• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kendala Terhadap Penerapan Wisata Halal Desa

BAB III ANALISIS POTENSI DAN KENDALA

B. Analisis Kendala Terhadap Penerapan Wisata Halal Desa

45

Adapun pelayanan Ramadahan tetap dilakukan Desa Wisata Panda berharap kebutuhan masyarakat setempat dan wisatawan terpenuhi.

Dari analisis diatas, dapat kita mengambil kesimpulan bahwa Desa wisata Panda terdapat poin-poin adanya potensi wisata halal walaupun ada beberapa hal yang perlu dibenahi adapun syarat yang telah memenuhi standar halal anatara lain dengan kelestarian alamnya, atraksi atau pertunjukkan seni dan budaya tidak ada hal yang melanggar dengan kaidah Islam, adanya aktivitas non halal dan tersedia pelayanan Ramdhan atau kegiatan keagaman.

B. Analisis Kendala Terhadap Penerapan Wisata Halal Desa Wisata

46

berapresiasi dalam pengembangan wisata halal khususnya di Desa Wisata Panda, Kec.Palibelo Kabupaten Bima.

Hasil Wawancara peneliti dengan Pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Bima beliau mengatakan bahwa seluruh CHSE, Clenlinees, healt, safety and enviroment sustainability telah kami terapkan agar mengikuti protokol kesehatan dalam berwisata namun kendala dalam mengembangkan wisata halal terdapat pada Sumber Daya Manusia yang masih kurang akan pengetahuan wisata halal. 69

Kendala penerapan wisata halal salah satunya yaitu SDM yang kurang pengetahuan tentang wisata halal dikuatkan dengan jurnal dengan judul “Strategi Pengembangan Pariwisata Halal di Indonesia”, bahwa Sosialisasi, seminar, dan diskusi merupakan kegiatan yang dapat memperkuat dalam hal pengelolaan pengembangan pariwisata halal, agar masyarakat dapat memahami konsep daripada pengembangan wisata halal pariwisata halal.

Dalam hal pengembangan pariwisata halal perlu adanya kontribusi dari masyarakat selain pemangku kepentingan. Agar masyarakat dapat langsung merasakan adanya manfaat pariwisata halal contoh dalam hal spesifiknya adanya peningkatan perekonomian.

Kesadaran masyarakat penting oleh karena itu diadakannya sosialisasi. 70

sebagaimana dikuatkan juga dengan jurnal yang berjudl

“Strategi Mengembangkan Inisiatif dan Partisipasi Masyarakat Lokal untuk Mengembangkan Wisata Perdesaan bagi Peningkat Kesejahteraan Masyarakat” Partisipasi masyarakat adalah pilar yang harus dilakukan untuk keberhasilan pengembangan wisata pedesaan di Indonesia dengan itu dapat membangun inisiatif lokal masyarakat serta juga perlu membentuk jejaring stakeholder

69 Husnul Khatimah, Wawancara 19 September 2022

70 Sayekti, N. W. “Strategi Pengembangan Pariwisata Halal di Indonesia”, Kajian: 24(3), 2019, hlm 159–171.

47

yang terlibat didalam pengembangan wisata pedesaan sehingga dapat mempercepat tumbuhnya kemandirian.71

2. Kendala kedua yaitu belum adanya instruksi atau dukungan dari pemerintahan daerah khususnya kabupaten Bima karna dalam penerapan setidaknya harus memiliki instruksi yang spesifik dikarenakan sistem pariwisata halal berbeda dengan pariwisata kovensional atau pada umumnya sehingga para wisatawan bisa membedakannya.

Dalam jurnal Khoirun Nasik yang berjudul Membaca

“Hambatan Implementasi Pariwisata Halal Bangkalan” bahwa yang menjadi kendala dalam penerapan wisata halal juga disebabkan dengan Pemerintah pergantian jabatan kepemimpinan salah satunya atau terjadinya mutasi karena pejabat yang baru haruslah mempelajari renstara dan tidak boleh membuat kebijakan yang baru, jika mutasi dipertengahan masa jabatan otomatis pejabat yang baru khususnya Dinas Pariwisata hanya akan melanjutkan rencana pimpinan sebelumnya selain itu menurutnya kendala dari pemerintah adanya minim anggaran dari pihak PEMDA. 72

Adapun wawancara sekertaris Desa Imam Mahfud belum adanya perintah atau instruksi dari pemerintah daerah selain itu terdapat faktor internal dari Desa Panda sendiri yaitu dana alokasi yang belum memadai dalam hal peningkatkan yang berkaitan dengan wisata halal73.

