• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala Terhadap Penerapan Wisata Halal Desa

BAB I PENDAHULUAN

C. Kendala Terhadap Penerapan Wisata Halal Desa

36

Adapun pernyataan dari sekdes Desa Panda beliau mengatakan :

“Program razia digelar 2 kali sebulan, namun pelaksanaan dapat sewaktu waktu kami sering lakukan apabila adanya laporan masuk terkait di wilayah Desa.”

Berdasarkan data lapangan yang data diperoleh, maka dapat simpulkan bahwa pada Desa Wisata Panda menerapkan kegiatan Razia 2 kali sebulan untuk mentenramkan wilayah dari hal-hal kemungkaran dan seseuai ajaran agama Islam mencegah dari kemungkaran.

5. Pelayanan Ramdhan

Desa Panda mengadakan kegiatan positif berbagai macam tiap bulannya, terlebih lagi pada bulan Ramdhan dimana Desa Panda melakukan pelayanan yang ramah tamah terhadap masyarakat dan wisatawan yang datang adapun kegiatan keagamaan antara lain. Diadakan lomba MTQ, mahgrib mengaji, safari Ramadhan, pengajian tiap sore serta mengadakan buka bersama pada bulan Ramdhan disetiap masjid khususnya wilayah Desa Panda

Menurut Sekretaris MUI Kabupaten Bima sesuatu bisa dikatakan Halal yaitu:

“Apabila dalam hal tersebut tidak melanggar syariat Islam dan juga tidak adat istiadat tidak melanggar kaidah isalm serta diakui baik oleh Masyarakat setempat”.52

C. Kendala Terhadap Penerapan Wisata Halal Desa Wisata Panda

37

terdapat kendala dan tantangan dalam mengimplementasi wisata halal.

1. Rendahnya Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan aspek terpenting dalam pariwisata karena pariwisata bersifat yang namanya hospitality dimana pengunjung disambut dengan keramahtamahan oleh tuan rumah. Sumber Daya Manusia ini berperan penting karena mendukung kegiatan wisata kurangnya kualitas SDM akan berdampak dalam kemajuan dan peningkatan pariwisata.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Ibu Husnul Khatimah selaku pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Bima mengatakan :

“Berbicara konsep wisata halal, Wisata halal adalah keseluruhan dimana Kabupaten Bima sudah bisa dikatakan telah mengimplementasikan wisata halal yang dikeluarkan oleh pemerintahan Provinsi diseluruh NTB walaupun belum secara resmiada wisata halal di Kabupaten Bima, Tetapi yang dilihat untuk wisata Desa Panda konsep telah kami terapkan disetiap obyek itu kami sediakan tempat ibadah, toilet terpisah, CHSE (Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), safety (Keamanan), dan Enviroment Sustainability (Kelestarian lingkungan)”. Adapun kendala wisata halal di Kabupaten Bima terdapat terdapat pada SDM (Sumber Daya Manusia) masih kuranng akan pengetahuannya tentang wisata halal sehingga menyebabkan kurangnya apresiasi perkembangan wisata halal di Kabupaten Bima jika berbicara kendala penenrapan wisata halal dan untuk seluruh wilayah NTB masih berpedoman terhadap regulasi pusat yaitu Perda Provinsi untuk menerapkan wisata halal”.53

Lalu, peneliti mewawancarai pengunjung tentang wisata halal yaitu bapak Ardiyansyah yang mengatakan:

“ Sepertinya untuk diterapkan wisata halal perlu adanya dulu sosialisasi terlebih dahulu dari pemerintahan setempat kepada kita tentang wisata halal, Bagaimana kita ingin memberikan apresiasi

53 Husnul Khatimah, Wawancara 19 September 2022.

38

diterapkan wisata halal jika konsep dan lain sebagainya kita belum begitu tahu”.54

2. Kurangnya Perhatian dari Pemerintah

Sebagaimana paparan dari Bapak Imam Mahfud selaku sekretaris Desa Panda mengatakan adanya kendala untuk mengimplementasikan wisata halal di Desa Wisata Panda:

“ Kurangnya maksimal perhatian Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan pengembangan wisata halal, kemudian untuk internal desanya sendiri itu tidak didukung dengan alokasi anggaran yang belum memadai dalam hal peningkatan proses wisata halal di desa dan SDM yang masih kurang terhadap wisata halal55.”

