BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
service quality adalah valid. Temuan ini bisa dibuktikan dari jumlah rtabel dan rhitung. Nilai rtabel 0,1975 lebih kecil dibandingkan rhitung berkisar 0,267 - 0,872.
Tabel 4.16
Uji Validitas Brand Image No
.
Variabel Item pertanyaan
Alpha Rtabel Rhitung Keterangan
1 X2 X2.1 0,05 0,1975 0,938 Valid
X2.2 0,05 0,1975 0,928 Valid X2.3 0,05 0,1975 0,952 Valid
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat teridentifikasi jika seluruh butir pertanyaan variabel X2 (Brand image) dari 3 butir yang diajukan ke responden menandakan bahwa variabel Brand image adalah valid. Temuan ini dibuktikan dari jumlah rtabel serta rhitung. Nilai rtabel = 0,1975 lebih kecil dibandingkan nilai rhitung berkisar 0,928 - 0,952.
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas Customer Loyalty No
.
Variabel Item pertanyaan
Alpha Rtabel Rhitung Keterangan
1 Y Y1 0,05 0,1975 0,788 Valid
Y2 0,05 0,1975 0,891 Valid
Y3 0,05 0,1975 0,894 Valid
Merujuk pada tabel 4.17 telah teridentifikasi bahwa semua pernyataan variabel Y (Customer loyalty) dari 3 butir pertanyaan yang diajukan ke responden menerangkan bahwasannya variabel Customer Loyalty adalah valid. Temuan ini bisa diamati melalui jumlah rtabel dan rhitung. Nilai rtabel = 0,1975 lebih kecil dibandingkan rhitung berkisar 0,788 – 0,891.
b. Uji Reliabilitas
Reliability test dilaksanakan dengan memakai Cronbach Alpha. Adapun penetapan keputusannya didasarkan pada kriteria sesuai pendapat Ghozali bahwa bila koefisien nilai Cronbach Alpha >
0,70 berarti pertanyaan dinyatakan reliabel dan kebalikannya.93 Pengukuran reliabilitas memakai program SPSS Stastistics versi 26.
Hasil reliability test bisa diamati pada tabel 4.18:
Tabel 4.18 Hasil Uji Realibilitas
No. Variabel Cronbach
Alpha
Standarisasi Keterangan 1 E-Service Quality
X1
0,826 0,70 Reliabel
2 Brand Image X2
0,933 0,70 Reliabel
3 Customer Loyalty Y
0,821 0,70 Reliabel
Sumber : Hasil data diolah SPSS Statistics 26 (terlampir)
Merujuk pada hasil tabel 4.18 menghasilkan nilai Cronbach Alpha tiap-tiap variabel adalah 0,826 untuk variabel E-service quality,
93 Imam Ghozali.,”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25”,(Universitas diponegoro:Semarang:2018).387
sedangkan variabel brand image adalah sebanyak 0,933 serta sebesar 0,821 untuk variabel customer loyalty. Nilai masing-masing variabel melebihi 0,70. Jadi, dapat dibuat kesimpulan bahwa independent variable dan dependen variable dinyatakan reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data
Normality test dimanfaatkan guna mengetahui apakah sebaran
data pada variabel terikat, bebas, atau kedua variabel penyebarannya normal. Untuk memeriksa data tersebar normal ataukah tidak, maka dapat mengamati sebarannya dan dari suatu grafik dan uji statistik.
Jika data tersebar didekat garis diagonal dan arahnya sesuai garis diagonalnya, berarti asumsi normalitas telah terpenuhi.94 Berikut ialah hasil pengukuran normalitas memakai alat bantu SPSS Statistics versi 26.
Sumber : Data diolah SPSS 26 (terlampir) Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Grafik
94 Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, (Jakarta: Rajawali Pres,2008),77.
Merujuk pada gambar 5.1 memperlihatkan pola penyebaran titik-titik mengikuti arah garis diagonalnya serta menyebar didekat garis diagonal. Jadi, bisa ditarik simpulan bahwa model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas dengan model regresi layak untuk menilai independent variable (E-service quality dan Brand image) terhadap dependent variable (Customer loyalty).
