i
KLOMPANGAN AJUNG JEMBER TAHUN 2023
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
Niswa Nilam Conita Fadel NIM : T20191367
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2023
ii
KLOMPANGAN AJUNG JEMBER TAHUN 2023
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
Niswa Nilam Conita Fadel NIM: T20191367
Pembimbing :
Dr. Hj. Umi Farihah, M.M, M.Pd.
NIP.19680611992032001
iii
KLOMPANGAN AJUNG JEMBER TAHUN 2023
S K R I P S I
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Pada : Rabu Tanggal : 5 Juli 2023
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Dr. Hj.Fathiyaturrahmah, M.Ag Najibul Khair, M.Ag.
NIP. 197508082003122003 NIP. 198702202019031002
Anggota :
1. Dr. Khoirul Anwar ( )
2. Dr. Hj. Umi Farihah, M.M, M.Pd ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr.Hj.Mukni'ah,M.Pd.I NIP. 196405111999032001
iv MOTTO
Artinya : dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran. (Q.S Surat Al-Qamar ayat 17)*1
* https://tafsirweb.com/10255-surat-al-qamar-ayat-17.html. Diakses pada 30 Juni 2023.
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur terhadap Allah SWT atas limpahan rahmatnya, sehingga kita semua mendapat syafa‟at dari nabi besar Muhammad SAW, Penulis mempersembahkan skripsi ini untuk:
1. Kedua orang tua (Fauzi dan Dewi Lestari). Dua orang yang sangat berperan penting dalam hidup saya, yang selalu mendukung baik dalam segi moral dan materi, membimbing saya dan selalu memberi nasehat dalam setiap langkah dan selalu menyelipkan doa. Karya ini saya tujukan untuk salah satu tanda terimakasih.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw sebagai suri tauladan hingga akhir zaman.
Dengan skripsi yang berjudul “Pelaksananaan Metode Jarimatika Qur’an dalam Pembelajaran Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tahun 2023”. Skripsi ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas akhir agar memperoleh gelar sarjana pendidikan stara satu di Universitas Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember. Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang menginspirasi, mengarahkan, membimbing, serta memberi kritik dan saran yang membangun. Saya ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak:
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM., selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember yang telah memberi sarana dan prasana yang mencukupi dalam menuntut ilmu selama ini.
2. Prof. Dr. Hj. Mukni‟ah, M.Pd.I. selaku dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Ilmu Keguruan di UIN KHAS Jember yang memberi izin dan mendukung dalam penelitian ini.
3. Dr. Rif‟an Humaidi, M.Pd.I. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam di UIN KHAS Jember yang telah memberi dukungan dalam penelitian ini.
vii
4. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag. selaku koordinator program studi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi dan izin dalam penelitian ini.
5. Dr. Hj. Umi Farihah, M.M, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar sebagaimana semestinya.
Semoga apa yang telah mereka berikan dengan banyak bantuan, kritik, saran, bimbingan serta arahan, dapat menjadikan keberkahan dan rahmat yang Allah SWT berikan kepada mereka semua. Penulis juga menyadari mungkin beberapa penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu pemberian kritik dan saran yang membangun dari pembaca dapat bermanfaat bagi penulis kedepannya. Dan memberikan manfaat bagi pendidikan pada umum-Nya, instansi, serta lembaga lainnya. Amin.
Jember,5 Mei 2023
Penulis
viii ABSTRAK
Niswa Nilam Conita Fadel 2023: Pelaksanaan Metode Jarimatika Qur‟an Dalam Pembelajaran Menghafal Al-Qur‟an Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tahun 2023.
Kata Kunci: Metode Jarimatika Qur‟an, Pembelajaran Menghafal Al-Qur‟an Semenjak pertama kitab ini (Al-Qur‟an) diturunkan, Rasulullah dalam menyampaikan kepada para sahabat sama sebagaimana beliau menerima yakni langsung menirukan dan menghafal ayat-ayat yang diterima. Selain untuk menjaga keaslian Al-Qur‟an menghafal juga berfungsi sebagai jalan untuk memperoleh kefahaman terhadap Al-Qur‟an banyaknya variasi metode menghafal Al-Qur‟an yang tersedia dan semakin memudahkan seseorang dalam memilih metode mana yang cocok dengan diri masing-masing. Metode jarimatika Qur‟an menarik karena menghasilkan paket hafalan yang relatif lebih lengkap.
Berdasarkan pada permasalahan di atas yang menjadi fokus penelitian ini adalah 1) Bagaimana pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tahun 2023? dan 2) Apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Desa Klompangan Ajung Jember Tahun 2023?
Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1.)Mendeskripsikan pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Desa Klompangan Ajung Jember Tahun 2023. 2.)Mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tahun 2023.
Dengan beberapa metode penelitian yang dilakukan dengan analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa: 1.) Pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam menghafal Al-Qur‟an adalah santri mempersiapkan Al-Qur‟an untuk membaca ayat yang akan dihafal dan ustadz memerintah santri untuk mempersiapkan Al-Qur‟an dan jarinya tangan. Menghafal dimulai dengan menghafal lima ayat pertama yakni untuk ditambah ruas-ruas jari tangan, tekniknya adalah ustadz membacakan dan santi mengikuti dan seterusanya, proses ziyadah dilakukan dan santri menyelesaikan tahfidz sesuai jumlah yang ditargetkan, tahapan selanjutnya (masih dilakukan secara klasikal) dan 2) Keberhasilan dalam pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an, ada beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat metode jarimatika Qur‟an. Metode Jarimatika dapat membantu untuk mengingat maka ingatan akan semakin kuat. Metode jarimatika Qur‟an merupakan metode pengembangan hafalan, sehingga problematika yang dihadapi para penghafal sedikitnya bisa terbantu dengan hadirnya metode tesebut.
ix DAFTAR ISI
COVER ... i
PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB IPENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 8
F. Sistematika Pembahasan ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Penelitian Terdahulu ... 11
B. Tentang Metode Jarimatika Qur‟an ... 17
C. Kajian Tentang Menghafal Al-Qur‟an ... 22
x
D. Kajian Teori Tentang Metode Jarimatika Qur‟an Dalam Menghafal Al-
Qur‟an ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 39
B. Lokasi Penelitian ... 40
C. Subjek Penelitian ... 41
D. Sumber Data ... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
F. Analisis dan Pengujian Keabsahan Data ... 47
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 56
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 56
B. Analisis Hasil Penelitian ... 67
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian ... 15 Tabel 4.1 Kaadaan santri Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember ... 57 Tabel 4.2 Kaadaan santri Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember ... 58 Tabel 4.3 Kode Metode Jarimatika Qur‟an pada Awal Surat Ar-Rohman ... 79
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Proses Analisis Data ... 51 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tahun 2023 ... 59
1 A. Konteks Penelitian
Al-Qur‟an sebagai kalamullah adalah kunci dari semua kebenaran. Di dalamnya adalah mukjizat yang diamanahkan kepada Nabi Muhammad pada 14 abad yang lalu. Semenjak pertama kitab ini (Al-Qur‟an) diturunkan, Rasulullah dalam menyampaikan kepada para sahabat sama sebagaimana Beliau menerima yakni langsung menirukan dan menghafal ayat-ayat yg diterima. Dengan demikian para sahabat menerima ajaran wahyu ini dan sudah terbiasa untuk menghafal Al-Qur‟an.1 Menghafal Al-Qur‟an merupakan suatu ibadah yang begitu mulia di mata Allah SWT, menghafal Al-Qur‟an sangatlah tidak sama dengan menghafal buku atau kamus, karena dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an harus memenuhi kaidah ilmu tajwid yang benar dan fasih dalam melafalkannya. Jika seseorang belum mampu membaca dan belum bisa mengetahui tajwidnya dengan baik maka dipastikan akan
mengalami kendala dalam menghafalkannya. Bahkan ditengah majunya ilmu pengetahuan dan teknologi muncul upaya pemalsuan dalam segala bentuk terhadap isi ataupun redaksi oleh orang yang tidak bertanggung jawab.2
1Cut Nurul Fajri Harlita, Penggunaan Metode Jarimatika Qur‟an Dalam Praktik Menghafal Al- Quran Di Tk Bait Qurany Saleh Rahmany Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam - Banda Aceh, 2019) , 1.
