BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
B. Kajian Teori
No Nama, Tahun dan Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan Motivasi Siswa
Dalam
Menyelesaikan Masalah Program
Linear Kelas XI di MAN 3 Tulungagung
b. Menggunaka n variabel bebas yang sama yaitu berpikir kritis.
c. Menggunaka n variabel terikat yang sama yaitu hasil belajar.
d. Keduanya merupakan Penelitian kuantitatif.
penelitian ini terdapat variabel bebas lainnya (X2).
b. Jenis penelitian
terdahulu menggunakan quasi eksperimen sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif.
c. Teknik pengambilan data yang digunakan pada penelitian
terdahulu berupa angket dan tes, sedangkan pada penelitian ini
menggunakan angket serta dokumentasi.
B. Kajian Teori
hati-hati dan teliti supaya dapat menentukan sebuah claim diterima, ditolak ataupun ditunda penilaiannya.. Istilah claim dalam Bahasa Indonesia disepadankan dengan istilah pernyataan. Pernyataan dideskripsikan sebagai kalimat yang bisa betul atau salah.32 Menurut Ennis dalam skripsi Zumisa Nudia Prayoga berpikir kritis ialah berpikir secara reflektif serta berargumen dengan memfokuskan pada pembentukkan suatu kesimpulan yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan atau dipercayai.33
Berlandaskan anggapan beberapa ahli terkait deskripsi berpikir kritis, maka bisa diambil kesimpulan bahwa berpikir kritis ialah satu keahlian seseorang untuk memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan dan mengatur strategi dan taktik.
b. Indikator Berpikir Kritis
Beberapa anggapan tokoh yang mengemukakan indikator berpikir kritis, peneliti mengangkat indikator yang dikemukakan oleh Ennis kemudian akan dibuat angket berpikir kritis,yaitu34
32 Ratih Nur Syafitri, “Pengaruh Persepsi TentangPola Asuh dan Attachment Style Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking) Siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), 23.
33 Zumisa Nudia Prayoga, “Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains”, (Skripsi, UNNES,2013), 10.
34 Ennis, “Goals for a Critical Thinking Curriculum.In A.L. Costa (ed).Developing minds: A Resource Book for Teaching Thinking”, (Virginia: Assosiation for Supervisions and Curriculum Development, 1985)
Variabel Dimensi Indikator Berpikir
Kritis (Variabel Independen)
Memberikan penjelasan
sederhana
Keterampilan memfokuskan pertanyaan
Menganalisis argumen Bertanya dan menjawab pertanyaan
Membangun keterampilan
dasar
Menyesuaikan dengan sumber
Mengamati dan melaporkan hasil observasi
Menyimpulkan
Keterampilan mempertimbangkan kesimpulan
Melakukan generalisasi dan melakukan evaluasi
Memberikan penjelasan dan
lanjut
Mengartikan istilah Membuat definisi
Mengatur strategi dan
taktik
Menentukan suatu tindakan Berinteraksi dengan orang lain dan berkomunikasi 2. Disposisi Matematis
a. Pengertian Disposisi Matematis
Disposisi Matematis menurut Sumarmo ialah kesadaran, kecenderungan, kemauan, serta kontribusi yang kukuh dalam diri siswa guna berbuat serta berpikir secara matematis.35 Menurut Wardani dalam skripsi Nouri Alfin Nabilah disposisi matematis sebagai apresiasi serta ketertarikan kepada matematika yakni bertindak secara positif serta cenderung untuk berpikir, antara lain dengan keuletan, kepercayaan diri, bergairah ketika belajar, keingintahuan,
35 Yudhanegara, Penelitian, 92.
teguh ketika berhadapan dengan masalah, adaptif, hendak berbagi antar sesama, reflektif dalam kegiatan matematik (doing math).36
Menurut Kilpatrick, dkk Disposisi Matematis ialah kebiasaan serta sikap positif atau produktif guna memperhatikan matematika sebagai sesuatu yang berguna, logis, serta bermanfaat.37 Menurut Polking dalam skripsi Shora Ayu Nurdika disposisi matematis meliputi: (1) menyelidiki ide matematis serta berupaya mencari metode alternatif dalam menyelesaikan permasalahan secara fleksibel; (2) menyelesaikan suatu masalah dan memberikan alasan dengan yakin, serta mengkomunikasikan ide dengan menggunakan matematika; (3) memiliki keingintahuan, minat, serta kemampuan menemukan sesuatu yang baru ketika melaksanakan pekerjaan matematika; (4) menyelesaikan tugas matematika dengan tekun; (5) kecenderungan untuk merefleksikan performance serta memonitor serta penalaran mereka sendiri; (6) didalam perannya dalam nilai dan kultur, matematika memiliki peran sebagai bahasa atau sebagai alat; (7) menerapkan ilmu matematika pada kehidupan sehari-hari.38
Disposisi matematis adalah suatu aspek afektif yang membantu keefektifan belajar matematika siswa. Disposisi matematis dibutuhkan siswa guna berkeras hati saat mengambil kewajiban, berhadapan
36 Nouri Alfin Nabilah, “Pengaruh Kecerdasan Matematis-Logis dan Disposisi Matematis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa KelasVIII di MTS Unggulan Ma'arif NU Nurul Islam Bades Pasirian LumajangTahun Pelajaran 2020/2021”, (Skripsi, IAIN Jember, 2021), 33.