Sumber : Data diolah SPSS 26
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas Histogram
Merujuk pada gambar 5.2 Histogram Regressioon Standardized Residual menghasilkan kurva yang berbentuk layaknya lonceng, artinya nilai residualnya dikatakan normal atau data berdistribusi secara normal.
Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 99
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,63583753
Most Extreme Differences Absolute ,078
Positive ,078
Negative -,059
Test Statistic ,078
Asymp. Sig. (2-tailed) ,146c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data diolah SPSS 26,2023.
Berlandaskan hasil pengolahan data tabel 4.19, memperlihatkan valid yaitu derajat signifikansi residualnya 0.146 >
0,05 maka bisa diambil kesimpulan bahwasannya model penelitian mempunyai sebaran data normal.
b. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinearitas dimanfaatkan untuk mengukur apakah terdapat hubungan atau korelasi yang tinggi antara variabel independent ataukah tidak dalam model regresi. Gejala multikolinearitas pada model regresi dapat diidentifikasi dari nilai tolerance serta Variance Inflation Factor (VIF) tiap-tiap variabel independent terhadap dependen. Bila diperoleh nilai VIF < 10 berarti
model dikatakan terbebas dari multikolinearitas.95 Di bawah ini penyajian hasil uji multikolinearitas memakai alat bantu SPSS Statistics 26 :
Tabel 4.20 Uji Multikolinieritas
Tolerance VIF
E-Service Quality 0,519 1,926
Brand image 0,519 1,926
Sumber : Hasil data diolah SPSS (Lampiran)
Merujuk pada hasil analisis pengujian tersebut, nilai VIF Variabel X1 (E-Service Quality) sebesar 1,926 serta nilai tolerance sebanyak 0,490 Variabel X2 (Brand Image) untuk nilai VIF 1,926 sedangkan nilai tolerance nya sebanyak 0,519. Semua variabelnya menghasilkan nilai VIF tidak melebihi 10 (VIF < 10) dan nilai tolerancenya > 0,10 berarti model regresi terbebas dari asumsi multikolinieritas atau tidak ada korelasi tinggi diantara independent variable, dengan begitu model regresi layak dipakai.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity test bermanfaat untuk mengukur apakah pada model regresi ada perbedaan variance dari residual satu pengamatan terhadap pengamatan lainnya. Lebih lanjut, berikut ialah uji heterokedastisitas:
95 Suliyanto, Ekonometrika Terapan, (Bandung: Alfabeta, 2013), 81-90
1) Uji heterokedastisitas Secara Grafik
Heterokedastisitas dapat diperiksa keberadaannya dengan mengamati pola pada grafik scatterplot diantara SREID serta ZPREID yakni sumbu Y ialah Y yang diperkirakan, sedangkan sumbu X sebagai residual (Y predicted – Y sebenarnya).96
Sumber : Data diolah SPSS Statistics 26 (Terlampir) Gambar 4.7
Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Merujuk pada gambar 5.3 merepresentasikan jika pola penyebaran titik-titik ini adalah acak (random), tidak menghasilkan bentuk atau pola khusus yang jelas dan sebarannya di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil temuan menandakan tidak terdapat heteroskedasticity test dalam model regresi, jadi model regresi layak digunakan.
96 Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Semarang:Badan Penerbit Universitas diponegoro).178.
