BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
No. Kode Sampel Hasil Belajar (Y)
Kategori
48 Resp 48 70 Tinggi
49 Resp 49 65 Tinggi
50 Resp 50 75 Tinggi
51 Resp 51 65 Tinggi
52 Resp 52 75 Tinggi
53 Resp 53 60 Tinggi
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
b. Data Hasil Angket Disposisi Matematis
Data hasil angket disposisi matematis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Angket Disposisi Matematis
Kategori Jumlah Presentase
Sangat Tinggi 1 2%
Tinggi 17 32%
Sedang 30 57%
Rendah 4 7%
Sangat Rendah 1 2%
Jumlah 53 100%
Tabel di atas terdapat 1 siswa kategori sangat tinggi dengan prosentase 2%, kategori tinggi sebanyak 17 dengan prosentase 32%, kategori sedang sebanyak 30 siswa dengan prosentase 57%, kategori rendah sebanyak 4 siswa dengan prosentase 7%, serta 1 siswa kategori sangat rendah prosentase 2%.
c. Data Hasil Belajar
Data hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Data Hasil Belajar Siswa
Kategori Jumlah Presentase
Sangat Tinggi 0 0%
Tinggi 44 83%
Sedang 9 17%
Rendah 0 0%
Sangat Rendah 0 0%
Jumlah 53 100%
Tabel di atas terdapat siswa kategori tinggi sebanyak 44 siswa dengan prosentase 83%, kategori sedang sebanyak 9 siswa dengan prosentase 9%.
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 4 dan 5 dengan penyajian data menggunakan analisis data regresi berganda. Berdasarkan prasyarat analisis regresi, maka sebelum pengujian hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data hasil penelitian. Analisis uji prasyarat yang perlu dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini merupakan uji prasyarat sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Model regresi memenuhi kenormalan apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Data hasil perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 (pada lampiran 12) dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1
Uji Normalitas Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Terhadap Hasil Belajar
Berdasarkan gambar 4.1 diperoleh normal P-P Plot of Regression Standart bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal, sehingga bisa disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi atau persyaratan normalitas dalam model regresi dikatakan sudah terpenuhi.
b. Uji Kolinearitas
Uji kolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi kolerasi maka dinamakan terdapat problem kolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen, yakni jika nilai VIF < 2,00 dan nilai Tolerance > 0,10.
Hasil perhitungan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 (pada lampiran 12) diperoleh nilai VIF dan nilai Tolerance yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Uji Kolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.875 1.143
.875 1.143
Berdasarkan tabel di atas, nilai VIF untuk semua variabel bebas tersebut < 2,00 dan nilai Tolerance > 0,10. Maka berdasarkan pedoman keputusan artinya tidak terjadi kolinearitas dalam model regresi atau tidak terjadi gangguan kolinearitas pada model regresi yang digunakan pada penelitian ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamat yang lain. Jika variansi residual dari satu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas. Jika varians berbeda, disebut Heteroskedastistas.
Model regresi yang bebas dari heterokedastisitas ialah apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hasil perhitungan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 (pada lampiran 12) diperoleh scatterplot variabel berpikir kritis dan disposisi matematis terhadap hasil belajar seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar di atas, karena tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas hingga model regresi yang ideal dapat terpenuhi.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan prasyarat untuk melakukan uji regresi linear sederhana. Selain itu juga untuk mengidentifikasi suatu model seri waktu yang sesuai. Regresi yang baik ialah regresi yang tidak mengandung autokorelasi. Regresi yang terbebas dari terjadinya autokorelasi ketika 1,65 < DW < 2,35.
Hasil perhitungan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 diperoleh tabel uji autokorelasi variabel berpikir kritis dan disposisi matematis terhadap hasil belajar berikut ini.
