BAB III METODE PENELITIAN
F. Analisis dan Pengujian Keabsahan Data
a. Profil Pondok Pesantren Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
b. Jadwal kegiatan santri Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
c. Struktur organisasi Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
F. Analisis dan Pengujian Keabsahan Data
2. Kondensasi Data
Kondensasi data terjadi secara berkesinambungan dalam kehidupan selama berorientasi pada beberapa proyek/penelitian kualitatif. Bahkan sebelum data sebenarnya dikumpulkan, antisipasi kondendasi data sebagai seorang peneliti secara tidak sadar sering menarik sebuah kesimpulan dapat berupa kerangka kerja konseptual, kasus, pertanyaan penelitian, dan pengumpulan data yang dianggap mendekati untuk dipiilih.56
Sebagai hasil pengumpulan data, lebih lanjut kondensasi data terjadi, menulis ringkasan, pengkodean, mengembangkan kategori, menghasilkan kategori, dan penulisan memo analisis. Pada tahapan ini, peneliti hanya fokus pada data-data yang terkait dengan penerapan metode jarimatika untuk menghafal Al-Qur‟an.
a. Selecting
Menurut Milles dan Habermen, peneliti harus bertindak selektif, yaitu menentukan dimensi dimensi mana yang lebih penting, hubungan mana yang mungkin lebih bermakna, dan sebagai konsekuensinya, informasi apa yang harus dikumpulkan dari analisis. Informasi- informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan seluruh informasi tersebut untuk memperkuat penelitian.
56Miles, M. B., Hubberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook (3rd ed.). California: SAGE Publications., hlm. 31
b. Focusing
Menurut Milles dan Habermen, menyatakan bahwa memfokuskan data yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Tahapan ini merupakan kelanjutan dari tahap seleksi data. Peneliti hanya membatasi data yang berkaitan dengan rumusan masalah.
Fokus data pada fokus penelitian pertama yaitu pada pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dan dalam penelitian ini yang kedua menghafal Al-Qur‟an santri.
c. Abstracting
Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan yang perlu di jaga sehingga tetap berada di dalamnya.
Pada tahap ini, data yang telah terkumpul dievaluasi, khususnya yang berkaitan dengan kualitas kecukupan data. Jika data yang menunjukkan pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dirasa baik dan jumlah data cukup, data tersebut digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti.
d. Simplifying dan Transforming
Data dalam penelitian ini selanjutnya disederhanakan dan ditranformasikan dalam berbagai cara, yakni melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan datadalam satu pola yang lebih luas dan sebagainya.
3. Penyajian data
Setelah kondensai data maka tahap selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data adalah proses pengumpulan informasi yang disusun
berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan. Dalam penelitian kuantitatif penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel, grafik dan lain sebagainya namun dalam penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan lain sebagainya. Dalam penyajian data pada penelitian ini berisi tentang data penerapan metode jarimatika untuk menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
a. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan mudah difahami serta dilakukan dengan cara berulang kali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan tersebut, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul penelitian dan rumusan masalah yang ada.57 Pada tahap terakhir dalam proses analisi data, peneliti memberikan penjelasan mengenai data-data yang didapatkan dari lapangan melalui metode wawancara, observasi serta dokumentasi, yang kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan mengenai hasil penelitian.
57Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Yogyakarta, Calpulis, 2015), 68.
Dalam penelitian kualitatif untuk terjaminnya keakuratan data maka peneliti akan melakukan pemeriksaan keabsahan data. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar. Triangulasi adalah salah satu proses yang harus dilalui oleh seorang peneliti disamping proses-proses lainya, dimana proses ini menentukan aspek validitas informasi yang diperoleh untuk kemudian disusun dalam suatu penelitian. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.58
Hal ini dapat di gambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1
Proses Analisis Data59
58Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Yogyakarta, Calpulis, 2015), 45.
59 Miles, Huberman dan Saldana, 2014:14
4. Keabsahan Data
Sebelum instrumen pertanyaan di dalam angket dianalisis, seluruh butir pertanyaan di uji terlebih dahulu untuk menguji keabsahan data yang telah diperoleh peneliti, pada penelitian ini peneliti menguji data yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut :
a. Trianglasi Sumber
Pada penelitian ini peneliti menguji keabsahan data yang diperoleh dengan menggunakan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang dipakai pada penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber yakni membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berada dalam penelitian kualitatif. Hal ini dicapai dengan jalan sebagai berikut :
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data dari hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakan secara pribadi.