3. Analisis Regresi Berganda
Berlandaskan hasil perhitungan analisis regresi berganda memakai alat bantu SPSS Statistics versi 26, maka didapatkan hasil dari estimasi di bawah ini:
Tabel 4.21
Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan t)
1,894 1,240 1,527 ,130
X1 ,288 ,076 ,410 3,786 ,000 ,519 1,926
X2 ,227 ,085 ,290 2,682 ,009 ,519 1,926
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah SPSS Versi 26 (Terlampir)
Merujuk hasil olah data di atas tentang perhitungan regresi linier berganda memakai alat bantu SPSS Statistics versi 26, maka bisa dimasukkan persamaan regresi linier berganda pada kajian ini, rumusnya adalah:
Ү = α + β1Х1 + β2Х2 + € Ү = 1,894 + 0,288 Х1 + 0,227 Х2 + € Keterangan:
Ү : Variabel Customer Loyalty α : Konstanta
β1 : Koefisien variabel E-Service Quality
Х1 : Variabel E-Service Quality β2 : Koefisien variabel Brand Image Х2 :Variabel Brand Image
€ : Error
Melalui hasil persamaan di atas bisa diuraikan lebih lanjut bahwa:
a. Nilai konstanta = 1,894 artinya customer loyalty (Y) mendapat pengaruh dari variabel independen yakni e-service quality (X1) dan brand image (X2) dengan kondisi konstan serta bernilai 1,894.
b. Nilai koefisien e-service quality (X1) = 0,288 berpengaruh positif yang signifikan terhadap customer loyalty, sehingga tiap kenaikan variabel e-service quality sebanyak 1% 0,288 dan diasumsikan variabel lain memiliki nilai konstan/tetap atau nol (0). Temuan tersebut menandakan makin kuat pengaruh variabel e-service quality, maka makin meningkat pula customer loyalty pada PT.
BCA Tbk. Kantor Cabang Utama Jember.
c. Nilai koefisien brand image (X2) yaitu 0,227. Pengaruh brand image terhadap customer loyalty ialah positif. Temuan ini menandakan variabel brand image meningkat 1% maka ada peningkatan variabel customer loyalty (Y) sebanyak 0,227.
Koefisien bernilai positif berarti memiliki hubungan positif diantara brand image terhadap customer loyalty (Y). Hal ini mencerminkan makin kuat pengaruh variabel brand image maka makin bertambah customer loyalty di PT. BCA Tbk. KCU Jember.
4. Uji Hipotesis a. Uji t (persial)
Menurut Ghozali, Uji t yaitu suatu pengukuran untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen uji statistik menggambarkan seberapa besar hubungan satu independent variable secara individual dalam menguraikan dependent variable. Tingkat signifkansinya (α) 5% dari derajat kebebasannya = n-K-1 atau 99-2-1
= 96. Diperoleh nilai ttabel = 1.661. Selanjutnya membandingkan nilai ttabel dengan thitung. Melalui perbandingan kedua nilai t ini, maka akan didapatkan pengaruhnya yakni apakah hipotesis diterima ataukah ditolak.97 Kriteria ujinya:
1) Jika nilainya thitung < ttabel serta nilai signifikansinya > 0,05 bearti Hipotesis ditolak (koefisien regresinya tak signifikan) sehingga dapat dikatakan independent variable secara parsial tidak berpengaruh signifikan pada dependent variable.
2) Jika nilainya thitung > ttabel serta nilai signifikansinya < 0,05 bearti hipotesis diterima (koefisien regresinya signifikan) sehingga dapat dikatakan independent variable secara parsial berpengaruh signifikan pada dependent variable.
97 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: (Badan Penerbit Universitas Diponegoro).206
Tabel 4.22 Uji T Coefficients
T Sig
Constant 1,527 0,130
E-Service Quality 3,786 0,000
Brand image 2,682 0,009
Sumber : data diolah SPSS 26 (Terlampir)
H1 : E-Service Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty pengguna layanan BCA Mobile pada PT. Bank Central Asia Tbk. Kantor Cabang Utama Jember.
Merujuk pada tabel 4.22 diatas, uji parsial yang telah dilaksanakan peneliti memperlihatkan bahwasannya hipotesis H1 terbukti. Yaitu didapatkan thitung > ttabel yaitu 3,786 > 1,661 dan nilai sig 0,000 < 0,05. Maka hipotesis pertama atau H1 diterima, secara persial E-service quality (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty (Y)
H2 : Brand image berpengaruh positif terhadap customer loyalty pengguna layanan BCA Mobile pada PT. Bank Central Asia Tbk. Kantor Cabang Utama Jember.
