Gambar 4.1 CDM Model untuk Data TV
4.6 Analisis Efektivitas Iklan Youtube dengan Consumer Decision Model
Tabel 4.23 Uji Reliabilitas Indikator
Variabel Item Pertanyaan Outer Loading Keterangan
Pesan Iklan
F1 0.771 Reliabel
F2 0.810 Reliabel
F3 0.762 Reliabel
F4 0.734 Reliabel
F5 0.805 Reliabel
Pengenalan Merek
B1 0.778 Reliabel
B2 0.707 Reliabel
B3 0.853 Reliabel
B4 0.833 Reliabel
B5 0.820 Reliabel
Kepercayaan Konsumen
C1 0.789 Reliabel
C2 0.876 Reliabel
C3 0.888 Reliabel
C4 0.777 Reliabel
C5 0.763 Reliabel
Sikap Konsumen
A1 0.770 Reliabel
A2 0.789 Reliabel
A3 0.751 Reliabel
A4 0.824 Reliabel
A5 0.841 Reliabel
Niat Beli
I1 0.720 Reliabel
I2 0.764 Reliabel
I3 0.868 Reliabel
I4 0.782 Reliabel
I5 0.882 Reliabel
Pembelian Nyata
P1 0.797 Reliabel
P2 0.741 Reliabel
P3 0.777 Reliabel
P4 0.747 Reliabel
P5 0.803 Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh indikator variabel penelitian memiliki nilai outer loading> 0,7 dengan nilai berkisar 0,707 sampai 0,888. Hal ini sudah dianggap cukup untuk memenuhi syarat yang ditentukan dan digunakan untuk analisis lebih lanjut.
4.6.2 Uji Reliabilitas Internal
Reliabilitas merupakan bagian yang digunakan untuk menguji nilai reliabilitas indikator-indikator pada suatu variabel. Selain itu, uji realibilitas dapat diperkuat dengan menggunakan nilai cronbach alpha. Menurut Ghozali (2005), suatu variabel dapat dinyatakan memenuhi composite reliability apabila nilai composite reliability> 0,6 dan memenuhi cronbach’s composite alpha apabila nilai cronbach’s alpha> 0,7.
Tabel 4.24 Uji Reliabilitas Internal
Variabel Cronbach's Alpha Composite Reliability Keterangan
Kepercayaan Konsumen 0.877 0.911 Reliabel
Niat Beli 0.863 0.902 Reliabel
Pembelian Nyata 0.832 0.881 Reliabel
Pengenalan Merek 0.858 0.898 Reliabel
Pesan Iklan 0.835 0.884 Reliabel
Sikap Konsumen 0.855 0.896 Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai composite reliability untuk seluruh semua variabel penelitian > 0,6 dengan nilai berkisar 0,881 sampai 0,911 dan nilai cronbach’s alpha> 0,7 dengan nilai berkisar 0,832 sampai 0,877.
Hasil ini menunjukkan bahwa seluruh variabel telah memenuhi kriteria sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki tingkat realibilitas yang baik dan memenuhi syarat untuk melakukan pengujian lebih lanjut.
4.6.3 Uji Validitas Konvergen
Validitas konvergen mempunyai makna bahwa seperangkat indikator mewakili satu variabel laten dan yang mendasari variabel laten tersebut.
Perwakilian tersebut dapat didemonstrasikan melalui unidimensionalitas yang dapat diekspresikan dengan menggunakan nilai rata-rata varian yang diekstraksi (Average Variance Extracted / AVE) (Hidayat 2018). Validitas Konvergen dapat diketahui dengan melihat nilai Average Variant Extracted (AVE) untuk masing- masing variabel di mana nilai AVE harus >0,5 untuk model yang baik. Nilai ini menggambarkan validitas konvergen yang memadai yang mempunyai arti bahwa satu variabel laten mampu menjelaskan lebih dari setengah varian dari indikator-indikatornya dalam rata-rata.