3) Membandingkan yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.60
Dalam hal ini, data yang diperoleh dari hasil wawancara dari berbagai sumber yang berkompeten dan berwenang akan dibandingkan untuk mengecak keabsahan data tersebut.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik atau metode berarti untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Penulis menggunakan triangulasi teknik ini untuk membandingkan dan mengecek hasil data yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data sama atau berbeda61. Seperti hasil wawancara yang penulis dapatkan dari wawancara dengan ustadz, dibandingkan dengan hasil observasi yang penulis liat dalam pembelajaran dan dicek kembali dengan data dokumentasi kemampuan santri dalam menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
5. Tahap-Tahap Penelitian
Tahapan-tahapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan proses pelaksanaan penelitian, dalam hal ini ada beberapa tahapan yaitu :
60Laxy J. Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Remaja Roesdakarya, 2014, 275
61Sugiono. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R & D, Bandung: Al Fabeta, 215.
Hlm. 275
a. Pra Penelitian
Tahapan pra penelitian lapangan terdapat lima tahapan adapun lima tahapan tersebut adalah :
1) Menyusun rencana penelitian 2) Memilih lapangan penelitian 3) Pengurus perizinan
4) Menjajaki dan menilai lapangan 5) Memilih informan
b. Pelaksanaan (Pekerjaan Lapangan)
Tahap ini peneliti mengadakan kunjungan langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data-data mengenai fokus penelitian yang dijadikan sebagai bahan kajian dalam penelitian. Tahap ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri 2) Memasuki lapangan penelitian mengumpulkan data c. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan di sini dilakukan peneliti dari awal peneliti mengumpulkan data seperti mencari pemahaman yang tidak memiliki pola, mencatat keteraturan penjelasan, dan alur sebab akibat, yang tahap akhirnya disimpulkan keseluruhan data yang diperoleh peneliti.
d. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan/verifikasi adalah suatu tujuan ulang pada catatan- catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara
teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubyektif atau juga upaya-upaya luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain62
62Miles dan Habermen, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode Baru, Jakarta, 2016, hlm. 20
56 A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember
Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember terletak Desa Klompangan Kecamatan Ajung Jember, tepatnya di Jl. Argopuro No.
64 Durenan Klompangan Ajung. Adapun pendiri TPQ Ar Rifa‟i dusun Durinan Desa Klompangan Kecamatan Ajung berdiri pada tahun 2007 dengan status tanah milik sendiri 5255m2 dengan status pembangunan adalah akta wakaf dengan luas 2855 m2.
Tahun 2009 Lembaga Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember pindah ke asrama Masjid Al-Falah, karena ustadz/ustadzah MWC NU Ajung merasa keberatan kantor NU digunakan untuk pendidikan anak anak usia dini. Lembaga Raudlatul Athfal Al-Falah menyelenggarakan pendidikan anak usia dini dengan merekrut anak mulai anak usia 3-6 tahun, dan berjalan hingga 3 tahun. Lalu beliau mulai merintis program wajib mengaji untuk anak usia dini pada tahun 2010, karena kemampuan beliau adalah Al-Qur‟an. Siswa/santri pertama adalah M. Afifatur Ridho dan Siti Noor Halimah. Keinginan beliau adalah mencetak generasi yang Qur‟ani dan berakhlak mulia. Dikarenakan banyak wali murid yang menyekolahkan putra-putrinya memilih mengajinya, maka program wajib ngaji dominan hingga sekarang.
Keinginan beliau adalah mencetak peserta didik yang pinter atau mampu membaca Al-Qur‟an dengan morotal sejak dini. Pada tahun 2011 beliau membangun dua lokal Roudlatul Atfal melalui program Nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pesedaan.