3. Belum Adanya pencantuman logo Halal

Selain itu peneliti telah melakukan observasi data terhadap pedagang kuliner Desa Wisata Panda, para penjual wisata kuliner tersebut memang belum ada pencantuman logo sertifikat halal dikedai jualannya akan tetapi yang mereka jual kepada konsumen adalah makanan halal seperti ikan bakar, ayam bakar, seafood, jagung rebus, jagung bakar dan minuman kelapa muda serta kebersihan kedai terjaga. Menu-menu tersebut telah terjamin dari segi halal meskipun belum ada pencantuman logo halal dari kedai yang ada di Desa Wisata Panda.

4.Toilet yang kurang bersih

Toilet merupakan bagian dari sanitasi apabila toilet bersih maka pandangan akan suatu tempat berkesan baik dan begitupun sebaliknya toilet juga merupakan kebutuhan bagi majunya dunia pariwisata hal tersebut merupakan kurangnya juga sadar wisata.

Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada pengunjung selanjutnya dengan Ibu Syarwatun Kamilah yang mengatakan:

“ Boleh saja dijadikan sebagai Desa Wisata Halal, akan tetapi yang perlu dibenahi sejauh ini saya kunjungi adalah toiletnya

54 Ardiansyah,wawancara 23 oktober 2022.

55 Imam Mahfud, Wawancara 14 September 2022.

39

karna melihat kondisi toilet yang sangat kotor dan terkadang memiliki bau yang kurang sedap, saran saya agar pengunjung diberikan himbauan agar dapat merawat kebersihan toilet, karna sebagaimana yang kita tahu kebersihan merupakan sebagaian daripada iman”.56

Menurut pendapat salah satu Dosen yang mengajar di jurusan Pariwisata UIN Mataram Bapak Hasan Basri tentang sanitasi toilet destinasi wisata :

“Toilet yang bersih salah satu investasi yang penting bagi pariwisata untuk melayani wisatawan dengan lebih baik, Kebersihan toilet dan sanitasi ini dianggap menjadi hal yang sangat penting dalam pembangunan destinasi wisata.

Kemudian jika suatu destinasi wisata melakukan sanitasi dengan baik tentu akan ramai dikunjungi karena memberikan nilai tambah dalam bentuk kenyamanan dalam hal sanitasi. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung, maka diharapkan sanitasi yang baik juga memberikan dampak positif.

Disamping itu juga ada beberapa pengunjung dari luar negeri menyatakan bahwa “jika suatu destinasi tidak menerapkan sanitasi toilet yang baik, maka makanan apapun yang dijual di area destinasi tersebut akan terlihat kotor, begitu juga sebaliknya57

5. Tempat wudhu yang semi tertutup

Peneliti juga melakukan Wawancara dengan wakil MUI Kabupaten Bima tentang bagaimana ciri-ciri daripada tempat wudhu yang telah memenuhi standar syariah, adapun tempat wudhu sesuai dengan syariah antara lain:

Tempat wudhu yang sesuai syariah antara lain yaitu:

1.) Dipisah antara tempat wudhu laki-laki dan wanita.

2.) Tempat wudhu harus tertutup dikhawatirkan kelihatan aurat daripada jamaah perempuan.58

56 Syarwatun Kamilah, Wawancara 27 Oktober 2022.

57 Hasan Basri, wawancara 5 Desember 2022.

58 M. Syathur, Wawancara, 2 November 2022.

40

Pengunjung selanjutnya yang peneliti wawancara adalah ibu Sri Harwati beliau memaparkan :

“ Desa Wisata Panda ini bagus untuk diimplementasikan sebagai Desa Wisata Halal sebagaimana kita ketahui setiap tempatnya terdapat fasilitas ibadah, tetapi disarankan agar tempat wudhu dapat direnovasi tertutup agar kita para wanita nyaman ketika mengambil air wudhu”. 59

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kendala yang jika diterapkan wisata halal pada Desa Wisata Panda meliputi yang pertama masyarakat setempat masih belum mengetahui sepenuhnya tentang wisata halal, kendala yang kedua belum adanya perhatian dari pemerintahan daerah setempat terhadap adanya wisata halal kendala yang ketiga, belum adanya pencantuman sertifikat halal pada kedai area wisata kuliner di Desa Wisata Panda meskipun makanan yang dijual tidak ada keharaman menurut syariat, kendala yang keempat toilet yang kurang bersih khusunya di Taman Panda dan kendala yang kelima adalah tempat wudhu yang masih semi tertutup sehingga tidak masuk dalam syarat syariah dan peraturan daerah Nusa Tenggara Barat No 2 tahun 2016.

59 Sri Harwati, Wawancara, 4 November 2022.

41

Dokumen terkait