• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data Hasil Penelitian

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Analisis Data Hasil Penelitian

P : “Baik, apakah kamu memiliki cara lain untuk menyelesaikan soal ini?”

AFA : “Ga ada pak, Cuma bisa pakai cara ini.”

P : “Oke gapapa, apakah kamu menyelesaikan masalah ini menggunakan pemikiranmu sendiri?”

AFA : “Nggih pak, ini hasil pemikiran saya sendiri.”

Gambar 2.3 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Lancar Subjek DWI

Berikut cuplikan wawancara dengan subjek DWI terkait indikator berpikir lancar:

P : “Oh gitu ya, alhamdulillah kalau sudah dipelajari sebelumnya. Terus, coba kamu jelaskan apa maksud dari soal ini?”

DWI : “Maksudnya, kan di soalnya bilang ada 38 anak dalam suatu kelas, terus beberapa diantara anak-anak ada yang mengikuti kegiatan ekstra kesenian, kegiatan ekstra olahraga, dan kegiatan ekstra pramuka, terus ada yang mengikuti dua kegiatan, ada juga yang mengikuti semua kegiatan, nah yang ditanyakan berapa jumlah anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?”

P : “Oke, coba jelaskan apa maksud jawaban yang kamu buat?”

DWI : “Baik pak, jadi kan di soalnya udah dijelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan, jadi saya tulis dulu semuanya.”

P : “Emang apa saja yang kamu ketahui dari soal?”

DWI : “ada 38 anak dalam kelas, 15 anak mengikuti kegiatan kesenian, 18 anak mengikuti kegiatan olahraga, 16 anak mengikuti kegiaatan pramuka, 8 anak mengikuti kegiatan kesenian dan pramuka, 5 anak mengikuti kesenian dan

olahraga, 5 anak mengikuti kegiatan olahraga dan pramuka, 2 anak mengikuti semua kegiatan.”

P : “Oke, terus gimana setelah itu?”

DWI : “Disini kan bilangnya ada kegiatan kesenian, olahraga, dan pramuka, jadi saya misalkan kegiatan kesenian himpunan A, kegiatan olahraga adalah himpunan B, dan kegiatan pramuka adalah himpunan C.”

b. Berpikir Luwes (fleksibelity)

Pada tahap ini, subjek DWI memberikan jawaban terkait langkah- langkah atau cara untuk memecahkan masalah, dalam hal ini subjek DWI menentukan banyaknya anggota masing-masing himpunan, jawaban tersebut subjek buat dengan runtun dan lengkap. Mulai dari menentukan anggota yang hanya memuat irisan dua himpunan yaitu 𝐴 ∩ 𝐵, 𝐵 ∩ 𝐶, dan 𝐴 ∩ 𝐶, kemudian menentukan anggota yang hanya memuat satu himpunan saja yaitu 𝑛 (𝑎), 𝑛 (𝑏), dan 𝑛 (𝑐), sampai mengetahui jumlah anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan jawaban akhir yang diinginkan soal. Setiap langkah juga sudah dikerjakan dengan benar. Subjek DWI juga sudah mengklarifikasi jawabannya tersebut pada proses wawancara, sehingga ini menunjukkan bahwa subjek DWI sudah memenuhi kriteria indikator berpikir luwes (fleksibelity).

Sebagai bukti, berikut hasil tes subjek DWI terkait indikator berpikir luwes:

Gambar 2.4 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Luwes (fleksibelity) Subjek DWI

Berikut adalah cuplikan wawancara dengan subjek DWI terkait indikator berpikir luwes:

P : “Setelah kamu tentukan himpunan A, B dan C, bagaimana cara kamu menentukan jumlah anak yang mengikuti kegiatan ekstrakuriler?”

DWI : “Untuk menentukan jumlah anak yang ikut kegiatan ekstra kurikuler, saya menentukan jumlah anak yang hanya mengikuti dua kegiatan dan jumlah anak yang hanya mengikuti satu kegiatan saja. Dan karena di soal sudah diketahui jumlah anak yang ikut tiga kegiatan, jadi jumlah anak yang mengikuti tiga kegiatan saya gunakan untuk menentukan jumlah anak yang mengikuti dua kegiatan saja, dengan cara mengurangi jumlah anak yang diketahui mengikuti dua kegiatan dikurangi dengan jumlah anak yang mengikuti tiga kegiatan, begitu juga untuk menentukan jumlah anak yang mengikuti satu kegiatan saja.”

