• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO

Untuk analisis lingkungan eksternal Makro, analisa yang digunakan menggunakan analisa PESTEL.

Analisa PESTEL terdiri dari Politic, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment dan Legal. Analisa ini digunakan untuk menganalisis faktor eksternal perusahaan dimana tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan akan tetapi wajib untuk diketahui untuk menjaga sustainabilitas perusahaan dikarenakan faktor-faktor tersebut cukup berpengaruh terhadap industri. Berikut pembahasan mengenai analisa PESTEL:

Politik

Terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap industri dari segi politik. Seperti peraturan pemerintah, isu-isu politik dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap industri dan menciptakan peluang maupun ancaman bagi industri. Untuk itu analisa mengenai peluang dan ancaman dari segi eksternal politik harus disadari dan diwaspadai dari perusahaan.

Ekonomi

Faktor-faktor dari segi ekonomi yang berpengaruh terhadap industri ritel yakni seperti hal pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan (UMR), yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan daya beli masyarakat. Hal tersebut hendaknya disadari perusahaan ritel guna mengetahui kemampuan ekspansi serta ancaman yang mungkin dihadapi dari segi ekonomi.

Sosial

25

Faktor-faktor sosial yang perlu disadari oleh Super Indo sebagai perusahaan ritel yakni isu-isu sosial, tren gaya hidup dan lain sebagainya. Jumlah penduduk indonesia serta gaya hidup yang konsumtif menjadi peluang untuk berkembangnya bisnis ritel. Serta budaya belanja pada musim tertentu menjadi peluang ekspansi bagi usaha ritel dikarenakan banyaknya permintaan barang atas barang ritel.

Teknologi

Perkembangan teknologi patut untuk disadari usaha ritel. Hal tersebut dikarenakan perkembangan teknologi dapat menjadi ancaman maupun peluang dari perkembangan usaha ritel. Perusahaan yang melek teknologi cenderung lebih bisa bertahan dibanding dengan perusahaan yang belum mampu beradaptasi dengan teknologi. Masyarakat saat ini cenderung untuk mencari yang lebih praktis.

Berkembangnya teknologi juga dapat menjadi peluang baru bagi perusahaan apabila diimplementasikan dengan baik.

Environment

Dari segi Environment atau lingkungan, saat ini pemerintah sedang berupaya untuk mengurangi penggunaan plastik untuk menjaga lingkungan. Hal tersebut berlaku pada usaha ritel dan menjadi ancaman dan peluang dari kebijakan tersebut bagi usaha ritel.

Legal

Dari segi hukum, Pemerintah telah memberikan kebijakan dan aturan yang mengatur mengenai bagaimana perusahaan ritel melaksanakan usahanya. Hal tersebut menciptakan peluang maupun ancaman bagi usaha ritel.

Berdasarkan hasil analisis dapat dijabarkan analisis Politic, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment dan Legal (PESTEL) adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2 PESTEL ( 2 )

ISU OPPORTUNITY THREAT

Politik

Pembangunan infrastruktur Memudahkan akses ke tempat usaha dan ekspansi gerai

Pemindahan Ibukota Menambah dan mengembangkan

gerai di wilayah lain di Indonesia

Semakin banyaknya ritel-ritel yang sudah tersebar di wilayah Indonesia

Pemilihan Umum Penjualan meningkat

Ekonomi

PDB Triwulan I-2019 meningkat 5,07 % dan konsumsi rumah tangga

menyumbang 56,82% PDB pada Kuartal I 2019

Meningkatkan daya beli masyarakat Makin banyak minimarket, supermarket dan hypermarket yang tersebar di wilayah Indonesia

26 Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Februari 2019 menunjukkan jumlah pengangguran turun 0,73% menjadi 6,82 juta orang

Jumlah konsumen ritel meningkat

Sosial

Budaya berbelanja pada saat high season. Seperti saat Puasa, Lebaran, Natal, dan Tahun baru

Peduli pada kegiatan kemanusiaan

Meningkatkan daya beli masyarakat

Mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial dengan melibatkan mitra untuk melakukan pengumpulan donasi ataupun kegiatan sosial lainnya

