• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Keberhasilan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Indikator Keberhasilan

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas tentang hasil-hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB1 SMP Unismuh Makassar setelah dilaksanakannya pembelajaran melaui penerapan model kooperatif tipe Make a Match dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Pada pelaksanaan tindakan ini dilakukan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang berlangsung sebanyak delapan kali pertemuan.

A. Analisis Hasil Penelitian pada Siklus I

Pada siklus I terdiri dari 4 kali pertemuan yakni 3 kali proses pembelajaran dengan materi Lingkaran dan 1 kali tes siklus.

1. Perencanaan (planning)

a) Melakukan observasi awal pada siswa kelas VIIIB1 yang menjadi subjek penelitian.

b) Menelaah kurikulum dan mempersiapkan materi pelajaran.

c) Membuat rencana pembelajaran yang mencerminkan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.

d) Membuat kartu soal dan kartu jawaban.

e) Membuat lembar observasi aktivitas siswa untuk melihat keaktifan siswa.

49

50 f) Membuat lembar observasi sikap siswa untuk melihat data sikap siswa.

g) Membuat lembar observasi kemampuan guru untuk mengetahui kemampuan guru mengelola pembelajaran.

h) Membuat angket mengenai tanggapan/respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaraan koopratif tipe Make a Match.

i) Membuat tes akhir siklus 1 dalam bentuk soal essay yang terdiri dari 4 butir soal.

2. Tindakan (acting) Pertemuan pertama

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b) Guru mengecek kehadiran siswa .

c) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas, tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang diajarkan.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang memahami materi yang dijelaskan.

f) Guru memberikan arahan kepada siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

g) Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B.

h) Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

51 i) Guru menyampaikan kepada siswa untuk mencari pasangan kartu yang

dipegang.

j) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencocokkan kartunya masing-masing.

k) Guru mengarahkan kepada siswa untuk melaporkan hasilnya dan guru mencatat pada kertas yang sudah disiapkan.

l) Guru meminta kepada siswa yang belum menemukan pasangannya agar berkumpul tersendiri.

m) Guru meminta satu pasangan untuk persentasi, kemudian pasangan yang lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

n) Guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar.

o) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Observasi dan Evaluasi (Observating and Evaluation) a. Observasi

Pada tahap ini observasi dilakukan oleh seorang observer selama proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe make a match yang berlangsung pada pertemuan pertama dalam siklus I. Adapun hal-hal yang diamati oleh observer dalam penelitian adalah:

52 1) Analisis kemampuan guru

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru maka digunakan lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran (Lampiran C.1). Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe make a match dengan mengisi penilaian pada baris dan kolom yang sesuai. Pada pertemuan pertama diperoleh 53 poin dengan rata-rata 2,13 yang berada pada kategori cukup. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran masih kurang dalam beberapa aspek dan belum memenuhi kriteria ketuntasan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Sehingga perlu diadakan perbaikan-perbaikan untuk pertemuan berikutnya.

2) Sikap siswa

Pada pertemuan pertama hanya dilakukan pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap siswa disimpulkan pada akhir siklus I (Lampiran C.3).

3) Analisis aktivitas siswa

Instrumen lembar observasi aktivitas siswa (Lampiran C.2) digunakan untuk mengamati semua aktivitas siswa yang berkenaan dengan penerapan model kooperatif tipe make a match selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan pertama terdapat 21 siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran, siswa yang menanyakan

53 materi pelajaran yang belum dimengerti sebanyak 13 siswa, kemudian terdapat 3 siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis, 10 siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang, 10 orang siswa yang aktif mencari pasangan kartu yang dipegang, 8 siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang diperoleh kepada guru, dan siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing-masing sebanyak 4 orang. Kemudian pada aspek negatifnya, terdapat 10 siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan aktivitas siswa tersebut, maka ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan seperti, siswa yang menjawab soal dipapan tulis, siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang dan lain-lain. Juga perlu ada beberapa hal yang harus dikurangi seperti siswa yang melakukan kegiatan lain.

b. Evaluasi

Pada pertemuan pertama tidak dilakukan evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan pada saat pertemuan keempat atau akhir siklus I guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan selama siklus I berlangsung.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi dilaksanakan setelah akhir pertemuan guna untuk mengetahui hasil yang diperoleh selama pertemuan pertama berlangsung.

