• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hasil Penelitian pada Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Hasil Penelitian pada Siklus II

Pada siklus II terdiri dari 4 kali pertemuan yakni 3 kali proses pembelajaran dengan materi Lingkaran dan 1 kali tes siklus.

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II secara umum serupa dengan perencanaan pada siklus I. Namun ada beberapa perbaikan yang ditambahkan sebagai realisasi dari refleksi pada siklus I. Adapun rencana tambahan yang dilakukan pada siklus II adalah dengan meningkatkan kualitas cara memotivasi siswa agar siswa lebih termotivasi serta lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Menelaah kurikulum SMP kelas VIII untuk mata pelajaran matematika dan pengadaan literatur.

b. Peneliti menyiapkan materi pelajaran Lingkaran yang akan diajarkan c. Membuat RPP dengan model kooperatif tipe Make a Match

d. Peneliti mempelajari dengan cermat materi Lingkaran yang akan dibahas.

e. Membuat lembar observasi untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

f. Membuat angket respon siswa untuk mengetahui respon siswa mengenai model yang digunakan.

g. Membuat lembar observasi sikap siswa untuk melihat data sikap siswa.

h. Membuat kartu soal dan kartu jawaban.

73 i. Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal berdasarkan materi yang diberikan.

2. Tindakan (acting) Pertemuan ke-5

Berdasarkan refleksi pada siklus I maka terdapat beberapa perbaikan berkenaan pelaksanaan tindakan pada siklus II guna memaksimalkan pemahaman siswa terhadap materi yaitu dengan cara:

a. Memotivasi dan meningkatkan keaktifan siswa secara merata, guru memberikan bimbingan kepada siswa yang belum mampu menyelesaikan permasalahan yang ada pada kartu soal dan kartu jawaban.

b. Memberikan kesempatan besar kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.

c. Memperlancar pelaksanaan tindakan-tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun kegiatan yang dilakukan, yaitu:

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b) Guru mengecek kehadiran siswa .

c) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas, tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang diajarkan.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang memahami materi yang dijelaskan.

f) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

74 g) Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban

kepada kelompok B.

h) Guru menyampaikan kepada siswa untuk mencari pasangan kartu yang dipegang.

i) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencocokkan kartunya masing-masing.

j) Guru mengarahkan kepada siswa untuk melaporkan hasilnya dan guru mencatat pada kertas yang sudah disiapkan.

k) Guru meminta kepada siswa yang belum menemukan pasangannya agar berkumpul tersendiri.

l) Guru meminta satu pasangan untuk persentasi, kemudian pasangan yang lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

m) Guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar.

n) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Observasi dan Evaluasi (Observating and Evaluation) a. Observasi

Pada tahap ini observasi dilakukan oleh seorang observer selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match yang

75 berlangsung dalam siklus II. Adapun hal-hal yang diamati oleh observer dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Analisis kemampuan guru

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru maka digunakan lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran (Lampiran C.1). Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match dengan mengisi penilaian pada baris dan kolom yang sesuai. Pada pertemuan kelima guru mendapatkan 56 poin dengan rata- rata 3,73 dan telah mencapai kategori baik.hal tersebut menunjukkan bahwa cara guru mengelola pembelajaran telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

2) Sikap siswa

Pada pertemuan kelima hanya dilakukan pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap siswa disimpulkan pada akhir siklus II (Lampiran C.3).

3) Analisis aktivitas siswa

Instrumen lembar observasi aktivitas siswa (Lampiran C.2) digunakan untuk mengamati semua aktivitas siswa yang berkenaan dengan penerapan model kooperatif tipe make a match selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan kelima terdapat 25 siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran, siswa yang menanyakan materi pelajaran yang

76 belum dimengerti sebanyak 6 siswa, kemudian terdapat 7 siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis, 17 siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang, 17 orang siswa yang aktif mencari pasangan kartu yang dipegang, 15 siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang diperoleh kepada guru, dan siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing-masing sebanyak 10 orang. Kemudian pada aspek negatifnya, terdapat 4 siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan aktivitas siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya, jumlah siswa yang aktif membaca dan mencari pasangan kartu yang dipegang. Meski demikian, siswa harus tetap diawasi dan masih perlu ditingkatkan lagi.

b. Evaluasi

Pada pertemuan kelima tidak dilakukan evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan pada saat pertemuan kedelapan atau akhir siklus II guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan selama siklus II berlangsung.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi dilaksanakan setelah akhir pertemuan, guna untuk mengetahui hasil yang diperoleh selama pertemuan berlangsung. Apabila ada kekurangan pada pertemuan tersebut maka dilakukan perbaikan untuk pertemuan selanjutnya.