Persediaan menipis dan menyebabkan pemasok kesulitan dalam memenuhi tingginya permintaan konsumen

Teknologi

Dukungan pemerintah terhadap era industri 4.0

Potensi untuk bekerja sama dengan beberapa merchant online

Menimbulkan semakin maraknya pembelian berbasis online Perkembangan sistem pembayaran

cashless

Meningkatkan kepuasan pelanggan dalam bertransaksi karena lebih simpel

Environment

Penggalakan diet plastik Ikut serta dalam menurunkan pencemaran lingkungan dengan adanya kebijakan kantong plastik berbayar

Keluhan pelanggan akibat kantong plastik berbayar

Legal

Peraturan Pemerintah Tidak adanya aturan jelas mengenai jarak supermarket dengan pasar tradisional sehingga Super Indo memiliki keleluasaan dalam menentukan lokasi ritel pada Permendag dan Perpres

Pergub DKI membuat ketentuan dalam jarak ritel modern dengan pasar tradisional sehingga berpotensi kehilangan pasar di wilayah terpadat Indonesia

27 PORTER’S FIVE FORCE

Analisis eksternal industri digunakan untuk menganalisis kekuatan bersaing dengan pesaing dari Superindo. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui isu-isu strategis yang mungkin terjadi di masa mendatang dan untuk mengetahui apakah isu-isu strategis menjadi peluang maupun ancaman kepada perusahaan.

Potensi masuknya pesaing baru

Usaha ritel di Indonesia menjadi pangsa pasar yang cukup potensial karena banyaknya pangsa pasar yang bisa ditargetkan. Sehingga banyak usaha ritel yang berdiri di Indonesia. Baik yang berasal dari asing maupun lokal. Peraturan pemerintah tentang PMA, Keppres No. 118 Tahun 2000 mempermudah investor asing menanamkan modal di Indonesia sehingga menjadi ancaman akan masuknya pesaing usaha sejenis di Indonesia.

Dengan adanya aturan ini membebaskan ritel asing untuk mendirikan usahanya di Indonesia sehingga diperlukan strategi khusus bagi perusahaan untuk tetap sustain dalam usahanya.

Potensi pengembangan produk subtitusi

Seiring berkembangnya jaman menyebabkan banyak potensi variasi produk dari usaha ritel sejenis dengan berbagai inovasi seperti minimarket, supermarket, bahkan hypermarket. Selain itu perkembangan teknologi juga menyebabkan tumbuhnya e-commerce. Masyarakat cenderung untuk hidup lebih praktis, sehingga belanja online merupakan salah satu ancaman yang cukup berat dihadapi di masa depan. Selain itu tumbuhnya minimarket di setiap sudut kota juga merupakan ancaman bagi Superindo dikarenakan mudahnya akses menuju minimarket yang lokasinya cukup banyak di area perumahan dan dekat dengan pemukiman penduduk.

Kekuatan daya tawar konsumen

Akibat banyaknya jumlah ritel dengan variasi produk yang bermacam-macam menyebabkan banyaknya pilihan yang dapat dipilih oleh konsumen sehingga menyebabkan daya tawar konsumen yang tinggi. Perilaku konsumen yang cenderung ingin memperoleh barang dengan praktis menjadi ancaman bagi superindo. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pilihan seperti minimarket maupun online yang lebih mudah dijangkau oleh konsumen.

Kekuatan daya tawar pemasok

Dengan adanya peraturan Permendag No. 70 Tahun 2013 Pasal 21 mengenai Kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dengan mengutamakan barang hasil produksi melalui private label menjadi peluang bagi Superindo. Hal tersebut disebabkan Superindo bekerjasama dengan PT EWINDO yang merupakan produsen bibit unggul sehingga produk private label yang dimiliki Superindo terbilang berkualitas dan memiliki margin yang tinggi dikarenakan kerjasama dengan suplier langsung sehingga meminimalkan biaya produksi.