Tabel 4.25 Uji Validitas Konvergen
Variabel Average Variance Extracted Keterangan
Kepercayaan Konsumen 0.673 Valid
Niat Beli 0.649 Valid
Pembelian Nyata 0.598 Valid
Pengenalan Merek 0.640 Valid
Pesan Iklan 0.603 Valid
Sikap Konsumen 0.633 Valid
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai AVE pada seluruh variabel > 0,5 dengan nilai berkisar 0,598 sampai 0,673. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap variabel telah memiliki covergent validity yang baik sehingga setiap variabel laten mampu menjelaskan lebih dari setengah varian dari indikator-indikatornya dalam rata-rata.
4.6.4 Uji Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan merupakan konsep tambahan yang mempunyai makna bahwa dua konsep berbeda secara konspetual harus menunjukkan keterbedaan yang memadai. Maksudnya ialah seperangkat indikator yang digabung diharapkan tidak bersifat unidimensional (Hidayat 2018:4). Dari nilai AVE yang telah didapatkan, dilakukan uji validitas diskriminan yang menjelaskan suatu indikator dinyatakan memenuhi discriminant validity apabila akar kuadrat AVE pada variabelnya adalah yang terbesar dibandingkan pada variabel lainnya.
Tabel 4.26 Uji Validitas Diskriminan
Kepercayaan
Konsumen
Niat Beli
Pembelian Nyata
Pengenalan Merek
Pesan Iklan
Sikap Konsumen
Kepercayaan Konsumen 0.820
Niat Beli 0.959 0.806
Pembelian Nyata 0.859 0.908 0.773
Pengenalan Merek 0.901 0.956 0.872 0.800
Pesan Iklan 0.851 0.882 0.764 0.829 0.777
Sikap Konsumen 0.924 0.928 0.822 0.877 0.878 0.796
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat pada nilai yang dicetak tebal memiliki nilai akar kuadrat AVE yang paling tinggi pada variabel yang dibentuknya dibandingkan dengan nilai pada variabel lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat dinyatakan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik, sehingga seperangkat indikator yang digabung tidak bersifat unidimensional.
4.6.5 Evaluasi Inner Model a. Koefisien Determinasi (R2)
Evaluasi koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menunjukkan seberapa banyak efek atau pengaruh variabel independen kepada variabel dependen.
Tabel 4.27 Uji Koefisien Determinasi (R2)
R Square
Kepercayaan Konsumen 0.846
Niat Beli 0.932
Pembelian Nyata 0.825
Pengenalan Merek 0.687
Sikap Konsumen 0.841
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai R-Square untuk tiap variabel yang dipengaruhi. Nilai R Square variabel Kepercayaan Konsumen sebesar 0,846 yang menjelaskan bahwa presentase besarnya variabel pesan iklan dan pengenalan merek dapat menjelaskan kepercayaan konsumen sebesar 84,6%. Nilai R Square pada variabel niat beli sebesar 0,932 yang menjelaskan bahwa presentase besarnya variabel kepercayaan konsumen dan sikap konsumen dapat menjelaskan variabel niat beli sebesar 93,2%. Nilai R Square pada variabel pembelian nyata sebesar 0,825 yang menjelaskan bahwa presentase besarnya variabel niat beli dapat menjelaskan variabel pembelian nyata sebesar 82,5%.
Nilai R Square pada variabel pengenalan merek sebesar 0,687 yang menjelaskan bahwa presentase besarnya variabel pesan iklan dapat menjelaskan variabel pengenalan merek sebesar 68,7%. Nilai R Square pada variabel sikap konsumen sebesar 0,841 yang menjelaskan bahwa presentase besarnya variabel pesan iklan dan pengenalan merek dapat menjelaskan variabel sikap konsumen sebesar 84,1%.
b. Uji Signifikansi Parsial
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai T-Statistics dan nilai P-Values. Hipotesis penelitian dapat dinyatakan diterima apabila nilai P-Values < 0,05.