Dalam industri perdagangan bidang jasa kegiatan pariwisata tidak bisa terlepas dari campur tangan pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam ini pemerintah mempunyai empat hal yaitu: pembangunan (development), fasilitas, perencanaan (planning) daerah atau area

71 Musthofa, B. M, “Strategi Mengembangkan Inisiatif dan Partisipasi Masyarakat Lokal untuk Mengembangkan Wisata Perdesaan bagi Peningkat Kesejahteraan Masyarakat”, Journal of Vocational Program University of Indonesia,volume 7 nomor (2) 2019, hlm 1–11.

72 Khoirun Nasik, Membaca Hambatan Implementasi Pariwisata Halal Bangkalan, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam VOL 6 No 2Agustus 2019. Hlm 11-21

73 Imam Mahfud, Wawancara, 14 September 2022 .

48

wisata, pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan pembuatan penegakkan aturan (regulation).74

3. Kendala yang ketiga adalah belum adanya pencantuman label halal pada kedai-kedai yang di Desa Wisata Panda adapun persyaratan destinasi wisata halal Fatwa DSN MUI Destinasi wajib memiliki makanan dan minuman halal yang terjamin kehalalannya dengan Sertifikat Halal MUI. Akan tetapi pada destinasi wisata tersebut makanan dan minuman yang dijual sudah dipastikan halal, karena makanan dan minuman yang dijual tidak bertentangan dengan syariat Islam. Adapun makan dan minuman yang dijual makanan khas Bima Ayam bakar dan ikan bakar beserta sambal bawang khas Bima, kelapa muda, jagung rebus dan jagung bakar. Hanya saja kendala pada pencantuman Sertifikat MUI.

Implementasi terhadap jaminan halal dapat menjaga perkembangan produk halal, memastikan kehalalan suatu produk, memberikan ketengan spiritual kepada umat muslim, mencegah produk yang tidak halal, melindungi diri dari hal yang merugikan dan meningkatnya loyalitas konsumen terhadap kehalalan produk.75

Dengan itu dapat disimpulkan bahwa pentingnya sertifikat halal terhadap makanan bagi destinasi yang ingin menerapkan wisata halal meskipun jenis makanan yang dijual sudah dipastikan halal namun hal itu dapat menjaga kepercayaan pengunjung.

4. Kendala yang keempat yaitu kebersihan toilet yang masih perlu diperhatikan karna ketika peneliti mengunjungi salah satu toilet pada destinasi desa wisata yaitu Taman Panda, masih terbilang tidak layak karena kotor, hal itu masih perlu dibenahi lagi agar para pengunjung merasa nyaman Mengacu pada Fatwa DSN MUI

74 Subadra, “ Ekowisata Hutan Mangrove Dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan: Studi Kasus Di Manggrove Information Center, Desa Pemogan Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, (Tesis) Kajian Pariwisata 2006 Universitas Udayana.

75 Zakariah, M. A., Patimang, Nasution, A. H., & Zakariah, M. “ Metode Penyusunan Dokumen Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan Makanan dan Minuman dalam Konsep Pariwisata Halal di Kabupaten Kolaka”. Jurnal At-Taghyir,volume 3 nomor (1) 2020, hlm 65–82.

49

memiliki prisip ketentuan destinasi wisata dalam pengembangan pariwisata salah satunya adalah:

Destinasi wisata wajib diarahkan pada ikhtiar untuk:

a. Mewujudkan kemaslahatan umum, Pencerahan, penyegaran dan penenangan;

b. Memelihara amanah, keamanan dan kenyamanan;

c. Mewujudkan kebaikan yang bersifat universal dan inklusif;

d. Memelihara kebersihan. kelestarian alam, sanitasi, dan lingkungan;

e. Menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan kearifan lokal yang tidak melanggar prinsip syariah.

Pada Fatwa DSN MUI Destinasi wajib bagian D mengatakan Memelihara kebersihan. kelestarian alam, sanitasi, dan lingkungan itu menandakan bahwa pengimplementasi wisata halal di Desa Wisata Panda terdapat kendala terhadap toilet yang kurang bersih.

