• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian

Dalam dokumen pengembangan desa wisata dalam upaya (Halaman 34-46)

BAB I PENDAHULUAN

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, logis dan berencana, untuk mengumpulkan, mengolah data menganalisis data serta mengumpulkan data menggunakan metode atau teknik tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang timbul.

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian ke lapangan (Field Research) secara langsung dari masyarakat melalui wawancara , dokumentsi dan alat lainya dan merupakan data primer. Data primer diperoleh sendiri secara mentah-mentah dari masyarakat dan masih memerlukan analisa lebih lanjut lagi.

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian lapangan merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk meneliti suatu hal yang terjadi di dalam masyarakat. Dalam hal ini lokasi yang akan diteliti berada di Daerah Lombok Tengah, tepatnya di Kec. Praya Barat, Desa Setangor.

b. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang dipakai peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengertian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan suatu pemecahan masalah yang ada

sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis dan menginterpretensi.22

Penelitian ini dilakukan peneliti untuk menjelaskan kejadian sesungguhnya di lapangan yang berhubungan tentang “Pengembangan Desa Wisata dalam upaya Memberdayakan Masyarakat di Desa Wisata Setanggor, Kec. Praya Barat, Kab. Lombok Tengah.

2. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian

Penelitian Tentang Pengembangan Desa Wisata Dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat Desa Wisata Setangor, Kec. Praya Barat, Kab. Lombok Tengah ini dilakukan pada bulan Februari 2022 hingga bulan Mei 2022.

b. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah di Desa Wiata Setanggor, Kec.Praya Barat, Kab.Lombok Tengah.

Alasan saya mengambil lokasi ini karena potensi yang ada di Desa Wisata Setanggor sangat unik untuk dikembangkan, baik Budayanya, Alamnya, Religinya dan lokasi yang strategis tidak jauh dari perkotaan.

22 Moh. Kasiran, Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif (Yogyakarta: UIN Maliki Press 2010), hlm. 36

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa sumber data, baik berupa data primer maupun data sekunder :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data baik secara individual atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

Data primer ini digunakan oleh peneliti untuk melakukan wawancara secara langsung tentang melalui pengembangan Desa Wisata dalam upaya pemberdayan masyarakat di Desa Setangor kec.Praya Barat.

Adapun yang menjadi informan adalah sekretaris Desa Setangor, ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis), ketua karang taruna, dan Masyarakat Desa Setanggor.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah rangkaian kerja analisis yang dilakukan untuk interprestasi dan penarikan kesimpulan atau untuk mendapatkan pengetahuan tambahan yang berbeda dengan pengumpulan dan analisis data sebelumnya.23

Adapun tambahan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui Jurnal, Skripi, Buku, Internet, dan lain lain.

23 Sofian Efendi Dan Tukiran, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES 2012), hlm. 11

4. Instrumen Penelitian

Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia (seperti; angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada dalam kancah penelitian. Kehadirannya di lapangan peneliti harus dijelaskan, apakah kehadirannya diketahui atau tidak diketahui oleh subyek penelitian. Ini berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam kancah penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik. Teknik yang digunakan adalah:

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog lansung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak bersturuktur, di mana responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengeluarkan pikiran, pandangan, dan perasaan secara natural.24

24 Lexy Moleong. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1994.

hlm. 139.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur, karena peneliti belum tahu jawaban apa yang akan diperoleh dari informan, sehingga jawaban-jawaban itu akan menjadi titik berangkat pengembangan pertanyaan yang akan ditindak lanjuti dalam bentuk wawancara terstruktur

Wawancara akan dilakukan kepada Pengelola Desa Wisata Setanggor, yang meliputi struktur kepengurusan. Ini dilakukan utuk memperoleh data informasi mengenai potensi apa saja yang dimiliki Desa Wisata Setanggor sehingga keberadaannya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, khususnya di bidang kepariwisataan Lombok Tengah. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peranan pemerintah dalam memberikan dukungan terhadap pengembangan sektor pariwisata, melalui desa wisata dalam upaya untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Tokoh masyarakat yang meliputi kepala desa, Kepala Dusun, dan ketua POKDARWIS. Wawancara ini dilakukan dalam rangga menggali informasi mengenai peranan desa wisata dalam memberdayakan masyarakat. Orang-orang ini dipilih karena dianggap yang mempunyai kekuasaan dan peranan penting dalam masyarakat desa Setanggor, yang dipilih secara acak. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kontribusi apa saja yang telah

mereka dapat dengan berubahnya status desa mereka menjadi desa wisata.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan lansung terhadap subjek (patner penelitian) di mana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya.

