• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep CSR (Corporate Social Responsibility)

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

2. Konsep CSR (Corporate Social Responsibility)

CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Pengertian CSR yang relative lebih mudah dipahami dan

19Deasy wulandari, “Peranan Corporate Social Responsibility Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mengurangi Kemiskinan”, JEAM, Vol. XI, Nomor 2, 2012, hlm. 1.

20Gabriela Handjaja, “Analisis Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Oleh Perusahaan Multilevel Marketing PT. Harmoni Dinamik Indonesia”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, Nomor. 2, 2013, hlm 1.

dioperasionalkan adalah dengan mengembangkan konsep Tripple Bottom Lines (profit, planet dan people) yang digagas oleh Elkington dalam bukunya Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business, Elkington menegaskan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula, memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Berkaitan dengan itu Suharto menambahkan dengan satu line tambahan, yaitu procedure. Dengan demikian, CSR adalah kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan professional.21

Gambar 1.1 Konsep 3P

21Edi Suharto, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi, (Bandung:

Alfabeta, 2010), hlm. 5.

Lingkungan (Planet)

Keuntungan

(Profit) Sosial (People)

Gambar tersebut menjelaskan bahwa perusahaan harus memperhatikan ketiga aspek pada konsep triple bottom line yang terdiri dari :22

a. People (Masyarakat pemangku kepentingan)h

Masyarakat merupakan bagian terpenting bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena masyarakat merupakan salah satu unsur pendukung yang menentukan kelangsungan hidup dan juga perkembangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat yang sebaik-baiknya kepada masyarakat sekitar.j

b. Planet (Lingkungan)

Apabila perusahaan ingin mempertahankan eksistensinya dan agar dapat diterima oleh masyarakat, maka perusahaan tersebut juga harus menyertakan pula tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekitar.

Perusahaan dengan lingkungan merupakan hubungan sebab akibat, yang apabila lingkungan dirawat dengan baik akan memberikan manfaat yang baik bagi perusahaan.

c. Profit (Keuntungan).

Profit adalah unsur yang paling penting dan juga menjadi tujuan utama dari setiap usaha. Profit merupakan pendapatanl tambahan yang digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.k23

22Yossie Ria Sofyanty, Djamhur Hamid, Rizki Yudhi Dewantara,"Analisis Penerapan CSR Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada Hotel Ibis Surabaya City Center)”,Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 42, Nomor. 2, Januari 2017, hlm 28.

3. Prinsip-Prinsip CSR

Dalam menerapkan CSR dapat merujuk pada prinsip-prinsip dasar CSR sebagaimana dikemukakan oleh seorang pakar CSR dari University of Bath Inggris yaitu Alyson Warhurst. Dimana pada tahun 1998 beliau menjelaskan bahwa terdapat 16 prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu :24

a. Prioritas Perusahaan. Perusahaan harus menjadikan tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi dan penentu utama dalam pembangunan berkelanjutan. Sehingga perusahaan dapat membuat kebijakan, program, dan praktik dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dengan cara lebih bertanggung jawab secara sosial.

b. Manajemen terpadu. Manajer sebagai pengendali dan pengambil keputusan harus mampu mengintegrasikan setiap kebijakan dan program dalam aktivitas bisnisnya, sebagai salah satu unsur dalam fungsi manajemen.

c. Proses Perbaikan. Setiap kebijakan, program, dan kinerja sosial harus dilakukan evaluasi secara berkesinambungan didasarkan atas temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara global.

24 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Gresik: Fascho Publishing, 2007), hlm. 39.

d. Pendidikan Karyawan. Karyawan sebagai stakeholders Primer harus ditingkatkan kemampuan dan keahliannya, oleh karena itu perusahaan harus memotivasi mereka melalui program pendidikan dan pelatihan.

e. Pengkajian. Perusahaan sebelum melakukan sekecil apapun suatu kegiatan harus terlebih dahulu melakukan kajian mengenai dampak sosialnya. Kegiatan ini tidak saja dilakukan pada saat memulai suatu kegiatan, tapi juga pada saat sebelum mengakhiri atau menutup suatu kegiatan.