2Indra Keswara “Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an (menghafal Al Quran) di pondok Pesantren Al Husain Magelang” Jurnal Hanata Widya Vol 6, No 2 (2017): 64, di akses pada 22 Februari, 2021, Https://s.docworkspace.com/d/AJponvnKsz4skipmPoKknFA.
Selain untuk menjaga keaslian Al-Qur‟an menghafal juga berfungsi sebagai jalan untuk memperoleh kefahaman terhadap Al-Qur‟an selain itu juga berfungsi untuk meningkatkan budaya membaca. Berbicara tentang menghafal berarti berbicara juga tentang belajar dan setiap aktivitas yang berhubungan dengannya seperti membaca, menulis dan aktifitas kognitif lainnya.3
Para pecinta dan penghafal Al-Qur‟an di berbagai negara dari dahulu hingga sekarang, mereka menjadi salah satu penyebab terpeliharanya Al- Qur‟an. Sehingga jika ada kesalahan dalam penulisan walau satu huruf akan cepat diketahui. Oleh sebab itu, sudah sangat patutlah jika Allah menempatkan para ahli Al-Qur‟an pada tempat yang tinggi karena mereka ikut berperan dalam menjaga kemurnian Al-Qur‟an. 4
Menurut Dewan Penasihat Nusantara Mengaji KH. Husnul Hakim, yang dikutip oleh Jawa pos.com, penghafal Al-Qur‟an di Indonesia berjumlah sekitar 30 ribu orang. Angka tersebut termasuk kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta orang.5 Data tersebut di publikasikan pada tahun 2019. Selain itu pada tahun 2020 kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, Gus Firjon Barlaman wakil bupati Jember mengungkapkan bahwa terdapat 1000 wisudawan dan wisudawati. Penghafal Al-Qur‟an di khususnya di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember berjumlah 125 santri dan santri perempuan. Itu
3Andiya Fajarini dkk “Model Menghafal pada Penghafal Al-Qur‟an Implikasinya pada layanan enguasaan Konten dalam Bimbingan dan Konseling” Jurnal Bimbingan Konseling: di akses pada 22 Februari,2021,Https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk.
4M. Mas‟udi, Al-Qasim : Cara Mudah menghafal Al-Qur‟an dalam 1 tahun, 7.
5“Dari 240 Juta Warga Indonesia, Hanya 30 Ribu yang Hafal Alquran” Jawapos Daring, 2 Februari 2021.
adalah sebagian data yang dapat peneliti temukan, tentunya jumlah penghafal Al-Qur‟an sekarang juga semakin bertambah banyak seiring berjalannya waktu.
Banyak orang yang enggan untuk menghafal Al-Qur‟an karena menganggap bahwa menghafal Al-Qur‟an merupakan hal yang sulit dilakukan. Maka dari itu penting untuk menggunakan metode menghafal yang efektif dan mudah agar semakin banyak orang yang termotivasi menghafal Al- Qur‟an. Selain itu kampanye tentang keutamaan dan kemudahan menghafal Al-Qur‟an juga sangat dibutuhkan untuk menarik minat masyarakat untuk menjadi seorang hafidz Al-Qur‟an.
Secara umum metode adalah cara yang telah diatur dan terpikir baik- baik untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu dengan kata lain metode adalah jalan yang ditempuh seseorang untuk mencapai suatu tujuan.6 Sudah banyak upaya dari para penghafal Al-Qur‟an untuk berinovasi memunculkan metode menghafal Al-Qur‟an agar lebih efektif dalam mencapai target. Metode menghafal 30 juz ayat dalam Al-Qur‟an saat ini sudah dikembangkan hingga bisa dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, tentu saja semua itu dapat diwujudkan dengan niat yang kuat.7
Sangatlah banyak cara atau metode yang diterapkan dalam menghafal Al-Qur‟an mulai dari metode klasik hingga metode modern. Pada zaman dahulu para sahabat menghafal Al-Qur‟an yaitu ketika dibacakan Nabi
6Mangun Budiyanto dan samsul kurniawan, Strategi dan Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, 2017) 66.
7 Mangun Budiyanto dan samsul kurniawan, Strategi dan Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam 67.
Muhammad SAW. Para sahabat menyimak dan mengikuti bacaan dan langsung menghafalkanya. Selain itu untuk menjaga hafalan dan menjaga keaslian hafalan, para sahabat juga menuliskan ayat tersebut di beberapa media yang bisa mereka gunakan seperti kulit hewan, batu, kayu dan lain sebagainya. Pada generasi berikutnya pun belajar menghafal Al-Qur‟an dengan cara talaqqi, yaitu sang ustadz membacakan ayat yang benar untuk ditirukan muridnya, dan kemudian dihafalkan. Demikian cara tersebut berlangsung turun-temurun dilakukan selama beberapa generasi.8
Masa sekarang semakin banyak bermunculan metode-metode yang diperkenalkan demi memudahkan dalam menghafal Al-Qur‟an. Dengan banyaknya variasi metode menghafal Al-Qur‟an yang tersedia maka akan semakin memudahkan seseorang dalam memilih metode mana yang cocok dengan diri masing-masing. Metode-metode tersebut antara lain adalah, metode taqrir yaitu mengulang hafalan, taqrir dimaksud agar hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik. Metode tasmi‟ yaitu mendengarkan hafalan kepada perseorangan maupun kepada jama‟ah. Metode toriqoh jama‟
yaitu menghafal yang dilakukan secara kolektif yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara bersama-sama dipimpin oleh seorang guru atau instruktur.9
Selain metode menghafal yang disebutkan oleh Abdullah yang juga telah di gunakan lembaga-lembaga pendidikan untuk menghafal Al-Qur‟an
8Cece Abdulwaly, 120 Hari Hafal Al Quran (Yogyakarta: Diandra Creative, 2015) 11.
9Dari buku 9 cara praktis menghafal Al Quran
diantaranya ada metode Muroja‟ah10, metode Juz‟i dan Metode Jama‟11. Selain itu ada satu metode menghafal yang dinamakan metode jarimatika Qur‟an yang telah diterapkan di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember. Metode jarimatika Qur‟an merupakan metode menghafal Al- Qur‟an yang menggunakan ruas jari tangan sebagai media untuk memudahkan hafalan. Metode tersebut telah diterapkan di Pesantren Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember sejak tahun 2016.
Pertama kali diterapkannya metode jarimatika santri di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember berjumlah 30 yang berusia 12- 17 tahun, sedangkan pada tahun 2023 santri di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember mengalami pertambahan jumlah menjadi 50 santri. Menurut keterangan yang disampaikan oleh Pengasuh Asrama, kendala yang dihadapi santri saat menghafal Al-Qur‟an adalah urutan ayat yang sering keliru.