54 Adapun hal-hal yang diperoleh yaitu kemampuan guru masih sangat kurang yaitu berada pada kategori cukup dan masih banyak yang perlu ditingkatkan.

Kemudian aktivitas siswa masih sangat kurang karena siswa masih asing dengan model pembelajaran yang digunakan jadi siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

Jadi guru harus lebih meningkatkan cara mengajarnya dengan memperhatikan beberapa aspek yang kurang sesuai dengan lembar observasi yang dinilai oleh observer kemudian lebih memotivasi siswa agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Pertemuan ke-2 1. Tindakan (acting)

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b) Guru mengecek kehadiran siswa .

c) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas, tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang diajarkan.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang memahami materi yang dijelaskan.

f) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

g) Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

55 h) Guru menyampaikan kepada siswa untuk mencari pasangan kartu yang

dipegang.

i) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencocokkan kartunya masing-masing.

j) Guru mengarahkan kepada siswa untuk melaporkan hasilnya dan guru mencatat pada kertas yang sudah disiapkan.

k) Guru meminta kepada siswa yang belum menemukan pasangannya agar berkumpul tersendiri.

l) Guru meminta satu pasangan untuk persentasi, kemudian pasangan yang lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

m) Guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar.

n) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Observasi dan Evaluasi (Observating and Evaluation) a. Observasi

Pada tahap ini observasi dilakukan oleh seorang observer selama proses pembelajaran dengan penerapa model kooperatif tipe Make a Match yang berlangsung pada pertemuan kedua dalam siklus I. Adapun hal-hal yang diamati oleh observer dalam penelitian adalah sebagai berikut:

56 1) Analisis kemampuan guru

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru maka digunakan lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran (Lampiran C.1). Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match dengan mengisi penilaian pada baris dan kolom yang sesuai. Pada pertemuan kedua diperoleh 57 poin dengan rata-rata 3,8 yang berada pada kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah mengalami peningkatan. Akan tetapi masih perlu diadakan perbaikan pada aspek tertentu.

2) Sikap siswa

Pada pertemuan kedua hanya dilakukan pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap siswa disimpulkan pada akhir siklus I (Lampiran C.3).

3) Analisis aktivitas siswa

Instrumen lembar observasi aktivitas siswa (Lampiran C.2) digunakan untuk mengamati semua aktivitas siswa yang berkenaan dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan kedua terdapat 24 siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran, siswa yang menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti sebanyak 10 siswa, kemudian terdapat 3 siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis, 15 siswa yang aktif membaca

57 isi kartu yang dipegang, 15 orang siswa yang aktif mencari pasangan kartu yang dipegang, 10 siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang diperoleh kepada guru, dan siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing-masing sebanyak 5 orang. Kemudian pada aspek negatifnya, terdapat 7 siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan aktivitas siswa tersebut, maka ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan seperti, siswa yang menjawab soal dipapan tulis, siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang dan lain-lain.

Juga perlu ada beberapa hal yang harus dikurangi seperti siswa yang melakukan kegiatan lain.

b. Evaluasi

Pada pertemuan kedua tidak dilakukan evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan pada saat pertemuan keempat atau akhir siklus I guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan selama siklus I berlangsung.

3. Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi dilaksanakan setelah akhir pertemuan kedua guna untuk mengetahui hasil yang diperoleh yaitu, meskipun aktivitas guru telah mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya, guru masih perlu meningkatkan aspek yang kurang dalam lembar observasi pada pertemuan kedua. Kemudian aktivitas

58 siswa juga masih sangat kurang dilihat dari siswa yang mengerjakan soal di papan tulis, siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang dan lain-lain, maka guru perlu meningkatkan beberapa hal yang masih sangat kurang seperti guru harus bisa meningkatkan sikap ingin tahu siswa agar siswa lebih tertarik untuk menanyakan materi yng dipelajari.

