BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Penerapan Sistem CSR (Corporate Social
Gerbang NTB Emas.
CSR belum memiliki sebuah definisi standar maupun seperangkat kriteria spesifik yang diakui secara penuh oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Menurut Kenneth R. Andrews sebagaimana dikutip dalam bukunya Laura P.
Hartman dan Joe Desjardins bahwa istilah “tanggung jawab sosial,” kami merujuk pada perhatian yang tepat dan objektif bagi kesejahteraan masyarakat yang mengendalikan perilaku individu dan perusahaan dari aktivitas yang merusak, tanpa melihat keuntungan dalam waktu singkat yang diberikannya, dan
menghasilkan kontribusi positif terhadap kemajuan manusia, dengan cara yang bervariasi tergantung dari definisi kemajuan manusia itu.63
Secara umum, CSR mencakup berbagai tanggung jawab yang dimiliki perusahaan kepada masyarakat di mana perusahaan itu beroperasi. Europian Commission mendefinisikan CSR sebagai “suatu konsep di mana perusahaan memutuskan dengan sukarela untuk berkontribusi demi masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih”. Secara khusus, CSR menyarankan bahwa perusahaan mengidentifikasi kelompok pemegang kepentingan perusahaan dan memasukkan kebutuhan dan nilai-nilai mereka ke dalam proses pengambilan keputusan strategis dan operasional perusahaan.64
Selain perusahaan bertanggung jawab kepada masyarakat sekitar di mana perusahaan beroperasi perusahaan juga bertanggung jawab terhadap aspek-aspek karyawan yang juga merupakan salah satu stakeholders. Karyawan itu merupakan salah satu stakeholders terpenting di perusahaan, dimana eksistensi dari perusahaan itu sendiri selain karena diterimanya keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat juga tergantung pada karyawan perusahaan. Apabila perusahaan tidak memperhatikan tanggung jawab sosialnya terhadap karyawan, dikhawatirkan akan terjadi konflik-konflik internal seperti adanya aksi pemogokan yang mengganggu kegiatan operasional perusahaan.
63Laura P. Hartman dan Joe Desjardins, Etika Bisnis: Pengambilan Keputusan Untuk Integritas Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 153.
64Ibid.,hlm. 155.
Hal ini sejalan dengan yang disebutkan oleh teori dari Globescan bahwa CSR didefinisikan ke dalam dua kategori:(a) tanggung jawab operasional yang menunjukan pada standar-standar yang harus dicapai perusahaan dalam urusan bisnis secara normal;dan (b) tanggung jawab kewargaan (citizhenship responsibility), yakni perhatian perusahaan kepada perusahaan yang bersifat publik. 65
Pada umumnya wajib bagi perusahaan di Indonesia dalam menjalankan program CSR sebagaimana telah ditetapkan oleh Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini juga berlaku terhadap PT.
Gerbang NTB Emas sebagai perusahaan BUMD NTB.
Dari paparan data dan temuan yang peneliti temukan pada PT. Gerbang NTB Emas bahwa Perusahaan ini telah menerapkan kegiatan tanggung jawab sosial atau sering disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibility).
Adapun 16 prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan CSR PT.
GNE yaitu:
a. Prioritas perusahaan. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dilihat bahwa PT. GNE belum menjadikan tanggung jawab sosial sebagai proritas tertinggi dan penentu utama dalam pembangunan berkelanjutan, karena dalam melakukan penerapan CSR PT. GNE masih dalam tahap untuk memenuhi ketentuan undang-undang bagi perseroan
65Edi Suharto, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi, (Bandung:Alfabeta, 2010), hlm. 12.
terbatas saja. Hal ini juga disebabkan oleh adanya kendala jumlah dana yang terbatas yang harus disisihkan untuk program CSR.
b. Manajemen terpadu. Kebijakan manajemen pada PT. GNE juga mempengaruhi adanya program CSR yang diterapkan oleh PT. GNE yaitu kebijakan untuk setiap tahunnya perusahaan harus mengeluarkan sejumlah dana untuk sumbangan-sumbangan sebagai dana dari program CSR berdasarkan persetujuan direktur utama perusahaan walaupun program CSR tidak diprogramkan secara teratur dan dana yang dikeluarkan jumlahnya tidak begitu besar.