77 Adapun kemampuan guru mengelola pembelajaran telah berada pada kategori baik, dan aktivitas siswapun meningkat, sehingga guru hanya perlu lebih memotivasi siswa dan menambah keingintahuan siswa sehingga keaktifan siswa akan semakin meningkat.

Pertemuan ke-6 1. Tindakan (Action)

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b) Guru mengecek kehadiran siswa .

c) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas, tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang diajarkan.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang memahami materi yang dijelaskan.

f) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

g) Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

h) Guru menyampaikan kepada siswa untuk mencari pasangan kartu yang dipegang.

i) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencocokkan kartunya masing- masing.

78 j) Guru mengarahkan kepada siswa untuk melaporkan hasilnya dan guru

mencatat pada kertas yang sudah disiapkan.

k) Guru meminta kepada siswa yang belum menemukan pasangannya agar berkumpul tersendiri.

l) Guru meminta satu pasangan untuk persentasi, kemudian pasangan yang lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

m) Guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar.

n) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Observasi dan Evaluasi (Observating and Evaluation) a. Observasi

Pada tahap ini observasi dilakukan oleh seorang observer selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match yang berlangsung dalam siklus II. Adapun hal-hal yang diamati oleh observer dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Analisis kemampuan guru

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru maka digunakan lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran (Lampiran C.1). Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe

79 Make a Match dengan mengisi penilaian pada baris dan kolom yang sesuai. Pada pertemuan keenam guru mendapatkan 59 poin dengan rata- rata 3,93 dan telah mencapai kategori baik.hal tersebut menunjukkan bahwa cara guru mengelola pembelajaran telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

2) Sikap siswa

Pada pertemuan keenam hanya dilakukan pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap siswa disimpulkan pada akhir siklus II (Lampiran C.3).

3) Analisis aktivitas siswa

Instrumen lembar observasi aktivitas siswa (Lampiran C.2) digunakan untuk mengamati semua aktivitas siswa yang berkenaan dengan penerapan model kooperatif tipe make a match selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan keenam terdapat 25 siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran, siswa yang menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti sebanyak 4 siswa, kemudian terdapat 10 siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis, 20 siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang, 20 orang siswa yang aktif mencari pasangan kartu yang dipegang, 18 siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang diperoleh kepada guru, dan siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing-

80 masing sebanyak 19 orang. Kemudian pada aspek negatifnya, terdapat 3 siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan aktivitas siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya, jumlah siswa yang aktif membaca dan mencari pasangan kartu yang dipegang, serta jumlah siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis mengalami peningkatan, meski demikian siswa harus tetap diawasi dan masih perlu ditingkatkan lagi.

b. Evaluasi

Pada pertemuan keenam tidak dilakukan evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan pada saat pertemuan kedelapan atau akhir siklus II guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan selama siklus II berlangsung.

3. Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi dilaksanakan setelah akhir pertemuan, guna untuk mengetahui hasil yang diperoleh selama pertemuan berlangsung. Hasil yang diperoleh dalam kemampuan guru mengelola pembelajaran telah dalam kategori baik sehingga hanya perlu beberapa perbaikan untuk semakin meningkatkan keaktifan siswa.

Keaktifan siswa juga sudah tergolong baik karena telah banyak siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

81 Pertemuan ke-7

1. Tindakan (Action)

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b) Guru mengecek kehadiran siswa .

c) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas, tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang diajarkan.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang memahami materi yang dijelaskan.

f) meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

g) Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

h) Guru menyampaikan kepada siswa untuk mencari pasangan kartu yang dipegang.

i) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencocokkan kartunya masing-masing.

j) Guru mengarahkan kepada siswa untuk melaporkan hasilnya dan guru mencatat pada kertas yang sudah disiapkan.

k) Guru meminta kepada siswa yang belum menemukan pasangannya agar berkumpul tersendiri.