Ada beberapa problem dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember di antaranya lain:
lemahnya manajemen tahfidz yang diterapkan oleh lembaga pondok pesantren. Problem yang di hadapi pengasuh adalah berkaitan dengan waktu, tempat dan lingkungan, serta materi hafalan.
Terkait waktu, yakni sulitnya membagi dan mengatur waktu antara jam pelajaran sekolah/madrasah dengan jam pelajaran menghafal menjadi
10Nurlaili, Dkk “Murojaah sebagai metode menghafal Al Quran Studi ada Rumah Tahfidz Yayasan Ar-Rahmah Nannggalo Padang” MENARA ilmu, Volume 14, NO 02 (2020): 73, di akes pada 9 maret 2021.https://Jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/1995/1664
11Muthoifin, dkk “Metode Pembelajaran Tahfidz Al Quran di Madrasah Aliyah Tahfidz Nurul Iman Karanganyar dan Madrasah Aliyah Al Kahfi Surakarta”
penghambat bagi para calon penghafal. Disisi lain kesibukan pengasuh/ustadz dalam membimbing dan memotivasi siswa penghafal Al-Qur‟an, dan penerapan metode jarimatika Qur‟an. Dan tak kalah pentingnya adalah dukungan orang tua. Orang tua biasanya merasa kasihan terhadap anaknya yang sepertinya terlalu dibebani dengan tugas berat baik mengenai tugas pelajaran menghafal di pondok Pesantren. Serta problem selanjutnya lemahnya kontrol dan motivasi pengasuh.12
Berpijak pada problem tersebut maka sebelum menerapkan metode jarimatika Qur‟an, santri cenderung menghafalkan urutan ayat dengan mengingat letak ayat tersebut pada halaman Al-Qur‟an. Dengan menerapkan metode jarimatika Qur‟an, para santri diajak untuk meletakkan urutan ayat tersebut pada ruas-ruas jari, sehingga hafalan mereka menjadi lebih beraturan dan tidak rancu lagi. Melalui metode ini, santri dapat membacakan surat dengan urutan ayat yang tepat dan dapat menyebutkan ayat secara acak dengan benar.13
Metode jarimatika Qur‟an ini menarik karena menghasilkan paket hafalan yang relatif lebih lengkap karena santri bisa menunjukkan ayat secara acak dan lebih kuat dalam hafalannya. Untuk itu, Peneliti ingin mengetahui implementasi metode tersebut lebih jauh melalui penelitian yang berjudul Pelaksanaan Metode Jarimatika Qur‟an dalam Pembelajaran Menghafal Al- Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tahun 2023.
12 KH. Abdullah Yakin Ar-Rifa‟i, wawancara oleh penulis pada 3 Maret 2023
13Hasil wawancara awal dengan Pengasuh Pesantren Al-Falah Ajung oleh Peneliti, 3 Maret 2021.
B. Fokus Penelitian
Berpijak pada latar belakang diatas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Desa Klompangan Ajung Jember Tahun 2023?
2. Apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Desa Klompangan Ajung Jember Tahun 2023?
C. Tujuan Penelitian
Berpijak pada latar belakang tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Desa Klompangan Ajung Jember Tahun 2023.
2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember Tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian
Berpijak pada latar belakang tersebut, maka yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang metode dalam menghafal Al-Qur‟an.
b. Diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian lain yang berminat melakukan penelitian mengenai metode menghafal Al-Qur‟an.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh :
a. Bagi lembaga Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember dapat menjadi acuan mendidik generasi penghafal Al-Qur‟an (santri) dengan menggunakan metode jarimatika Qur‟an.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan alternatif metode hafalan yang dapat memudahkan santri untuk menghafal Al-Qur‟an.
c. Untuk masyarakat bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan khazanah ke ilmuan dalam penggunaan metode jarimatika Qur‟an.
E. Definisi Istilah
Dalam penegasan istilah judul dalam penelitian ini adalah :
1. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia “pelaksanaan” berasal dari kata
“laksana” yang artinya tanda yang baik, seperti, dan benda yang dapat dipegang dan menjadi tanda khusus suatu acara. Yang dimaksud pelaksanaan adalah “orang yang mengerjakan atau melaksanakan.
2. Metode Jarimatika Qur‟an. Metode sebagaimana di jelaskan bahwa merupakan suatu cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, metode jarimatika merupakan cara berhitung dengan menggunakan jari tangan. Kaitannya dengan jarimatika Qur‟an adalah cara untuk berhitung mudah dikerjakan dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an.
3. Pembelajaran menghafal Al-Qur‟an. Kaitannya dengan pembelajaran adalah merupakan sebuah interaksi yang bernilai normatif. Intinya adalah pembelajaran atau belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi pembahasan skripsi yang di mulai dari bab pendahuluan sampai bab akhir. Dalam pembahasan skripsi ini ada beberapa bab digambarkan sebagai berikut :
Bab I dalam bab ini berisi tentang pendahuluan yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini. Dan dalam bab I berisi tentang beberapa bagian penjelasan, yaitu: latar belakang yang berisi uraian tentang dilakukan penelitian yang berkaitan dengan judul. Dan dalam bab ini berisi tentang fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik manfaat secara teoritis, maupun praktis, yang dilanjutkan dengan definisi istilah dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.
Bab II Bab ini berisi kajian pustaka. Dalam bab ini berisi tentang penelitian terdahulu yang dilanjutkan dengan kajian teori yang membahas
tentang, definisi metode jarimatika Qur‟an, manfaat metode jarimatika Qur‟an, pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an, kemudian dilanjutkan kajian tentang menghafal Al-Qur‟an yang meliputi pengertian menghafal Al-Qur‟an, tujuan menghafal Al-Qur‟an, startegi menghafal Al-Qur‟an, faktor penghambat pembelajaran menghafal Al-Qur‟an, faktor pendukung dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an dan metode menghafal Al-Qur‟an. kemudian kajian teori tentang metode jarimatika Qur‟an dalam menghafal Al-Qur‟an.
Bab III Metodologi penelitian, yang membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan pengujian keabsahan data, pengujian keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab IV membahas tentang laporan hasil penelitian. Dalam laporan hasil penelitian ini berisi tentang latar belakang obyek, penyajian data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Dalam bab terakhiri membahas tentang kesimpulan dan saran- saran. Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan hasil analisis data dan diakhiri dengan saran saran yang ditujukan kepada pengasuh, ustadz, santri dan wali santri Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember serta wali murid dan tokoh masyarakat.
11 A. Penelitian Terdahulu
Penulis mencantumkan beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yang relevan terkait dengan penulis teliti:
1. Penelitian pertama, dilakukan oleh Saiful Rijai tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Moral Agama Anak Melalui Menghafal Asmaul Husna Dengan Metode Jarimatika Qur‟an. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya meningkatkan kemampuan moral agama anak melalui menghafal Asmaul Husna dengan metode jarimatika Qur‟an dapat ditingkatkan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-rata dalam bentuk persen dari tahap pra siklus dan setelah dilakukan tindakan kelas.
