• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan 1 Analisis SWOT

Dalam dokumen Untitled - Repository Universitas Tadulako (Halaman 36-41)

BAB II STUDI PUSTAKA

3.7. Analisis Strategi Pengembangan 1 Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi unsur-unsur dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Setelah melakukan identifikasi unsur- unsur dari dari faktor internal dan eksternal maka dilakukan penyusunan tabel IFA (Internal Factor Analysis) dan tabel EFA (External Factor Analysis). Kemudian dilakukan pembobotan yang menunjukkan berat atau tidaknya permasalahan yang dihadapi oleh stakeholder. Semakin besar nilai bobot, semakin berat permasalahan yang harus diselesaikan. Kisaran nilai bobot antara 0 sampai 1. Kemudian ditentukan besarnya nilai rating yang menunjukkan penting tidaknya permasalahan yang dihadapi apabila dilihat dari sisi waktu. Semakin penting suatu permasalahan untuk segera diselesaikan maka nilai ratingnya semakin besar. Nilai rating : 1, 2, 3 dan 4. Kemudian dihitung nilai skor dengan cara mengalikan nilai bobot dengan nilai rating. Besarnya nilai bobot dan rating diperoleh melalui brainstorming dari responden/informan.

3.7.2. Analisis QSPM

Analisis matrik perencanaan strategi kuantitatif (QSPM, quantitative strategic planning matrix) adalah teknik analisis yang secara obyektif mengindikasikan alternatif strategi mana yag terbaik. Teknik ini menggunakan input dari analisis faktor eksternal dan internal hasil pencocokan dari analisis SWOT untuk menentukan strategi obyektif diantara alternatif strategi.

Adapun tahap-tahap analisis QSPM adalah sebagi berikut : 1) Membuat daftar eksternal dan internal

2) Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal.

3) Evaluasi matriks SWOT dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk diimplementasikan.

4) Catat strategi-strategi dan kelompokan dalam set yang independen..

5) Tentukan nilai daya tarik (attractivenesses scores-AS) 6) Hitung total nilai daya tarik

7) Hitung penjumlahan total nilai daya tarik

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Nelayan Kemampuan Membayar Iuran Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Nelayan di Pelabuhan Paranggi Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah

Kehidupan hidup bagi masyarakat untuk kesehatan dan kesejahtraan merupakan hak asasi manusia yang dikaui oleh seluruh bangsa di dunia termasuk di Indonesia. Sebagaimana diatur dalam UU 36/ 2009 tentang kesehatan yang menegaskan bahwa setiap orang mmepunyai hak yang sama dalam memperoleh akses terhadap sumberdaya dibidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman ,bermutu dan terjnagkau. Program pemerintah yang dimulai dengan jaminan sosial dibidang kesehatan diantaranya adalah PT ASKES) PERSERO), PT Jaminan Sosial di bidang Kesehatan dan Jamkesmas .Cakupan kepersertaan JKN yang diselenggrakan oleh bPJS Kesehatan Kantor cabang di setiap kabupaten telah mencapai 3800 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa peserta jaminan kesehatan mandiri masih sedikit sebesar 4,5% dari seluruh peserta yang telah mendaftar. Kemampuan membayar kesehatan (Ability to Pay) yaitu besarnya dana yang dialokasikan untuk membiayai kesehatan. Besarnya iuran yang harus dibayarkan oleh peserta mandiri Jaminan Kesehatan Nasional untuk kelas rawat 3 sebesar Rp. 25.500, untuk kelas rawat 2 Rp. 42,500 dan kelas rawat 1 Rp. 59.500.

pendekatan yang digunakan dalam analisa ability to pay dialokasikan pada sektor biaya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari dan pendapatan nelayan secara rutin setiap hari penangkapan ikan di laut dengan menghitung surplus ekonominya dari hasil tangkapan nelayan. Dengan asumsi adalah kalau nelayan tersebut mampu mengeluarkan belanja untuk barang non esensial maka nelayan tersebut mampu mengeluarkan biaya untuk barang non esensial oleh sebab itu nelayan mampu mengeluarkan biaya untuk pelayanan kesehatan.yang sifatnya esensial dan tergantung pada tingkat pendapatan nelayan

Tabel 3. Pendapatan per bulan Keluarga Nelayan di Pelabuhan Paranggi Kabupaten Parigi Moutong Pendapatan keluarga dalam penelitian ini dihitung berdasarkan total semua penghasilan yang diperoleh setiap keluarga nelayan per bulan .