5. kendala yang kelima adalah tempat wudhu atau tempat berscuci . berwudhu adalah langkah sebelum melaksanakan sholat, Namun tempat wudhu yang disediakan Desa Wisata Panda adalah yang semi terbuka dan terbuka, hal itu menjadi kendala diterapakannya wisata halal dikarenakan tidak sesuai dengan standar syariah penurut peraturan daerah provinsi Nusa Tenggara Barat.

Wisatawan muslim, aktivitas berwudhu merupakan aktivitas penting sebelum diadakannya salat. Salat bahkan tidak akan sah jika tanpa berwudhu. Oleh sebab itu, fasilitas kran air untuk berwudhu sangat mereka butuhkan. Untuk wisatawan muslim air memeperan kunci dalam menjaga kebersihan fisik dan berwudhu.76

Peneliti telah melakukan Wawancara dengan wakil MUI Kabupaten Bima tentang bagaimana ciri-ciri daripada tempat wudhu yang telah memenuhi standar syariah, adapun tempat wudhu sesuai dengan syariah antara lain:

Beliau memaparkan bahwa yang pertama dipisah antara tempat wudhu pria dan wanita dan yang kedua diusahakan tempat

76 A. Muchaddam Fahham, Tantangan Pengembangan Wisata Halal Di Nusa Tenggara Barat Aspirasi Vol. 8 No. 1, Juni 2017, hlm 66.

50

wudhu harus tertutup dikhawatirkan akan tersingkap aurat terutama bagi jamaah wanita.

Sebagaimana dalam Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pariwisata Halal Destinasi Pariwisata Halal Bagian Kesatu Fasilitas Pasal 6 77 yang menyatakan yaitu:

(1) Destinasi Pariwisata Halal meliputi atraksi wisata alam dan wisata budaya.

(2) Pengelola Destinasi pariwisata halal harus membangun fasilitas umum untuk mendukung kenyamanan aktivitas kepariwisataan halal

(3) Fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:

a. Tempat dan perlengkapan ibadah wisatawan Muslim; dan b. Fasilitas bersuci yang memenuhi standar syari’ah.

Dalam ayat (3) menjelaskan tentang fasilitas ibadah dan tempat berwudhu yang harus memenuhi standar syari’ah.

Dalam penerapan wisata halal pasti semua destinasi mempunyai kendala atau hambatan meskipun sebagian potensi halal telah terpenuhi hal ini tidak hanya terjadi di Desa Wisata Panda tentunya. Dari analisis diatas dapat kita simpulkan bahwa kendala dalam penerapan di Desa Wisata Panda Kec.Palibelo, Kabupaten Bima yaitu, pertama, belum adanya tindak lanjut atau regulasi dari pemerintah daerah, kedua, sumber daya manusia yang masih minim pengetehuan terhadap wisata halal, ketiga wisata kuliner atau kedai yang berjualan di Desa Wisata Panda belum ada pencantuman sertifikasi halal, keempat kebersihan toilet yang harus ditingkatkan lagi agar pengunjung nyaman khusunya yang ada ditaman Panda, serta tempat wudhu yang semi terbuka yang perlu dibenahi agar sesuai syariat tempat wudhu harus tertutup dikhawatirkan tersingkapnya aurat pada kalangan wanita yang berwudhu.

77 Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pariwisata Halal Destinasi Pariwisata Halal Bagian Kesatu Fasilitas Pasal 6.

51 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Analisis Potensi Wisata Halal Desa Wisata Panda, Kec.Palibelo, Kabupaten Bima maka Peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa potensi yang dimiliki oleh Desa Wisata Panda sebagian telah memenuhi dalam kategori standar wisata halal. Hal ini dikuatkan dengan tempat wisata tersebut telah memenuhi unsur 3A yaitu Aksesibilitas, amenitas, atraksi seerta ketentuan Dewan syariah Nasional Majelis Ulama Indonsia dan peraturan daerah Nusa Tenggara Barat.

2. Kendala yang dimiliki oleh Desa Wisata Panda SDM yang masih minim pengetahuan tentang wisata halal, kedua Pemerintahan Kabupaten Bima belum adanya instruksi dan sosialisasi tentang wisata halal, belum adanya pencantuman label Halal MUI pada kedai makanan yang ada, toilet pada Taman Panda kurang bersih sehingga membuat para pengunjung sedikit merasa terganggu dan juga ketersediaan tempat wudhu yang semi terbuka dan juga terbuka .