c. Proses perbaikan. PT. GNE melakukan tindakan evaluasi ketika telah melakukan program CSR setiap tahunnya yaitu sekali setahun ketika rapat umum pemegang saham (RUPS). Walaupun kegiatan CSR PT. GNE belum diprogramkan secara teratur hal ini untuk menilai kinerja sosial yang telah dilakukan perusahaan.
d. Pendidikan karyawan. Pada PT. GNE belum bisa mewujudkan terkait dengan pelatihan dan pendidikan karyawan padahal hal ini sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas kemampuan dan keahlian karyawannya hal ini disebabkan oleh karena adanya kendala jumlah dana yang cukup besar yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan pendidikan karyawan.
e. Pengkajian. PT. GNE dalam melakukan kegiatan produksinya telah melakukan pengkajian terhadap dampak pada lingkungan sekitar dengan menyediakan peralatan atau perlengkapan perlindungan pada karyawan
khususnya pada karyawan percetakan dalam proses produksi seperti masker, kaos tangan, sepatu boat, dan helm untuk perlindungan percikan api las besi sehingga mencegah bahaya yang tidak diinginkan dan untuk perlindungan bagi karyawan secara keseluruhannya yaitu adanya fasilitas BPJS kesehatan.
Namun dampak lain yang dihasilkan dari proses produksi PT. GNE yaitu polusi suara terhadap lingkungan yang dihasilkan dari mesin produksi.
f. Dalam menghasilkan produk dan jasa PT. GNE berusaha untuk tidak berdampak negatif secara sosial, namun masih ada dampak negatif yang belum bisa dicegah yaitu polusi suara.
g. Informasi Publik. PT. GNE memberikan informasi kepada masyrakat sekitar terkait dengan limbah yang dihasilkan dari proses produksi bahwa limbah tersebut tidak dibuang sembarang tempat melainkan akan digunakan kembali.
h. Fasilitas dan Operasi. PT. GNE menyediakan fasilitas terhadap karyawannya seperti peralatan dan perlengkapan dalam proses produksi kemudian juga fasilitas berupa mushola untuk karyawannya beribadah.
i. Penelitian. PT. GNE melakukan atau mendukung suatu riset atas dampak sosial dari penggunaan bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang dihasilkan sehubungan dengan kegiatan usaha salah satunya dengan cara penggunaan kembali limbah dari hasil produksi.
j. Prinsip Pencegahan. Dalam prinsip ini bertujuan untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif. PT. GNE masih berusaha untuk melakukan pencegahan terhadap polusi suara yang dihasilkan oleh mesin produksi
dengan adanya rencana pemindahan lokasi percetakan produk ke tempat yang jauh dari tempat tinggal warga.
k. Kontraktor dan pemasok. Dalam prinsip ini PT. GNE belum melakukan hal untuk mendorong kontraktor dan pemasok untuk mengimplementasikan dari prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan melalui sebagian dari persyaratan dalam kegiatan usaha, akan tetapi untuk dana tanggung jawab sosial itu sendiri perusahaan PT. GNE menyisihkannya dari pendapatan perusahaan.
l. Siaga Menghadapi Darurat. Dalam prinsip ini PT. GNE telah menyediakan fasilitas asuransi kesehatan BPJS pada seluruh karyawannya jika terjadi sesuatu yang membahayakan.
m. Transfer Best Practice. CSR yang dilakukan PT. GNE berkontribusi pada perkembangan lingkungan masyarakat namun masih dalam bentuk sumbangan dana dan juga material bangunan terhadap kegiatan keagamaan, lingkungan, kesehatan, sarana pendidikan, dan juga terhadap korban bencana alam, akan tetapi untuk melakukan transfer bisnis praktis sepanjang melakukan tanggung jawab sosial pada semua industri dan sektor publik seperti pembangunan sarana untuk umum misalnya jembatan, jalan raya, dan lain-lain itu yang belum bisa diwujudkan oleh PT. GNE.
n. Memberikan Sumbangan. Pada PT. GNE dalam melakukan kegiatan sosial CSR selalu dengan memberikan sumbangan-sumbangan walaupun tidak dalam jumlah besar, yaitu:
1) Sumbangan untuk acara kegamaan seperti ogoh-ogoh, sumbangan dana dan material untuk pembangunan masjid, sumbangan terhadap organisasi keagamaan, sumbangan untuk anak yatim piatu dan panti jompo.