P : “Oke kalau gitu kesimpulannya apa?”

DWI : “Kesimpulan yang kayak gimana pak?”

P : “Kesimpulan dari jawaban yang kamu buat gimana?”

DWI : “Oh ini kesimpulannya pak, saya jumlahkan semua hasil anak yang mengikuti dua kegiatan saja, yang mengikuti satu kegiatan saja, dan anak yang mengikuti tiga kegiatan, dan setelah saya jumlahkan semuanya terdapat 33 anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.”

c. Berpikir Asli (originality)

Pada tahap ini, dalam menyelesaikan soal subjek DWI mempertanyakan cara-cara dan berusaha memikirkan alternatif penyelesaian yang baru. Seperti yang sudah ditemukan pada cara yang pertama, subjek DWI memahami bahwa dalam soal terdapat tiga himpunan yang subjek misalkan menjadi himpunan A, B, dan C. dan karena pada soal dijelaskan jumlah anggota yang sudah diketahui, maka langkah selanjutnya subjek menjumlahkan banyaknya anggota-anggota satu himpunan dengan banyaknya anggota dari tiga himpunan, kemudian hasil penjumlahan tersebut dikurangi dengan jumlah anggota-anggota dari dua himpunan.

Sehingga menghasilkan rumus/cara yang baru dan belum pernah terpikirkan oleh orang lain, maka dapat dikatakan bahwa subjek DWI telah memenuhi kriteria indikator berpikir asli (originality).

Hal ini dibuktikan dari jawaban atau hasil tes tertulis subjek sebagai berikut:

Gambar 2.5 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Asli Subjek DWI

Berikut cuplikan wawancara terkait indikator berpikir asli (originality) dengan subjek DWI:

P : “Bagus, apakah kamu memiliki jawaban dan cara lain untuk menyelesaikan soal ini?”

DWI : “Ada pak.”

P : “Bagaimana cara kamu menyelesaikannya?”

DWI : “Saya menggunakan cara substitusi pak.”

P : “Kenapa kamu menggunakan cara substitusi?”

DWI : “hehe awalnya coba aja sih pak, tapi ternyata hasilnya sama juga.”

P : “Gitu ya, coba kamu jelaskan?”

DWI : “Gini pak, seblumnya saya sudah misalkan kesenian = A, olahraga = B, dan pramuka = C, selanjutnya saya menggunakan rumus (𝑛(𝑎) + 𝑛(𝑏) + 𝑛(𝑐) + 𝑛(𝑎) ∩ (𝑏) ∩ (𝑐)) − (𝑛(𝑎) ∩ (𝑏) + 𝑛(𝑏) ∩ (𝑐) + 𝑛(𝑎) ∩ (𝑐)). Kemudian saya substitusikan ke dalam rumus akhirnya hasilnya juga sama 33 anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.”

P : “Apakah cara dan jawaban kamu merupakan hal yang berbeda atau belum pernah terpikir sebelumnya oleh teman- teman kamu?”

DWI : “Kayaknya beda sih pak, soalnya saya aja baru pertama kali buat.”

P : “Apakah kamu menyelesaikan soal ini menggunakan pemikiran sendiri?”

DWI : “Iya pak, saya mengerjakannya sendiri.”

2. Subjek AFA

a. Berpikir lancar (fluency)

Dari hasil tes kemapuan berpikir kreatif, subjek AFA yang memiliki disposisi matematis tinggi mampu menyelesaikan soal.

Dimana hasil tersebut memuat beberapa indikator berpikir kreatif seperti menghasilkan banyak gagasan, jawaban dalam pemecahan masalah matematika. Subjek AFA lancar mengungkapkan gagasan- gagasannya dengan cara memahami masalah terlebih dahulu lalu memisalkan tiga kegiatan yang terdapat dalam soal menjadi tiga

himpunan yaitu himpunan A untuk kegiatan kesenian, himpunan B untuk kegiatan olahraga, dan himpunan C untuk kegiatan pramuka.

Kemudian menemukan pola dari suatu masalah matematika yaitu dengan mencari apa saja yang diketahui dalam soal kemudian menjabarkan pernyataan-pernyataan tersebut seperti diketahui 38 anak dalam suatu kelas, 18 anak mengikuti olahraga, 16 anak mengikuti pramuka dan 15 anak mengikuti kesenian, 5 anak mengikuti kesenian dan olahraga, 5 anak mengikuti olahraga dan pramuka, 8 anak mengikuti kesenian dan pramuka, dan 2 anak mengikuti ketiga-tiganya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil tes dan cuplikan wawancara terkait kemampuan berpikir lancar (fluency) sebagai berikut:

Gambar 2.6 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Lancar Subjek AFA

Berikut cuplikan wawancara dengan subjek AFA terkait indikator berpikir lancar:

P : “Baik kalo gitu apa yang kamu pahami dari soal?”