Observasi lansung ini penulis pergunakan untuk mengetahui tentang situasi dan kondisi dari lokasi tempat meneliti. Dari segi proes pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:25 1) Participant observation

Participant observation (observasi berperanserta), dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang sedang digunakan sebagai sumber data penelitian.

2) Non participant observation

Observasi non partisipan adalah di mana peneliti tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya.

Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat aktif dan hanya sebagai pengamat independen.

25 Sugiono. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017). hlm. 73

Tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi non participant. Adapun data yang diperoleh dari hasil observasi adalah:

1) Keadaan lokasi peneltian, situasi dan kondisi fisik tempat penelitian.

2) Perkembangan singkat terkait pengelolaan desa wisata setanggor.

3) Jumlah masyarakat yang memiliki usaha dalam bidang pariwisata tahun 2011-2020 berjumlah 35 orang.

4) Keunggulan paket wisata yang disediakan berupa wisata alam dan budaya.

c. Dokumentasi

Tidak kalah penting dengan metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, lengger agenda, dan lain sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.50 Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan judul yang diteliti, sehingga peneliti mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan di desa wisata Setanggor.

Dalam hal ini data dokumentasi yang dimaksud peneliti adalah data mengenai desa Wisata Setanggor, data perkembangan desa wisata

Setanggor, data pelayanan desa wisata Setangggor, data jumlah kunjungan pertahun dan data pendapatan masyarakat sekitar lingkungan desa wisata Setanggor.

6. Teknik analisis Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan mengategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.26 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis dengan metoode induktif yang digunakan untuk mengemukakan fakta-fakta atau kenyataan yang didapatkan serta dapat dikembangkan dari hasil penelitian.

Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah- langkah anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkahlangkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).27

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan

26 Imam Gunawan, Metode Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), hlm. 210.

27 Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992, hlm.16.

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi.

Banyak sekali data yang didapat dari lokasi kejadian, sehingga perlu dilakukan pencatatan yang cermat dan detail seperti yang telah disebutkan sebelumnya, semakin lama seorang peneliti berada di lapangan, semakin banyak datanya dan semakin kompleks. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis data dengan segera melalui reduksi data. Mengurangi data berarti meringkas, memilih hal yang pokok, fokus pada hal yang penting, mencari tema dan polanya. Oleh karena itu, data yang direduksi akan memberikan gambar yang lebih jelass dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan dan pencarian data lebih lanjut bila diperlukan. Dengan memberikan aspek tertenut dari kode, perangkat seperti computer kecil dapat digunakan untuk membantu menguraangi jumlah data.

b. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phi, chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akanmudah dipahami. Dengan mendisplaykan data, maka akan mudah memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebu.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan dan memverifikasi. Kesimpulan yang awal yang disajikan masih bersifat sementara, dan jika tidak ditemukan bukti yang kuat yang untuk mendukung kesimpulan pada pengumpulan data tahap selanjutnya, esimpulan tersebut akan diubah. Namun jika kesimpulan sebelumnya didukung oleh bukti yang valid dan konsisten ketika peneliti kembali ke lokasi untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang disajikan merupakan kesimpulan yang kredibel. Oleh karena itu, kesimpulan dari penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal, tetapi mungkin juga tidak, karena beberapa orang berpendapat bahwa pertanyaan dan pernyataan-pernyataan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan 7. Validitas Data

Untuk menemukan data yang valid maka perlu dilakukan pemeriksaan agar mendapatkan temuan-temuan dari informasi yang absah maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut:Tringulasi

a. Ketekunan Pengamatan

Agar mendapatkan data atau informasi yang valid maka peneliti melakukan pengamatan di lapangan terkait dengan potensi

yang dimiliki desa wisata Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.