Hipotesis:
H0: Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
H1: Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Kriteria Keputusan:
1. Jika nilai P-Value > 0,05 dan nilai T-Statistics< T tabel (t(0.05, 50) = 2,008) maka H0 diterima.
2. Jika nilai P-Value < 0,05 dan nilai T-Statistics> T tabel (t(0.05, 50) = 2,008) maka H1 diterima.
Tabel 4.28 Uji Signifikansi Parsial
Path Path Coefficient T Statistics P Values Keterangan Pesan Iklan -> Pengenalan Merek 0.829 17.901 0.000 Signifikan Pesan Iklan -> Kepercayaan Konsumen 0.332 3.007 0.003 Signifikan Pesan Iklan -> Sikap Konsumen 0.481 4.108 0.000 Signifikan Pengenalan Merek -> Kepercayaan
Konsumen 0.626 6.226 0.000 Signifikan
Pengenalan Merek -> Sikap Konsumen 0.479 4.084 0.000 Signifikan Kepercayaan Konsumen -> Niat Beli 0.693 7.683 0.000 Signifikan Sikap Konsumen -> Niat Beli 0.288 3.215 0.001 Signifikan Niat Beli -> Pembelian Nyata 0.908 34.033 0.000 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa:
1. Pengaruh Pesan Iklan terhadap Pengenalan Merek
Didapatkan nilai koefisien path sebesar 0,829. Diketahui pula, nilai P- Values (0,000) < 0,05 dan nilai T-Statistics (17,901) < T tabel (2,008) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan positif (searah) antara pesan iklan terhadap pengenalan merek. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai pesan iklan maka pengenalan merek pun akan semakin tinggi.
Dengan kata lain, pesan iklan perusahaan TIKET.COM di Youtube efektif karena dapat diterima oleh responden dengan baik sehingga mereka dapat mengenali merek dari produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan TIKET.COM. Artinya, pesan iklan terkait keunggulan merek produk atau jasa perusahaan TIKET.COM yang disampaikan dengan stimuli seperti gerak, musik, movements, dan lainnya dapat dikatakan jelas dan efektif. Karena pesan yang disampaikan jelas dan menarik, maka pengenalan merek yang diterima konsumen juga efektif. menurut Durianto dan Sitinjak (2001:54) menyatakan bahwa informasi iklan mendukung pengenalan merek agar lebih dikenal oleh publik.
2. Pengaruh Pesan Iklan terhadap Kepercayaan Konsumen
Didapatkan nilai koefisien path sebesar 0,332. Diketahui pula, nilai P- Values (0,003) < 0,05 dan nilai T-Statistics (3,007) < T tabel (2,008) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan positif (searah) antara pesan iklan terhadap kepercayaan konsumen. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai pesan iklan maka kepercayaan konsumen pun akan semakin tinggi.
Kepercayaan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut dan manfaat dari berbagai atribut tersebut (Mowen dan Minor dalam Sumarwan 2011). Konsumen dapat mempercayai jika produk atau jasa yang diiklankan mampu memberikan manfaat karena adanya informasi yang jelas dan menarik. Hal ini juga dikonfirmasi oleh penelitian yang dilakukan Zuraida dan Uswatun (2001) yang menyatakan bahwa pesan iklan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keyakinan atau kepercayaan konsumen.
3. Pengaruh Pesan Iklan terhadap Sikap Konsumen
Didapatkan nilai koefisien path sebesar 0,481. Diketahui pula, nilai P- Values (0,000) < 0,05 dan nilai T-Statistics (4,108) < T tabel (2,008) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan positif (searah) antara pesan iklan terhadap sikap konsumen. Hal ini menjelaskan
bahwa semakin tinggi nilai pesan iklan maka sikap konsumen pun akan semakin tinggi.
Pesan iklan adalah informasi yang berhasil disampaikan dalam iklan terkait dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Melalui pesan iklan, maka konsumen dapat lebih mengenal produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam hal ini, pesan iklan yang ditampilkan oleh perusahaan TIKET.COM di Youtube sangat informatif dan menarik sehingga mampu membuat konsumen memiliki sikap yang positif terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Howard (1989) yang menyatakan bahwa pesan iklan dapat menentukan sikap konsumen.
4. Pengaruh Pengenalan Merek terhadap Kepercayaan Konsumen
Didapatkan nilai koefisien path sebesar 0,626. Diketahui pula, nilai P- Values (0,000) < 0,05 dan nilai T-Statistics (6,226) < T tabel (2,008) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan positif (searah) antara pengenalan merek terhadap kepercayaan konsumen. hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai pengenalan merek maka kepercayaan konsumen pun akan semakin tinggi.
Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa merupakan hal penting yang harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan oleh perusahaan.
Beberapa faktor yang mampu meningkatkan kepercayaan konsumen adalah pengenalan merek. Hal ini karena pengenalan merek ini memungkinkan terbentuknya sikap terhadap merek atau meningkatkan keyakinan konsumen pada suatu merek. Hal ini juga dikonfirmasi oleh penelitian yang dilakukan oleh Zuraida dan Uswatun (2001) serta Wijaya dan Dharmayanti (2014) yang menyatakan bahwa Pengenalan Merek memiliki dampak positif yang signifikan terhadap Keyakinan atau kepercayaan konsumen.
5. Pengaruh Pengenalan Merek terhadap Sikap Konsumen
Didapatkan nilai koefisien path sebesar 0,479. Diketahui pula, nilai P- Values (0,000) < 0,05 dan nilai T-Statistics (4,084) < T tabel (2,008) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan positif (searah) antara pengenalan merek terhadap sikap konsumen. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai pengenalan merek maka sikap konsumen pun akan semakin tinggi.
Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui sejauh mana pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek. Pengenalan ini memungkinkan terbentuknya sikap terhadap merek atau meningkatkan keyakinan konsumen pada suatu merek (Howard, 1989). Sehingga dalam membuat iklan, perusahaan harus mampu mengenalkan mereknya dan membuat penonton memiliki ingatan jangka panjang terhadap merek tersebut. Hal ini juga dikonfirmasi oleh penelitian yang dilakukan oleh Zuraida dan Uswatun (2001) serta Wijaya dan Dharmayanti (2014) yang menyatakan bahwa Pengenalan Merek memiliki dampak positif yang signifikan terhadap sikap konsumen.
6. Pengaruh Kepercayaan Konsumen terhadap Niat Beli
Didapatkan nilai koefisien path sebesar 0,693. Diketahui pula, nilai P- Values (0,000) < 0,05 dan nilai T-Statistics (7,683) < T tabel (2,008) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan positif (searah) antara kepercayaan konsumen terhadap niat beli. Hal ini menjelaskan
bahwa semakin tinggi nilai kepercayaan konsumen maka niat Beli pun akan semakin tinggi.
Niat beli merupakan keinginan atau rencana konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ia lihat dalam iklan. Niat beli ini erat kaitannya dengan kepercayaan konsumen. Artinya jika konsumen telah percaya dan yakin bahwa produk atau jasa tersebut mampu memberikan manfaat baginya, maka akan muncul niat atau keinginan untuk membeli. Hal ini juga dikonfirmasi oleh penelitian yang dilakukan oleh Zuraida dan Uswatun (2001) serta Wijaya dan Dharmayanti (2014) yang menyatakan bahwa keyakinan atau kepercayaan konsumen memiliki dampak positif signifikan terhadap niat beli.
7. Pengaruh Sikap Konsumen terhadap Niat Beli
Didapatkan nilai koefisien path sebesar 0,288. Diketahui pula, nilai P- Values (0,001) < 0,05 dan nilai T-Statistics (3,215) > T tabel (2,008) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan positif (searah) antara sikap konsumen terhadap niat beli. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai sikap konsumen maka niat beli dari konsumen pun akan semakin tinggi.
Sikap konsumen terhadap iklan perusahaan TIKET.COM di Youtube adalah positif. Sikap positif konsumen membuktikan iklan perusahaan TIKET.COM efektif mendorong konsumen untuk berminat melakukan pembelian. Sehingga, semakin tinggi dan positif sikap dalam diri konsumen terhadap produk atau jasa yang diiklankan, maka konsumen akan semakin berminat melakukan pembelian. Hal ini karena sikap positif yang dimiliki konsumen mampu menimbulkan ketertarikan konsumen akan produk atau jasa yang diiklankan, sehingga muncul keinginan untuk melakukan pembelian. Hal ini juga dikonfirmasi oleh penelitian yang dilakukan oleh Zuraida dan Uswatun (2001) serta Wijaya dan Dharmayanti (2014) yang menyatakan bahwa Sikap Konsumen memiliki dampak signifikan positif terhadap Niat Beli.