Kategori Pendapatan Keluarga (Rp) per bulan

Minimum 900.000

Maksimum 24.000.000

Rata-Rata 7.500.000

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 3 rata-rata pendapatan per bulan keluarga nelayan di Kabupaten Parigi motong sebesar Rp. 7.500.000. Selanjutnya pendapatan yang dikategorikan pendapatan rendah, sedang dan tinggi dapat dilihat dari distribusi pendapatan keluarga nelayan sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 3 rata-rata pendapatan per bulan keluarga nelayan di Kabupaten Parigi motong sebesar Rp. 7.500.000. Selanjutnya pendapatan yang dikategorikan pendapatan rendah, sedang dan tinggi dapat dilihat dari distribusi pendapatan keluarga nelayan sebagai berikut :

Tabel 4. Distribusi Pendapatan per Bulan Keluarga Nelayan di Kabupaten Parigi Motong

Pendapatan Keluarga

Interval Jumlah (N) =

60

Persen (%)

Rendah < 3.700.000 20 33

Sedang >3700.000 – 7.800.000 15 25

Tinggi >7.800.000 25 42

Total 60 100.00

Berdasarkan tabel 4 besar pendapatan Nelayan per bulan keluarga nelayan di Kabupaten Parigi motong disimpulkan bahwa responden pada kelurga nelayan tertinggi sebesar lebih besar Rp. 7.800.000 sebanyak 25 responden (42%) . Dan yang mendapatkan pendapatan rendah sebesar Rp. 3700.000 terdapat 20 responden (33%) dan nerpendapatan sedang ( 25%). Nelayan yang tidak hanya mendapatkan uang dari hasil melaut saja tetapi ada peran kontribusi istri ynag ikut membnatu untuk meningkatkan kesejahtraan keluarga . jenis usaha yang dilakukan dengan membuka usaha klontong, menjual hasil tangkapan ikan di Tempat Pelengan Ikan (TPI), menjual makanan, .

Jenis dan Total Pengeluararan

Identifikasi jenis pengeluaran rumah tangga pada penelitian ini dibedakan pengeluaran untuk pangan dan pengeluaran untuk non pangan .Rincian persentase rata-rata jenis dan total pengeluaran rumah tangga nelayan di Kabupaten Parigi Moutong.

Persentase Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan Berdasarkan Pengolongan Jenisnya

Pengeluaran Rata-Rata (Rp) Persentase (%)

Pangan 2.200.000 38,59

Non Pangan 3.500.000 61,41

Total Pengeluaran RT

Nelayan 5.700.000 100,00

Berdasarkan tingkatan Ability to Pay (kemapuan membayar iuran kesehatan ) dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu tidak mmapu dan mampu. Distribusi datanya adalah sebagai berikut:

Tabel. 5. Distribusi Ability to Pay Iuran Jaminan Kesehatan Nasional bagi Nelayan di Kabupaten Parigi Moutong

Ability to Pay Interval (p) Jumlah N= 60 Persen (%)

Tidak Mampu < 25.500 10 16,6

Mampu >25.500 50 83,3

Total 60

Sumber; Data primer 2013

Berdasarkan data tersebut diatas terkait besarnya Ability to Pay iuran jaminan kesehatan Nasional per bulan bagi nelayan di Kabupaten Parigi Moutong dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar (83,3) mampu membayar iuran, dan bagi nelayan yang kurang mampu membayar iuran sekiar (16,6%). . Bagi responden yang tergolong mampu dapat dikategorikan berdasarkan kelas rawat menginap di rumah sakit.

Tabel 6. Distribusi Kelas Rawat Responden Nelayan yang Kemampuan Membayar Iuran Jaminan Kesehatan Nasional

Kelas Rawat Besar Iuran (Rp) N= 50 Persen (%)

Kelas Rawat 1 59.500 10 20

Kelas Rawat 2 42.500 15 30

Kelas Rawat 3 26.500 25 50

Total 50

Sumber; Data Primer 2013

Dari hasil data diatas sebagian responden sekitar 20% mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional pada kelas rawat 1 atau dengan Iuran sebesar Rp. 59.500 dan yang persentase tertinggi terdapat pada kelas rawat 3 dengan besar iuran Rp. 26.500 ( 50%) , Bagi nelayan yang tidak mampu membayar iuran dan tidak mengikut asuransi Kesehatan digarapkan dapat mengurangi pembiayaan pada

4.2 Gambaran Secara Umum Operasional Pelabuhan Perikanan/PPI

Dalam dokumen Untitled - Repository Universitas Tadulako (Halaman 36-41)

Dokumen terkait