f. Produk dan Jasa. Suatu perusahaan harus senantiasa mengembangkan suatu produk dan jasa yang tidak berdampak negatif secara sosial.

g. Informasi Publik. Memberikan informasi dan bila perlu mengadakan pendidikan terhadap konsumen, distributor, dan masyarakat umum tentang penggunaan, penyimpanan dan pembuangan atas suatu produk/

jasa.

h. Fasilitas dan Operasi. Mengembangkan, merancang dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan dengan mempertimbangkan temuan yang berkaitan dengan dampak sosial dari suatu kegiatan perusahaan.

i. Penelitian. Melakukan dan/atau mendukung suatu riset atas dampak sosial dari penggunaan bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang dihasilkan sehubungan dengan kegiatan usaha. Penelitian itu sendiri dilakukan dalam upaya mengurangi dan/atau meniadakan dampak negatif kegiatan dimaksud.

j. Prinsip Pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran dan/atau penggunaan atas produk barang dan jasa yang sejalan dengan hasil penelitian mutakhir. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

k. Kontraktor dan Pemasok. Mendorong kontraktor dan pemasok untuk mengimplementasikan dari prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan, baik yang telah maupun yang akan melakukannya. Bila perlu menjadikan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari suatu persyaratan dalam kegiatan usahanya.

l. Siaga Menghadapi Darurat. Perusahaan harus menyusun dan merumuskan rencana dalam menghadapi keadaan darurat. Dan bila terjadi keadaan berbahaya perusahaan harus bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal.

m. Transfer Best Practice. Berkontribusi pada perkembangan dan transfer bisnis praktis sepanjang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.

n. Memberikan Sumbangan. Sumbangan ini ditujukan untuk pengembangan usaha bersama, kebijakan publik, dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen serta lembaga pendidikan yang akan membantu meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial.

o. Keterbukaan (disclosure). Menumbuh kembangkan budaya keterbukaan dan dialogis dalam lingkungan perusahaan dan dengan unsur publik.

Selain itu perusahaan harus mampu mengantisipasi dan memberikan respons terhadap resiko potensial yang mungkin muncul, dan dampak negatif dari operasi, produk, limbah, dan jasa.

p. Pencapaian dan Pelaporan. Melakukan evaluasi atas hasil kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria perusahaan dan ketentuan peraturan perundang- undangan serta menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang saham, pekerja, dan publik.

4. Manfaat CSR dan Kategori Perusahaan Menurut Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility).

a. Manfaat CSR bagi perusahaan antara lain:25

1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.

2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.

3) Mereduksi resiko bisnis perusahaan.

4) Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.

5) Membuka peluang pasar yang lebih luas.

6) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.

7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

25Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.

7.

8) Memperbaiki hubungan dengan regulator.

9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.

10)Peluang mendapatkan penghargaan.

b. Kategori Perusahaan Menurut Implementasi CSR, antara lain:26

1) Kelompok hitam adalah mereka yang tak melakukan Praktik CSR sama sekali. Mereka adalah pengusaha yang menjalankan bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri.

2) Kelompok merah adalah mereka yang mulai melaksanakan praktik CSR, tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntungannya. Kelompok ini umumnya mendapat tekananan dari stakeholders-nya, yang kemudian dengan terpaksa memperhatikan isu lingkungan dan sosial termasuk kesejahteraan karyawan.

3) Kelompok biru adalah perusahaan yang menilai praktik CSR akan member dampak positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya.

4) Kelompok hijau adalah perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi jantung bisnisnya.

4. Permasalahan CSR (Corporate Social Responsibility)

Corporate Social Responsibility masih memiliki beberapa permasalahan yaitu:27

26Ibid., hlm. 8.

a. Masih belum seragam dan jelas batasan tanggung jawab sosial.

b. Sikap oportunis perusahaan terlebih social responsibility mengandung biaya yang cukup besar yang belum tentu memiliki relevansi terhadap pencapaian tujuan yang bersifat economic motive.

c. Kurang respon stakeholder (silent stakeholder) sehingga kurang menciptakan social control meskipun masyarakat merupakan sosial agen.

d. Dukungan tata perundangan yang masih lemah.

e. Standar operasional yang masih kurang jelas.

f. Belum jelasnya ukuran evaluasi.