Sumber data: (Hasil interview dengan pengasuh Pondok Pesantren Al- Falah Tahfidz tanggal 15 Maret 2023)
2. Profil Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember a. Identitas
1) Nama : Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember
2) Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara No 13 Jember 3) Berdiri : 2010
4) Pengasuh : KH. Abdullah Yakin Ar-Rifa‟i 5) Telepon : 081216001170
3. Keadaan Ustadz Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tabel 4.1
Kaadaan santri Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember No Nama Ustadz/Ustadzah
1 Nyai Nafi‟ur Penasehat
2 KH. Kholil Imron Ketua Yayasan
3 KH. Abdullah Yaqin Arifa‟i Pengasuh Putra 4 KH. Ahmad Fauzan Arifa‟i Pengasuh {itri
5 Fahrul Ihsan Ustadz
6 M. Ulil Abshor Ash Shidiq Ustadz
7 M. Robitullah Ustadz
8 Alvin Amar Ustadz
9 Fawaidul Husni Ustadz
10 Khayati, S.Ag Ustadzah
11 Marwiyatul Qubtiyah Ustadzah
12 Dra. Rosyidah Ustadzah
Sumber Data: Kantor Pondok Al-Falah Klompangan Ajung Jember tahun 2023 4. Jumlah Santri Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember
Tabel 4.2
Kaadaan santri Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember
No Santri Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PAUD 12 23 35
2 SMP/MTs 62 68 130
3 MA/SMA 22 24 46
Jumlah 96 115 211
Sumber Data: Kantor Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember
5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember
Tahun 2023
Keterangan :
= Garis Komando
= Garis koordinasi
Sumber Data: Kantor Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tahun 2023
6. Tujuan Pembelajaran Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember
Pembelajaran Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember mempunyai tujuan menjadikan santri Hafidz Al-Qur‟an yang mutqin baik bacaan maupun hafalan. Sebagaimana yang
Pengasuh Yayasan Pendidikan
Al-Falah
Pelindung
Ketua Pondok
Bendahara Sekretaris
Ustadz/Ustadzah
Santri
Sie Humas Sie. PHBI Sie Sarpras
Sie Pendk.
tercantum di dalam visi, misi, serta tujuan Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
Tujuan pembelajaran Tahfidz Qur‟an
a. Mempunyai akidah yang lurus, akhlaq mulia dan beribadah secara benar
b. Mampu membaca Al-Qur‟an dengan tartil c. Mampu menghafal Al-Qur‟an dengan lancar
d. Mempunyai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlandaskan Al- Qur‟an.63
Pembelajaran Tahfidz merupakan program utama di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember yang masih berjalan hingga saat ini. Para santri pun yang mendaftar dan diterima belajar di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember adalah mereka yang mempunyai keinginan serta tekad untuk belajar dan menghafal Al- Qur‟an.
Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember dalam mewujudkan tujuannya maka target pembelajaran awal santri mampu membaca Al-Qur‟an dengan standar mushaf Madinah (Rasm Utsmani) mengadakan sebuah tahapan proses pembelajaran Al-Qur‟an, secara umum mengkategorikan santri menjadi beberapa kategori dengan harapan agar mempermudah kegiatan belajar mengajar.
63KH. Abdullah Yakin Ar-Rifa‟i, wawancara oleh penulis, 1 Maret 2023.
a. Materi Pembelajaran Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
Pembelajaran Tahfidz Qur‟an merupakan program utama di Pondok Pesantren Al-Falah Ajung Jember yang masih berjalan hingga saat ini. Para santri pun yang mendaftar dan diterima belajar di Pesatren Qur‟an adalah mereka yang mempunyai keinginan serta tekad untuk menghafal Al-Qur‟an.
Pembelajaran Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember mempunyai tujuan menjadikan santri tahfidz Al-Qur‟an yang mutqin baik bacaan maupun hafalan oleh karena itu Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Jember adalah sebuah tahapan proses pembelajaran Al-Qur-an, secara umum mengkategorikan santri menjadi beberapa kategori dengan harapan agar mempermudah kegiatan belajar mengajar.
b. Alur Proses Pembelajaran Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung. 64
1) Placement Test
Kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui kemampuan santri dalam membaca Al-Qur‟an, dari hasil ini santri akan dikelompokkan pada halaqoh sesuai dengan tingkat kemmpuan santri dalam membaca Al-Qur‟an
64 Di ambil dari data pondok pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember diperoleh pada 15 Maret 2023.
2) Pra Tahsin
Tingkatan santi yang belum bisa membaca, mulai dari kesalahan dalam membaca huruf hijaiyah. Modul pembelajaran menggunakan buku panduan dengan nama “IQRO” yang diterbitkan oleh AMM Kota Gede Yogyakarta Indonesia. Buku ini menjadi kurikulum pembelajaran dengan target santri mampu membaca Al-Qur‟an dengan standar mushaf Madinah (Rasm Utsmani)
3) Tahsin
Tingkatan santri yang masih dalam tahap sudah menghafal huruf akan tetapi belum konsisten dalam menerapkan hukum tajwid. Modul pembelajaran menggunakan Al-Qur‟an” yang diterbitkan oleh Menara Kudus Indonesia. ini menjadi kurikulum pembelajaran dengan target santri mampu membaca Al-Qur‟an dengan standar mushaf Madinah (Rasm Utsmani)
4) Tahfidz
Tingkatan santri yang sudah lancar dalam membaca dan konsisten dalam penerapan hukum tajwid. Dalam pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an mempunyai target yang berbeda setiap jenjangnya, untuk detail target dapat dilihat di masing-masing pembelajarannya. Meskipun setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menghafal, langkah
penentuan target di setiap jenjang ini merupakan ikhtiar untuk mendapatkan hasil terbaik
5) Evaluasi
Kegiatan yang diadakan untuk mengukur kemampuan santri pasca pembelajaran. Jika santri lulus maka melanjutkan ke tingkat berikutnya, akan tetapi jika tidak lulus, santri harus mengulang pada tingkat yang sama.