Berdasarkan ketentuan keberhasilan minimal anak adalah BSH maka dapat dirata-ratakan peningkatan keberhasilan pada anak yaitu pada pra siklus 23,3% selanjutnya siklus 1 rata-ratanya adalah 51,2%, pada siklus 2 terjadi peningkatan dengan rata-rata 78,5%, selanjutnya pada siklus 3 rata-rata yang diperoleh anak adalah 87,5%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa bahwa penelitian yang telah dilakukan melalui strategi bermain menghafal Asmaul Husna melalui metode jarimatika
Qur‟an dapat meningkatkan kemampuan menghafal Asmaul Husna pada anak usia dini.15
2. Penelitian kedua dilakukan oleh Qorry Syamsyiah tentang Efektifitas Metode Jarimatika Terhadap Prestasi Menghafal Al-Qur‟an. Dari penelitian yang penulis lakukan dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai efektifitas sebesar 0,067 dengan “r” tabel masing-masing sebesar 0,497 taraf signifikan 5% dan 0,623 taraf signifikan 1% dari perolehan df sebesar 16.
Berdasarkan data yang ada, maka Hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan Terdapat Efektifitas Metode Jarimatika Terhadap Prestasi Menghafal Al-Qur‟an” ditolak, sedangkan Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan Tidak terdapat efektifitas Metode Jarimatika Qur‟an Terhadap Prestasi Menghafal Al-Qur‟an” diterima. Dengan demikan dapat penulis simpulkan bahwa tidak terdapat efektifitas yang signifikan antara menghafal Al-Qur‟an dengan metode jarimatika Qur‟an pada siswa-siswi kelas IV MI Bait Qur‟ani Ciputat, dan berdasarkan interprestasi sederhana dengan memperhatikan besarnya rxy (0,067).16
3. Penelitian ketiga dilakukan oleh Siti Faridah tentang Metode Jarimatika Qur‟an. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode jarimatika Qur‟an merupakan sebuah metode menghafal yang menggunakan jari
15Saiful Rijai, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Moral Agama Anak Melalui Menghafal Asmaul Husna Dengan Metode Jarimatika Di RA Belahan Jiwa Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara”, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan, 2017), 77.
16Qorry Syamsyiah, “Efektifitas Metode Jarimatika Terhadap Prestasi Menghafal Al-Qur‟an Di MI Bait Qur‟ani At-Tafkir Ciputat, (Skripsi, Institut Ilmu Al-Qur‟an IIQ Jakarta, 2016), 107.
tangan kanan yang aktivitasnya mirip dengan dzikir menggunakan jari.
Relevansi metode jarimatika Al-Qur‟an dengan wacana menghafal di Indonesia adalah jarimatika Qur‟an yang dirancang dengan dasar teori berpikir asosiasi, dimana belajar membutuhkan media terutama dalam hal mengingat, semakin banyak media bantu maka ingatan akan semakin kuat.
Metode jarimatika merupakan metode pengembangan hafalan, sehingga problematika yang dihadapi para penghafal sedikitnya bisa terbantu dengan hadirnya metode tersebut.17
4. Penelitian keempat dilakukan oleh Cut Nurul Fajri Harlita tentang Penggunaan Metode Jarimatika Qur‟an Dalam Praktik Menghafal Al- Qur‟an. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, di simpulan bahwa metode jarimatika Qur‟an adalah sebuah metode yang digunakan dalam praktik menghafal Al-Qur‟an dengan menggunakan jari dan ruas- ruas jari tangan sebelah kanan, dengan menempatkan Al-Qur‟an pada tangan sebelah kiri ketika sedang menghafal. Dengan hitungan ruas jari kelingking paling bawah adalah ayat pertama, ruas jari kelingking tengah adalah ayat kedua, dan begitu pula seterusnya. Dalam penggunaan dan penerapannya, memiliki jam khusus terkait metode ini. Saat pembelajaran metode jarimatika Qur‟an ini berlangsung, guru berada di depan murid sambil memancing fokus anak-anak dengan menyanyikan “Tepuk Jarimatika Qur‟an” terlebih dahulu. Setelah anak-anak mulai fokus, guru akan mengajak anak-anak untuk mengangkat tangan sebelah kanan dan
17Siti Faridah, “Metode Jarimatika Al-Qur‟an Mts Bait Qur‟any Ciputat, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020), 76.
bertanya letak ayat pertama, kedua, dan ketiga. Setelah anak-anak menjawab, masih sambil mengangkat tangan sebelah kanan di depan seluruh anak, guru langsung membaca sebuah ayat sambil tangannya bergerak menghitung ruas jari sesuai dengan letak ayat. Kemudian anak- anak akan langsung reflek membaca sambungan ayat dari yang dibacakan guru sebelumnya. Setelah sesi sambung ayat antara guru dan anak selesai, guru mengarahkan anak-anak untuk saling melempar pertanyaan berupa sambung ayat juga. Guru biasanya menyuruh kelompok dari anak laki-laki bertanya kepada kelompok anak perempuan, dan begitu pula sebaliknya.
Pembelajaran metode Jarimatika ini berlangsung selama ± 20-25 menit di dalam ruang kelas.18
5. Penelitian kelima dilakukan oleh Muhammad Khoirul Umam dengan judul
“Penggunaan Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar”.
Penelitian ini difokuskan pada siswa MI Miftahul Ulum. Dengan tujuan agar siswa bisa menghafal teknik perhitungan perkalian, hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan motivasi siswa. Jika permulaan belajar perkalian sudah mahir maka seterusnya akan mudah mempelajarinya dan bahkan siswa akan termotivasi dalam belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan metode jarimatika pada perkalian mata pelajaran matematika pada peserta didik MI Miftahul Ulum dapat meningkatkan keaktifan, motivasi dan kualitas pembelajaran peserta didik dapat berjalan optimal. Dari beberapa
18Cut Nurul Fajri Harlita, “Penggunaan Metode Jarimatika Qur‟an Dalam Praktik Menghafal Al- Qur‟an Di Tk Bait Qur‟any Saleh Rahmany Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, 2019), 55.
penelitian diatas terdapat persamaan dengan penulis teliti, penelitian pertama yaitu sama-sama meneliti tentang penggunaan metode jarimatika dalam menghafal. Adapun hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Dari beberapa penelitian diatas terdapat persamaan dengan penulis teliti, penelitian pertama yaitu sama-sama meneliti tentang penggunaan metode jarimatika dalam menghafal. Adapun hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian
JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN
1. Upaya Meningkatkan Kemampuan Moral Agama Anak Melalui Menghafal Asmaul Husna Dengan Metode Jarimatika.
1. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tantang penggunaan metode jarimatika Qur‟an dalam menghafal.
1. Penelitian saiful Rija‟i
memfokuskan pada peningkatan
kemampuan moral agama anak melalui menghafal Asmaul Husna.
Dan dalam penelitian ini difokuskan pada metode jarimatika Qur‟an dalam menghafal Al- Qur‟an.
2. Efektifitas Metode Jarimatika Qur‟an Terhadap Prestasi Menghafal Al- Qur‟an.
2. Penelitian kedua juga terdapat persamaan yaitu sama-sama meneliti tentang penggunaan metode jarimatika Qur‟an dalam menghafal Al- Qur‟an.
2. Penelitian Qorry Syamsyiah memfokuskan penelitian pada Prestasi Menghafal Al-Qur‟an.
sedangkan
penelitian ini lebih memfokuskan dalam menghafal Al-Qur‟an.