B. Saran

1. Diharapkan adanya perhatian khusus dari pemerintahan setempat tentang pengembang wisata halal khususnya di daerah Bima yang belum menerapkan wisata halal padahal potensi yang dimiliki telah ada.

2. Perlu diperhatikan tentang kebersihan sekitar Desa Wisata Panda terutama pada destinasi yang sering dikunjungi agar para wisatawan yang kunjugi selanjutnya mendapatkan kenyaman terlebih lagi fasilitas yang dimiliki sudah lengkap tinggal bagaimana caranya kita menjaga dan memperhatikan.

52

DAFTAR PUSTAKA Buku, Skripsi, dan Jurnal

Andarusni Alfansyur, Dan Mariyani,” Penerapan Triangulasi Teknik, Sumber Dan Waktu Pada Penelitian Pendidikan Sosial”, Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, Vol. 5, No. 2, December 2020.

Albi Anggito Dan Johan Setiawan, “Metodolohi Penelitian Kualitatif

“,Jawa Barat :Cv Jejak,2018.

Artika Dwi Istiyani, “ Menggali Potensi Desa Wisata”, Yogyakarta:Hijaz Pustaka Mandiri, 2021.

Afifah Nur Milllatina dkk,” Peran Pemerintah Untuk Menumbuhkan Potensi Pembangunan Pariwisata Halal Di indonesia, Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia, vol 5 No. 1 Juni 2019,

Erizal Gani, “ Komponen-Komponen Karya Tulis Ilmiah”, Jawa Barat:

Pustaka Reka Cipta, 2013.

Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No:1 08/Dsn- Mui|X12} 1 6 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah

Hendri Hermawan Adinugraha Dkk, “Desa Wisata Halal: Konsep Dan Implementasinya Di Indonesia”, HUMAN FALAH: Volume 5.

No. 1 Januari – Juni 2018.

Inten Eqa Saputri, “Analisis Potensi Pengembangan Wisata Halal Sebagai Lapangan Kerja Baru Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat (Studi Objek Wisata Pantai Seruni Bantaeng), Skripsi, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020 Juliansyah Silitonga, “Analisis Potensi Wisata Halal Air Terjun Silima-

Lima”, Skripsi, FEBI IAIN Padangsidimpuan, 2021

53

Khoirun Nasik, Membaca Hambatan Implementasi Pariwisata Halal Bangkalan, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam VOL 6 No 2Agustus 2019.

Krishna Anugrah Dkk, “Potensi Pengembangan Wisata Halal Dalam Perspektif Dukungan Ketersediaan Restoran Halal Lokal (Non Waralaba) Di Kota Gorontalo” Pesona Jurnal Pariwisata , Vol 2, No,2 Desember 2017.

Mahendrayani Dan Suryawan, Strategi Pemasaran Daya Tarik Untuk Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Daya Tarik Wisata Sangeh Kabupaten Badung Provinsi Bali, Jurnal Destinasi Pariwisata, Vol 5, No.2, 2018

Muhammad Djakfar, Pariwisata Halal, Malang: UIN-Maliki Press,2019 Musthofa, B. M, Strategi Mengembangkan Inisiatif dan Partisipasi

Masyarakat Lokal untuk Mengembangkan Wisata Perdesaan bagi Peningkat Kesejahteraan Masyarakat, Journal of Vocational Program University of Indonesia,volume 7 nomor (2) 2019 Nurhanisah, Y., & Syaifullah, A. (2019). Konsep Pengembangan Pariisata

Halal di Indonesia. Retrieved Oktober Jumat, 2021,

from Indonisiabaik.id:

https://indonesiabaik.id/motion_grafis/konsep-pengembangan- pariwisata-halal-di-indonesia Diakses 5 November 15:00 WITA.

Nelsye Lumanawu, “Implementasi Protokol CHSE Daya Tarik Wisata Di Desa Wisata Bongan” Journey, Volume 4 No. 2 Desember 2021.