c. Materi Tahsin
Dilihat dari alur proses pembelajaran Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember. Buku yang menjadi kurikulum pembelajaran dengan target santri mampu membaca Al- Qur‟an dengan standar mushaf Madinah (Rasm Utsmani), sebelum santri memasuki tahap menghafal (Tahfidz) maka santri harus melalui tahap pembelajaran tahsin terlebih dahulu.
Adanya proses pembelajaran tahsin ini santri diharapkan mampu membaca Al-Qur‟an dengan benar sesuai kaidah-kaidahnya.
Dalam pembelajaran tahsin dengan menggunakan buku terdapat indikator keberhasilan yang harus menjadi perhatian pengajar:
Bab 1 Santri diharapkan mampu:
(a) Mengetahui tempat makhorijul huruf dengan benar
(b) Membaca huruf sesuai dengan tempat keluar / makhorijul hurufnya
(c) Mengucapkan huruf berharokat fathah, kasroh, dan dhammah dengan sempurna
Bab 2 Santri diharapkan mampu (a) Mengenal huruf bersambung
(b) Membaca tulisan Arab yang disambung 3 huruf dengan benar
(c) Membedakan perubahan-perubahan huruf (d) Mengenal huruf ya‟ mushaf madinah Bab 3 Santri diharapkan mampu:
Membaca bacaan mad thabi‟i dengan kadar 2 harakat dalam mushaf standar madinah
Bab 4 Santri diharapkan mampu:
(a) Mengenal tanda sukun
(b) Membedakan antara bunyi sukun huruf hams, jahr, sukun huruf qolqolah dan sukun huruf lin
Bab 5 Santri diharapkan mampu:
(a) Mengenal tanda tasydid
(b) Membaca huruf mim dan nun tasydid dengan kadar gunnah yang sempurna
(c) Membaca huruf ya dan wawu tasydid dengan menaikkan intonasi
(d) Ahsanul harakat yang sangat terlihat pada huruf berharakat dhammah bertemu dengan huruf bertasydid dhammah yaitu posisi mulut normal mecucu kembali
Bab 6 Santri diharapkan mampu
(a) Mengetahui tanda hamzah wasal (b) Membaca hamzah wasal dengan benar (c) Mengenal huruf lam pada lafhul jalalah Bab 7 Santri diharapkan mampu:
(a) Mengetahui bentuk harakat tanwin pada bacaan idzhar pada mushaf standar madinah
(b) Membaca bacaan yang berharakat tanwin, semua dibaca idzhar
Bab 8 Santri diharapkan mampu:
(a) Mengetahui beberapa cara waqaf
(b) Membaca bacaan waqaf yang benar pada huruf lin, pada mushaf standar madinah
(c) Mengetahui tanda-tanda waqaf dalam Al-Qur‟an Bab 9 Santri diharapkan mampu:
(a) Mengetahui macam-macam mad dalam Al-Qur‟an (mad wajib, mad muttasil, mad jaiz munfasil, mad lazim)
(b) Membaca bacaan dengan kadar mad 4,5,6 harakat Bab 10 Santri diharapkan mampu:
(a) Mengetahui penulisan nun sakinah dan tanwin pada mushaf standar madinah
(b) Membaca bacaan hukum nun sakinah/tanwin Bab 11 Santri diharapkan mampu:
Membaca bacaan mim sakinah dengan benar Bab 12 Santri diharapkan mampu:
Membedakan bacaan idgham sempuma dan idhgam tidak sempuma dalam Al-Qur‟an
Bab 13 Santri diharapkan mampu:
Mengetahui dan dapat membaca hukum nun i‟wadh Bab 14 Santri diharapkan mampu:
Mengetahui ragam hukum bacaan dalam Al-Qur‟an Bab 15 Santri diharapkan mampu:
(a) Mengetahui nama-nama huruf hijaiyah dalam Al-Qur‟an (b) Melafalkan masing-masing huruf sesuai dengan namanya Bab 16 Santri diharapkan mampu:
(a) Membaca huruf muqaththa‟ah dalam Al-Qur‟an (b) Membaca huruf muqaththa‟ah dengan benar.65