3. Metode Jarimatika Al-Qur‟an.
3. Dalam penelitian ada persamaan dengan
3. Penelitian Farida memfokuskan
JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN penelitian ini yaitu
sama-sama
menggunakan metode jarimatika dalam menghafal Al-Qur‟an.
penelitian pada penggunaan Metode jarimatika Qur‟an itu sendiri, sedangkan
penelitian ini lebih memfokuskan pada praktek
menggunakan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajata menghafal Al- Qur‟an.
4. Penggunaan Metode Jarimatika Qur‟an dalam Praktik Menghafal Al- Qur‟an.
4. Dalam penelitian ada persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama
menggunakan metode jarimatika Qur‟an dalam menghafal Al- Qur‟an.
4. Penelitian Cut Nurul Fajri memfokuskan penelitian pada penggunaan Metode jarimatika Qur‟an dalam menghafal Al- Qur‟an di sekolah.
Sedangkan
penelitian ini lebih memfokuskan tentang metode jarimatika Qur‟an dalam
pembelajaran menghafal Al- Qur‟an di pondok pesantren.
5. Penggunaan Metode Jarimatika dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
5. Dalam penelitian ada persamaan yaitu penggunaan metode jarimatika.
5. Ustad/guru mengutamakan pelaksanaan dalam penggunaan dan memberikan motivasi belajar dalam memahami perkalian dengan menggunakan jari.
Sedangkan penelitian ini memfokuskan
JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN tentang metode jatimatika dalam pembelajaran menghafal Al- Qur‟an.
Kelima penelitian di atas belum ada peneliti yang membahas pelaksanaan metode jarimatika Qur‟an dalam pembelajaran menghafal Al- Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember, dengan demikian penelitian ini pantas untuk diteliti karena metode Jarimatika Qur'an adalah inovasi dalam pembelajaran menghafal Al-Qur'an, penelitian dilakukan di konteks dan lokasi yang spesifik, potensi peningkatan kualitas hafalan, solusi bagi masalah dalam pembelajaran, dan kontribusi bagi pengembangan pendidikan agama. Penelitian ini akan memberikan wawasan baru dan memberikan manfaat yang signifikan bagi pembelajaran Al-Qur'an di Pondok Pesantren Al-Falah Klompangan Ajung Jember.
B. Tentang Metode Jarimatika Qur’an 1. Definisi Metode Jarimatika Qur’an
Sebelum membahas lebih jauh tentang metode jarimatika Qur‟an maka dijelaskan pengertian tentang metode dan jarimatika Qur‟an. Metode adalah cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.
Metode merupakan cara mengajar yang bersifat khusus sesuai dengan karakter materi pelajaran, peserta didik atau keterampilan guru. Contoh teknik mengajar, bertanya klasikal, bertanya berantai.
Pengertian lain jarimatika Qur‟an adalah metode pembelajaran menghafal Al-Qur‟an dengan memanfaatkan sepuluh jari yang dimiliki
manusia, dengan memanfaatkan jari ada trik untuk menghitung. Jarimatika Qur‟an merupakan singkatan dari jari dan matematika Qur‟an. Metode ini terinspirasi dari kebiasaan anak yang senang memainkan jari bila berhitung. Idenya terwujud dengan cara memindahkan metode sempoa ke jarimatika yang dikombinasikan dengan kedisiplinan. Melalui serangkaian uji coba dan tahapan riset, akhirnya metode jarimatika Qur‟an berhasil dirumuskan menjadi teknik berhitung yang lebih cepat, efisien dan menarik.
Metode jarimatika Qur‟an adalah sebuah metode atau teknik cepat menghafal Al-Qur‟an dengan mengoptimalkan otak kanan dan otak kiri keduanya bekerja secara seimbang antara yang kiri dan yang kanan, sebagaimana seimbangnya antar kedua mata, kedua tangan, kedua kaki saat melakukan fungsinya masing-masing.
2. Manfaat Metode Jarimatika Qur’an
Metode jarimatika Qur‟an tidak menghilangkan konsep operasi matematis, tetapi proses berhitung dapat diupayakan lebih mudah dan cepat. Metode ini mungkin bersifat primitif, akan tetapi metode ini mudah diterima dan dipahami oleh siswa selain itu metode ini juga cukup menarik, praktis, sederhana, dan ekonomis, karena hanya mengunakan sepuluh jari tangan kita. Manfaat dari metode jarimatika Qur‟an yaitu:
a) Lebih fokus dalam menghafal Al-Qur‟an.
b) Surah yang panjang terasa pendek karena fokus hanya lima jari.
c) Mendeteksi kelupaan ayat yang dihafal dengan cepat.
d) Mempermudah mengingat ayat yang terlewatkan atau terlupakan.
e) Mampu menghafal dari awal ke akhir dan dari akhir ke awal.
f) Menggabungkan metematika dasar.
3. Pelaksanaan Metode Jarimatika Qur’an
Metode pembelajar berlangsung merupakan cara sesuai mengajar yang bersifat khusus dengan karakter materi pelajaran, contoh teknik mengajar, dengan demikian metode jarimatika Qur‟an adalah suatu cara menghitung secara matematika dengan menggunakan alat bantu jari.
Berarti saat menghafal setiap anak diharapkan mempersiapkan tangan kanan dan Al-Qur‟an tangan kiri, tekniknya sebagai berikut:
a. Dimulai dari jari kelingking bagian bawah menunjukan ayat ke 1.
b. Dilanjut kelingking bagian tengah menunjukan ayat kedua.
c. Dilanjut kelingking bagian atas menunjukan ayat ke 3 dan seterusnya pada jari yang lain.
d. Mata melihat jari yang ditunjuk sambil membaca ayat yang dihafal.
e. Ulangi sampai (5x-10x).
f. Membacakan surat dengan sempurna Makhroj dan tajwid benar.
g. Mengulangi hafalan dari ayat sebelumnya yang baru di hafal.
h. Setelah hafal membolak balik/mengacak ayat yang telah dihafal (3,1,2).
i. Menceritakan maksud ayat yang dihafal.
Karena itu, metode ini dapat diberikan kepada santri yang daya tangkapnya lemah atau daya kecerdasanya lemah. Adapun langkah- langkah metode jarimatika adalah sebagai berikut:
a. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan.
b. Ajaklah anak-anak untuk bergembira. Misalnya dengan bernyanyi bersama.
c. Mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika.
Di awali dengan tangan kanan yang menunjukkan satuan 1-9 dan tangan kiri yang menunjukkan puluhan 10-90.
d. Ajaklah anak untuk selalu bergembira dan berusaha tidak merepotkan anak untuk menghafal lambang bilangan 5. Mendemonstrasikan formasi jari tangan yang menunjukkan angka-angka tersebut.
e. Mempraktekkan operasi tambah-kurang (Taku) secara sederhana.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Metode jarimatika mempunyai nilai lebih di antaranya adalah:
a. Jarimatika Qur‟an memberikan visualisasi proses berhitung. Hal ini akan membuat anak mudah melakukannya
b. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin mereka menganggapnya lucu. Dengan begitu, mereka akan melakukannya dengan gembira
c. Jarimatika Qur‟an relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan
Alatnya tidak perlu dibeli, tidak pernah ketinggalan, atau terlupa dimana menyimpannya, dan
Metode jarimatika Qur‟an dalam menghafal Al-Qur‟an penting untuk dikembangkan di setiap lembaga pendidikan Islam (pondok pesantren) karena merupakan usaha menjaga orisinalitas Al-Qur‟an yang mutlak menjadi kewajiban bagi umat Islam, membentuk pribadi mulia dan meningkatkan kecerdasan. Hal ini untuk terbentuknya pribadi mulia dan cerdas dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an disisi lain membentuk pribadi yang taqwa kepada Allah dan RasulNya, dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan menjadi tujuan pendidkan dan pembelajaran pondok pesantren yang maju. Suksesnya program tahfidz Al-Qur‟an di sebuah pondok pesantren menjadi jembatan menuju tercapainya keunggulan-keunggulan terhadap disiplin ilmu- ilmu yang lain. Oleh karena itu, menyukseskan program tahfidz Al- Qur‟an bagi lembaga pendidikan adalah hal yang penting.