Dalam hal ini peneliti mengamati potensi yang terdapat di sekitaran desa wisata Setanggor dan mengamati pelayanan yang diberikan oleh pemerintah desa dan para pengelola tempat wisata yang ada di desa wisata Setanggor terhadap kenyamana wisatawan yang datang berkunjung ke desa wisata ini.

b. Triangulasi data

Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan dari data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi teknik pengumpulan data, triangulasi sumber dan triangulasi waktu.28 Dalam penelitian ini mencakup triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi sumber.

Triangulasi ini dilakukan terhadap informassi yang diberikan oleh penanggung jawab di lokasi penelitian dan masyarakat yang ada di sekitar kawasan lokasi penelitian.

Dalam tehnik pemeriksaan keabsahan data, metodologi yang digunakan yakni trigulasi tehnik. Proses yang dilakukan dalam tehnik ini dengan melakukan pengecekan kembali informasi melalui tahap observasi, wawancara, maupun dokumentasi kepada informan.

Sehingga sesuai dengan kenyataan dengan apa yang peneliti teliti yaitu

28 Prof. Dr. I. Gusti Arjana, M.Si. Geografi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Depok : Pt Rajagrafindo Persada, 2017), Cetakan Ketiga, hlm 31.

Pengembangan Desa Wisata Dalam Upaya Memberdayakan Masyarakat.

34 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Desa Wisata Setanggor

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meresmikan Desa Wisata Setanggor, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Maret 2019 lalu Peresmian itu dilakukan Sekjen Kemendes PDDT Anwar Sanusi.

Desa wisata Setanggor merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Desa wisata Setanggor memiliki jumlah penduduk sebanyak 4090 jiwa yang tersebar diantara 14 dusun dengan luas wilayah sebesar 676 H dengan jarak dari pusat pemerintahan kecamatan sekitar 5 km, jarak dari pusat pemerintahan kabupaten antara 25 km sedangkan jarak dari pemerintahan propinsi yaitu 93 km. Adapun batas wilayah desa wisata Setanggor adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Batujai b. Sebelah Selatan : Bonder c. Sebelah Barat : Tanak Rarang d. Sebelah Timur : Penujak

Desa wisata Setanggor merupakan salah satu desa yang memiliki potensi yang cukup besar terutama di bidang pariwisata seperti kerajinan

tangan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa dan kelompok sadar wisata (PODARWIS) desa wisata Setanggor.29

Balutan konsep wisata budaya dengan ragam potensi alam pedesaan menjadi daya tarik tersendiri bagi desa ini untuk menarik wisatawan.

2. Visi dan Misi Desa Wisata Setanggor a. Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Visi desa Setanggor adalah terwujudnya masyarakat Setanggor yang bertaqwa, mandiri, sejahtera serta mampu bersaing dalam perkembangan teknologi.

b. Misi

1) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui produksi pertanian, peternakan, pembibitan tanaman sebagai produk unggulan desa.

2) Meningkatkan sumber daya masyarakat dibidang IPTEK

3) Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pembinaan home industry

4) Meningkatkan keamanan ketentraman ditingkat masyarakat 5) Meningkatkan infrastruktur pedesaan

29 Mahrup, ketua pokdarwis, Wawancara, Tanggal 19 Februari 2022

6) Meningkatkan kehidpuan sosial budaya kegotongroyongan dan keagamaan ditingkat masyarakat

7) Peningkatan pelayanan masyarakat oleh aparatur pamong desa.30 3. Potensi Desa Wisata Setanggor

Desa Setanggor merupakan salah satu desa di kecamatan Praya Barat Lombok Tengah yang memiliki potensi yang cukup besar terutama di bidang pariwisata. Potensi desa Setanggor di antaranya wisata Seni dan Budaya, Wisata Religi, Wisata Alam.