5. CSR Dalam Pandangan Islam

Perbuatan tanggung jawab begitu mendasar dalam ajaran Islam.

Manusia memang memiliki kebebasan dalam berbuat akan tetapi juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan alam, sosial dan juga kepada Allah swt. Sebagaimana Allah swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 261 :28

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai, ada seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”

27Nor Hadi, Corporate Social Responsibility (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 48

28QS al-Baqarah [2]: 261.

Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan/sekolah, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.29

Adapun terhadap lingkungan alam sekitar, Allah SWT berfirman yang bermaksud:30

“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak. Dan Allah SWT tidak menyukai kebinasaan”. (Al- Baqarah: 205).

Ayat ini menggambarkan secara nyata bagaimana Islam memberikan perhatian lebih untuk kelestarian alam sekitar. Segala usaha, baik bisnis atau bukan harus menjaga kelestarian alam sekitar selamanya.

Pada sisi kebajikan sosial, Islam sangat menganjurkan derma kepada orang-orang yang memerlukan dan kurang mampu dalam berusaha melalui sadaqah dan pinjaman kebajikan (qard hasan). Allah SWT berfirman yang bermaksud:31

…dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang- orang yang beruntung. (Al-Taqabun:16).

29 Mad Nasir dan Khoirudin, Etika Bisnis dalam Islam (Bandar Lampung: Seksi Penerbitan Fakultas Syariah, IAIN Lampung, 2012), h. 56.56.

30QS al-Baqarah [2]: 205.

31Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Coorporate Social Responsibility (I-CSR), (Depok:

Kencana, 2017), hlm 44.

Ayat ini pula menjelaskan tanggung jawab seorang Muslim untuk menolong sesamanya melalui sumbangan dan derma kebajikan serta segala sifat kikir sangat dibenci dalam Islam.

Rasulullah SAW bersabda dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Salaman bin Amir yang bermaksud:32

“Sedekah atas orang miskin itu adalah sedekah. Dan sedekah atas kaum kerabat mempunyai dua keuntungan, yaitu sedekah yang berpahala dan menghubungkan tali persaudaraan” (Riwayat Tirmizi).

Islam hanya memerintahkan dan menganjurkan perbuatan yang baik bagi kemanusiaan, agar amal yang dilakukan manusia dapat memberi nilai tambah atau mengangkat derajat manusia baik individu maupun kelompok.

Pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam melakukan kontribusi yaitu dengan semangat ibadah dan berbuat karna atas ridho allah swt. Sebagaimana dalam firman Allah swt dalam surah Al- Baqarah ayat 195 yaitu :33

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

Aktifitas CSR dalam Islam bukan hanya bersifat melaksanakan perintah undang-undang atau tanggung jawab kepada masyarakat ataupun untuk mendapatkan pandangan dari masyarakat sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Aktifitas CSR Islam tidak hanya melihat dari sisi ekonomi

32Ibid., hlm. 45.

33 QS al-Baqarah [2]: 195.

yang bersifat materi saja atau adanya perintah undang-undang akan tetapi juga bertumpu pada nilai-nilai rohani dan atas rasa tanggung jawab terhadap perintah Allah SWT. Aktifitas CSR dalam Islam mempunyai garis panduan antara halal dan haram dan harus menjadi ukuran tetap yang tidak akan pernah berubah sepanjang zaman karena didasarkan pada syariah. Tidak ada satu perusahaan pun dalam melaksanakan CSR bisa melakukan aktifitas CSR yang bertentangan pada nilai-nilai dan etika Islam walaupun masyarakat atau objek CSR memintanya. Hal inilah yang membedakan CSR pada umumnya dengan CSR dalam Islam. Pelaksanaan CSR Islam memiliki nilai falsafah yang di gali dari Al-Qur’an dan as-sunnah. Kemudian menjadi pedoman dalam berbagai aktifitas kehidupan tidak terkecuali dalam pelaksanaan CSR terhadap perusahaan-perusahaan yang dibangun berdasarkan nilai-nilai Islam.34.

34Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Coorporate Social Responsibility (I-CSR), (Depok:

Kencana, 2017), hlm 50.

KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar.1.2 Kerangka Berfikir Penerapan Sistem CSR (Corporate Social Responsibility) Pada PT. Gerbang NTB Emas.

G. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian adalah metode yang digunakan dalam aktifitas penelitian.35

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang dihasilkan berupa data kualitatif yang dikembangkan dengan metode deskriptif.

35Tajul Arifin, Metedologi Penelitian Ekonomi Islam, (Bandung Pustaka Setia, 2014), hlm.

20.

CSR (Corporate Social Responsibility)

Penerapan/Imp lementasi

Lingkungan perusahaan

Karyawan 1. perencanaan

2. pelaksanaan 3. evaluasi

Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan inteprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.36

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat di lapangan.

Oleh karena itu, analisis data yang dilakukan bersifat induktif yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut. Selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang- ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima , maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dilapangan sampai peneliti mendapatkan seluruh data.37

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian berperan sebagai instrument yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan subyek yaitu dengan mengadakan wawancara langsung kepada para karyawan PT. Gerbang NTB Emas yang

36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2 014),hlm. 9-10.

37Ibid., hlm. 245

dapat memberikan informasi dan data tentang subyek penelitian yang telah ditetapkan dan ditentukan oleh peneliti sendiri sesuai dengan jadwal penelitian.

Untuk mendapatkan data-data yang akurat yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka yang perlu dilakukan oleh peneliti di lapangan penelitian adalah sebagai berikut:

Melakukan wawancara dan observasi yang mendalam tentang penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) secara langsung dengan pihak-pihak terkait antara lain yaitu, para karyawan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui:

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang memperoleh informasi dari informan tanpa memberikan pertanyaan, melainkan dengan melakukan observasi atas aktivitas dan perilaku di lingkungan kerja.

Aktivas dan perilaku ini dapat berupa kebiasaan kerja, pertemuan, ekspersi wajah dan bahasa tubuh. Lingkungan kerja seperti tata letak kantor atau penempatan aset dan peralatan kantor juga dapat menjadi bahan observasi.

Observasi sangat membantu peneliti di dalam memahami kondisi alamiah yang sesungguhnya terjadi di PT Gerbang NTB Emas. Observasi ini dapat digunakan sebagai pelengkap maupun pembanding hasil wawancara.

Observasi dilakukan dengan cara Observasi Partisipant dan nonpartisipant. Pada Observasi Partisipant ini peneliti masuk langsung pada organisasi yang diteliti dan menjadi bagian darinya. Sedangkan observasi nonpartisipant merupakan suatu teknik pencarian data di mana peneliti hanya sebagai pemantau setiap peristiwa atau perkembangan dan tidak terlibat sebagai bagian dari subjek yang sedang diteliti.38

Peneliti adalah salah satu mahasiswa yang sedang melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di PT Gerbang NTB Emas sehingga secara tidak langsung telah dan sedang melakukan observasi partisipant dalam pengumpulan datanya, selain itu juga peneliti melakukan obeservasi nonpartisipant. Dengan melakukan obeservasi partisipant dan nonpartisipant ini diharapkan peneliti dapat lebih memahami secara detail tentang penerapan atau implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) yang ada di PT GNE.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam proses wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut sebagai interviewer,

38Ibid,. hlm, 251

sedangkan pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi atau biasa disebut informan.39

Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan ketika peneliti mengetahui informasi yang dibutuhkan dan memiliki daftar pertanyaan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Narasumber menyampaikan pandangannya yang kemudian dicatat/direkam oleh peneliti.

Peneliti dapat mengajukan pertanyaan di luar daftar pertanyaan yang telah dibuat dengan tujuan memperdalam pemahaman atas masalah yang diteliti. Jika informasi yang didapat telah dirasa cukup, maka peneliti dapat menghentikan wawancaranya untuk kemudian ditabulasikan dan analisa selanjutnya.40 Penelitian menggunakan teknik wawancara mendalam untuk mendapatkan data tentang penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) di PT GNE melalui para Pimpinan dan karyawanya.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metedologi penelitian sosial untuk dapat

39 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif:Teori fan Praktik,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 160-161.