Ni Luh Putu Mita Dewi Diantasari Dan Idabagus Suryawan, “Strategi Pengelolaan Air Terjun Peng Empu Sebagai Dayatarik Wisata Alam Di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, “ Jurnal Destinasi Pariwisata 5, No 2

Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pariwisata Halal Bab Iii Destinasi Pariwisata Halal Bagian Kesatu Fasilitas Pasal 6

54

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, “Halal Tourism Adalah Cara Hidup Dan Layanan Wisata Berstandar Halal”

Https://Www.Ntbprov.Go.Id/Post/Program-Unggulan/Ketua- Mui-Halal-Tourism-Adalah-Carahidup-Layanan-Wisata-

Berstandar-Halal, Diakes Tanggal 10 Maret 2022 Pukul 20:00 WITA

Putu Shintani Dan I Made Adi Kampana, “Perencanaan Fasilitas Pariwisata ( Tourism Amenities) Pantai Pandawa Desa Kutuh Kuta Selatan Badung, “ Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014.

Rara Sugiarti Dkk, “Pengembangan Potensi Desa Wisata Di Kabupaten Ngawi”, Cakra Wisata, Vol 17 Jilid 2 , 2016.

Retno Dwi Wulandari dan kurniyati Indahsari “Strategi Pengembangan Pariwisata Halal di Indonesia, Senriabdi 2021, Vol 1 No. 1 Desember 2021.

Sayekti, N. W. Strategi Pengembangan Pariwisata Halal di Indonesia.

Kajian: 24(3), 2019 .

Sandu Siyoto Dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung:

Alfabeta 2013.

Subadra, Ekowisata Hutan Mangrove Dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan: Studi Kasus Di Manggrove Information Center, Desa Pemogan Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, (Tesis) Kajian Pariwisata 2006 Universitas Udayana.

Tareq Azis Yanma Dan Muchammad Zaenuri “Analisis Potensi Desa Wisata Pulesari Menuju Desa Wisata Halal Tahun 2020”, Jumpa, Volume 7,Nomor, 2, Januari 2021.

55

Unggul priyadi, Pariwisata Syariah ,Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2016.

Vivi Sepnia Nelson “Analisis SWOT Pelaksanaan Pariwisata Halal Oleh DinasPariwisata Halal Oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau” Jom FISIP vol. 8 Edisi II Januari-Juni 2021

Yoeti, Oka. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata.( Jakarta : PT Pradnya Paramita, 1997.).

Zakariah Dkk, Metode Penyusunan Dokumen Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan Makanan Dan Minuman Dalam Konsep Pariwisata Halal Di Kabupaten Kolaka, Jurnal At-Taghyir, volume 3 nomor (1) 2020.

Website

Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat, “Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Dan Agama Yang Dianut (Persen),2018” https://Ntb.Bps.Go.Id/Indicator/Persentase- Penduduk-Menurut-Kabupaten-Kota-Dan-Agama-Yang-

Dianut.Di Akses Pada Tanggal 10 Maret 2022 Pukul 20:00 WITA

Republika, “Manfaat Wisata Halal Bagi Umat”

https://Www.Republika.Co.Id/Berita/Dunia-Islam/Islam- Nusantara/18/01/26/P35ro0335-Manfaat-Wisata-Halal-Bagi- Umat Diakses Tanggal 27 April Pukul 22:00 WITA

Wawancara

Imam Mahfud, Wawancara, 14 September 2022.

Muhammad Haikal, Wawancara, 9 Oktober 2022 Dewi Astuti, Wawancara, 1 November 2022

Atiyah Nurul Hayati, Wawancara, 4 November 2022

56 Tri Fitriani, Wawancara, 9 Oktober 2022 Adhar, Wawancara, 3 November 2022

Muhammad Said, Wawancara, 7 September 2022 Nia Kurniati, Wawancara, 3 November 2022 Husnul Khatimah, Wawancara 19 September 2022 Hasan Basri, Wawancara 5 Desember 2022

Syarwatun Kamilah, Wawancara 27 Oktober 2022 M. Syathur, Wawancara, 2 November 2022

Sri Harwati,Wawancara, 4 November 2022 Ismail, Wawancara, 7 September 2022

Ahmad Abidin, Wawancara, 14 September 2022 Aridiansyah,Wawancara,23Oktober2022

1

LAMPIRAN

2

3

4

5

KARTU KONSUL

6

7

SURAT PENELITIAN

Dokumen terkait