65 Hasil observasi di asrama tahfidz pada 1 Maret 2023.
B. Analisa Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Jarimatika Qur’an dalam Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember adalah tempat belajar, Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember didirikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat atas dasar kesadaran dakwah islamiyah yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam dan mencetak generasi kader ulama dan da‟i dan Tahfidz. Di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember materi yang di pelajari diantaranya kitab amtsilati, kitab fiqih, aqidah, bahasa Arab dan lain sebagainya. Namun yang ditekankan di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember adalah progam Tahfidz.
Upaya untuk memudahkan proses meghafal Al-Qur‟an, Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember memilih menggunakan metode jarimatika Qur‟an. Jarimatika Qur‟an merupakan metode menghafal Al-Qur‟an yang memanfaatkan ruas-ruas jari tangan kanan sebagai media atau alat bantu belajarnya. Proses menghafal dengan metode jarimatika Qur‟an ini dilakukan dengan cara menghafal ayat Al- Qur‟an di otak sekaligus menunjuk ruas-ruas jari tangan kanan dan tangan kiri sebagai media penyimpanan data hafalan. Ruas jari yang digunakan adalah jari tangan kanan dan jari tangan kiri dimana satu kali putaran ada dua puluh angka di jari tangan (menjadi 20 ayat) dimulai dari jari jempol.
Seperti halnya hasil interview dengan pengasuh Pondok Pesantren Al- Falah Klompangan Ajung Jember, bahwa “metode jarimatika Qur‟an itu sebuah metode menghafal Al-Qur‟an yang memanfaatkan media jari dalam membantu proses hafalan dengan cara menempatkan ayat-ayat Al- Qur‟an kedalam ruas jari.66
Proses pelaksanaanya menghafal dengan menggunakan metode jarimatika Qur‟an yakni dengan cara menempatkan ayat-ayat ke dalam ruas jari, hal ini dimaksudkan agar masing-masing ayat memiliki tempat tersendiri sehingga tidak terjadi kebingungan bagi santri dan akan lebih kuat hafalannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember, proses yang diterapkan dalam metode jarimatika Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
Berdasarkan jumlah lima jari tangan kanan terdapat 20 nomor angka yang nantinya ditempatkanlah ayat-ayat sesuai dengan jumlah ayat disetiap surat. Maka sebagai mana yang terumus dijari tangan kanan akan berlanjut dijari kiri dengan cara dan rute yang sama untuk nomor 21-40.67
66 KH. Abdullah Yakin Ar-Rifa‟i, wawancara oleh penulis berkaitan dengan metode jarimatika, 3 Maret 2023
67 KH. Abdullah Yakin Ar-Rifa‟i, wawancara oleh penulis berkaitan dengan proses penggunaan metode jarimatika, 3 Maret 2023.
2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Penerapan Metode Jarimatika Qur’an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
a. Faktor pendukung
Di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Pengembangan dan Pelatihan Al-Qur‟an mengklasifikasikan lembaga pendidikan Al-Qur‟an kedalam 3 jenis yakni :
1) Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember, lembaga yang khusus melahirkan para penghafal Al-Qur‟an.
2) Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember dan kitab Kuning, yakni sebuah lembaga Tahfidz yang dilengkapi dengan kajian terhadap kitab-kitab klasik yang menunjang pemahaman keagamaan.
3) Boarding School, Pendidikan formal yang dilengkapi dengan Tahfidz Al-Qur‟an, dan menjadikannya sebagai program unggulan.
Metode Jarimatika Qur‟an merupakan metode menghafal Al- Qur‟an yang memanfaatkan ruas-ruas jari tangan kanan sebagai media atau alat bantu belajarnya. Proses menghafal dengan metode jarimatika Qur‟an ini dilakukan dengan cara menghafal ayat Al-Qur‟an di otak sekaligus menunjuk ruas-ruas jari tangan sebagai media penyimpanan data hafalan. Ruas jari yang digunakan adalah jari tangan kanan dan jari tangan kiri dimana satu kali putaran ada dua puluh ruas jari tangan (menjadi 20 ayat) dimulai dari jari jempol.