Pondok pesantren tidak hanya menjadi wadah untuk memperdalam ilmu agama tetapi ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan yang sangat bermanfaat bagi santri sebagai bekal untuk mengadapi masyarakat di luar. Kehidupan di dalam pondok pesantren tidak lepas dari kegiatan masyarakat yang ada di sekitar pondok, secara langsung dan tidak langsung kegiatan yang terjadi
sehari-hari membawa pengaruh pada masyarakat sekitar pondok pesantren. Kesadaran akan peran strategis pesantren inilah yang memaksa pesantren untuk memodernisasi sistem pendidikannya secara terpadu.
Pemikiran tentang kemungkinan pondok pesantren eksis dengan dirinya sendiri sebagai basis perkembangan masyarakat telah menjadi suatu gerakan besar bagi tranformasi sosial. Kemunculan gagasan tentang perlunya pondok pesantren ikut menggerakan proses transformasi sosial telah menempatkan pondok pesantren sebagai salah satu komunitas yang ikut mengawal lajunya arus perubahan sosial.
C. Kajian Tentang Menghafal Al-Qur’an 1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an
Kata menghafal dalam bahasa Arab artinya “tahfidz”. Arti Tahfidz merupakan bentuk masdar dari haffaza, asal dari kata hafiza-yahfazu yang artinya “menghafal19”. Tahfidz menurut Quraisy Syihab terambil dari tiga huruf yang mengandung makna memelihara dan mengawasi. Dari makna ini kemudian lahir kata menghafal, karena yang menghafal memelihara dengan baik ingatannya. Juga makna “tidak lengah”, karena sikap ini mengantar kepada keterpeliharaan, dan “menjaga”, karena penjagaan adalah bagian dari pemeliharaan dan pengawasan. Kata hafidz mengandung arti penekanan dan pengulangan pemelihara, serta kesempurnaannya. Ia juga bermakna mengawasi. Allah Swt. memberi
19Ibrahim Anis, dkk., Al-Mu‟jam Al-Wasit, (Mesir : Dar al-Ma‟arif, 1392 H.), hal. 185
tugas kepada malaikat Raqib dan Atid untuk mencatat amal manusia yang baik dan buruk dan kelak Allah akan menyampaikan penilaian-Nya kepada manusia. Sedang kata Al-Qur‟an merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantaraan Malaikat Jibril as.
yang ditilawahkan secara lisan, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir. 20
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran menurut Bruner adalah peserta didik belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah dari guru berfungsi sebagai motivator bagi peserta didik dalam mendapatkan pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan dan memecahkan masalah. 21
Pembelajaran Al-Qur‟an adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar peserta didik memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur‟an Hadits melalui kegiatan pendidikan. 22
Secara etimologi Al-Qur‟an berasal dari bahasa arab dalam bentuk kata benda abstrak mashdar dari kata (Qara'a-yaqra'u Qur'anan) yang berarti bacaan. Sebagian pendapat yang lain berpendapat bahwa lafazh Al- Qur‟an bukanlah berasal dari qara'a melainkan isim alam (nama sesuatu)
20M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar „Ulum Al-Qur‟an/Tafsir, (Jakarta :Bulan Bintang, 1992), cet. ke-XIV, hal. 1
21Saminanto, Ayo Praktik Penelitian …, hlm. 100
22Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur‟an …, hlm.60
bagi kitab yang mulia sebagai mana nama kitab taurat, injil dan zabur.23 Berikut adalah beberapa pendapat ulama‟ tentang definisi Al-Qur‟an.24
Al-Qur‟an dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Al-Qur‟an layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing. tidak ada bacaan seperti Al-Qur‟an dalam perhatian yang diperolehnya, bukan hanya sejarah secara umum tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim dan saat turunnya sampai kepada sebab-sebab serta waktu diturunkan. Al-Qur‟an adalah kitab yang teratur tata cara membacanya, yang mana yang dipendekkan, diperpanjang, dipertebal atau diperhalus, dimana tempat yang terlarang atau boleh untuk berhenti, bahkan sampai diatur lagu dan iramanya sampai pada etika membacanya.25
2. Tujuan Menghafal Al-Qur’an
Adapun tujuan pembelajaran Al-Qur‟an adalah agar peserta didik mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari- hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Inti ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.26
23Muhammad Yasin dan Ade Jamarudin, Studi Al-Qur‟an (Riau: CV Asa Riau, 2016) 1.
24Munawir husni, studi keilmuan Al-Qur‟an , (yogyakarta: pustaka diniyah, 2016), 3.
25Sa'dullah,9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur‟an (Jakarta: Gema Insani, 2014) 2
26Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur‟an …, hlm.59
Banyak ayat Al-Qur‟an dan hadist Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan para hafidz Al-Qur‟an dan pahala yang akan dianugerahkan kepada mereka. Di antara keutamaan itu antara lain :
a. Orang-orang yang mempelajari, menghafal dan mengamalkan Al- Qur‟an termasuk orang-orang pilihan Allah SWT untuk menerima warisan kitab suci Al-Qur‟an. Dalam Tafsir Al-Lubab karya M.
Quraish Shihab membaca ataupun menghafal Al-Qur‟an hendaknya diikuti dengan pengkajian maknanya serta pengamalan tuntunannya.
Membaca dan menghafalkan Al-Qur‟an akan membawa manfaat dan mendapat pahala.27 Sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-Fathir 35:
32.
Artinya: "Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (Q.S. al- Fathir/35: 32)".28
b. Orang-orang yang mempelajari, menghafal dan mengamalkan Al- Qur‟an, maka pada hari kiamat kedua orang tuanya akan dipakaikan
27M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Lubab, (Tangerang: Lentera Hati, 2012), 302.
28Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: Putra Perja, 1979) jil. III, 439.
mahkota yang cahayanya lebih indah dari cahaya matahari yang masuk di dalam rumah-rumah di dunia.
c. Menghafal Al-Qur‟an adalah keistimewaan umat Islam, karena Allah telah menjadikan umat terbaik di kalangan manusia dan memudahkannya untuk menjaga kitab-Nya, baik secara tulisan maupun hafalan.29 Hal tersebut dijelaskan dalam Tafsir Al-Lubab karya M.Quraish Shihab bahwa salah satu keistimewaan Al-Qur‟an adalah keterpeliharanya dalam dada kaum muslim. Tidak ada satu kitab yang demikian besar dihafal oleh jutaan orang, bahkan oleh anak- anak kecil, sebagaimana Al-Qur‟an. Tidak ada juga satu kitab yang dibaca secara keliru, walau satu huruf, oleh siapapun yang mengundang sekian banyak orang secara spontan untuk membetulkannya.30 Sebagaimana firman Allah:
Artinya: "Sebenarnya, Al-Qur‟an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu,. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim.
