BAB II STUDI PUSTAKA
4.8. Estimasi Maximum Social Yield (MScY)
Formulasi untuk mengestimasi MScY digunakan model yang dikemukakan oleh Fauzi (2004) dari hasil pengembangan model CYP yaitu :
π = p ( qKE ( 1 - — )) - q c E ……….…(3.15) r
dimana :
p = harga ikan c = biaya sosial
Dari persamaan (3.15) dapat dihitung upaya optimal yaitu
r c
E* = — ( 1 - —— ) ……….………..(3.16) 2q pqK
Dan tingkat panen (hasil) optimal sebesar :
rK c c
h* = — ( 1 + —— ) ( 1 - —— ) ………...(3.17)
4 pqK pqK
Manfaat sosial optimal diperoleh sebagai berikut : π = p h* - c E*
……….……… (3.18)
Selanjutnya dengan membandingkan manfaat sosial aktual dengan manfaat sosial optimal dapat dilakukan pengujian hipotesis statistik dengan menggunakan uji t-student. Adapun biaya operasional penangkapan tuna yang dilakukan oleh nelayan selama dua malam di laut dengan pengeluaran sebagai berikut, lihat tabel dibawah ini:
Tabel 11. Biaya Operasional Penangkapan Tuna yang dilakukan oleh Nelayan selama Melaut di Pesisir Selat Makassar Propinsi Sulawesi Tengah
Sub Total (1)
No. Jenis Pengeluaran Jumlah Rata-Rata Biaya
(Rp.) 1. Armada 5 Gt - 10 Gt 180 Buah X Rp. 1.450.000 Rp. 116.000.000
2. Alat Tangkap Baru
2 Set Ukuran Meter 100² 3 Set Ukuran Meter 100²
X Rp. 60.000 X 180 Armada
X Rp. 60.000 X 180 Armada Rp. 21.600.000
Rp. 32.400.000
Sub Total (1) Rp. 170.000.000
Sub Total (2)
No. Biaya Penangkapan Jumlah/Volume Harga (Rp.) al Biaya Rata- Rata (Rp) 1. Bahan Bakar Minyak
(BBM) 25 Liter X Rp. 4.500 X 180
Armada Rp. 4.500 Rp. 20.250.000
2. Konsumsi Beras 5 Kg X Rp. 9.000 X 180 Rp. 9.000 Rp. 8.100.000 3. Garam 20 Pack X Rp. 10.000 X 180
Armada Rp. 10.000 Rp. 36.000.000
4. Es Balok 2 Balok X Rp. 15.000 X 180
Armada Rp. 10.000 Rp. 5.400.000
5 Umpan Ikan 300 X 500 X 180 Armada Rp. 500 Rp. 27.000.000 6. Sembako (Lain-Lain)
Gula, Kopi, Rokok, Teh, Roti
Rp. 100.000 X 180 Armada Rp. 100.000 Rp. 18.000.000
Sub Total (2) Total Rp.
Rp. 114.750.000 284.750.000
Sub Total (1) : Rp. 170.000.000 Sub Total (2) : Rp. 114.750.000 Total : Rp.
284.750.000
Jumlah 180 Armada Rata-Rata Biaya Operasional Nelayan Rp. 284.750.000/180
=Rp. 1.581.945 Pengeluaran Armada Perikanan
Estimasi Maximum Sustainable Yield (MSY) di Kabupaten Donggala
Estimasi MSY di Kabupaten Parigi Moutong Fungsi Ut = a – bEt
Persamaan Regresi y = a + bx a = 0.1899639 b = 0.0034031
y = 0.1899639 + 0.0034031 Ut = a - bEt
Ut = 0.1899 - 0.00340 Et a = 0.1899639
b = 0.0034031
CMSY = a² / 4b
CMSY = 0.1899² / (4 x 0.00340 ) CMSY = 2.650986 CMSY = a / 2b
CMSY = 0.1899 / (2 x 0.00340 )
CMSY = 27.91041 Manfaat Ekonomi nilai tersebut berarti pengelolaan ikan tuna di Kabupaten Parigi Moutong masih dikatakan sudah membaik secara optimal dengan nilai ekonomi produktif, karena didukung oleh sarana dan prasarana, seperti halnya pelabuhan, gudang, dan pabrik es, serta alat penangkapan ikan yang cukup besar, sehingga model pengelolaan perikanan tuna di Kabupaten Donggala masih kami katakan optimal dari hasil perhitungan estimasi Maximum Suistainable Yield (MSY) dengan menggunakan model produksi surplus dari Scahefer.
Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1)
Formulasi Estimasi Maximum Economic Yield (MEY) dapat diformulasikan sebagai berikut :Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1) dengan meregresikan hasil tangkapan per unit effort yang dilambangkan dengan U pada periode t+1 dan dengan U pada periode t serta penjumlahan effort pada periode t dan t=1 akan diperoleh parameter r, q dan K
Ln (Ut=1) = 0.5928238 (qK) + -0.5087477 (Ut) + 0.0006391 (E + Et+1) Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1)
Ln(Ut+1) = 0.5928(qK)- -0.508(Ut) - 0.00063(Et+Et+1) a = 0.5928238
b = -0.5087477 c = 0.0006391 r = 2(1-b)/(1 + b)
r = 6.1424 dimana r = pertumbuhan intrinsik penangkapan ikan tuna selama 5 tahun dikatakan membaik.
q = -c (2+r) dan q = koefisien tangkap q = -4.827 (Koefisien tangkap)
K = ea(2+r)(2r)/ q
K = -1.17458317272395E+25 artinya K = daya dukung lingkungan masih rendah, banyak terjadi pencemaran lingkungan yaitu pembuangan sampai bahan bakar kapal armada dibuang di laut.
