jenis ini bersifat usaha yang tertib dalam bentuk kelembagaan. Yang biasanya digunakan dalam waktu yang panjang atau lama.

4.2 TINJAUAN KACA

Kaca merupakan suatu bahan bangunan anorganik dari hasil peleburan beberapa bahan dasar yang kemudian didinginkan sampai fasa padat tanpa kristalisasi, di mana terdapat salah

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MATERIAL KACA SEBAGAI PENUNJANG FASAD PADA BANGUNAN KANTOR satu bahan utamanya yaitu pasir silika. Kaca

yang digunakan dalam bangunan biasanya bersifat tembus pandang sehingga dapat meneruskan cahaya dan panas matahari

untuk masuk. Namun, dalam

pengaplikasiannya, kaca tidak selalu tembus padang. Biasanya kaca dipasang pada pintu, dinding, jendela, atau bagian bangunan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meneruskan cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan sehingga walaupun tanpa cahaya dari lampu, ruangan bisa menghasilkan terang saat siang hari.

4.2.1 SEJARAH KACA

Proses pembuatan kaca saat ini telah berkembang pesat. Semula kaca yang digunakan sebagai bahan bangunan hanya berupa kaca flat, namun sekarang telah berkembang dengan berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan sebagai bahan bangunan.

Menurut Staib (1999), beberapa periode dalam perkembangan penggunaan kaca adalah sebagai berikut:

• Sebelum abad ke 17

Sejak zaman Mesopotamia dan Egypt, kaca sudah dikenal, namun penggunaannya masih terbatas sebagai peralatan rumah tangga dan perhiasan/perabot. Pengunaan pada bangunan masih terbatas pada bangunan gereja dan biara

• Pada abad 17 - 19

Kaca mulai banyak digunakan sebagai bahan bangunan sejak abad ke 17. Di abad ke 18 dan 19 penggunaannya meluas untuk bangunan-bangunan privat dan publik.

• Pada abad 20 – 21

Pada abad ini kaca tidak hanya sebagai orneman namun digunakan pada hampir seluruh bagian bangunan, seperti dinding, atap maupun sebagai struktur.

4.2.2 JENIS-JENIS KACA

Kaca memiliki peran yang sangat penting dalam konstruksi bangunan. Hampir seluruh bangunan yang ada pasti mempunyai kaca.

Secara umum, fungsi dari kaca tentunya untuk membuat ruangan menjadi tidak gelap dan

membiarkan cahaya alami dari matahari bisa masuk ke dalam dengan mudah.

Dilansir dari The Constructor, inilah 9 jenis kaca dan fungsinya yang berbeda-beda:

1. Kaca Polos

sumber : pixabay.com

Kaca jenis ini adalah salah satu jenis kaca yang paling sering digunakan pada setiap bangunan.

Ketebalan kaca ini mulai dari 2 mm hingga 20 mm dan mempunyai berat mulai dari 6 hingga 36 kg per meter perseginya.

2. Kaca Anti Pecah

Kaca dengan jenis ini mempunyai kelebihan yaitu akan sangat aman ketika terkena benturan. Kaca anti pecah ini menggunakan lapisan plastik polyvinyl butyral yang membuatnya punya ketahanan yang sangat tinggi. Kaca anti pecah umumnya akan digunakan pada bangunan bertingkat untuk memberikan keamanan lebih bagi siapa saja yang berada di dalamnya.

3. Kaca Laminasi

sumber : pickpik.com

Kaca dengan model ini memiliki kelebihan yaitu kemampuannya dalam menahan panas dan sinar UV dari cahaya matahari. Karena mempunyai lapisan laminasi yang tebal menjadikan jenis kaca ini mempunyai ketebalan dan berat yang jauh lebih tinggi daripada kaca biasa pada umumnya.