37 Nurdika, Pengaruh, 11.
38 Nurdika, Pengaruh
dengan masalah, serta membiasakan bekerja dalam matematika dengan baik.
Berlandaskan beberapa anggapan para ahli mengenai definisi diposisi matematis, maka bisa disimpulkan bahwa disposisi matematis ialah satu keterlibatan dan apresisasi untuk percaya diri dalam menyelesaikan masalah matematika, mampu memberikan alasan yang logis, sering bertanya ketika belajar, memiliki antusias yang tinggi dalam mencari jawaban, semangat dan mengeksplor ide-ide matematis, mencoba berbagai metode alternatif untuk menyelesaikan masalah, bekerja sama dalam belajar matematika, menilai aplikasi matematika dalam bidang lain dalam kehidupan sehar-hari, serta mengapresiasi peran matematika dalam kehidupan.
b. Indikator Disposisi Matematis
Beberapa pendapat tokoh yang mengemukakan indikator disposisi matematis, peneliti mengambil indikator dalam skirpsi Vernadya Ismana Putri yang dikemukakan oleh Polking kemudian akan dibuat angket disposisi matematis, yaitu:39
Variabel Dimensi Indikator
Disposisi Matematis
(Variabel Independen)
Kepercayaan diri
Percaya diri dalam menyelesaikan masalah matematika
Mampu memberikan alasan yang logis
Sering bertanya ketika belajar matematika
39 Vernadya Ismana Putri, “Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VII pada Model Pembelajaran Treffinger Materi Segiempat”, (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2016), 5-6.
Keterkaitan dan Keingintahuan
yang tinggi
Antusiasme yang tinggi dalam mencari jawaban dalam permasalahan matematis Semangat dalam
mengeksplorasi ide-ide matematis
Fleksibelitas
Mencoba berbagai metode alternatif untuk
menyelesaikan masalah Bekerjasama dalam belajar matematika
Ketekunan
Mampu menyelesaikan persoalan matematika dengan efektif
Bersungguh-sungguh dalam belajar
Reflektif Menilai ulang hasil belajarnya Menilai aplikasi
matematika
Menerapkan ilmu matematika pada kehidupan sehari-hari Apresiasi
Menghargai peran matematika dalam kehidupan
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Catharina Tri Anni dalam skripsi Setyowati hasil belajar ialah kegiatan belajar yang dijalani oleh siswa dengan ditandai adanya suatu perubahan perilaku pada diri siswa.40 Hasil belajar merupakan hasil maksimum seorang siswa sesudah menjalani kegiatan belajar mengajar dengan menekuni materi pelajaran tertentu. Tidak hanya berupa nilai saja yang terdapat pada hasil belajar tetapi bisa berupa sebuah transisi positif seperti kepatuhan, penalaran, serta kemahiran.
40 Setyowati, “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang”, (Skripsi, UNNES, 2007), 19.
Menurut Nasution hasil belajar ialah hasil yang diperlihatkan dengan nilai tes yang diberi oleh pengajar melalui interaksi tindak belajar mengajar.41 Sedangkan menurut Arikunto hasil belajar adalah hasil akhir sesudah menjalani kegiatan belajar, dalam hal ini perilaku itu terlihat dalam bentuk perbuatan yang bisa diukur atau diamati. Jadi hasil belajar ialah hasil yang diukur melalui tes dan diperoleh siswa sesudah melaksanakan suatu proses belajar matematika dalam waktu yang telah ditentukan42
Hasil belajar ialah keberhasilan atau tidaknya seorang siswa pada kegiatan belajar mengajar. Adanya alat ukur guna melihat keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan hasil belajar seseorang bisa mengetahui batas kesanggupan, kompetensi, penguasaan mengenai keterampilan, pemahaman, serta nilai atau sikap dalam rangka menyelesaikan suatu pekerjaan.43
Beberapa definisi dan pendapat maka bisa simpulkan bahwa hasil belajar ialah kompetensi yang dipunyai oleh siswa sesudah mendapatkan pengetahuan pada belajarnya. Pada penelitian ini peniliti menggunakan nilai Ujian Tengah Semester untuk melihat hasil belajar siswa.
41 Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Bumi Aksara, 2006), 36.
