• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Upaya Upaya Dalam Memberdayakan Masyarakat Desa

Dalam dokumen pengembangan desa wisata dalam upaya (Halaman 75-78)

BAB III PEMBAHASAN

B. Analisis Upaya Upaya Dalam Memberdayakan Masyarakat Desa

B. Analisis Upaya Upaya Dalam Memberdayakan Masyarakat Desa

Dari kegiatan pendampingan ini memiliki tujuan untuk menjembatani masyarakat dalam mengakses berbagai kebutuhan, baik yang bersifat material (tempat tinggal, makanan, pakaian, dan peralatan sekolah) dan non material (hiburan, motivasi, saran, dan nasihat).

Kegiatan pendampingan dilakukan oleh tenaga pendamping yang memiliki peran sebagai fasilitator yang memberi solusi dalam menghadapi berbagai permasalahan dan kendala selama proses pemberdayaan. Selain itu, tenaga pendamping juga bertugas untuk mendekatkan masyarakat kepada fasilitas-fasilitas yang diperuntukkan guna pengembangan usaha dan produktivitas masyarakat.

3. Penyebaran Informasi

Dari beberafa factor penyebab masyarakat tidak dapat mengakses informasi yang dibutuhkan, karena Kurangnya motivasi dalam diri masyarakat untuk mengakses informasi yang sebenarnya sudah ada di wilayah mereka dikarenakan informasi terkadang di sebar melalui media online sehingga para masyarakat kita masih belum bisa mendapatkan informasi yang real. Hal tersebut dapat terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan literasi masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan

pemberdayaan dapat dilakukan dengan memprioritaskan kampanye pentingnya informasi bagi masyarakat.

4. Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan

Lembaga Kemasyarakatan Desa terdiri dari RT, RW, PKK, Karang Taruna, Posyandu, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).

Salah satu peran yang dimiliki oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah untuk meningkatkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat terhadap program-program yang telah disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

1. Pengembangan desa wisata setanggor dalam memberdayakan masyarakat dengan cara menjalin kerjasama dengan instansi yang bergerak di bidang Pariwisata, pertanian, lembaga dan lain sebagainya. yang paling penting adalah dengan melibatkan masyarakat setempat, mulai dari pembentukan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan. Pengelolaan desa wisata ini juga sepenuhnya dipegang oleh masyarakat. Dengan adanya pelibatan (partisipasi) masyarakat dalam kegiatan di desa wisata maka secara tidak langsung, hal ini merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat dilatih untuk berinteraksi dengan orang lain, dan dengan banyaknya wisatawan yang datang akan memberikan penghasilan / pendapatan tersendiri bagi masyarakat.

2. Upaya Upaya Dalam Memberdayakan Masyarakat Di Desa Wisata Setanggor kecamatan praya barat daya kabupaten Lombok tengah.

Menciptakan suasana nyaman kepada masyarakat dalam melakukan proses pemberdayaan. Peran penting dari pemerintah desa ini adalah kesiapan pembinaan terhadap masyarakat terkait dengan potensi apa saja yang dimiliki oleh masyarakat sehingga mudah untuk dikembangkan.

Memperkuat sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Masyarakat desa Setanggor memiliki banyak potensi diri yang

harus di kembangkan, baik berupa keahlian dalam bidang seni, pertanian peternakan dan lain lain.

Dalam memberdayakan masyarakat terdapat tahap tahap antara lain:

a. Tahap Persiapana.

Pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung dengan lancar.

dengan Adanya dua hal yang perlu dikerjakan dalam tahapan ini, yakni community worker dan penyiapan lapangan.

b. Tahap Pengkajian

Untuk menentukan sasaran pemberdayaan yang tepat. Terdapat pengkajian atau assessment yang dapat dilakukan secara individual lewat kelompok-kelompok masyarakat.

c. Tahap Implementasi Program atau Kegiatan

Dalam menjalankan sebuah program mereka juga harus bekerja sama dengan petugas, harus memahami maksud, tujuan dan sasaran program untuk menghindari kendala dalam implementasi program.

d. Tahap Evaluasi

Dari tahapan evaluasi ini dapat memberikan dorongan terhadap masyarakat dan petugas agar program pemberdayaan ini terorganisir sehingga tercapai masyarakat yang lebih mandiri.

e. Tahap Terminasi

Pada tahapan terakhir, proyek harus berhenti. Sebab, masyarakat yang diberdayakan sudah mampu mengubah kondisi yang sebelumnya buruk menjadi lebih baik. Dengan kata lain, mereka sudah bisa menjamin kehidupan layak bagi diri sendiri dan keluarga.