Desa Setanggor mulanya adalah sebuah desa pada umumnya dan tak banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sana. Namun, beberapa tahun terakhir, Desa Setanggor menjelma menjadi desa wisata seni dan budaya yang menawarkan alam sejuk dengan bentangan sawah begitu luas, sungai yang bersih dan jauh dari polusi kendaraan. 31

Selain menyaksikan atraksi wisata seni dan budaya, seperti pertunjukan musik gendang beleq khas suku sasak, wisatawan bisa terlibat langsung memainkan alat-alat musik gendang beleq, atau menari bersama kelompok seni tari dan drama tradisional. Sama halnya dengan menenun atau nyesek kain songket, wisatawan juga bisa langsung memperaktiknya di tempat sehingga ketertarikan para tamu dalam memperoses hasil tenun dapat menimbulkan keinginan untuk menggunakan tenun tersebut, jelas

30 Hamzah, Staf Desa Setanggor, Wawancara, Tanggal 20 Februari 2022

31 Mahrup, Ketua Pokdarwis, Wawancara, Tanggal 19 Februari 2022

ini adalah suatu cara mempromosikan hasil karya masyarakat melalui komunikasi dan praktik dengan tamu.

Tak sampai di situ, wisatawan akan diajak berkebun, wisata edukasi, berternak dan bertani. Serta diajak merasakan sensasi bersantap di tengah area sawah yang begitu luas dengan sajian kuliner khas masyarakat sasak.

Potensi unggulan yang ada di Desa Setanggor untuk meningkatkan peanngan pangan adalah dengan mengolah wilayah persawahan yang cukup luas didaerah desa Setanggor, untuk tanaman padi sendiri hanya bisa panen antara satu atau dua kali per tahun tergantung dari cuaca, jika curah hujan bagus maka akan ditanami padi, dan jika curah huja relatif ber ubah-ubah, maka petani akan menanami persawahan dengan kedelai atau jagung, sedangkan jika akan terjadi kemarau cukup panjang maka petani akan menanam tembakau, namun tidak semua dari lahan akan ditanami tembakau karena banyak juga yang menanam umbi-umbian ketika akan terjadi kemarau panjang.

Kemudian untuk masalah peternakan, kebanyakan dari masyarakat setanggor beternak kerbau dan sapi, karena keadaan alam yang mungkin bisa dikatakan cocok, karena masih banyak ilalang-ilalang yang tumbuh lebat di bentangan persawahan yang diamana itu adalah makanan pokok bagi ternak, kemudian di susul oleh kambing, kemudian ada juga peternak ayam potong dan juga ternak ikan kolam.

“Jika menanyakan zaman dahulu, kami kebanyakan memelihara kerbau dan sapi, karena jika memelihara kerbau dan

sapi bisa dapat keuntungan yang banyak, dan juga memeliharanya tidak terlalu sulit, makanannya banyak, kita pergi mengembala dar pagi sampai sore, kita tidak hanya menggembala di area persawahan saja, kita juga mengembalanya sampai naik ke atas bukit-bukit, intinya kami hanya membawa induk kawan saja, kemudian yang lain pasti ikut di belakang, nggak harus semuanya di ikat kalau menggembala kerbau itu, jadinya mudah dan bisa menghasilkan uang lumayan banyak jika di jual per ekornya.”32

Keanekaragaman potensi yang ada di desa Setanggor sudah seharusnya dikelola dengan tepat dan bijaksana sehingga dapat menjadi salah satu sektor penompang perekonomian daerah pada umumnya dan masyarakat pada khusunya.

Berikut merupakan daftar potensi wisata yang terletak di desa Setanggor kecamatan Praya Barat:

a. Wisata Seni dan Budaya

Menurut pak Sukarman Wisata seni dan budaya adalah salah satu tradisi yang ada di suku sasak Lombok, hubungan budaya dan Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Adapun di desa Setanggor ini seni yang masih aktif dimainkan atau ditunjukkan adalah : Seni Tari, Seni Musik, Seni teater atau pertunjukan. Ketiga jenis seni

32 Wawancara dengan amak derus, warga desa Setanggor 16 February 2022

inilah yang masih dilestarikan di desa Setanggor Sebagai bahan promosi desa wisata Setanggor.33

Setiap adanya tamu yang berkunjung di desa wisata ini di ajarkan cara untuk bermain music, memperkenalkan alat alat music, 1) Seni Tari

