• Tidak ada hasil yang ditemukan

karakteristik berpikir kreatif siswa yang memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "karakteristik berpikir kreatif siswa yang memiliki"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penelitian berpikir kreatif matematis siswa dilihat dari tingkat pola pikir matematis dilakukan oleh Randa Reynaldi dan Sugianto. 15Randa Reynaldi & Sugianto, “Berpikir Kreatif Siswa dari Tingkat Disposisi Matematis”, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Unnes.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup

Telaah Pustaka

21Gisela Elfira Mayratih, “Pengaruh disposisi matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa” Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.1, No.1, Januari-Mei 2019, hal. Hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan bakat matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Kerangka Teori

Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardhany menunjukkan bahwa siswa yang memiliki disposisi matematis tinggi juga memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki disposisi matematis rendah, begitu pula sebaliknya. Penelitian ini lebih fokus pada karakteristik tingkat berpikir kreatif siswa yang mempunyai disposisi matematis tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika, dimana subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII D MTs Al-Raisiyah Sekarbela. Dalam konteks matematika, menurut Katz, disposisi matematis berkaitan dengan bagaimana siswa memecahkan masalah matematika, apakah mereka percaya diri, gigih, tertarik, dan berpikir fleksibel untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang berbeda.

Dalam konteks pembelajaran, disposisi matematis berkaitan dengan bagaimana siswa bertanya, menjawab pertanyaan, mengkomunikasikan ide matematis, bekerja dalam kelompok, dan memecahkan masalah.29. 28Andi Tisnowali, “Profil Disposisi Matematis Siswa Pemenang Olimpiade Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan”, Jurnal EST, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015, hal. Dalam penelitian ini indikator disposisi matematis yang digunakan sesuai dengan indikator yang dikemukakan oleh Polking, yaitu: (1) kepercayaan diri dalam penggunaan matematika; (2) fleksibilitas dalam mengeksplorasi ide-ide matematika dan menemukan metode alternatif dalam menyelesaikan masalah; (3) rajin mengerjakan tugas matematika;.

Tabel 1.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif  No  Indikator
Tabel 1.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif No Indikator

Metode Penelitian

Data yang dikumpulkan merupakan data dari Kuesioner Disposisi Matematis pada tingkat disposisi matematis tinggi, sedang, dan rendah. Dalam penelitian ini juga terdapat instrumen pendukung yang digunakan peneliti.35 Instrumen pendukung digunakan karena instrumen utama tidak dapat menentukan beberapa hal, misalnya disposisi matematis. Angket adalah teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara membagikan lembaran kertas berisi pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh responden.36 Dalam penelitian ini angket merupakan instrumen pendukung yang tujuannya untuk mengetahui tingkat disposisi matematis. siswa, dari tingkat orientasi matematika rendah, sedang dan tinggi.

Penelitian ini menggunakan angket disposisi matematis yang sudah ada yaitu angket Disposisi Matematis yang biasa digunakan oleh para peneliti sebelumnya. Kuesioner Skala Disposisi Matematis Siswa ini diberikan kepada seluruh siswa untuk mengetahui perbedaan disposisi matematis siswa. Model angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu setuju (S), sangat setuju (SS), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS), masing-masing pernyataan mempunyai bobot skor yang berbeda. .38 Bobot setiap pernyataan pada skala disposisi matematis yang dibuat dapat dipindahkan dari skala kualitatif ke skala kuantitatif dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

Tabel 1.3 Kriteria Penilaian Skala Likert  Alternatif Jawaban
Tabel 1.3 Kriteria Penilaian Skala Likert Alternatif Jawaban

Sistematika Pembahasan

DWI : “Di kelas ada 38 anak, 15 anak mengikuti kegiatan seni, 18 anak mengikuti kegiatan olah raga, 16 anak mengikuti kegiatan pramuka, 8 anak mengikuti kegiatan seni dan pramuka, 5 anak mengikuti kegiatan seni dan olah raga, 5 anak mengikuti kegiatan kesenian dan kepanduan, 5 anak mengikuti kegiatan kesenian dan olah raga, 5 anak ikut olah raga dan kepramukaan, semua kegiatan diikuti 2 orang anak.” Q : “Setelah menentukan himpunan A, B, dan C, bagaimana cara menentukan jumlah anak yang mengikuti ekstrakurikuler?” DWI : “Ada Kelas 38 anak, 15 anak mengikuti kegiatan seni, 18 anak mengikuti kegiatan olah raga, 16 anak mengikuti kegiatan pramuka, 8 anak mengikuti kegiatan seni dan pramuka, 5 anak mengikuti kegiatan seni dan kerajinan.