2) Sumbangan terhadap kesehatan karyawannya dan juga masyarakat seperti sumbangan bagi karyawan yang melahirkan, sakit, dan kematian.
Kemudian juga sumbangan kesehatan terhadap masyarakat berupa donor darah oleh karywan PT. GNE, dan sumbangan dana untuk organisasi kesehatan mahasiswa PMI KSR.
3) Sumbangan terhadap korban bencana alam. Seperti bencana alam banjir, gempa Lombok dan gunung agung Bali berupa dana, pakian, terpal dan juga makanan. Dan juga sumbangan untuk kelestarian lingkungan seperti sumbangan terhadap penanaman pohon dan pemuda peduli lingkungan sungai.
4) Sumbangan untuk sarana pendidikan berupa dana untuk kegiatan mahasiswa, gerakan cinta pancasila, dan sumbangan untuk kegiatan HUT RI.
o. Keterbukaan. PT. GNE selalu berusaha untuk menumbuh kembangkan budaya keterbukaan dan diologis dalam lingkungan perusaahaan dan dengan unsur publik.
p. Pencapaian dan pelaporan. Dalam penerapan program CSR yang dilakukan PT. GNE baik yang dilaksanakan sendiri oleh tim pelaksana dari perusahaan
atau bekerja sama dengan pihak lain tetap dimonitor oleh tim direksi perusahaan. Kemudian dilakukan evaluasi sekali dalam setahun dengan melihat laporan CSR pada saat rapat umum pemegang saham (RUPS) yang melibatkan karyawan yang tergabung dalam tim pelaksana dan dewan direksi perusahaan. Akan tetapi anggaran pengeluaran CSR ini tidak memiliki buku laporan secara khusus dan masih tergabung dengan laporan keuangan tahunan perusahaan hal ini disebabkan karena tidak adanya divisi khusus untuk program. Penerapan program CSR PT. GNE ini belum mengalami perkembangan yang meningkat namun masih diusahakan untuk lebih baik lagi kedepannya. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Rahmawati selaku karyawan di divisi umum & HRD, bahwa PT. GNE telah melakukan penerapan Program CSR walaupun jumlahnya tidak seberapa dan tidak diprogramkan namun ini menjadi tugas yang harus diperbaiki oleh PT. GNE agar lebih baik lagi kedepannya.
Selain itu adapun tahapan-tahapan dalam penerapan CSR pada PT.
Gerbang NTB Emas, yaitu:
1. Tahap Perencanaan.
Dalam tahap pertama yaitu tahap perencanaan atau perumusan strategi merupakan tahap awal yang tidak mudah. Dalam tahap perencanaan yang dilakukan oleh PT. Gerbang NTB Emas memiliki langkah-langkah yang cukup rapi dan teratur. Tahap perencanaan ini dilakukan agar kegiatan atau program tanggung jawab sosial yang
dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Seperti yang diungkapakan oleh Guruh Sugiharto selaku sekretaris manajer keuangan PT. GNE bahwa, program CSR ini sangat penting karena ini memang tanggung jawab perusahaan yang diwajibkan oleh Undang-Undang untuk melaksanakannya demi kesejahteraan masyarakat, karyawan dan lingkungan sekitar di mana perusahaan berada. Jadi tanpa tahap ini perusahaan akan sulit dalam melaksanakan program CSR, perusahaan berusaha untuk bersama-sama menyusun perencanaan apa yang akan ditetapkan. Hal-hal yang tedapat dalam perencanaan meliputi:
tindakan apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, dan kapan melakukannya. Rencana-rencana ini harus disesuaikan dengan kemampuan yang perusahaan miliki.
Perencanaan dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) itu memberikan pedoman bahwa setiap korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja namun harus memperhatikan hal-hal yang ada disekitarnya seperti terhadap masyarakat sekitar dan juga karyawannya.
CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial melainkan pula
untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan.66
Dalam praktiknya PT. Gerbang NTB Emas menyadari bahwa walaupun telah melaksanakan program CSR tapi masih terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan perusahaan lain karena adanya hambatan-hambatan yang terjadi. Hal ini di ungkapkan oleh Rahmawati selaku karyawan divisi umum & HRD PT. GNE, bahwa ini merupakan sebuah tugas bagi perusahaan agar kedepan terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di perusahaan termasuk pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Gerbang NTB Emas telah melakukan perencanaan untuk pelaksanaan program CSR yang cukup rapi dan teratur akan tetapi dalam pelaksanaanya masih terdapat banyak kekurangan yang menjadi hambatan untuk penerapannya.
2. Tahap Pelaksanaan/Implementasi.
Tahapan ini merupakan tahapan inti yaitu suatu tindakan atau aksi nyata penerapan CSR. Dalam tahap pelaksanaan CSR PT. Gerbang NTB Emas juga memilki langkah-langkah yang baik dan cukup teratur. Pada tahap ini perlu adanya keterlibatan antara pihak perusahaan (dewan
66Ibid., hlm. 4.
direksi, karyawan) dan masyarakat terkait dengan pelaksanaan program CSR yang sedang dilaksanakan. Keterlibatan pihak-pihak ini dimaksudkan agar program CSR dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Selain itu adanya keterlibatan antara pihak perusahaan, karyawan dan masyarakat maka akan menumbuhkan rasa memiliki antar satu sama lain terhadap keberadaan perusahaan, sehingga adanya program CSR ini dapat mempererat hubungan antara dewan direksi, karyawan perusahaan, dan masyarakat. Dengan adanya hubungan baik tersebut antara perusahaan, karyawan perusahaan dan masyarakat yang menjadikan salah satu keuntungan perusahaan dari manfaat adanya program CSR yaitu memperbaiki hubungan dengan stakeholders dan memperbaiki hubungan dengan regulator.67
3. Tahap Evaluasi.
Evaluasi atau pengawasan atau pengendalian berarti menilai setiap aktifitas agar seluruh kegiatan strategi sesuai dengan yang telah direncanakan. Hal ini diperlukan, bila terjadi kesalahan harus segera dikoreksi supaya tetap dalam jalur yang benar. Untuk hasil kegiatan bukan saja dalam jumlah yang tepat, melainkan juga mutu yang baik sesuai dengan yang direncanakan.
67Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.
7.
Hal-hal penting dalam evaluasi stratejik meliputi:
a. Menilai hasil kerja secara keseluruhan, agar diperoleh hasil kerja yang sesuai dengan rencana stratejik.
b. Menilai seluruh variabel internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi rencana stratejik yang sedang dilaksankan.
c. Evaluasi tersebut termasuk membuat koreksi yang terjadi agar sesuai dengan rencana stratejik.
Keseluruhan hasil evaluasi termasuk faktor lain yang mungkin timbul akan menjadi input (masukan) untuk membuat perumusan stratejik baru di masa yang akan datang. 68
Dalam tahap evaluasi yang terkait dengan pelaksanaan program CSR, PT. Gerbang NTB Emas memiliki tahapan yang teratur sesuai dengan hal-hal penting yang terkait dengan tindakan evaluasi.
Kegiatan program CSR yang dilakukan perusahaan baik yang dilaksanakan sendiri oleh tim pelaksana dari perusahaan maupun bekerja sama dengan pihak lain tetap di monitor pelaksanaannya sehingga sesuai dengan target dan tujuan yang ditetapkan perusahaan. Hal ini sesuai dengan yang pernyataan Rahmawati selaku salah satu karyawan pada divisi umum & HRD PT. GNE, bahwa kegiatan evaluasi ini untuk mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program CSR yang biasanya
68Suyadi Prawirosuntoto dan Dewi Primasari, Manajemen Stratejik & Pengambilan Keputusan Koorporasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 14-15.
dilakukan setahun sekali pada saat rapat RUPS yang melibatkan karyawan yang tergabung dalam tim dan dewan direksi perusahaan.