Pertemuan ke-3 1. Tindakan (acting)

a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b) Guru mengecek kehadiran siswa .

c) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas, tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

d) Guru menjelaskan secara singkat materi yang diajarkan.

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang memahami materi yang dijelaskan.

f) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

g) Guru membagi kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

h) Guru menyampaikan kepada siswa untuk mencari pasangan kartu yang dipegang.

59 i) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mencocokkan kartunya

masing-masing.

j) Guru mengarahkan kepada siswa untuk melaporkan hasilnya dan guru mencatat pada kertas yang sudah disiapkan.

k) Guru meminta kepada siswa yang belum menemukan pasangannya agar berkumpul tersendiri.

l) Guru meminta satu pasangan untuk persentasi, kemudian pasangan yang lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

m) Guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar.

n) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Observasi dan Evaluasi (Observating and Evaluation) a. Observasi

Pada tahap ini observasi kembali dilakukan oleh seorang observer selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match yang berlangsung pada pertemuan ketiga dalam siklus I. Adapun hal-hal yang diamati oleh observer dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Analisis kemampuan guru

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru maka digunakan lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran (Lampiran C.1). Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru

60 selama proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual dengan mengisi penilaian pada baris dan kolom yang sesuai. Pada pertemuan ketiga diperoleh 59 poin dengan rata-rata 3,93 yang berada pada kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria ketuntasan kemampuan guru mengelola pembelajaran.

Akan tetapi masih perlu diadakan perbaikan-perbaikan untuk pertemuan berikutnya.

2) Sikap siswa

Pada pertemuan ketiga hanya dilakukan pengamatan terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap siswa disimpulkan pada akhir siklus I (Lampiran C.3).

3) Analisis aktivitas siswa

Instrumen lembar observasi aktivitas siswa (Lampiran C.2) digunakan untuk mengamati semua aktivitas siswa yang berkenaan dengan penerapan model kooperatif tipe make a match selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan ketiga terdapat 25 siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran, siswa yang menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti sebanyak 8 siswa, kemudian terdapat 6 siswa yang mengerjakan soal dipapan tulis, 14 siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang, 14 orang siswa yang aktif mencari pasangan kartu yang dipegang, 10 siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang

61 diperoleh kepada guru, dan siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing-masing sebanyak 5 orang.

Kemudian pada aspek negatifnya, terdapat 6 siswa yang melakukan aktivitas lain diluar kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan aktivitas siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya, jumlah siswa yg hadir meningkat, tetapi siswa yang aktif membaca dan mencari pasangan kartu yang dipegang menurun, meska siswa harus tetap diawasi dan masih perlu ditingkatkan lagi.

b. Evaluasi

Pada pertemuan ketiga tidak dilakukan evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan pada saat pertemuan keempat atau akhir siklus I guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan selama siklus I berlangsung.

3. Refleksi (reflecting)

Tahap refleksi dilaksanakan setelah akhir pertemuan guna untuk mengetahui hasil yang diperoleh selama pertemuan ketiga berlangsung. Pada pertemuan ini kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran telah berada pada kategori baik akan tetapi masih banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan agar aktivitas siswa ikut meningkat, karena ada beberapa hal yang belum terlalu meningkatkan aktivitas siswa. Meskipun aktivitas siswa meningkat dari

62 pertemuan sebelumnya tapi masih dikategorikan sangat kurang karena lebih banyak siswa yang kurang aktif dibandingkan dengan siswa yang aktif.