AFA : “Di dalam suatu kelas ada 38 anak, ada yang mengikuti kegiatan kesenian, olahraga, dan pramuka. Ada juga yang mengikuti dua kegiatan dan juga semua kegiatan, terus kita disuruh untuk menentukan jumlah anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.”

P : “Terus gimana cara kamu nentuin jumlah anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?”

AFA : “Pertama saya tulis yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal pak.”

P : “Apa saja yang kamu ketahui dari soal tesnya?”

AFA : “yang diketahui itu 38 anak dalam suatu kelas, 18 anak mengikuti olahraga, 16 anak mengikuti pramuka dan 15 anak mengikuti kesenian, teus 5 anak mengikuti kesenian dan olahraga, 5 anak mengikuti olahraga dan pramuka, 8 anak mengikuti kesenian dan pramuka, dan 2 anak mengikuti ketiga-tiganya.”

b. Berpikir Luwes (Fleksibelity)

Pada tahap ini, subjek AFA menggambar sebuah Diagram Venn sehingga mempermudah dalam memahami masalah dalam soal.

Kemudian dalam diagram tersebut terdapat tiga himpunan yang terdiri dari himpunan A, himpunan B, dan himpunan C.

Selanjutnya untuk menentukan jumlah setiap anggota dari masing- masing himpunan, subjek mulai mengisi yang memenuhi irisan tiga himpunan terlebih dahulu, kemudian mengisi yang memenuhi irisan dua himpunan dengan cara mengurangi jumlah yang diketahui dari irisan dua himpunan dikurangi dengan jumlah irisan tiga himpunan, setelah itu subjek mengisi bagian yang memenuhi satu himpunan dengan cara yang sama, kemudian setelah itu subjek AFA menjabarkan anggota dari masing-masing himpunan serta

menarik kesimpulan dari suatu pernyataan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil tes dan cuplikan wawancara terkait kemampuan berpikir luwes subjek AFA sebagai berikut:

Gambar 2.7 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Luwes Subjek AFA

Berikut adalah cuplikan wawancara dengan subjek AFA terkait indikator berpikir luwes:

P : “Oke ini di jawabannya kan ada gambar, ini gambar apa?”

AFA : “Itu gambar Diagram Venn pak.”

P : “Kenapa kamu gambar Diagram Venn?”

AFA : “Iya pak, kan di soalnya bilang ada yang mengikuti kegiatan kesenian, olahraga dan pramuka. Jadi saya misalkan 3 kegiatan itu jadi himpunan A,B, dan C, makanya saya buat Diagram Venn biar lebih mudah aja ngitungnya.”

P : “Coba jelaskan jawaban yang kamu buat?”

AFA : “Saya buat Diagram Venn pak, yang memuat tiga himpunan, yaitu himpunan A untuk kesenian, B untuk olahraga, dan C untuk pramuka. Kemudian saya mulai mengisi yang memenuhi irisan tiga himpunan, selanjutnya mengisi yang memenuhi irisan dua himpunan dengan cara

mengurangi jumlah yang diketahui dari irisan dua himpunan dikurangi dengan jumlah irisan 3 himpunan, begitu juga untuk menentukan jumlah anggota satu himpunan saja.”

P : “ Oh gitu, terus gimana setelah itu?”

AFA : “Terus saya uraikan jumlah setiap anggotanya pak, mulai dari anggota satu himpunan saja dan seterusnya.”

P : “Jadi kesimpulannya gimana?”

AFA : “Setelah ketemu semua anggota himpunan, saya jumlahkan semuanya pak 6 + 3 + 3 + 4 + 10 + 5 + 2 = 33. Jadi jumlah anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ada 33 anak.”

c. Berpikir asli (originality)

Pada tahap ini, subjek AFA tidak dapat menemukan cara atau jawaban yang berbeda selain cara yang pertama sehingga proses wawancara terkait berpikir asli (originality) juga tidak ada. Ini menunjukkan bahwa subjek AFA tidak memenuhi indikator tersebut.

Dokumen terkait