E* = r/2q (1 - c/pqK) E* = -0.636254693215758 Catatan :
p = Harga Ikan = 25000
c = Biaya Operasional = 1.66666667 Dapat dihitung upaya optimal yaitu : h* = rK/4(1 + c/pqK) (1-c/pqK)
h* = -1.80370622214488E+2 (tingkat panen hasil) optimal sebesar
:Manfaat (rente) sosial optimal diperoleh: Estimasi Maximum Social Yield (MscY) yaitu:
π = ph* - cE*
π = -4.5092655553622E+29 adalah mempunyai nilai negatif artinya apabila dilihat dari manfaat sosial bahwa kegiatan nelayan tidak sepenuhnya dilakukan untuk biaya pendidikan atau kesehatan melainkan untuk kegiatan partisipasi kerabat dan keluarga, dan persentase pendapatan keluarga sekitar 50-80%. Tingkat pendidikan rata-rata rendah, dan para nelayan mempunyai SDM yang rendah serta pengetahuan tentang lingkungan sangat rendah seperti halnya, pencemaran lingkungan akibat pembuangan oli, sampah di perairan dan ini akan menimbulkan pencemaran lingkungan sekitarnya.
Estimasi Maximum Sustainable Yield (MSY) di Kabupaten Parimo Estimasi MSSY dilakukan :
Fungsi Ut = a – bEt
Regresi y = a + bx a = -0.067421 b = 0.0046784
y = -0.067421 + 0.0046784 Ut = a - bEt
Ut = -0.067 - 0.00467 Et a = -0.067421
b = 0.0046784
Estimasi Maximum Social Yield (MScY) CMSY = a² / 4b
CMSY = -0.067² / (4 x 0.00467 ) CMSY = 0.242903
CMSY = a / 2b
CMSY = -0.067 / (2 x 0.00467 )
CMSY = -7.20556 artinya estimasi Maksimum Yield (MSY) adalah negatif artinya produksi ikan dipengaruhi oleh musiman penangkapan, dan ikan tuna dalam arti sifat migrasi tidak menentu di perairan Selat Makasar. Nilai MSY -7,20556 perhitungan membandingkan manfaat kegiatan sosial aktual dan manfaat sosial optimal, ternyata manfaat sosial aktual yang banyak berpengaruh pada hasil tangkapan lestari karena dipengaruhi variabel harga ikan dan biaya sosial. Dengan asumsi harga ikan rata-rata diperoleh melaut 2 malam menghasilkan Rata-rata 75kg-200 kg, dan harga dipasaran Rp. 22.000 per kg, = Rp. 4.400.000, dan kecenderungan harga ikan rendah , dan sistem tata niaga pemasaran tuna bersifat oligopoli dan aktivitas biaya sosial sangat tinggi (kebutuhan biaya keluarga , biaya pendidikan, kesehatan dan biaya operasional penangkapan relatif tinggi rata-rata melaut menghabiskan Rp. 1.531.945.
Pembayaran kepada juragan pinjaman rata-rata Rp. 2.000.000, sehinga pendapatan bersih diterima oleh nelayan sebesar Rp. 2.400.000, hasil pendapatan dikurangi juragan, dan dikurangi anak buah kapal rata- rata upah 2 malam melaut, per orang dikenakan upah Rp. 400.000 x 2 orang ABK = Rp. 800.000 sehingga pendapatan bersih diterima oleh nelayan sebesar = Rp. 1.600.000, selama 2 (dua) malam.
Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1)
Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1)
Ln (Ut=1) = -0.067421 (qK) + 0.0046784 (Ut) + 0.0002289 (E + Et+1) Persamaan (MEY) atau Maximum Ekonomic Yield
Fungsi Ln(Ut+1) = a ln(qK) + b ln(Ut) + c (E + Et+1) Ln(Ut+1) = 0.4675(qK)- 0.2072(Ut) - 0.00022(Et+Et+1) a = 0.4675193
b = 0.2072605 c = 0.0002289
r = pertumbuhan intrinsik r = 2(1-b)/(1 + b) r = 1.3132
q = koefisien tangkap q = -c (2+r) q = -1.549
K = daya dukung lingkungan K = ea(2+r)(2r) / q
K = -37.7506457499657 Upaya Optimal
E* = r/2q (1 - c/pqK) E* = 0.0109633009101564
Catatan :
p = Harga ikan = 25000
c = Biaya operasional = 57988479 h = tingkat panen atau hasil optimal h* = rK/4(1 + c/pqK) (1-c/pqK)
h* = 19488.8110368415 Manfaat ekonomi optimal π = ph* - cE*
π = 486584530.776439 nilai ini artinya nilai manfaat ekonomi sangat menguntungkan pada petani ikan secara optimal dan secara keseluruhan berpengaruh pada hasil tagkapan lestari
4.9. Pembangunan Sub Sektor Perikanan Tangkap Tuna dan Arahan