1. Kaca Ekstra Jernih

Kaca ini mempunyai tampilan yang jauh lebih bersih jika dibandingkan dengan kaca polos pada umumnya. Kaca ini mempunyai

kelebihan yaitu

lapisan oleophobic dan hydrophobic dan menjadikannya sangat mudah untuk merawat kaca ini.

2. Kaca Photochormatic

Kaca ini umumnya dipakai pada berbagai tempat seperti ruang kantor, ruang Intensive Care Unit ataupun ruangan penting yang lainnya. Kelebihan dari kaca ini adalah kemampuannya dalam melindungi bagian dalam ruangan dari cahaya matahari yang masuk.

3. Kaca Berwana

sumber : wallpaperflare.com

Kaca berwarna adalah salah satu jenis kaca yang banyak digunakan pada bangunan- bangunan ataupun rumah. Kaca ini merupakan kaca polos biasa yang sudah diberikan warna pada dalam proses pembuatannya agar bisa terlihat menarik dan berbeda.

4. Kaca Tempered

Sumber : flickr.com

Kaca jenis ini merupakan salah satu kaca yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap panas ataupun benturan. Kaca ini juga tidak mudah memuai dan menjadikannya sangat aman untuk digunakan dalam pintu darurat karena sifatnya yang lebih tahan apabila terjadi kebakaran.

5. Kaca Insulasi

Kaca insulasi adalah salah satu jenis kaca yang terbuat dari dua atau tiga lapis kaca yang terbagi oleh ruangan kosong yang tervakum.

Lapisan kaca tersebut menciptakan efek insulasi terhadap panas dan tekanan yang sangat baik dan menjadikannya sangat tahan terhadap tekanan yang tinggi.

4.3 TINJAUAN FASAD

Secara etimologis, kata fasad atau facade berasal dari bahasa inggris yaitu face. Face mengartikan wajah atau muka, merupakan sisi depan kepala manusia, demikian pula bagi sebuah bangunan.

Fasad bangunan merupakan bagian yang penting dari sebuah karya arsitektur, karena elemen ini merupakan bagian yang selalu pertama kali diapresiasi, dilihat, dan dinilai oleh publik (penikmat karya seni arsitektur), maupun orang yang tidak tahu akan dunia seni arsitektur sekalipun. Dengan demikian akan menjadi sangat jelas bahwa fasad atau facade atau tampak muka suatu depan suatu bangunan merupakan unsur yang penting dan tidak bisa dipisahkan atau dihilangkan dari sebuah desain dalam perancangan bangunan.

4.3.1 FUNGSI FASAD

Dalam suatu bangunan, fasad merupakan unsur penting yang memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Unsur Visual

Fasad bangunan merupakan elemen estetis dari sebuah bangunan yang sekaligus juga sebagai identitas karya arsitektur yang dijadikan sebagai point of interest dan dapat merepresentasikan karakteristik estetika fasad serta keunikan gaya arsitektur.

2. Cermin Tata Ruang Dalam

Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain elemen fasad bangunan adalah gunakan standarisasi yang berhubungan dengan kesehatan, keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengguna. Agar fungsi bangunan berjalan maksimal, sesuaikan ukuran masing–masing elemen fasad terhadap standar yang meskipun tetap harus mengupayakan agar tampak fasad tetap lebih estetis

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MATERIAL KACA SEBAGAI PENUNJANG FASAD PADA BANGUNAN KANTOR 4.3.2 KOMPONEN FASAD

Fasad bangunan tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan tetapi bersifat tiga dimensi yang dapat merepresentasikan masing-masing bangunan tersebut dalam kepentingan publik atau sebaliknya. Untuk itu komponen fasad bangunan yang diamati meliputi:

1. Gerbang dan Pintu Masuk (Enterance) Posisi jalan masuk dan makna arsitektonis yang dimilikinya menunjukan peran dan fungsi bangunan tersebut. Pintu masuk menjadi tanda transisi dari bagian publik (eksterior) ke bagian privat (interior). Pintu masuk adalah elemen pernyataan diri dari penghuni bangunan.