B. Saran

1. Pemerintah dan masyarakat terus tetap menjaga hubungan dan kerjasama yang baik lagi dalam pengelolaan objek Desa Wisata Setanggor, agar bisa lebih maju lagi.

2. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat lokal selaku pengelola objek wisata di Desa Setanggor supaya lebih diberdayakan.

3. Kepada pemerintah sebagai pemilik kewenangan dan kebijakan untuk lebih berusaha memasarkan dan mempromosikan Desa Wisata Setanggor, baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Peneliti menyadari bahwa hasil penenlitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan bagi peneliti yang akan datang, semoga hasil penelitian ini bisa bermanfaat untuk dijadikan refrensi dan tentunya masih terbuka kesempatan untuk melakukan penelitian yang sama dengan tujuan yang berbeda yang lebih mendalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arma Rindi Tyas, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata ( Studi Kasus Desa Setanggor, Kec. Sekampung Kab. Lampung Timur)”. Skripsi. Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Metro. Bandar Lampung. 2019.

Departemen Pendidikan,”Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Dian Herdiana,“Peran Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat”,Ejournal JUMPA, Vol. 6, Nomor 1, Juli 2019.

Djam‟an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Alfabeta, 2014.

Dokumentasi, Desa Wisata Seni Budaya Setanggor,Tahun 2021

Ervan Agus Purwanto, Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode penelitian kualitatif, Yogyakarta: Gava Media,2007.

I Gede Putra Nugraha dan Made Dian Putri Agustina, “Strategi Pemasaran Museum Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan”,Jurnal Widya Manajemen Vol. No. 1, Agustus 2020

Genam Hasil Wawancara Mengenai Struktur Kepemerintahan desa Setangg Hidayah Nurudin, Pemasaran Destinasi Pariwisata, Bandung: Alfabeta, 2017 http://www.slemankab.go.id/?hal=detail_berita.php&id=2060, diakses pada 11

Januari 2021 pukul 20.00 WITA.

Imam Gunawan, Metode Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta : Bumi Aksara, 2014.

Indah Widowati, “Grand Desain Pengembangan Desa Wisata Berbasis Potensi Lokal (Studi Kasus Di Desa Salamrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo)” Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, Vol.20 No.2, Desember 2019, hlm 250.

Karyono, A. Hari. Keperiwisataan. Jakarta: Grasindo. 1997.

Kasiran Moh, Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Yogyakarta: UIN Maliki Press 2010.

Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992.

Mohtar Mas’oed. Politik, Birokrasi dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2003.

Muhammad Choerudin,. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat ( Tinjauan di Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Tugas Akhir Program Diploma III Kepariwisataan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2003.

Mustahik Malik dengan judul penelitian,”Pengaruh Wisata Senggigi Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Aksesoris”, (Studi Di Wisata Senggigi Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat), Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram, 2019.

Permanasari Ika Kusuma, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Desa Wisata dalam Usaha Peningkatan Kesejahteraan (Desa Candirejo Magelang Jawa Tengah)”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Bandar Lampung. 2011.

Selly Ardianty, “Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa Madewi, Kecamatan Pekuatan, Kabupaten Jembrana Tahun 2012- 2015”,Ejournal Jurusan Pendidikan Ekonomi (Singaraja : Jurusan Pendidkan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia) vol 09, 2.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama, 2012.

Soekadijo. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata sebagai “System Linkage”). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2000.

Suhartini, dkk. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2005.

Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung:

Aditama, 2017

Sutarmadi, Ahmad. Islam dan Masalah Kemasyarakatan. Jakarta: Penerbit Kalimah. 1999.

Wiendu, Nuryanti. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1993.

http://www.tourismsleman.com/index.php?option=com-rontpage&itemid=1

&Limit=68Limitstar=150&bang=id_ID, diakses pada 11 Januari 2021 pukul 19.00 WITA.

Budi Setiyadi, Pengertian Desa Wisata dan Konsep Pengembangannyadiakses dari https://ensiklo.com/pengertian-desa-wisata/ pada tanggal 10/21/10/2019.

LAMPIRAN

Dalam dokumen pengembangan desa wisata dalam upaya (Halaman 75-78)

Dokumen terkait