Persaingan antar perusahaan yang bersaing

Besarnya pangsa pasar di Indonesia membuat banyak jenis ritel yang berlomba-lomba untuk mendirikan usaha di Indonesia. Baik usaha ritel yang berasal dari lokal maupun asing. Banyaknya variasi produk ritel menjadi ancaman

28

bagi Superindo dikarenakan Superindo untuk tetap sustain harus memiliki ciri khas tertentu untuk tetap menjaga pelanggan tetap datang.

Tabel 5.3 Porter’s Five Forces ( 3 )

FORCE TREND FAV/UNFAV Opportunity/

Threat Potensi masuknya

pesaing baru

Peraturan pemerintah tentang PMA, Keppres No. 118 Tahun 2000 mempermudah investor asing

menanamkan modal di Indonesia sehingga menjadi ancaman masuknya pesaing baru

Unfavorable T

Potensi pengembangan produk substitusi

Perkembangan internet yang sangat cepat dapat membuka peluang pekerjaan di dunia maya, khususnya di bidang perdagangan, seperti e-commerce yang bisa mempengaruhi usaha-usaha market offline

Unfavorable T

Keberadaan minimarket yang lebih banyak dan tersebar merata hingga ke gang-gang / kompleks perumahan menyebabkan pertumbuhan penjualan barang FMCG (Fast Moving Consumer Goods) melalui minimarket lebih tinggi dari pada supermarket

Unfavorable T

Kekuatan daya tawar konsumen

Perilaku beberapa konsumen (basic shopper)

cenderung lebih memilih berbelanja di minimarket yang lokasinya lebih mudah ditemukan sehingga

menyebabkan pangsa pasar supermarket berkurang

Unfavorable T

Transformasi pola belanja konsumen era modern yang lebih nyaman dan praktis menggunakan jasa online

Unfavorable T

Kekuatan daya tawar pemasok

Kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dengan mengutamakan barang hasil produksi melalui private label yang diatur dalam Permendag No.

70 Tahun 2013 Pasal 21

Favorable O

29 Persaingan antar

perusahaan yang bersaing

Adanya pesaing-pesaing utama PT. Lion Super Indo seperti Tip-Top, Giant Supermarket, dan Carrefour Express serta masuknya beberapa perusahaan ritel asing seperti Lotte (Korea) dan Ranch Market (USA) menandakan bahwa industri ritel juga menjanjikan namun berpotensi mempengaruhi pangsa pasar Super Indo

Unfavorable T

EFE

Tabel 5.4 EFE Matrix ( 4 )

No. Opportunities Weight Rating Score

1 PDB Triwulan I-2019 meningkat 5,07 % dan konsumsi rumah tangga menyumbang 56,82% PDB pada Kuartal I 2019 dan diproyeksikan daya beli masyarakat akan terus meningkat

0.09 3 0,27

2 Pemindahan Ibu Kota Negara berpotensi untuk memperluas pasar melalui penambahan gerai di wilayah tersebut

0.14 4 0,56

3 Didukungnya era industri 4.0 sehingga mampu melakukan penetrasi pasar yang lebih luas dan cepat

0.14 4 0,56

4 Pembangunan infrastruktur yang membaik memberikan dampak positif bagi semua industri

0.08 3 0,24

5 Tidak adanya aturan jelas mengenai jarak supermarket dengan pasar tradisional sehingga industri ritel memiliki keleluasaan dalam menentukan lokasi pasar

0.12 4 0,48

6 Budaya berbelanja pada saat high season, seperti saat Puasa, Lebaran, Natal, dan Tahun baru dapat meningkatkan daya beli masyarakat

0,09 4 0,36

No. Threat Weight Rating Score

1 Perkembangan internet yang sangat cepat dapat membuka peluang pekerjaan di dunia maya, khususnya di bidang perdagangan, seperti e- commerce yang bisa mempengaruhi usaha-usaha market offline

0.08 2 0,16

2 Perilaku beberapa konsumen (basic shopper) cenderung lebih memilih berbelanja di minimarket yang lokasinya lebih mudah ditemukan sehingga menyebabkan pangsa pasar supermarket berkurang