Q: “Setelah menentukan himpunan A, B, dan C, bagaimana cara menentukan jumlah anak yang mengikuti ekstrakurikuler?” Suatu kelas terdiri dari 38 anak, Dari seluruh anak yang mengikuti kegiatan alam terbuka, 15 anak mengikuti kegiatan seni alam terbuka, 18 anak mengikuti kegiatan olah raga luar ruang, 16 anak mengikuti kegiatan alam terbuka, 8 anak mengikuti kegiatan seni dan pramuka, 5 anak mengikuti kegiatan alam terbuka, 8 anak mengikuti kegiatan seni dan pramuka, 5 anak mengikuti kegiatan kesenian dan olah raga pramuka, 5 orang anak mengikuti kegiatan olah raga dan pramuka, 2 orang anak mengikuti ketiga kegiatan tersebut. 8 anak mengikuti kegiatan seni dan pramuka 5 anak mengikuti kegiatan seni dan olah raga 5 anak mengikuti kegiatan olah raga dan pramuka 2 anak mengikuti ketiga kegiatan tersebut.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Subjek dan Jadwal Penelitian

Hasil angket bertujuan untuk mengetahui skor dari 20 siswa yang selanjutnya digunakan untuk mengelompokkan siswa kelas VII D ke dalam berbagai kategori yaitu kategori bakat matematika tinggi, kategori bakat matematika sedang, dan kategori pola pikir bakat matematika rendah. Rata-rata hasil perhitungan skor angket disposisi matematis siswa sebesar 75,8 dan hasil perhitungan menggunakan rumus standar deviasi sebesar 7,15. Perhitungan lengkap dan data daftar kategori disposisi matematis siswa dari pernyataan ini dapat dilihat pada Lampiran 6.

Peneliti kemudian memilih siswa yang memiliki bakat matematika tinggi dari hasil kelompok untuk menjalani tes kemampuan berpikir kreatif dan kemudian mewawancarai mereka sebagai tahap selanjutnya. Sebelum proses wawancara, peneliti menganalisis respon kedua subjek dengan mengacu pada tabel indikator berpikir kreatif. Topik aktif di kelas, jawaban cukup sesuai (namun masih kurang) dengan indikator berpikir kreatif, mempunyai minat matematika cukup baik berdasarkan hasil angket.

Tabel 2.1 Jumlah Subjek Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah
Tabel 2.1 Jumlah Subjek Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah

Paparan Data Hasil Penelitian

DWI : “Maksud saya, pertanyaannya ada 38 anak dalam satu kelas, lalu ada yang mengikuti kegiatan ekstra seni, ekstra kegiatan olah raga, dan ekstra kegiatan pramuka, lalu ada yang mengikuti dua kegiatan, ada yang juga yang ikut semua kegiatan, jadi yang ditanyakan berapa anak yang ikut ekstrakurikuler?” Dan karena pada soal kita sudah mengetahui berapa banyak anak yang mengikuti tiga kegiatan, maka saya menggunakan jumlah anak yang mengikuti tiga kegiatan untuk menentukan jumlah anak yang hanya mengikuti dua kegiatan dengan mengurangkan jumlah anak yang mengikuti dua kegiatan. dikurangi jumlah anak yang mengikuti tiga kegiatan, Begitu pula untuk menentukan banyaknya anak yang mengikuti satu kegiatan saja.” DWI : “Oh ini kesimpulannya pak, saya jumlahkan semua hasil anak-anak yang mengikuti dua kegiatan saja, yang hanya mengikuti satu kegiatan, dan anak-anak yang mengikuti tiga kegiatan, dan setelah saya jumlahkan semuanya up, ada 33 anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler."

AFA: “Ada 38 anak di kelas, beberapa di antaranya mengikuti kegiatan seni, olah raga, dan kepanduan. Ada juga yang mengikuti dua kegiatan dan juga semua kegiatan, lalu kita diminta untuk mengetahui berapa banyak anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.” AFA : “Iya pak, pertanyaannya ada yang ikut seni. , kegiatan olah raga dan kepanduan.

Gambar 2.2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Subjek AFA
Gambar 2.2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Subjek AFA

Analisis Data Hasil Penelitian

Dimulai dengan menentukan anggota yang hanya memuat perpotongan dua himpunan yaitu 𝐴 ∩ 𝐵, 𝐵 ∩ 𝐶 dan 𝐴 ∩ 𝐶, kemudian menentukan anggota yang hanya memuat satu himpunan yaitu 𝑛 (𝑎), 𝑛 (𝑏) dan 𝑛 (𝑐 ) , untuk mengetahui berapa banyak anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, yang merupakan jawaban akhir yang diinginkan dari pertanyaan tersebut. DWI: “Untuk menentukan jumlah anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, saya menentukan banyaknya anak yang mengikuti dua kegiatan saja dan banyaknya anak yang mengikuti satu kegiatan saja. Dan karena pertanyaan tersebut sudah memberitahu kita berapa banyak anak yang berpartisipasi dalam tiga kegiatan, saya menggunakan jumlah anak yang berpartisipasi dalam tiga kegiatan untuk menentukan jumlah anak yang hanya berpartisipasi dalam dua kegiatan dengan mengurangkan jumlah anak dari kegiatan tersebut. anak-anak yang diketahui mengikuti dua kegiatan dikurangi jumlah anak yang mengikuti tiga kegiatan, dan menentukan banyaknya anak yang hanya mengikuti satu kegiatan.”