Untuk seni tari itu sendiri sering dimainkan dan diberi nama seni ASIH TRASNE, Tari Asih Trasne merupakan tarian penyambutan tamu dengan bentuk gerak terdiri gerak Sembah yang maknanya lebih menyerupai adat terhadap tamu, Nuding yang maknanya sopan dan santun terhadap tamu, Simpuh yang maknanya mengisyaratkan adanya sikap rendah diri yang harus melekat kepada jiwa seseorang. Yang menjadi pimpinan atau pengarah sekaligus penggerak di bidang tari ini adalah Ida Wahyuni yang mengkawal para pemain tari dalam setiap latihan, latihan yang dilakukan adalah 2 kali dalam satu minggu di aula seni Gong Tua setanggor, waktu latihannya sama dengan seni music yang dimana tarian tersebut diiringi oleh lantunan lantunan music yang dimainkan. Adapun Jumlah penarii 4 – 10 orang dalam sekali pentas, dari jumlah peserta tari ini sampai 25 orang yang mana mereka adalah kebanyakan dari siswi SMP & SMA. Untuk latihan tari ini sendiri dibiayai sama pengelola desa guna untuk meningkatkan kekereatifitasan masyarakat dalam bidang seni.

33 Sukarman, Penanggung Jawab Sanggar Seni, Wawancara, Tanggal, 19 Februari 2022

2) Seni Musik

Seni musik yang merupakan suatu karya yang menghasilkan bunyi sebagai unsur utamanya. Di dalam seni musik terdapat unsusr melodi, harmonisasi, dan juga perpaduan bunyi yang memberikan efek keindahan bagi yang mendengarnya salah satunya adalah Gendang Belek yang sampai hari ini masih dimainkan oleh masyarakat desa Setanggor. Music gendang belek yang di mainkan oleh masyarakat melibatkan 40-50 orang untuk memainkan music tersebut. Nama komunitas seni di desa wisata setanggor ini adalah “Sanggar Seni Mertak Mi” yang dipimpin oleh Bapak Sukarman yang dimana beliau juga berperan sebagai pemain seruling dalam setiap agenda dan pertunjukan pentas yang ada.

Untuk latihan para pemain ini 2 kali pertemuan dalam satu minggu, lokasi latihannya berada di aula seni Gong tua Setanggor.

Pendanaan dalam setiap ada kegiatan yang melibatkan sanggar seni ini diminta sekitar 4 juta rupiah untuk menghibur tamu undangan dalam jangka waktu 1 hari.

Desa Wisata Setanggor yang menggunakan alat musik tradisional Sasak Gendang Belek sebagai icon wisata mereka, maka BUMDES, Pokdarwis dan segenap masyarakat Setanggor telah membangun aula Seni, yang dimana mereka namakan sebagai Sanggar Seni Gong Tua Setanggor, disanalah pelestarian alat musik dilakukan, karena di aula tersebut alat musik gendang belek di

simpan, dimainkan dan dipreknalkan kepada wisatawan yang hendak mengetahui atau mencoba memainkan alat musik gendang belek tersebut. Bukan hanya aula saja, fasilitas pendukung yang wajib dimiliki oleh pelaku wisata juga sudah ada di desa Setanggor, antaralain Fasilitas infrastruktur yang cukup bagus untuk menuju desa Setanggor.

3) Seni Teater

Seni teater yang merupakan suatu seni yang memvisualisasikan imajinasi atau menggambarkan sebuah kejadian yang nyata atau tidak nyata. Seni teater juga bisa digabungkan dengan seni musik dan seni gerak bahkan seni rupa.

Seni teater yang dimiliki desa wisata setanggor ini melibatkan berbagai elemen seni, seperti seni Tari, seni Musik, sehingga alur cerita menggambarkan suatu kejadian tersebut yang diiringi oleh lantunan music. Tempat latihan seni teater ini di aula seni Gong Tua Desa Setanggor, yang menjadi pengurus ketiga seni di atas adalah Bapak Sukarman dan Ibu Wahyuni.

Perpaduan seni ini melibatkan 80-100 orang pemain, yang dimana pemimpin melibatkan para masyarakat setempat untuk menjadi pemain, mengingat ketiga jenis tari ini membutuhkan banyak sekali pemain baik pemain yang tetap maupun pengganti, pengganti ini sendiri terkadang detempatkan sebagai pemain dalam

Dalam dokumen pengembangan desa wisata dalam upaya (Halaman 34-46)

Dokumen terkait