Kemudian Perusahaan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan CSR di lapangan melalui laporan CSR, sehingga permasalahan yang muncul di lapangan dapat diselesaikan dengan baik dan berjalan sebagaimana mestinya akan tetapi mengenai laporan anggaran pengeluaran dana CSR belum memiliki laporan secara khusus dan masih digabungkan dengan laporan keuangan tahunan perusahaan.
Hal ini dikarenakan pada PT. Gerbang NTB Emas tidak memiliki divisi khusus terkait CSR yang dapat mengurus program dan prosedur CSR dengan baik dan benar sehingga masih terdapat kepincangan dalam operasionalnya.
Carrol mengungkapkan dalam teorinya sebagaimana dikutip dalam bukunya Muhammad Yasir Yusuf, bahwa pelaksanaan CSR berlaku dalam empat dimensi, yaitu dimensi ekonomi, undang-undang, etika, dan kepedulian sosial.
Tanggung jawab sosial menurut Carrol dirangkai dalam bentuk piramida, yaitu tanggung jawab ekonomi merupakan tanggug jawab utama kepada suatu perusahaan, diikuti dengan tanggung jawab terhadap undang-undang, etika, dan responsive terhadap persoalan sosial masyarakat sekitar.69
69Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate Social Responsibility (I-CSR), (Depok:Kencana, 2017), hlm.
Dalam hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, pelaksanaan penerapan CSR PT. Gerbang NTB Emas memang sudah dilakukan pada semua dimensi ini mulai dari dimensi ekonomi, undang-undang, etika dan kepedulian sosial. Akan tetapi, pelaksanaannya masih terdapat kekurangan dan masih belum efektif. Seperti pernyataan dari Guruh Sugiharto selaku sekretaris manajer keuangan PT. GNE, bahwa penerapan CSR pada PT. GNE ini masih belum efektif masih jauh dibandingkan dengan perusahaan swasta lainnya yang penerapan CSR-nya sudah baik dan efektif. Beliau juga mengatakan PT. GNE kedepannya masih berusaha untuk terus memperbaiki kekurangan terkait dengan penerapan CSR.
Program CSR di PT. Gerbang NTB Emas memang sudah diterapkan akan tetapi belum efektif hal ini dilihat dari pelaksanaanya yang tidak di programkan secara baik. Perusahaan bisa dikatakan kurang memiliki kepekaan terhadap keadaan sosial disekitarnya karena perusahaan lebih cenderung melaksanakan program CSR ketika ada yang membutuhkan saja.
Adapun bentuk-bentuk penerapan program CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT. Gerbang NTB Emas, antara lain:
1. Pada Masyarakat.
Dengan memperhatikan masyarakat, perusahaan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Perhatian terhadap masyarakat inilah yang diwujudkan PT. Gerbang NTB Emas melalui kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, serta kompetensi masyarakat dalam berbagai bidang.
Seperti pada definisi Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dalam memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.70
Tujuan dari CSR adalah untuk pemberdayaan masyarakat, bukan untuk memperdayai masyarakat. Pemberdayaan memiliki tujuan untuk mengkreasikan masyarakat agar mandiri. Kata sosial sering di artikan dengan kedermawanan. Padahal CSR terkait dengan sustainability dan acceptability, artinya diterima dan berkelanjutan untuk berusaha di suatu tempat. Selama ini CSR kebanyakan diukur dari sudut pandang berapa besar uang yang di keluarkan. Sebenarnya, uang itu hanyalah sebagian nilai karena ada nilai intangible, yaitu sampai sejauh mana perusahaan aktif dan proaktif atau sejauh mana perusahaan ikut berkontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Persoalannya kata sosial hanya dipahami sebagai bentuk kedermawanan, padahal kedermawanan itu adalah sebagian kecil dari CSR yang terpenting adalah sejauh mana perusahaan bisa mempengaruhi masyarakat agar menjadi manusia yang berdaya dan mandiri .
70Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta:sinar Grafika, 2009), hlm.
1.