Lalu saya substitusikan ke dalam rumus dan hasil akhirnya sama, 33 anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.” Kemudian carilah contoh soal matematika dengan mencari yang diketahui dalam soal tersebut dan kemudian menjelaskan pernyataan-pernyataan tersebut karena diketahui ada Kelas 38 anak, olahraga 18 anak, pramuka 16 anak, dan pramuka 15 anak. 1 anak terlibat dalam seni, 5 anak terlibat dalam seni dan olah raga, 5 anak terlibat dalam olah raga dan kepanduan, 8 anak terlibat dalam seni dan kepanduan, dan 2 anak terlibat dalam ketiganya. AFA : Diketahui kelasnya ada 38 anak, 18 anak ikut olah raga, 16 anak ikut pramuka dan 15 anak ikut kesenian, tentunya 5 anak ikut kesenian dan olah raga, 5 anak ikut terlibat dalam olah raga dan kepanduan, 8 orang anak mengikuti kesenian dan kepanduan, dan 2 orang anak mengikuti ketiganya.”

Gambar 2.3 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Lancar Subjek DWI
Gambar 2.3 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Lancar Subjek DWI

Rangkuman Temuan Penelitian

40 Eliatuz Zuroidah, 'Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas 42Lisliana, dkk, "Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Materi Segitiga di SMA" (Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak, 2016). 45Evilisiani, K., Hendriana & Senjayawati, “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dilihat dari Harga Diri Siswa Kelas VIII SMA Kota Cimahi Pada Materi Gambar Persegi Panjang” Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif (JPMI), Vol 1(3), P.

Oleh karena itu, siswa dengan pola pikir matematis yang tinggi mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang tinggi dalam memecahkan masalah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru matematika untuk memberikan berbagai pertanyaan untuk mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa. Tesis: “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat di MA ASWAJA Ngunut Tulungagung”.

“Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Terhadap Rasa Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMA Kota Cimahi pada bangun datar.” Judul disertasi : “Karakteristik berpikir kreatif siswa yang mempunyai sikap matematis tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika”.

Tabel Daftar Kategori Disposisi Matematis Siswa
Tabel Daftar Kategori Disposisi Matematis Siswa

PEMBAHSAN

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ketika menyelesaikan suatu masalah matematika, siswa dapat melihat masalah tersebut dari berbagai sudut pandang, kemudian mencari banyak alternatif atau langkah yang berbeda, sehingga dapat menyelesaikan masalah tersebut. terkandung dalam permasalahan terkait indikator kemampuan berpikir kreatif, siswa mempunyai kemampuan berpikir luwes (flexibility). Siswa dengan orientasi matematis tinggi menemukan cara untuk memecahkan masalah yang lebih pendek dengan mempelajari metode pertama yang digunakan atau menghubungkannya dengan materi lain yang telah dipelajari sebelumnya yang jarang terpikirkan oleh orang lain. Siswa dengan orientasi matematis tinggi lebih banyak memberikan jawaban terhadap permasalahan yang disajikan, hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai kemampuan berpikir lancar.

Saran

“Analisis Pengaruh Disposisi Matematis, Kemampuan Berpikir Kreatif, dan Persepsi Kreativitas Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis”. “Analisis Pengaruh Disposisi Matematis Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Terintegrasi Tak Tentu pada Siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 4 Jember”. 2 Saya yakin saya bisa mengerjakan soal matematika 3 Saya yakin saya tidak berbakat dalam matematika 4. Saya yakin nilai matematika saya masih rendah meskipun saya sudah belajar dengan giat.

Setelah beberapa waktu, dilakukan wawancara terhadap sejumlah siswa mengenai tingkat berpikir kreatif siswa, yang dilakukan dengan pertanyaan sebagai berikut :.

Gambar

Tabel 1.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif  No  Indikator
Tabel 1.2 Indikator Disposisi Matematis
Gambar 1.1  5) Operasi himpunan
Diagram Venn
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang relevan, peneliti ingin mengetahui bagaimana proses berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika persamaan dan