42 Jabar, Pengaruh, 144.
43 Ganing, Pengaruh.
Terdapat dua faktor yang menyebabkan seseorang berhasil atau tidak dalam belajar,44 yakni:
1) Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar) a) Kesehatan
Faktor yang berpengaruh cukup besar dalam hasil belajar ialah faktor kesehatan jasmani serta rohani. Tidak bersemangatnya dalam belajar bisa disebabkan oleh kondisi jasmani serta rohani yang kurang sehat.
b) Intelegensi dan Bakat
Pada kemampuan belajar faktor keduanya memberi pengaruh yang sangat besar. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQ-nya tinggi) biasanya senang belajar serta lebih condong mendapatkan hasil yang bagus. Dalam menentukan keberhasilan belajar bisa juga dipengaruhi dengan adanya bakat. Misalnya seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi serta memiliki bakat pada bidang yang ditekuni, akan lebih mudah dalam proses belajar berbeda dengan orang yang memiliki bakat atau kecerdasan yang tinggi saja.
c) Minat dan Motivasi
Terdapat beberapa hal yang bisa menampakkan minat belajar, diantaranya terdapat kemauan yang ulet guna mendapatkan pekerjaan yang baik dan memiliki keinginan
44 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 55-60
untuk hidup sejahtera. Begitu juga seseorang yang punya motivasi yang kuat dalam belajar, akan melaksanakan akivitas belajar dengan penuh gairah, tekun, serta antusias.
d) Cara belajar
Dalam pencapaian hasil belajar cara belajar ini turut berpengaruh. Tanpa melihat teknik dalam belajar serta faktor fisiologi, ilmu kesehatan serta psikologis mengakibatkan mendapatkan hasil yang rendah.
2) Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar) a) Keluarga
Pengaruh pada keberhasilan belajar anak dalam belajar salah satunya ialah orang tua, seperti kegairahan orang tua pada pendidikan, kecil besarnya pendapatan serta kepeduliannya.
b) Sekolah
Kondisi tempat belajar di sekolah juga berpengaruh pada tingkat keberhasilan anak, metode mengajarnya, kualitas pendidik, kesesuaian kurikulum dengan kapasitas anak, serta ketersediaannya sarana prasana di sekolah
c) Masyarakat
Kondisi sekitar tempat tinggal turut berpengaruh pada hasil belajar. Jika keadaan masayarakat di sekeliling tempat tinggal terdapat orang yang berilmu tinggi serta budi pekerti baik, hal ini dapat memotivasi anak supaya bergairah dalam belajar.
d) Lingkungan Sekitar
Suasana lingkungan, situasi sekeliling, bangunan rumah, situasi jalan raya dan sebagainya hal ini dapat mempengaruhi semangat belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar.
4. Pengaruh Berpikir Kritis terhadap Hasil Belajar
Berpikir kritis sebagai kemampuan kognitif yang meliputi kegiatan interprestasi, evaluasi, analisis, inferensi, penjelasan, dan pengelolaan diri.
Sebenarnya berpikir kritis ialah suatu proses yang terlibat dengan pelatihan, integrasi pengalaman pribadi, serta kemampuan yang didasari dengan alasan dalam membuat keputusan guna menafsirkan kebenaran seuatu informasi.45 Berpikir kritis berkaitan erat dengan kemampuan kognitif dalam pembelajaran matematika. Untuk mencapai keberhasilan dalam belajar siswa dibutuhkan usaha kemampuan individu yang dituangkan dalam mengerjakan tugas. Seorang siswa yang mempunyai berpikir kritis yang tinggi akan mengerjakan tugasnya secara gigih, ulet serta semangat yang tinggi saat menuangkan kemampuannya untuk mencapai hasil belajar yang baik.
Selain salah satu faktor hasil belajar dari berpikir kritis, skripsi Royal Muntaha Ganing menunjukkan hasil penelitiannya bahwa berpikir kritis berpengaruh terhadap hasil belajar.46
45 Lilis Lismaya, Berpikir Kritis & PBL, (Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019), 8-9.
46 Ganing, Pengaruh
5. Pengaruh Disposisi Matematis terhadap Hasil Belajar
Disposisi Matematis ialah suatu kebutuhan yang harus dimiliki siswa, siswa yang mempunyai Disposisi Matematis akan memiliki keyakinan dan semangat pada dirinya untuk menggunakan matematika dengan cara yang positif. Yuanari dalam Mandur menyatakan bahwa ada beberapa sebab yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa antara lain kurangnya kegigihan ketika mencari solusi soal matematika, kurangnya rasa percaya diri, serta kurangnya keingintahuan siswa dalam belajar matematika.47 Dengan pernyataan tersebut disposisi matematis mengambil peran penting dalam pencapaian belajar siswa yang bisa ditunjukkan dengan hasil belajar.
Hal ini dikuatkan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Devy Lilawati Mansur yang menunjukkan hasil penelitiannya bahwa disposisi matematis berpengaruh terhadap hasil belajar.48
47 Mandur, “Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan Representasi, dan Disposisi Matematis terhadap Prestasi Belajar Matematika SiswaSMA Swasta di Kabupaten Manggarai”, (e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.2, 2013).
48 Mansur, Pengaruh.