8. Pengaruh Niat Beli terhadap Pembelian Nyata
Didapatkan nilai koefisien path sebesar 0,908. Diketahui pula, nilai P- Values (0,000) < 0,05 dan nilai T-Statistics (34,033) < T tabel (2,008) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh signifikan positif (searah) antara niat beli terhadap pembelian nyata. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai niat beli maka pembelian nyata pun akan semakin tinggi.
Pembelian nyata dan pembelian berulang merupakan salah satu tujuan akhir bagi perusahaan yang memperomiskan peroduk atau jasanya. Untuk itu perusahaan selalu berupaya untuk meningkatkan pembelian nyata. Salah satu faktor yang mendorong peningkatan pembelian nyata adalah adanya niat atau keinginan membeli. Hal ini karena ketika konsumen setelah melihat iklan dan memiliki keinginan membeli maka ia akan menyimpannya dalam memori jangka panjang, akan sering terbayang akan produk dan jasa yang diiklankan, sehingga akhirnya melakukan pembelian nyata.
c. Total Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh tidak langsung merupakan urutan jalur melalui satu atau lebih variabel perantara (Irianto, 2004). Berdasarkan olah data yang telah dilakukan menggunakan aplikasi smartPLS, dapat diketahui pengaruh secara tidak langsung variabel dependen terhadap variabel independen yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.29 Total Pengaruh Tidak Langsung
Kepercayaan
Konsumen
Sikap Konsumen
Niat Beli
Pembelian Nyata
Pesan Iklan 0.519 0.397 0.842 0.765
Pengenalan Merek 0.572 0.519
Kepercayaan Konsumen 0.630
Sikap Konsumen 0.261
Berdasarkan tabel didapatkan bahwa, secara tidak langsung, variabel pesan iklan mempengaruhi variabel kepercayaan konsumen dengan koefisien regresi sebesar 0,519, variabel sikap konsumen sebesar 0,397, variabel niat beli sebesar 0,842, dan variabel pembelian nyata sebesar 0,765. Variabel pengenalan merek mempengaruhi variabel niat beli dan variabel pembelian nyata dengan koefisien regresi sebesar 0,572 dan 0,519. Variabel konsumen mempengaruhi variabel pembelian nyata dengan koefisien regresi sebesar 0,630 dan variabel sikap konsumen mempengaruhi variabel pembelian nyata dengan koefisien regresi sebesar 0,261. Artinya semua variabel dependen mempengaruhi variabel independen secara tidak langsung karena terdapat variabel perantara yang memediasi pengaruh tersebut.
Gambar 4.2 CDM Model untuk Data Youtube 4.7 Korelasi Kanonik untuk Data TV
4.7.1 Uji Signifikansi Multivariate
Tabel 4.30 Uji Signifikansi Multivariate
Multivariate Tests of Significance (S = 5, M = 3 1/2, N = 6 )
Test Name Value Approx. F Hypoth. DF Error DF Pillais .23276 1.11718 65.00 90.00 Hotellings 23.55250 4.49309 65.00 62.00 Wilks .00855 1.87550 65.00 70.11
Roys .95517
Pengujian signifikansi multivariate dilakukan dengan membandingkan nilai Sig. of F dari salah satu uji di antara Pillais, Hotellings, dan Wilks terhadap signifikansi 0,05. Perbedaan dari keempat uji adalah bagaimana kombinasi variabel dependen untuk mengukur varian data. Dengan menggunakan empat prosedur dari Pillais, Hotellings, dan Wilks, semuanya memiliki signifikan F (berkisar 0,000 sampai 0,011) < 0,05. Secara kolektif fungsi kanonikal signifikan pada taraf nyata 0.05 sehingga analisis dapat dilanjutkan.