0,11 4 0,44

30

3 Adanya pesaing-pesaing utama supermarket yang sangat kompetitif 0,08 3 0,24

4 Adanya kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik untuk mengurangi pencemaran lingkungan

0.07 3 0,21

Total 1 3,52

Matriks EFE Super Indo diambil dari hasil analisis PESTEL dan Porter Five Forces, dalam pembobotan kami perhitungkan berdasarkan tingkat seberapa pentingnya peluang dan ancaman tersebut bagi Super Indo sedangkan peringkat menunjukkan bagaimana Super Indo merespon peluang dan ancaman tersebut atau bisa dikategorikan sebagai berikut peringkat 1 = responnya buruk, peringkat 2 = responnya rata-rata, peringkat 3 = responnya diatas rata-rata, dan peringkat 4 = responya superior atau sangat direspon. Dari tabel EFE di atas menunjukkan bahwa analisis eksternal yang diterapkan Super Indo adalah 3,52 yang berarti sudah berada di atas rata-rata skor tertimbang yaitu 2,5 yang menandakan bahwa Super Indo mampu melihat peluang untuk menghadapi ancaman yang ada.

Analisa lingkungan makro pada isu ekonomi didapati bahwa peningkatan PDB Triwulan I-2019 yaitu sebesar 5,07% dan konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari 56 persen PDB pada kuartal I-2019 membawa angin segar bagi industri ritel, tak terkecuali bagi pasar Super Indo. Isu tersebut menghadirkan sebuah peluang dimana dapat berpotensi meningkatnya daya beli masyarakat. Dalam matriks EFE, kami memberikan rating 3 dengan bobot 0,09 (agak penting) yang artinya bahwa Super Indo dapat merespon peluang ini di atas rata-rata karena daya beli meningkat mampu menghadirkan kesempatan bagi Super Indo untuk meraih profit dari penjualan produk rumah tangga, Namun disisi lain, adanya isu ini juga dapat sekaligus memberikan ancaman karena akan semakin maraknya minimarket, supermarket lain, bahkan hypermarket yang berpeluang besar tersebar di wilayah-wilayah Indonesia. Kehadiran mereka cukup membuat respon Super Indo tidak superior sehingga rating untuk peluang ini tidak diberi rating 4.

Untuk isu pemindahan Ibu Kota Negara tidak menutup kemungkinan akan melahirkan sebuah peluang dimana Super Indo berpotensi untuk memperluas pasar melalui ekspansi di wilayah tersebut. Untuk peluang ini kami memberikan rating 4 dengan bobot 0,14 (sangat penting) yang dapat diartikan bahwa Super Indo sangat meresponnya dengan baik. Hal ini dikarenakan pemindahan Ibu Kota yang diprediksi akan dipindahkan di wilayah selain di Pulau Jawa, dapat memberikan peluang besar untuk Super Indo dalam memperluas pasarnya di wilayah lain.

Dukungan pemerintah terhadap era industri 4.0 juga membuka peluang bagi bisnis Super Indo. Hal tersebut mampu membawa potensi bagi Super Indo untuk bekerja sama dengan beberapa merchant online. Kami memberi rating 4 dengan bobot 0,14 (sangat penting) pada peluang ini karena transaksi melalui e-commerce sudah

31

menjadi role bisnis baru dalam perkembangan teknologi dewasa ini, sehingga Super Indo merasa sangat perlu untuk merespon peluang ini.

Geliat pemerintah dalam pembangunan infrastruktur juga cukup berdampak bagi kelancaran roda bisnis Super Indo, khususnya dalam jalur distribusi produk. Melihat peluang tersebut, kami memberikan rating 3 dengan bobot 0,08 (agak penting) yang artinya Super Indo merespon peluang ini di atas rata-rata. Meski bukan yang paling utama dalam market size-nya, Super Indo tetap menilai bahwa peluang ini dapat memberikan akses yang mudah untuk melakukan ekspansi.