82 l) Guru meminta satu pasangan untuk persentasi, kemudian pasangan yang lain

dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

m) Guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar.

n) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Observasi dan Evaluasi (Observating and Evaluation) a. Observasi

Pada tahap ini observasi dilakukan oleh seorang observer selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match yang berlangsung dalam siklus II. Adapun hal-hal yang diamati oleh observer dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Analisis kemampuan guru

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru maka digunakan lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran (Lampiran C.1). Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match dengan mengisi penilaian pada baris dan kolom yang sesuai. Pada pertemuan kelima guru mendapatkan 59 poin dengan rata- rata 3,93 dan telah mencapai kategori baik.hal tersebut menunjukkan

83 bahwa cara guru mengelola pembelajaran telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

2) Sikap siswa

Pada pertemuan ketujuh hanya dilakukan pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap siswa disimpulkan pada akhir siklus II (Lampiran C.3).

3) Analisis aktivitas siswa

Instrumen lembar observasi aktivitas siswa (Lampiran C.2) digunakan untuk mengamati semua aktivitas siswa yang berkenaan dengan penerapan model kooperatif tipe make a match selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan ketujuh terdapat 26 siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran, siswa yang menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti sebanyak 3 siswa, kemudian terdapat 12 siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis, 22 siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang, 22 orang siswa yang aktif mencari pasangan kartu yang dipegang, 20 siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang diperoleh kepada guru, dan siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing-masing sebanyak 19 orang. Kemudian pada aspek negatifnya, terdapat 3 siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan aktivitas siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya, jumlah siswa yang aktif

84 membaca dan mencari pasangan kartu yang dipegang, serta jumlah siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis mengalami peningkatan, meski demikian siswa harus tetap diawasi dan masih perlu ditingkatkan lagi.

b. Evaluasi

Pada pertemuan ketujuh tidak dilakukan evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan pada saat pertemuan kedelapan atau akhir siklus II guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan selama siklus II berlangsung.

3. Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi dilaksanakan setelah akhir pertemuan, guna untuk mengetahui hasil yang diperoleh selama pertemuan berlangsung. Kemampuan guru mengelola pembelajaran telah berada pada kategori baik sehingga hanya perlu perbaikan-perbaikan kecil untuk meningkatkan keaktifan siswa karena keaktifan siswa sudah tergolong baik.

Pertemuan ke-8 1. Tindakan (Action)

a) Guru memberikan waktu kepada siswa selama 15 menit untuk mengingat kembali materi yang dipelajari mengenai Lingkaran.

b) Guru meminta siswa untuk mengosongkan meja kecuali pulpen dan penggaris.

c) Guru membagi lembar soal tes siklus II dan lembar jawaban tes siklus II.

85 d) Guru meminta siswa untuk memperhatikan dengan cermat soal yang

dibagikan dan meminta siswa untuk bertanya apabila ada soal yang tidak jelas.

e) Guru mempersilahkan siswa untuk menyelesaikan soal dalam waktu 60 menit.

f) Selama tes berlangsung guru memperhatikan siswa dalam menyelesaikan soal agar siswa fokus dengan soalnya masing-masing.

g) Setelah tes selesai, guru mengumpulkan lembar jawaban siswa.

2. Observasi dan Evaluasi (Observating and Evaluation) a) Observasi

Berikut adalah rekaptulasi keterlaksanaan pembelajaran saat pembelajaran siklus II berlangsung. Adapaun hal-hal yang diobservasi yaitu:

1) Analisis kemampuan guru

Berikut rekapitulasi hasil observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus II disajikan pada tabel 4.7 berikut:

Tebel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelarajan pada Siklus II

Siklus II

Kategori Pertemuan Rata-rata

V 3,73 Baik

VI 3,93 Baik

VII 3,93 Baik

Rata-rata Total 3,86 Baik

Sumber: Lampiran E.4

86 Berdasarkan tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match berada pada kategori baik. Namun tetap masih ada beberapa aspek dalam pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yang masih perlu diperbaiki.