4.7.2 Nilai Eigen dan Korelasi Kanonikal
Tabel 4.31 Nilai Eigen dan Korelasi Kanonikal
Root No. Eigenvalue Pct. Cum.Pct. Canon Cor. Sq. Cor 1 21.30504 90.45766 90.45766 .97733 .95517 2 1.22286 5.19208 95.64974 .74171 .55013 3 .48358 2.05318 97.70292 .57092 .32595 4 .42723 1.81394 99.51686 .54712 .29934 5 .11379 .48314 100.00000 .31963 .10217 Dengan melihat root number, terdapat 5 fungsi kanonik sesuai jumlah variabel dependen di mana dari 5 fungsi tersebut, fungsi 1 memiliki nilai eigenvalue tertinggi yaitu 21,305 dan nilai korelasi kanonik kuadrat (Sq. Cor.) sebesar 0,95517, diikuti dengan fungsi 2 dengan nilai eigenvalue sebesar 1,223 dan korelasi kanonik kuadrat sebesar 0,55013, fungsi 3 dengan nilai eigenvalue sebesar 0,484 dan korelasi kanonik kuadrat sebesar 0,32595, fungsi 4 dengan nilai eigenvalue sebesar 0,427 dan korelasi kanonik kuadrat sebesar 0,29934, dan fungsi 5 dengan nilai eigenvalue sebesar 0,114 dan korelasi kanonik kuadrat sebesar 0,10217.
4.7.3 Uji Signifikansi Individual
Tabel 4.32 Uji Signifikansi Individual Dimension Reduction Analysis
Roots Wilks L. F Hypoth. DF Error DF Sig. of F 1 TO 5 .00855 1.87550 65.00 70.11 .005 2 TO 5 .19076 .66973 48.00 59.82 .924 3 TO 5 .42403 .49009 33.00 47.84 .983 4 TO 5 .62908 .44337 20.00 34.00 .971 5 TO 5 .89783 .22758 9.00 18.00 .986
Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa hanya fungsi 1 yang memiliki nilai signifikansi 0,005 < 0,05 maka fungsi 1 signifikan secara individual.
Sedangkan 4 fungsi lainnya > 0,05 maka tidak signifikan secara individual. Hal ini menguatkan bahwa nilai eigenvalue fungsi 1 mengakomodasi 90,46%
hubungan kanonikal, sedangkan 9,54% sisanya diakomodasi dalam fungsi 2, 3, 4, dan 5. Korelasi kanonikal pada fungsi ke-1 sebesar 0.955 jauh lebih besar dibanding korelasi kanonikal pada 4 fungsi lainnya. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa fungsi 1 lebih bermakna dibanding 4 fungsi lainnya. Oleh karena itu, selanjutnya hanya akan dilakukan analisis pada fungsi 1.
4.7.4 Interpretasi Kanonik
Bagian ini merupakan kelanjutan dari pengujian sebelumnya yang telah menetapkan kanonik fungsi 1 untuk dibahas lebih lanjut. Dalam penelitian ini, terdapat 2 kanonik variates yaitu kanonik variates dependen yang terdiri dari pembelian nyata modern (Y1), pembelian nyata kesan (Y2), pembelian nyata karakter (Y3), pembelian nyata mudah (Y4), pembelian nyata singkat (Y5) dan kanonik variates independen yang terdiri dari status sosial (X1), teman (X2), keluarga (X3), besar pengeluaran (X4), harga (X5), merek (X6), promo (X7), pengetahuan atribut (X8), kepribadian (X9), kepercayaan (X10), gaya hidup (X11), iklan (X12), media informasi (X13). Analisis ini berfungsi untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam kanonik variates berhubungan dengan dependen variates, yang diukur dengan besaran korelasi masing-masing independen variabel dengan variatnya. Pengukuran dilakukan dengan dua cara yaitu kanonikal weights (uji bobot kanonikal) dan kanonikal loadings (uji beban kanonikal).
a. Uji Bobot Kanonikal
Uji ini memberikan gambaran besarnya kontribusi variabel asal terhadap variabel kanonik dalam 1 set variabel, baik dependen atau independen. Jika nilai koefisien besar, maka variabel tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel kanoniknya.