Tidak adanya peraturan hukum yang jelas yang mengatur mengenai jarak supermarket dengan pasar tradisional juga membuka peluang bagi Super Indo dalam menentukan lokasi ritel. Tentunya dengan keleluasaan ini, kami memberikan rating 4 dengan bobot 0,12 (sangat penting) karena menganggap Super Indo mampu memberikan respon yang superior terlebih dalam melakukan ekspansi gerai, karena tidak harus dicegat dengan peraturan yang ada.

Adapun peluang lain yang ditemukan pada saat peak season, seperti saat Puasa, Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Pada musim ini, dapat ditemui keramaian kegiatan perbelanjaan di hampir semua pusat perbelanjaan.

Akibat meningkatnya daya beli pada peak season tersebut, kami memberikan rating 4 dengan bobot 0,09 (agak penting) sebab dapat membuka peluang besar bagi Super Indo untuk ikut merespon secara superior dengan pemberian diskon-diskon atau promo agar lebih banyak konsumen yang datang berbelanja di Super Indo.

Di samping melihat peluang-peluang eksternal yang datang, Super Indo juga memiliki respon dalam menghadapi berbagai macam ancaman eksternal. Salah satu ancamannya yaitu perkembangan internet yang sangat cepat mampu membuka lapangan kerja baru di dunia online, seperti bisnis e-commerce yang berpotensi bisa mempengaruhi usaha-usaha offline. Super Indo saat ini baru melakukan kerja sama dengan pihak ketiga seperti Happyfresh untuk layanan grocery shopping online, namun belum menjawab kebutuhan konsumen dalam shopping offline. Akibat respon tersebut, kami memberikan rating 2 dengan bobot 0,08 (agak penting) karena Super Indo masih belum melakukan kerja sama dalam bisnis e-commerce untuk pembayaran cashless di gerai, yang notabene metode pembayaran ini menjadi daya tarik bagi mayoritas pembeli di gerai-gerai.

Perilaku beberapa konsumen (basic shopper) yang cenderung lebih memilih berbelanja di minimarket yang lokasinya lebih mudah ditemukan dapat juga menjadi sebuah ancaman karena hal tersebut dapat menyebabkan pangsa pasar supermarket berkurang, tidak terkecuali bagi Super Indo. Namun respon dari Super Indo, yang kami beri rating 4 dengan bobot 0,11 (sangat penting), karena responnya sangatlah baik yaitu dengan melakukan ekspansi di area yang lebih dekat dengan pemukiman, bahkan mampu bekerja sama dengan beberapa developer perumahan untuk menjawab kebutuhan para basic shopper tersebut.

Adanya pesaing-pesaing utama yang sangat kompetitif serta masuknya beberapa ritel asing juga dapat menjadi ancaman, karena keberadaan mereka dapat menandakan bahwa industri di bidang peritelan sangatlah menjanjikan sehingga bisa mempengaruhi pangsa pasar dari Super Indo. Kami memberikan rating 3 dengan bobot 0,08 (agak penting) karena posisi Super Indo meski sebagai market leader, belum bisa meredam pertumbuhan dan perkembangan pesaing-pesaingnya tersebut.

32

Pada isu lingkungan seperti program penggalakan diet plastik, Super Indo juga turut serta dalam menurunkan pencemaran lingkungan dengan adanya kebijakan pengurangan kantong plastik melalui programnya

“Kantong Plastik Tidak Gratis”. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka mengajak pelanggan untuk meninggalkan kantong belanja plastik sekali pakai. Bahkan sejak tahun 2015, Super Indo mendorong pelanggannya untuk menggunakan reusable shopping bag demi mengurangi kantong plastik yang terbukti kurang baik bagi lingkungan.

Namun kendati Super Indo berulang kali menerima penghargaan terkait program diet plastik ini, masih banyak ditemukannya bungkusan dari produk-produk Super Indo yang masih berbahan plastik. Hal ini menunjukan bahwa respon Super Indo terhadap kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik belum begitu superior atau masih di atas rata-rata, sehingga kami memberi rating 3 dengan bobot 0,07 (agak penting) pada ancaman ini.

Gambar 5.1 Reusable Shopping Bag ( 9 )

33 BAB VI

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

Dokumen terkait