2) Analisis aktivitas siswa

Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus II

N

o. Aspek yang diteliti

Pertemuan

Jum lah

Rata- rata

Perse ntase V VI VII VIII (%)

Aktivitas positif 1. Siswa yang hadir pada saat

proses pembelajaran berlangsung

25 25 26 T E S

S I K L

76 25,33 97,42 2. Siswa yang menanyakan materi

pelajaran yang belum dimengerti

6 4 3 13 4,33 16,65

3 Siswa yang mengerjakan soal

di papan tulis 7 10 12 29 9,67 37,19

4. Siswa yang aktif membaca isi

kartu yang dipegang 17 20 22 59 19,67 75,65

5. Siswa yang aktif mencari

pasangan kartu yang dipegang 17 20 22 59 19,67 75,65

87

6. Siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang diperoleh kepada guru

15 18 20 U

S

II

53 17,67 67,96 7. Siswa yang aktif mencatat

pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing-masing

10 19 19 48 16 61,54

Aktivitas negatif

Jum lah

Rata- rata

Perse ntase

(%) 8. Siswa yang melakukan

aktivitas lain (main-main, ribut, dll).

4 3 3 10 3,33 12,81

Dari tabel 4.8 di atas dapat kita lihat rata-rata persentase aktivitas siswa untuk setiap pertemuan pada siklus II

1) Persentase kehadiran siswa pada siklus II sebesar 97,42%.

2) Persentase siswa yang menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti 16,65%

3) Persentase siswa yang mengerjakan soal di papan tulis 37,19%.

4) Persentase siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang 75,65%.

5) Persentase siswa yang aktif mencari pasangan kartu yang dipegang 75,65%.

6) Persentase siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang diperoleh kepada guru 67,96%.

88 7) Persentase siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah

benar pada buku catatan masing-masing 61,54%.

8) Persentase siswa yang melakukan kegiatan lain 12,81%.

3) Sikap Siswa

Instrumen Lembar Observasi sikap siswa digunakan untuk mengamati sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Make a Match. Adapun hasil pengamatan sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Rekapitulasi Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus II

Sikap Frekuensi Penilaian Nilai Rata-

rata Kategori

1 2 3 4

A(1) 0 0 9 17 3,65 Baik

A(2) 0 0 10 16 3,62 Baik

A(3) 0 0 6 20 3,77 Sangat

Baik

A(4) 0 0 11 15 3,58 Baik

A(5) 0 0 5 21 3,81 Sangat

Baik

B(1) 0 0 10 16 3,62 Baik

B(2) 0 2 10 14 3,46 Baik

B(3) 0 0 11 15 3,58 Baik

B(4) 0 1 8 17 3,62 Baik

B(5) 0 1 7 18 3,65 Baik

Sumber: Lampiran E.3

Dari Tabel 4.9 di atas dapat kita lihat rata-rata perolehan nilai sikap pada siklus II:

89 1) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau

menghormati orang yang lebih tua (A1) adalah 3,65 dan berada dalam kategori baik.

2) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain (A2) adalah 3,62 dan berada dalam kategori baik.

3) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat (A3) adalah 3,77 dan berada dalam kategori sangat baik.

4) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman (A4) adalah 3,58 dan berada dalam kategori baik.

5) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau bersikap 3S (salam, sapa, senyum) saat bertemu orang lain (A5) adalah 3,81 dan berada dalam kategori sangat baik.

6) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau berpendapat dan melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu (B1) adalah 3,62 dan berada dalam kategori baik.

7) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau mampu membuat keputusan dengan cepat (B2) adalah 3,46 dan berada dalam kategori baik.

90 8) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau tidak

canggung dalam bertindak (B3) adalah 3,58 dan berada dalam kategori baik.

9) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau berani presentasi di depan kelas (B4) adalah 3,62 dan berada dalam kategori baik.

10) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan (B5) adalah 3,65 dan berada dalam kategori baik.

b) Evaluasi

Seperti halnya pada akhir siklus I, pemberian tes pada akhir siklus II juga dilakukan guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa setelah penerapan model kooperatif tipe Make a Match, terutama untuk memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa selama siklus II.

Data hasil belajar matematika siswa pada siklus ini dapat dilihat secara sederhana pada tabel berikut

Tabel 4.10 Statistik Hasil Belajar Siklus II

Statistik Nilai

Jumlah Siswa Skor ideal Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Skor rata-rata Standar deviasi

26 100

98 40 58 82,08 12,234

91

Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa pada siklus II adalah 82,08 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100 dengan standar deviasi 12,234 sedangkan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa dan yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa. Jika hasil belajar siswa pada siklus II ini dikelompokkan ke dalam lima kategori maka diperoleh distribusi skor seperti pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Kategorisasi Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 54 Sangat rendah 2 7,69

2 55 74 Rendah 0 0

3 75 84 Sedang 9 34,62

4 85 94 Tinggi 14 53,85

5 95 100 Sangat tinggi 1 3,84

Jumlah 26 100

Sumber: Lampiran C.4 Setelah digunakan kategorisasi dari tabel 4.11 terlihat bahwa 26 orang siswa kelas VIII.B1 SMP Unismuh Makassar yang menjadi subjek penelitian ternyata 2 siswa (7,69%) dikategorikan dalam tingkat sangat rendah, 9 siswa (34,62%) dikategorikan dalam tingkatan sedang, 14 siswa (53,85%) dikategorikan tinggi, dan 1 siswa (3,84%) dikategorikan sangat tinggi.

Jumlah siswa tuntas belajar Jumlah siswa tidak tuntas belajar

24 2 Sumber: Lampiran E.1

92 Apabila hasil belajar siswa pada siklus II dianalisis, maka ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIII pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 74 Tidak Tuntas 2 7,69

75 100 Tuntas 24 92,31

Jumlah 26 100

Sumber: Lampiran C.4 Dari Tabel 4.12 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas sebesar 92,31% yaitu 24 dari 26 siswa termasuk dalam kategori tuntas belajar dan 7,69% atau 2 dari 26 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas dan dapat dikatakan tuntas klasikal karena lebih dari 75% siswa dikategorikan tuntas belajar.

3. Refleksi (Reflecting)

Pada siklus II sudah terlihat adanya kerja sama yang baik antara sesama anggota kelompok. Mereka tidak lagi merasa kaku dan bingung bahkan merasa sudah terbiasa dengan model kooperatif tipe Make a Match. Begitu pula keaktifan siswa semakin antusias saja dalam membaca isi kartu yang dipegang. Sehingga dalam mencari pasangan kartu yang dipegang semakin aktif pula, meskipun masih ada yang bertanya

93 dan mengganggu teman kelompoknya. Pada siklus II ini semangat dan minat siswa semakin meningkat dengan adanya penghargaan yang diberikan sehingga dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar.

Setelah dilakukan pemberian tes pada akhir siklus II, pemberian angket respon baru diberikan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Make a Match. Adapun Hasil analisis data respons siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match yang diisi oleh 26 siswa secara singkat ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Setelah Penerapan Model Kooperatif Tipe Make a Match

No Aspek yang ditanyakan Respon

Siswa Persentase (%) Ya Tidak Ya Tidak 1 Apakah anda senang dengan

pengelompokan yang diterapkan dalam pembelajaran matematika ?

24 2 92,31 7,69

2 Apakah dengan model kooperatif tipe Make a Match anda merasa bisa berbagi ilmu dengan teman yang lain?

25 1 96,15 3,85

3

Apakah dengan menggunakan

pembelajaran model kooperatif tipe Make a Match anda lebih mudah memahami materi dengan baik?

20 6 76,92 23,08

4

Apakah anda semakin percaya diri untuk belajar matematika setelah guru

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match ?

25 1 96,15 3,85

5 Apakah anda merasa lebih aktif dalam pembelajaran dengan diterapkannya model kooperatif tipe Make a Match?

23 3 88,46 11,54

Dokumen terkait