Tabel 4.33 Uji Bobot Kanonikal pada Set Data Variabel Y Standardized canonical coefficients for dependent variables
Variable Function No.
1 2 3 4 5
PN1 .38575 -.25493 .07729 -.82394 1.02402 PN2 .46514 -.04469 .11107 -.91636 -.80040 PN3 .26799 1.01276 -1.24916 .01116 .55292 PN4 .01316 -1.35046 .21265 .97760 -.40670 PN5 .13644 .59432 .91963 .84771 -.32466 Besarnya (koefisien) bobot menunjukkan kontribusi terhadap variat. Pada fungsi 1, urutan variabel dengan kontribusi terbesar sampai terkecil adalah: PN2, PN1, PN3, PN5 dan PN4. Berdasarkan tabel, didapatkan nilai standardized canonical coefficient seluruh variabel memiliki nilai < 0,5 maka besar kontribusi yang diberikan terhadap variabel kanonik berkisar 0,01316 sampai 0,46514. Hal ini berarti, pada konsumen secara umum tidak ada faktor yang mempengaruhi keragaman pembelian nyata secara umum, dengan kata lain semua faktor mempengaruhi pembelian nyata.
PN 2 (Y2) atau pembelian nyata kesan memiliki kontribusi yang paling besar karena pesan iklan yang mampu menimbulkan kesan dan ketertarikan yang mendalam lebih mampu menimbulkan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Selanjutnya PN 4 (Y4) atau pembelian nyata mudah memiliki kontribusi yang paling kecil karena pesan iklan yang mudah diingat memiliki peranan yang kecil dalam membuat konsumen melakukan pembelian nyata, karena mudah diingat belum tentu menarik dan menimbulkan kesan bagi konsumen.
Tabel 4.34 Uji Bobot Kanonikal pada Set Data Variabel X Standardized canonical coefficients for covariates
COVARIATE CAN. VAR.
1 2 3 4 5
PL1 .13685 -.11367 -.05214 -.00650 -.08301 PL2 -.05007 .43500 -.28626 -.90427 -.11720 PL3 .24764 -.77165 .65649 .07578 1.16141 PI1 .11060 .22757 -.74371 .60399 -.38290 PI2 .08657 .55006 -.64815 .60414 .79306 PI3 .03587 -.26373 .12975 .01192 -.11452 PI4 .07383 .47443 .80041 .01442 -.56069 PI5 .02463 .29831 -.20212 .62079 -.18628 PI6 .12603 .69608 -.73313 .12433 -.61263 PI7 .04556 -.20014 -.06848 .36340 -.99828 PI8 .22534 -.10343 -.94990 .69425 .51466 PP1 .08434 -.57700 1.54638 -.05802 -.32319 PP2 .24763 -.10172 .21287 -1.20122 .21700 Besarnya (koefisien) bobot menunjukkan kontribusi terhadap variat. Pada fungsi 1, urutan variabel dengan kontribusi terbesar sampai terkecil adalah: PL3, PP2, PI8, PL1, PI6, PI1, PI2, PP1, PI4, PI7, PI3, PI5, PL2. Berdasarkan tabel, didapatkan nilai standardized canonical coefficient seluruh indikator memiliki nilai < 0,5 maka besar kontribusi yang diberikan terhadap variabel kanonik berkisar -0,05007 sampai 0,24764. Hal ini berarti, pada konsumen secara umum tidak ada faktor yang mempengaruhi keragaman pembelian nyata secara umum, dengan kata lain semua faktor mempengaruhi pembelian nyata.
PL3 (X3) atau keluarga merupakan faktor yang memiliki kontribusi terbesar dalam mendorong adanya pembelian nyata konsumen karena rata-rata ketika konsumen menonton Televisi lebih seringnya bersama keluarga sehingga faktor keluarga atau rekomendasi keluarga memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap pembelian nyata konsumen. Sedangkan PL2 (X2) atau teman merupakan faktor yang paling kecil dalam mendorong konsumen untuk melakukan pembelian nyata karena untuk iklan yang ada di Televisi lebih sering dilihat oleh konsumen ketika bersama dengan keluarganya.
b. Uji Beban Kanonikal
Uji beban kanonikal atau juga uji struktur kanonikal yaitu pengujian untuk mengukur korelasi linear sederhana antara data observasi dalam variabel dependen atau variabel independen terhadap satu set kanonikal. Beban kanonikal memiliki nilai beban kanonik yang besar jika memiliki nilai > 0,5 maka dapat dikatakan memiliki peranan besar dalam kumpulan variabelnya.