40Sekaran, U. Research Methods for Business. United States of America: Hermitage Publishing Services. 2000, hlm, 222-225.

mengetahui dan menelusuri data historis.41 Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca dan mengutip dokumen- dokumen yang dipandang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bacaan, termasuk peraturan perundang-undangan dan dokumen-dokumen laporan keuangan yang ada kaitannya dengan masalah penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT.

Gerbang NTB Emas. Data-data tersebut digunakan untuk melengkapi informasi yang telah didapat sebelumnya melalui proses wawancara dan observasi.

4. Sumber dan Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dari objek penelitian secara langsung. Data sekunder adalah data yang tidak dikumpulkan langsung oleh peneliti, didapatkan melalui sumber lain seperti dokumen atau rekaman.42

Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data primer melalui wawancara mendalam terhadap para karyawan PT Gerbang NTB Emas tentang Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility). Wawancara dilakukan di lokasi penelitian PT. Gerbang NTB Emas yang terletak di Jln.

41Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 121.

42Sekaran, U. Research Methods for Business. United States of America: Hermitage Publishing Services, 2000. Hlm. 57.

Sangkareang No. 60 Cakranegara dengan subyek yang diteliti yaitu staf divisi umum & HRD dan juga divisi keuangan.

Data sekunder didapat melalui dokumentasi perusahaan yang meliputi data keuangan yang berkaitan dengan pelaporan CSR, buku, jurnal, dan skripsi.

5. Analisis Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberi kode/tanda, dan mengategorikannya data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.

Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami dengan mudah.43

Metode digunakan penulis di dalam menganalisis data penelitian lebih diarahkan pada metode induktif, yang merupakan jalan berfikir dengan mengambil kesimpulan dari data-data yang bersifat khusus. Dengan kata lain, berfikir induktif adalah berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian dari fakta-fakta tersebut ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.44

43Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif:Teori fan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 209.

44L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2004), hlm, 248.

Dengan demikian, data yang terkumpul tersebut dibahas, ditafsirkan serta dikumpulkan secara induktif sehingga dapat memberikan gambaran tepat terkait penarapan CSR (Corporate Social Responsibility) di PT. Gerbang NTB Emas. Akibatnya, pokok persoalan dari penelitian ini dapat terjawab sesuai dengan apa yang diharapkan.

6. Keabsahan Data

Untuk menjamin validitas dan realibilitas data dan temuan, seorang peneliti perlu melakukan usaha-usaha dalam rangka menyempurnakan penelitian yang dilakukan sehingga data-data yang didapatkan benar-benar valid. Dalam hal ini peneliti melakukan usaha pemeriksaan keabsahan data- data yang telah ditemukan sehingga menghasilkan penyajian data yang memiliki realibilitas.45

a. Pemeriksaan teman sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat agar data yang diperoleh benar-benar valid..

b. Kecukupan Referensi

Kecukupan referensi adalah sebagai alat untuk menyaring data dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi.

Kecukupan referensi ini digunakan sebagai landasan teoritis yang cukup kuat merumuskan permasalahan.

45Ibid., , hlm. 277.

c. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti. Kemudian peneliti fokus pada hal-hal tersebut secara rinci, yaitu peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memeperoleh gambaran lebih jelas mengenai isi dari proposal skripsi ini agar lebih mudah dipahami, maka diperlukan suatu sistematika penulisan yang sederhana sehingga pembaca tidak kesulitan dalam membaca maupun memahami isi dari proposal skripsi ini. Sistematika pembahasan proposal skripsi ini adalah:

Bab I Pendahuluan berisi, konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, sistematika, daftar rujukan.

Bab II merupakan Bab paparan data dan temuan, pada bagian ini diuraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dan penerapan sistem CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT. Gerbang NTB Emas.

Bab III berisi Bab pembahasanan atau analisa temuan. Pada Bab ini penulis berusaha menganalisis hasil temuan yang penulis paparkan pada Bab II sebelumnya yaitu, penerapan sistem CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT. Gerbang NTB Emas di Cakranegara.

Dokumen terkait