Hal ini seperti penerapan CSR pada PT Gerbang NTB Emas yang mungkin masih memandang CSR hanya pada berapa besar uang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membantu masyarakat walaupun sebenarnya itu juga merupakan bagian dari CSR akan tetapi hal itu kurang mempengaruhi masyarakat untuk berkembang dalam masalah peningkatan ekonomi, yang ada akan menjadi memanjakan sehingga terjadi pembodohan masyarakat, seharusnya perusahaan dapat memberikan bantuan di mana yang dapat menjadikan masyarakat lebih kuat, berdaya, dan berkualitas, seperti adanya usaha pemberdayaan dan pembinaan masyarakat untuk bisa mengkreasikan sesuatu yang dapat menjadi keuntungan untuk masyarakat.
Akan tetapi PT. GNE belum bisa melaksanakan itu kareana adanya berbagai hambatan. Hal ini seperti yang di ungkapakan oleh Rahmawati selaku karyawan divisi umum & HRD PT. GNE, bahwa CSR secara pribadi menurutnya itu boleh melaksanakan tergantung kemampuan karena ini terkait dengan kegiatan sosial, akan tetapi karena ini perusahaan jadinya wajib karena diatur dalam undang-undang apalagi PT .GNE juga merupakan perusahaan daerah BUMD jadi PT. GNE otomatis melakukannya, akan tetapi kalau dikatakan tidak melaksanakan berarti salah karena perusahaan tetapi melaksanakan hanya belum dikelola dengan baik apalagi banyak masyarakat kita di luar sana yang kurang mampu perlu banyak bimbingan dan arahan yang merupakan salah satu kepedulian perusahaan, seperti pada perusahaan swasta, kemudian bank-bank yang memiliki usaha binaan terhadap
masyarakat akan tetapi terus terang kalau di PT. GNE belum dilaksanakan tapi kalau untuk bantuan sosial terhadap masyarakat sudah dilaksanakan walaupun mungkin belum seberapa.
Banyak perusahaan kini mempunyai kesadaran yang makin tinggi terhadap pentingnya bisnis berbasis kemanusiaan. Sehingga, tidak sedikit perusahaan menjadikan CSR sebagai keutamaan dalam bisnisnya. Akan tetapi yang menjadi permasalahannya, praktik CSR selama ini menunjukan bahwa masih banyak perusahaan yang menjalankan CSR seadanya karena adanya tuntutan aturan undang-undang dan belum sejalan dengan prinsip CSR yang baik (good CSR).
2. Pada Karyawan.
Karyawan adalah asset bagi perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan karyawan untuk dapat melangsungkan kegiatan operasionalnya dan mengembangkan kualitas produknya.
Karyawan merupakan sumber daya manusia yang terpenting. Dengan memperhatikan karyawan perusahaan dapat melindungi kelangsungan hidup dari perusahaannya. Perhatian kepada karyawan ini yang juga diwujudkan oleh PT. Gerbang NTB Emas melalui program CSR karena karyawan juga merupakan objek sasaran dari program CSR (Corporate Social Responsibility) yang menjadi salah satu tanggung jawab utama dari perusahaan yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan dan kualitas hidup serta meningkatkan kompetensi untuk karyawanya.
Seperti halnya dalam teori CSR yang didefinisikan oleh Business Actions For Sustainable Development (BASD) bahwa CSR sebagai komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.71
PT. GNE sangat antusias dalam hal melindungi dan memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan karyawannya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu karyawannya Ayu Widyari selaku manajer divisi umum & HRD PT. GNE, bahwa tentu saja penting adanya tanggung jawab sosial perusahaan untuk melindungi karyawan seperti untuk kesehatan karyawannya perusahaan memberikan pelayanan dengan adanya BPJS, kemudian tunjangan-tunjangan untuk kematian, pernikahan, hari raya dan lainnya, selain itu juga adanya fasilitas ibadah untuk karyawannya, serta alat pengaman yang perlu digunakan oleh karyawannya dalam bekerja khususnya karyawan borongan yang bekerja di bagian percetakan seperti masker, kaos tangan, dan lain-lain.
Akan tetapi dari hasil observasi dilihat banyak karyawan yang tidak menggunakannya padahal perlengkapan keamanan tersebut sudah disediakan oleh perusahaan untuk upaya menjaga keselamatan dari karyawannya. Dan hal ini juga merupakan salah satu yang menjadi aturan dari PT. GNE untuk
71Edi Suharto, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi, (Bandung:Alfabeta, 2010), hlm. 12.