Tabel 4.35 Uji Beban Kanonikal pada Set Data Variabel Y Correlations between dependent and canonical variables
Variable Function No.
1 2 3 4 5
PN1 .75248 -.17513 .27084 -.07406 .56945 PN2 .82730 -.02298 -.06633 -.23810 -.50394 PN3 .79650 .14899 -.49421 .31374 .02678 PN4 .75536 -.45216 -.22049 .41759 -.04448 PN5 .74409 .32443 .45233 .36458 .05967
Hasil perhitungan kanonikal loading pada penelitian ini hanya fokus pada fungsi kanonikal 1. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan bahwa PN1 (Y1), PN2 (Y2), PN3 (Y3), PN4 (Y4), dan PN5 (Y5) memiliki nilai muatan yang lebih besar dari 0,5 yaitu dengan nilai berkisar 0,74409 sampai 0,82730. Hal ini menjelaskan bahwa pembelian nyata modern (Y1), pembelian nyata kesan (Y2), pembelian nyata karakter (Y3), pembelian nyata mudah (Y4), pembelian nyata singkat (Y5) memiliki peranan besar atau memiliki korelasi yang tinggi dalam 1 set variabel. Sehingga kelima kategori memiliki korelasi yang kuat secara bersamaan apabila digabungkan dalam satu set variabel.
Tabel 4.36 Uji Beban Kanonikal pada Set Data Variabel X Correlations between covariates and canonical variables
Covariate CAN. VAR.
1 2 3 4 5
PL1 .71465* .00252 -.28849 -.08534 -.05874 PL2 .73582* .13467 -.14781 -.25836 -.03962 PL3 .89582* -.12528 .05573 -.02492 .22491 PI1 .53001* .22066 -.24341 .36708 -.09022 PI2 .44416 .54396 .33326 .21148 .21047 PI3 .39680 -.28910 -.06500 .26086 -.14337 PI4 .41831 .66919 .40175 .05601 -.11446 PI5 .46815 -.00525 .07068 .24921 .05666 PI6 .79873* -.04291 -.19486 -.13708 -.04631 PI7 .50197* -.22075 .21428 -.10272 -.44280 PI8 .72592* -.27219 -.19835 .00107 -.03987 PP1 .76132* -.11533 .19363 .17494 -.04344 PP2 .85681* .05472 .12294 -.26921 -.02839
Hasil perhitungan kanonikal loading pada penelitian ini hanya fokus pada fungsi kanonikal 1. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan bahwa PL1 (X1), PL2 (X2), PL3 (X3), PI1 (X4), PI6 (X9), PI7 (X10), PI8 (X11), PP1 (X12), dan PP2 (X13) memiliki nilai muatan yang lebih besar dari 0,5 yaitu dengan nilai berkisar 0,53001 sampai 0,89582. Hal ini menjelaskan bahwa status sosial (X1), teman (X2), keluarga (X3), besar pengeluaran (X4), kepribadian (X9), kepercayaan (X10), gaya hidup (X11), iklan (X12), media informasi (X13) memiliki peranan besar atau memiliki korelasi yang tinggi dalam 1 set variabel.
Sehingga ketigabelas kategori memiliki korelasi yang kuat secara bersamaan apabila digabungkan dalam satu set variabel.
Berdasarkan pengujian korelasi kanonik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi adalah tingginya status sosial (X1), teman (X2), keluarga (X3), besar pengeluaran (X4), kepribadian (X9), kepercayaan (X10), gaya hidup (X11), iklan (X12), media informasi (X13) akan mempengaruhi besarnya pembelian nyata modern (Y1), pembelian nyata kesan (Y2), pembelian nyata karakter (Y3), pembelian nyata mudah (Y4), pembelian nyata singkat (Y5).