2. Zona Lantai Dasar

Alas dari sebuah bangunan, yaitu lantai dasarnya, merupakan elemen perkotaan terpenting dari suatu fasad. Karena berkaitan dengan transisi ke tanah, sehingga pemakaian material untuk zona ini harus lebih tahan lama dibandingkan dengan zona lainnya.

3. Jendela dan Pintu Masuk

Jendela dan pintu dilihat sebagai unit spasial yang bebas. Elemen ini memungkinkan pemandangan kehidupan urban yang lebih baik, yaitu adanya bukaan dari dalam bangunan ke luar bangunan.

4. Pagar Pembatas (Railling)

Suatu pagar pembatas (railling) dibutuhkan ketika terdapat bahaya dalam penggunaan ruangan. Pagar pembatas juga merupakan pembatas fisik yang digunakan jika ada kesepakatan-kesepakatan sosial mengenai penggunaan ruang.

5. Atap

Atap adalah bagian atas dari bangunan.

Akhiran atap dalam konteks fasad dilihat sebagai batas bangunan dengan langit. Garis langit (sky-line) yang dibentuk oleh deretan fasad dan sosok bangunannya, tidak hanya dapat dilihat sebagai pembatas, tetapi sebagai obyek yang menyimpan rahasia dan memori kolektif warga penduduknya.

4.3.3 KOMPOSISI FASAD

Perkembangan Fasad sebuah bangunan itu sendiri sangat bergantung pada perubahan- perubahan sosial budaya masyarakat.

Keberagaman tampilan Fasad bangunan merupakan modifikasi berbagai unsur desain

yang dari waktu ke waktu mengalami transformasi.

Menurut Ching (1979: 50-51) “Perlengkapan visual bentuk yang menjadi objek transformasi dan modifikasi bentuk elemen pada Fasad bangunan meliputi sosok, ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi dan inersia visual.”

Untuk mengevalusai atau melakukan studi pada arsitektur Fasad menurut DK Ching (1979): “Komponen visual yang menjadi objek transformasi dan modifikasi dari Fasad bangunan dapat diamati dengan membuat klasifikasi melalui prinsip-prinsip gagasan formatif yang menekankan pada geometri, simetri, kontras, ritme, proporsi dan skala”.

Geometri pada fasad yaitu gagasan formatif dalam arsitektur yang mewujudkan prinsip-prinsip geometri pada bidang maupun benda suatu lingkungan binaan, segitiga, lingkaran, segiempat beserta varian-variannya.

Simetri yaitu gagasan formatif yang mengarahkan desain bangunan melalui keseimbangan yang terjadi pada bentuk- bentuk lingkungan binaan. Dibagi menjadi simetri dengan keseimbangan mutlak, simetri dengan keseimbangan geometri, simetri dengan keseimbangan diagonal.

Untuk membangun suatu keseimbangan komposisi, simetri harus jauh lebih dominan dari asimetri.

Kontras Kedalaman yaitu gagasan formatif yang mempertimbangkan warna dan pencahayaan kedalaman menjadi perbedaan gelap terang yang terjadi pada elemen fasad.

Ritme yaitu tipologi gambaran yang menunjukkan komponen bangunan dalam bentuk repetasi baik dalam skala besar maupun skala kecil. Komponen yang dimaksud dapat berupa kolom, pintu, jendela atau ornamen.

Proporsi yaitu perbandingan antara satu bagian dengan bagian lainnya pada salah satu elemen fasad. Dalam menentukan proporsi bangunan biasanya mempertimbangkan batasan-batasan yang diterapkan pada bentuk, sifat alami bahan, fungsi struktur atau oleh proses produksi.

Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu dengan ukurannya bagi manusia. Pada konteks fasad bangunan, skala merupakan proporsi yang dipakai untuk menetapkan ukuran dan dimensi-dimensi dari elemen fasad.

5. STUDI KASUS