(Q.S. al-Ankabut 29: 49)."31 3. Startegi Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur‟an urgen untuk dikembangkan di setiap lembaga pendidikan Islam baik sekolah maupun madrasah karena
29Hasan bin Ahmad bin Hasan Hamam, Menghafal Al-Qur‟an Itu Mudah, (Jakarta: Pustaka at- Tazkia, 2008), 10.
30M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Lubab, (Tangerang: Lentera Hati, 2009). 118.
31Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahannya, 1990, Yayasan Penerbitan Kitab Suci Al-Qurán, Jakarta,. III, 403).
merupakan usaha menjaga orisinalitas Al-Qur‟an yang mutlak menjadi kewajiban bagi umat Islam, membentuk pribadi mulia dan meningkatkan kecerdasan. Terbentuknya pribadi mulia dan cerdas, yakni pribadi yang takwa kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan menjadi tujuan pendidkan dan karakteristik sebuah lembaga pendidikan Islam yang maju. Suksesnya program tahfidz Al-Qur‟an di sebuah lembaga pendidikan Islam menjadi jembatan menuju tercapainya keunggulan keunggulan terhadap disiplin ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mensukseskan program tahfidz Al-Qur‟an bagi lembaga pendidikan adalah hal yang penting.
Selain syarat-syarat menghafal Al-Qur‟an juga terdapat beberapa strategi yang dianggap penting untuk membantu mempermudah dalam ingatan terhadap ayat-ayat yang dihafal, strategi itu antara lain sebagai berikut:32
a. Strategi pengulangan ganda.
b. Tidak pernah beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-benar terhafal.
c. Menghafal urutan-urutan yang dihafalnya dalam satu kesatuan jumlah setelah benar-benar hafal ayatnya.
d. Menggunakan satu jenis mushaf saja.
e. Memahami ayat-ayat yang dihafalnya.
f. Memperhatikan ayat-ayat yang serupa.
32Ahsin al-hafidh, Bimbingan praktis Menghafal Al-Qur‟an, (Jakarta: Bumi Angkasa, 2000), 56- 61.
g. Disetorkan kepada seseorang yang mampu menghafal Al-Qur‟an.
h. Adab menghafal Al-Qur‟an.
4. Faktor pendukung Pembelajaran Menghafal Al-Qur’an
Terdapat beberapa manfaat dan keutamaan tentang kedudukan para penghafal Al-Qur‟an di antaranya. Pertama, menghafal Al-Qur‟an berarti menjaga otentisitas Al-Qur‟an yang hukumnya fardhu kifayah, sehingga orang yang menghafal Al-Qur‟an dengan hati bersih dan ikhlas mendapatkan kedudukan yang sangat mulia di dunia dan di akhirat, karena mereka merupakan makhluk pilihan Allah. Jaminan kemuliaan ini antara lain bahwa orang yang Al-Qur‟an akan memberi syafaat baginya, menghafal Al-Qur‟an merupakan sebaik-baik ibadah, selalu dilindungi malaikat, mendapat rahmat dan ketenangan, mendapat anugerah Allah, dan menjadi hadiah bagi orang tuanya. Kedua, menghafal Al-Qur‟an membentuk akhlak mulia baik bagi pribadi sang hafidz maupun menjadi contoh bagi masyarakat luas. Al-Qur‟an merupakan “hudan li annas”
(petunjuk bagi manusia). Semakin dibaca, dihafal dan dipahami, maka semakin besar petunjuk Allah didapat. Petunjuk Allah berupa agama Islam berisi tentang aqidah, ibadah dan akhlak. Akhlak merupakan inti dari agama yang menjadi misi utama Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT. Akhlak yang baik menjadi ukuran kebaikan seseorang yang dengan akhlak baik itu ia menjadi manusia yang ideal. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasyidin, manusia yang ideal adalah manusia yang mampu mewujudkan berbagai potensinya secara optimal, sehingga beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya, mampu memenuhi berbagai kebutuhannya secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya, berkepribadian, bermasyarakat, dan berbudaya. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki akhlak yang baik maka akan menjadi orang yang tidak berguna bahkan bisa membahayakan orang lain. Inilah yang diderita oleh mayoritas manusia saat ini, yakni sebuah penyakit yang disebut “split personality” (kepribadian ganda) dimana antara ucapan dan perbuatannya berbeda
Upaya untuk meningkatkan kualitas hafalan bagi penghafal Al- Qur‟an perlu adanya sesuatu yang menunjang, adapun faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur‟an adalah sebagai berikut :
a. Faktor Kesehatan b. Faktor Psikologis c. Motivasi
d. Kecerdasan
e. Faktor Lingkungan f. Usia yang ideal g. Manajemen waktu
5. Faktor Penghambat dalam Pembelajaran Menghafal Al-Qur’an Meskipun Allah telah memudahkan hamba-Nya untuk menghafal dan mempelajari Al-Qur‟an, namun pada kenyataannya masih banyak orang sulit menghafal Al-Qur‟an. Antusiasme yang berkembang di
sekolah-sekolah formal untuk membuka program pembelajaran hafalan Al-Qur‟an pada kenyataannya masih belum sepenuhnya berhasil dalam mencapai target, bahkan banyak menuai kegagalan. Beberapa penyebab kegagalan dalam penerapan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di sekolah formal antara lain:
a. Lemahnya manajemen tahfidz yang diterapkan oleh lembaga pendidikan. Manajemen ini meliputi manajemen waktu, tempat dan lingkungan, serta materi hafalan. Terkait waktu, yakni sulitnya membagi dan mengatur waktu antara jam pelajaran sekolah/madrasah dengan jam pelajaran menghafal menjadi penghambat bagi para calon penghafal. Apalagi jika terjadi di perguruan tinggi dimana masing- masing mahasiswa sering mengalami kesamaan jam kuliah dengan dengan jam menghafal. Mengenai tempat dan lingkungan yang biasanya menjadi masalah adalah kurang nyamannya tempat tersebut.
Suasana gaduh dan bising bisa mengganggu konsentrasi penghafal Al- Qur‟an. Sedangkan mengenai materi hafalan tidak ditentukan secara berkala misalnya, materi harian, materi mingguan, materi bulanan, materi semesteran dan materi tahunan.
b. Kurang aktifnya peran pengasuh/ustadz dalam membimbing dan memotivasi siswa penghafal Al-Qur‟an. Kesibukan guru tahfidz yang berlebihan menyulitkan para penghafal untuk menambah hafalan atau mengulangi hafalannya secara face to face. Di samping itu, kurangnya motivasi guru sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hafalan
para penghafal. Hal ini bisa berawal dari kurangnya tenaga guru tahfidz yang dimiliki lembaga atau motivasi yang jarang diberikan oleh pihak atasan.
c. Mekanisme dan metode yang diterapkan oleh ustadz tahfidz. Umi Kaltsum mengamati biasanya para instruktur tahfidz hanya menekankan pada “menambah hafalan”, misalnya 1 hari 1 atau 2 ayat, tanpa ada penekanan untuk takrir atau mengulang ayat-ayat yang telah dihafal. Akibatnya secara kuantitas, jumlah hafalan siswa bertambah, akan tetapi sering lupa terhadap ayat-ayat yang telah dihafal sebelumnya. Selain itu, menghafal terlalu cepat tanpa disertai tartil juga bisa menimbulkan rasa bosan pada penghafal.
d. Lemahnya dukungan orang tua. Orang tua biasanya merasa kasihan terhadap anaknya yang sepertinya terlalu dibebani dengan tugas-tugas berat baik mengenai tugas pelajaran di sekolah/madrasah maupun hafalan Al-Qur‟an, sehingga tidak ada upaya mereka untuk membimbing anaknya dengan menyimak hafalannya di rumah.