Tabel 4.8
Uji Autokorelasi Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis terhadap Hasil Belajar
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .679
a .461 .439 6.176 1.749
a. Predictors: (Constant), Disposisi Matematis, Berpikir Kritis b. Dependent Variable: HASIL BELAJAR
Tabel di atas menunjukkan angka D-W = 1,749 angka tersebut diantara 1,65 sampai 2,35. Maka sebagai dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin Waston dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah atau gejala autokorelasi. Dengan demikian maka analisis regresi linear berganda untuk uji hipotesis penelitian di atas dapat dilanjutkan.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yaitu untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara berpikir kritis dan disposisi matematis secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara berpikir kritis dan disposisi matematis secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan disposisi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan disposisi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Untuk mengetahui hasil rekapitulasi regresi linier berganda pada lampiran antara variabel berpikir kritis dan disposisi matematis dengan variabel terikat hasil belajar matematika siswa di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Regresi Linear Berganda Variabel
Bebas
Variabel Terikat
Koefisie n Regresi
b
t hitung
t tabel
Sig. r2
Keputu san (Ha2) Berpikir
Kritis
Hasil Belajar
0,360 2,106 2,008 0,040 0,187 diterima Disposisi
Matematis
Hasil Belajar
0,438 5,045 2,008 0,000 0,414 diterima Konstanta = 18,234
F hitung = 21,363 F tabel = 3,18 Sig F = 0,00 R Square = 0,461 α = 0,05
Berdasarkan analisis tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa F hitung
= 21,363 lebih besar dari F tabel = 3,18 pada taraf nyata = 0,05. Nilai sig.
F = 0,00 lebih kecil dari taraf nyata =0,05. Dari hasil tersebut bisa dikatakan bahwa hipotesis alternatif 1 (Ha1) yang menyatakan bahwa
“Ada pengaruh yang signifikan berpikir kritis dan disposisi matematis secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022” diterima.
Hasil dari tabel 4.7 juga menjawab hipotesis alternatif 2 dan 3 (Ha2 dan Ha3). Dengan uji statistik t akan diketahui apakah ada pengaruh berpikir kritis dan disposisi matematis secara individu terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022. Penjelasan terhadap hasil uji t sebagai berikut:
a) Variabel berpikir kritis (X1), diketahui thitung = 2,106 lebih besar dari ttabel = 2,008 pada taraf nyatanya 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel berpikir kritis secara individu berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
b) Variabel disposisi matematis (X2), diketahui thitung = 5,045 lebih besar dari ttabel = 2,008 pada taraf nyatanya 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel disposisi matematis secara individu berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Hasil pengujian signifikan baik secara individual maupun secara bersama-sama memberikan nilai yang baik. Dari hasil uji signifikansi secara keseluruhan (uji F) bisa disimpulkan bahwa berpikir kritis dan disposisi matematis secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Secara individual variabel berpikir kritis dan disposisi matematis telah lolos uji T, berarti secara individual kedua variabel tersebut
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022.
Sehingga hasil estimasi dari pengaruh variabel berpikir kritis dan disposisi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = 18,234 + 0,360 X1 + 0,438 X2
Koefisien regresi untuk variabel berpikir kritis (X1) adalah sebesar 0,360. Hal ini diartikan bahwa jika variabel bebas X1 berubah sebesar satu satuan maka variabel Y akan berubah sebesar 0,360 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan artinya jika input berpikir kritis ditambah satu nilai maka akan menaikkan hasil belajar matematika siswa SMPN 4 Muncar Tahun pelajaran 2021/2022 sebesar 36% dari variabel bebas X1. Sedangkan koefisien determinal parsial (r2) dari variabel X1 terhadap naik turunnya variabel Y adalah 0,187 atau 18,7% yang berarti bahwa sumbangan variabel X1 terhadap naik turunnya variabel Y adalah 18,7%
dimana variabel-variabel bebas lainnya konstan.
Koefisien regresi untuk variabel disposisi matematis (X2) adalah sebesar 0,438. Hal ini diartikan bahwa jika variabel bebas X2 berubah sebesar satu satuan variabel Y akan berubah sebesar 0,438 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan artinya jika input disposisi matematis ditambah satu nilai maka akan menaikkan hasil belajar matematika siswa SMPN 4 Muncar Tahun Pelajaran 2021/2022 sebesar 43,8% dari variabel bebas X2. Sedangkan koefisien determinal parsial (r2) dari variabel X2 adalah 0,414 atau 41,4% yang berarti bahwa sumbangan
variabel X2 terhadap naikturunnya variabelY adalah 41,4% dimana variabel-variabel bebas lainnya konstan.