Merujuk pada tabel 4.22 diatas, uji parsial yang telah dilaksanakan peneliti memperlihatkan bahwasannya hipotesis H2 terbukti. Nilai thitung > ttabel
2,682 > 1.661 dan nilai Sig 0,009 < 0,05. Jadi bisa dikonklusikan bahwa hipotesis kedua atau H2 diterima, secara parsial brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty.
b. Uji F (Simultan)
Uji hipotesis (dugaan awal) secara simultan dimanfaatkan guna menilai apakah independent variable dengan serentak (bersamaan) berdampak pada dependen variable, guna menetapkan keputusan diterima ataukah ditolak. Ftabel bisa diketahui dari tabel statistik dengan df = (α;K-1,n-K-1)98 atau (5%;2 – 99-2-1) = 2 – 96 maka didapat ftabel 3,091. Taraf signifikan (α) yang dipakai yaitu 5%.
Adapun kesimpulannya yaitu:
1) Fhitung < Ftabel ataupun signifikansinya > 0,05. H0 diterima, artinya secara simultan independent variable tidak berpengaruh yang signifikan terhadap dependent variable.
2) Fhitung > Ftabel atau signifikansinya < 0,05. H0 ditolak, artinya secara simultan independent variable berpengaruh yang signifikan terhadap dependent variable.
Tabel 4.23 Uji F (Simultan)
ANOVA
Model F Sig
34,299 0,000
Sumber : Data diolah SPSS Versi 26,2023.
98 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: (Badan Penerbit Universitas Diponegoro).207
Dari tabel 4.23 diperoleh hasil uji simultan untuk memeriksa seberapa besar E-Service Quality dan Brand image berdampak terhadap Customer loyalty maka hipotesisnya :
H3 : E-Service quality dan Brand image berpengaruh positif dan simultan terhadap customer loyalty pengguna layanan BCA Mobile pada PT. Bank Central Asia Tbk. Kantor Cabang Utama Jember.
Berlandaskan tabel 4.23 diketahui nilainya Fhitung = 34,299 dan nilai signifikansinya = 0,000. Dikarenakan nilai Fhitung 34,299 > Ftabel 3,091 dan nilai Sig 0,000 < 0,005 jadi hipotesis H3 diterima atau secara simultan variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
Sehingga E-service quality (X1) dan brand image (X2) secara bersamaan berpengaruh positif signifikan terhadap customer loyalty Pengguna Layanan BCA Mobile di PT. BCA Tbk Kantor Cabang Utama Jember (Y).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dimanfaatkan untuk memeriksa besarnya kemampuan model pada riset untuk mendeskripsikan variabel terikat. R2 ialah koefisien determinasi yaitu nilai yang merepresentasikan jumlah variasi Y (independent variable) dari persamaan regresi.99 R2 pada kajian ini bisa diamati pada tabel 4.24:
99 Widayat, Metode penelitian Pemasaran, (Malang:UMM Press 2004), 178.
Tabel 4.24
Uji Koefisien Determinasi (R2) MODEL SUMMARY
Model R R Square (R2)
0,646 0,417
Sumber : Data diolah SPSS Versi 26 (Terlampir)
Merujuk pada tabel 4.24 didapatkan nilai koefisien determinasi atau R Square senilai 0,417 asalnya dari nilai koefisien korelasi atau “R” yang dikuadratkan 0,646 x 0,646 = 0,417. Angka koefisien determinasi R2 senilai 0,417 atau setara 41,7%. Dari temuan ini mengindikasikan bahwa E-service quality (X1) dan brand image (X2) secara simultan mempengaruhi variabel customer loyalty (Y) sebesar 41,7%. Untuk selebihnya (100% - 41,7% = 58,3%) dipengaruhi oleh variabel lainnya.