Pertemuan ke-4 1. Tindakan (acting)

a. Guru memberikan waktu kepada siswa selama 15 menit untuk mengingat kembali materi yang dipelajari mengenai Lingkaran.

b. Guru meminta siswa untuk mengosongkan meja kecuali pulpen.

c. Guru membagi lembar soal tes siklus I dan lembar jawaban tes siklus I.

d. Guru meminta siswa untuk memperhatikan dengan cermat soal yang dibagikan dan meminta siswa untuk bertanya apabila ada soal yang tidak jelas.

e. Guru mempersilahkan siswa untuk menyelesaikan soal dalam waktu 60 menit.

f. Selama tes berlangsung guru memperhatikan siswa dalam menyelesaikan soal agar siswa fokus dengan soalnya masing-masing.

g. Setelah tes selesai, guru mengumpulkan lembar jawaban siswa.

2. Observasi dan Evaluasi (Observating and Evaluation) a. Observasi

Berikut adalah rekapitulasi keterlaksanaan pembelajaran yang berlangsung selama siklus I. Adapun hal-hal yang diamati yaitu:

63 1) Analisis kemampuan guru

Berikut rekapitulasi hasil observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I, yaitu:

Tebel 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Guru Siklus I

Kategori Pertemuan Rata-rata

I 2,13 Cukup

II 3,8 Baik

III 3,93 Baik

Rata-rata Total 3,29 Baik

Sumber: Lampiran E.4 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Make a Match untuk setiap pertemuan mengalami peningkatan. Jika dirata- ratakan, skor kemampuan guru selama 3 kali pertemuan adalah 3,29 dari skor ideal 4,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I berada pada kategori baik.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria ketuntasan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Akan tetapi masih perlu diadakan perbaikan-perbaikan untuk siklus berikutnya.

64 2) Analisis aktivitas siswa

Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus I

No. Aspek yang diteliti

Pertemuan

Jum lah

Rata- rata

Perse ntase I II III IV (%)

Aspek Positif 1. Siswa yang hadir pada saat

proses pembelajaran berlangsung 21 24 25 T E S

S I K L U S

I

70 23,33 89,73 2. Siswa yang menanyakan materi

pelajaran yang belum dimengerti 13 10 8 31 10,33 39,73 3 Siswa yang mengerjakan soal di

papan tulis 3 3 6 12 4 15,39

4. Siswa yang aktif membaca isi

kartu yang dipegang 10 15 14 39 13 50

5. Siswa yang aktif mencari

pasangan kartu yang dipegang 10 15 14 39 13 50 6. Siswa yang aktif melaporkan

pasangan kartu yang diperoleh kepada guru

8 10 10 28 9,33 35,89

7. Siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing- masing

4 5 5 14 4,67 17,96

65

Aktifitas negative 8. Siswa yang melakukan aktivitas

lain (main-main, ribut, dll). 10 7 6

Tes siklus I

23 7,67 29,5 Sumber: Lampiran E.2

Dari tabel 4.2 di atas dapat kita lihat rata-rata persentase aktivitas siswa untuk setiap pertemuan pada siklus I

1) Persentase kehadiran siswa pada siklus I sebesar 89,73%.

2) Persentase siswa yang menanyakan materi pelajaran yang belum dimengerti 39,73%

3) Persentase siswa yang mengerjakan soal di papan tulis 15,39%.

4) Persentase siswa yang aktif membaca isi kartu yang dipegang 50%.

5) Persentase siswa yang aktif mencari pasangan kartu yang dipegang 50%.

6) Persentase siswa yang aktif melaporkan pasangan kartu yang diperoleh kepada guru 35,89%.

7) Persentase siswa yang aktif mencatat pasangan kartu yang sudah benar pada buku catatan masing-masing 17,96%.

8) Persentase siswa yang melakukan kegiatan lain 29,5%.

66 3) Sikap Siswa

Instrumen Lembar Observasi sikap siswa digunakan untuk mengamati sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Make a Match. Adapun hasil pengamatan sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I

Sikap

Frekuensi Penilaian Nilai Rata- rata

Kategori

1 2 3 4

A(1) 0 0 12 14 3,54 Baik

A(2) 0 2 14 10 3,30 Baik

A(3) 0 0 13 13 3 Baik

A(4) 0 0 14 12 3,46 Baik

A(5) 0 0 10 16 3,61 Baik

B(1) 0 0 13 13 3 Baik

B(2) 0 5 12 9 3,15 Baik

B(3) 0 3 12 11 3,31 Baik

B(4) 0 3 14 9 3,23 Baik

B(5) 0 4 12 10 3,23 Baik

Sumber: Lampiran E.3 Dari Tabel 4.3 di atas dapat kita lihat rata-rata perolehan nilai sikap pada siklus I:

67 1) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau

menghormati orang yang lebih tua (A1) adalah 3,54 dan berada dalam kategori baik.

2) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain (A2) adalah 3,30 dan berada dalam kategori baik.

3) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat (A3) adalah 3 dan berada dalam kategori baik.

4) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman (A4) adalah 3,46 dan berada dalam kategori baik.

5) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang santun atau bersikap 3S (salam, sapa, senyum) saat bertemu orang lain (A5) adalah 3,61 dan berada dalam kategori baik.

6) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau berpendapat dan melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu (B1) adalah 3 dan berada dalam kategori baik.

7) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau mampu membuat keputusan dengan cepat (B2) adalah 3,15 dan berada dalam kategori baik.

68 8) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau tidak

canggung dalam bertindak (B3) adalah 3,31 dan berada dalam kategori baik.

9) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau berani presentasi di depan kelas (B4) adalah 3,23 dan berada dalam kategori baik.

10) Rata-rata perolehan nilai sikap siswa yang percaya diri atau berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan (B5) adalah 3,23 dan berada dalam kategori baik.

b. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada akhir siklus I yaitu pada pertemuan ke-empat guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan selama siklus I berlangsung. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa adalah tes hasil belajar (Lampiran B). Data hasil belajar matematika siswa pada siklus ini dapat dilihat secara sederhana pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Statistik Hasil Belajar Siklus I

Statistik Nilai

Jumlah Siswa Skor ideal Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Skor rata-rata

26 100

90 30 60 68,42

69 Standar deviasi

Jumlah siswa tuntas belajar Jumlah siswa tidak tuntas belajar

17,677 15 11

Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa pada siklus I adalah 68,42 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100 dengan standar deviasi 17,677 sedangkan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 15 orang dan yang belum tuntas belajar sebanyak 11 orang. Jika hasil belajar siswa pada siklus I ini dikelompokkan ke dalam lima kategori maka diperoleh distribusi skor seperti pada Tabel berikut:

Tabel 4.5 Kategorisasi Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 54 Sangat rendah 6 23,08

2 55 74 Rendah 5 19,23

3 75 84 Sedang 12 46,15

4 85 94 Tinggi 3 11,54

5 95 100 Sangat tinggi 0 0

Jumlah 26 100

Sumber: Lampiran C.4 Setelah digunakan kategorisasi dari tabel 4.5 terlihat bahwa 26 orang siswa kelas VIII.B1 SMP Unismuh Makassar yang menjadi subjek penelitian ternyata 6 siswa (23,08%) dikategorikan dalam tingkat sangat rendah, 5 siswa (19,23%) dalam kategori rendah, 12 siswa (46,15%) dikategorikan dalam tingkatan sedang, dan 3 siswa (11,54%) dikategorikan tinggi.

70 Dari skor rata-rata siswa setelah dikategorisasikan diketahui bahwa nilai siswa setelah siklus I masih berada pada kategori rendah, meski telah mengalami peningkatan dari sebelum penelitian akan tetapi masih perlu dilakukan perbaikan untuk melanjutkan pada siklus ke II.

Apabila hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis, maka ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIII pada siklus I Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 74 Tidak Tuntas 11 42,31

75 100 Tuntas 15 57,69

Jumlah 26 100

Sumber: Lampiran C.4 Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas sebesar 57,69% yaitu 15 dari 26 siswa termasuk dalam kategori tuntas belajar dan 42,31% atau 11 dari 26 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas belajar.

3. Refleksi (Reflecting)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada indikator keberhasilan dalam penelitian belum tercapai pada siklus I, terlihat bahwa pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas baik itu di tinjau dari aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, sebelum

Dokumen terkait