Kadang-kadang mereka juga menganggap bahwa program tahfidz di sekolah hanyalah program ekstrakurikuler sehingga tidak penting untuk dilakukan dengan serius.
e. Lemahnya kontrol dan motivasi atasan. Pihak kepala sekolah/
madrasah sebagai pimpinan hanya menyerahkan kepada instruktur sepenuhnya baik mengenai pola atau metode yang diterapkan tanpa
mengadakan kontrol dan evaluasi dari pimpinan sendiri33 Kontrol biasanya tetap dilakukan tetapi melalui salah satu wakilnya atau pihak lain yang ditunjuk. Di samping itu, kepala sekolah/madrasah juga jarang memberikan motivasi secara langsung, baik kepada guru tahfidz maupun kepada siswa penghafal Al-Qur‟an. Hal ini menjadi sangat berpengaruh kepada kondisi lancarnya pembelajaran program tahfidz Al-Qur‟an di sekolah karena kurangnya tanggung jawab tersebut.
6. Metode Menghafal Al-Qur’an a. Metode menghafal
Ditinjau dari segi bahasa, kata metode berasal dari kata yunani
”methodos” yang terdiri dari”meta” yang berarti “melalui” dan
“hodos” yang berarti “jalan”.34
Metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut memperlancar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Penerapan metode ini akan nyata jika guru atau ustadz memilik metode yang tepat dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran35
Metode adalah cara untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Sebagaimana dijelaskan J.R David dalam
33Lilik Umi Kaltsum, “Fenomena Menghafal Al-Qur‟an”, http://lilikimzi. wordpress.com. diakses 27 Agustus 2015
34Mangun Budiyanto dan Syamsul, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(
Yogyakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN sunan Kalijaga, 2017), 66.
35Saiful Bari Djamarah, 2005, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Renika Cipta, Jakarta: hlm. 70
bukunya yang berjudul Teaching Strategies For College Class (1976) dinyatakan bahwa metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.36
Fungsi metode pembelajaran yaitu untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh semangat sehingga materi dapat dengan mudah disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik.
Belajar memerlukan metode-metode khusus untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien. Untuk itu keahlian pendidik didalam mengelola proses pembelajaran sangatlah penting.
Yaitu bagaimana cara seorang pendidik menguasai kondisi kelas sehingga tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.37
Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasikan lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas guru dan siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tatapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.38
Selain di implementasikan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, metode juga sangat cocok untuk diterapkan dalam menghafal, salah satunya dalam menghafal Al-Qur‟an. Ada beberapa
36Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), 193.
37Nursalim, Manajemen Belajar dan Pembelajaran, ( Yogyakarta: Lontar Mediatama, 2018), 118.
38Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), 21.
metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qur‟an, antara lain adalah:
1) Metode sema‟an/tasmi‟
Cara mendengarkan kepada santri lain, dan santri lain menyimak untuk membetulkan apabila ada bacaan yang kurang tepat. Dalam metode ini biasanya dilakukan oleh dua santri yang secara bergantian dalam membaca dan menyimak hafalan.
2) Metode kitabah
Metode kitabah adalah metode menghafal Al-Qur‟an dengan cara menulis terlebih dahulu ayat-ayat Al-Qur‟an yang hendak dihafalkan. Dalam metode ini ada beberapa tahapan yang dilalui santri sebelum memulai menghafal, tahapan tersebut adalah membaca, menulis kemudian menyerahkan hasil tulisan kepada kyai atau guru untuk dikoreksi, baru menghafal tulisan tersebut yang telah dikoreksi.
3) Metode tikrar
Metode tikrar adalah metode menghafal Al-Qur‟an dengan cara mengulang satu halaman yang hendak dihafalkan hingga 10-15 kali, di ulang-ulang baru kemudian dihafalkan hingga hafal.
4) Metode yaqro‟
Metode yaqro‟ adalah metode menghafal Al-Qur‟an dengan cara membaca secara berulang-ulang ayat yang hendak dihafal,
sambil melihat artinya sehingga lebih mudah menghafal dengan mengetahui arti ayat yang dihafalkannya.39
5) Metode talaqqi
Metode talaqqi adalah metode menghafal Al-Qur‟an dengan cara belajar secara langsung dengan seorang guru atau kiai, sehingga antara santri dan kiai dapat berinteraksi secara privat, metode ini akan lebih memudahkan bagi santri dalam mempelajari makhorijul huruf yang dicontohkan oleh guru atau kiai.
6) Metode wahdah
Metode wahdah adalah metode menghafalkan Al-Qur‟an dengan cara menghafalkan ayat demi ayat dalam Al-Qur‟an, untuk mencapai suatu hafalan setiap ayat bisa dibaca berulang-ulang hingga ayat yang dikehendaki mampu dihafalkan.
7) Metode jibril
Metode jibril adalah metode mengafalkan Al-Qur‟an dengan cara santri atau peserta didik menirukan ayat yang dibacakan oleh kyai atau guru sebagai pusat pembelajaran, dalam metode ini biasanya kyai atau guru juga memberikan penjelasan tentang ayat yang dibacanya.
8) Metode sorogan
Metode sorogan adalah metode menghafal Al-Qur‟an dengan cara santri atau peserta didik menghafalkan secara mandiri ayat
39Ika Romika Mawaddati, “Metode Menghafal Al-Qur‟an di Pesantren Tahfidzul Qur‟an Nahdhatut Thalabah Kesilir Wuluhan Jember” , Journal Education Research and Development 5, no. 1 (2020): 49-50..
atau surat dalam Al-Qur‟an yang dikehendaki, kemudian menyetorkan hafalanya kepada kyai atau ustadz pembimbingnya.
9) Metode jama‟
Metode jama‟ adalah metode yang menghafal Al-Qur‟an dengan cara menghafal secara bersama-sama. Biasanya metode ini dlakukan oleh santri di dalam aula kemudian para santri menghafal secara bersama-sama ayat atau surat yang dikehendaki.40
D. Kajian Teori Tentang Metode Jarimatika Qur’an Dalam Menghafal Al- Qur’an
Metode yang merupakan salah satu pendukung dalam kesuksesan proses belajar mengajar diartikan sebagai jalan yang harus ditempuh agar pengajaran dapat berjalan efektif, memberi pengaruh dan mampu memberikan perubahan kepada peserta didik.
Metode penyampaian yang baik dan efektif akan sangat menentukan hasil belajar. Pesan pembelajaran yang disampaikan guru akan mudah diterima oleh peserta didik. Dengan demikian akan sangat berkorelasi dengan tercapainya tujuan pembelajaran.
Menghafal Al-Qur‟an merupakan suatu proses mengingat dan materi yang dihafalkan harus sempurna, karena ilmu tersebut dipelajari untuk dihafalkan bukan untuk difahami. Namun setelah hafalan Al-Qur‟an tersebut sempurna, maka selanjutnya ialah diwajiban untuk mengetahui isi kandungan yang ada didalamnya. Seseorang yang berniat untuk menghafalkan Al-Qur‟an
40Mustofa, “ Pengaruh Metode Menghafal dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Menghafal Al Quran”, Alim: Journal Of Islamic Education 2, no. 2 (2020), 171-170.
d