• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Pengembangan Desa Wisata Dalam upaya Memberdayakan

Dalam dokumen pengembangan desa wisata dalam upaya (Halaman 56-71)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Bentuk Pengembangan Desa Wisata Dalam upaya Memberdayakan

Desa setanggor ini sangat kaya akan alamnya, dimana wisatawan dapat berkunjung di kawasan sawah tani sehingga bisa bergaul dengan para petani, bisa merasakan bagaimana lingkungan sekitaran pedesaan.36

Wisata alam ini lebih sering dilakukan di wilayah outdor, seperti di persawahan, perbukitan dan di sungai, wisata ini menyuguhkan kepada wisatawan tentang keseharian atau aktivitas masyarakat suku Sasak, mulai dari menanam padi, menggembala, memandikan ternak di sungai, memancing ikan atau belut, memanen hasil alam, dan masih banyak lagi, wisata ini bersifat multiful choice atau pilihannya berbeda beda, tergantung kondisi alam saat itu. Dari kondisi yang peneliti temui adalah musim penanaman padi, dimana wisatawan diajak untuk membaur dengan

Dalam sebuah pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tahap-tahap pemberdayaan masyarakat dalam menjalankan desa wisata seperti halnya pada kerajinan Tenun, Seni, dan Budaya

1. Tahap yang pertama seleksi lokasi/ wilayah sesuai dengan criteria yang disepakati oleh lembaga pihak terkait dan masyarakat.

Hasil wawancara dengan bapak Genam

“Pemilihan tempat pada desa wisata sudah disepakati bersama melalui musyawarah seperti halnya kerajinan Tenun karena kerajinan itu sudah menjadi warisan turun temurun dan itu hanya dilakukan di Sebagian dusun sedangkan Sanggar Seni itu sudah ada tempat lahan milik penanggung jawab yang tidak dimanfatkan yang saling bersampingan dengan balai Tenun jadi masalah tempat itu sudah disepakati dan ada kriteria yang disepakati bersama.37

Lokasi yang di jadikan tempat wisata sudah disepakati tidak terlalu jauh dengan destinasi yang lain sehingga tamu bisa berkeliling dan juga berjalan kaki. Pemerintah desa dan LPM menyepakati lokasi yang akan menjadi tempat untuk pemberdayaan masyarakat.

2. Tahap kedua sosialisasi pemberdayaan masyarakat

Ini merupakan upaya mengkomunikasikan kegiatan untuk menciptakan dialog dengan masyarakat. Melalui sosialisasi akan membantu untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pihak terkait tentang program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang direncanakan.

Menurut bapak H. Amir Hamzah

37 Bapak Genam, Sekretaris Desa wisata Setanggor, Wawancara, Tanggal 11 Maret 2022

“Awal dijadikan desa wisata Setanggor itu melalui sosialisasi bersama antara pemuda masyarakat dan apartur desa lainya, karena pemuda yang akan sadar wisata mendapat ide-ide yang sangat unik dan disosialisikan bersama untuk mengenalkan wisata yang masih popular dikalangan anak muda dan juga mempromosikan produk kerajinan bambu di area embung tirtayasa jadi saling menguntungkan buat satu sama lain.38

Yang terlibat turun dalam sosialisasi ini adalah seluruh pemerintah desa dan LPM ( Lembaga Pendidikan Masyarakat) bersama para pegawai dari dinas pariwisata Lombok tengah

3. Tahap ke tiga pemandirian masyarakat berpegang pada prinsip pemberdayaan masyarakat dan untuk meningkatkan tarap hidup di desa wisata. Seperti halnya dengan adanya desa wisata banyak meningkatkan haraf hidup untuk masyarakat Setanggor karena semua kegaiatan dilakukan hanya untuk masyarakat Setanggor dan tidak ada dari pihak luar.

Dari beberapa metode pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam kegiatan penelitian, ditemukan hasil terkait bentuk - bentuk pengembangan Desa Wisata Setanggor yang peneliti paparkan sebagai berikut:

a. Segi Attractions ( Daya Tarik)

Bentuk pengembangan dari segi Attractions yang ada di Desa Setanggor yakni Kain Tenun Songket sebagai daya tarik utama yang dimiliki adalah dengan penciptaan motif Tenun Songket yang lebih beragam

38 H. Amir Hamzah, Ketua Staf Desa, Wawancara, Tanggal, 12 Maret 2022

lagi, serta pengadaan objek wisata baru dengan tujuan untuk meningkatkan daya tarik pengunjung.

Pemberdayaan dalam suatu masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, terutama melihat kondisi sekitar tempat yang akan diberdayakan, kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bermaksud memperkuat masyarakat, dengan cara menggerakkan serta mendorong untuk menggali potensi pada dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya berupa :

1) Kerajinan Tenun

Keterlibatan masyarakat yang pertama adalah Tenun yang dimana tenun ini hampir 40 % masyarakat Desa Setanggor khususnya wanita menggeluti bidang tenun ini, jelas ini menjadi hal yang positif dari adanya desa wisata ini. Jumlah penenun yang ada di desa wisata setanggor menurut data yang dikelola oleh pengurus balai tenun sebanyak 250 penenun, Hasil yang di dapatkan oleh setiap masyarakat dalam usaha tenun ini kisaran 300-500 per minggu tergantung jumlah kain yang selesai di tenun, karena masyarakat desa setanggor yang sudah lama menenun bisa menghasilkan tiga kain dalam satu minggu, dengan harga kain sampai 500 ribu tergantung jenis dan motifnya.39 Bapak Genam selaku Sekretaris Desa Setanggor mengatakan :

“Adapun bentuk pengembangan dari Attractions yang kita lakukan selaku perangkat sekaligus sebagai pengelola adalah salah satunya dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, di mana masyarakat diberikan pelatihan dalam pembuatan dan pewarnaan

39 H. Sarwan, Penanggung Jawab Rumah Tenun, Wawancara, Tanggal 11 Maret 2022

benang dari bahan alam, serta masyarakat diajarkan dan dikenalkan cara mendesign dan membuat motif- motif baru, dengan begitu masyarakat diharapkan dapat membuat dan menghasilkan benang sendiri, sehingga tidak harus membeli bahan untuk menenun, dan masyarakat dapat menciptakan motif yang baru, beragam dan menarik tidak hanya itu-itu saja.

Dari berbagai motif yang di hasilkan para penenun di desa wisata setanggor ini memiliki nilai jual yang lumayan mahal dikarenakan motif yang akan dibuat juga bisa dipesan terlebih dahulu.

2) Wisata Gong Tua

Wisata Gong Tua Setanggor adalah wisata yang menyajikkan tentang pengenalan alat musik tradisional Lombok Gendang Belek, tarian-tarian khas Lombok, dan derama-derama yang ada pada masyarakat suku Sasak Lombok, wisata ini terletak di Setanggor tengah,

Di wisata ini kita akan menemukan aula yang cukup besar dimana disana diletakkan alat-alat musik yang digunakan wisatawan untuk belajar jika menginginkan paket wisata belajar menggunakan alat musik tradisional Lombok, sebelum kita mulai belajar menggunakan alat musik tersebut sebelumnya kita akan dikenalkan nama dari masing- masing alat musik tersebut dari alat musik yang paling kecil hingga paling besar.

Ada juga tempat istirahat seperti gazebo yang di peruntukan bagi wisatawan yang ingin bersantai dan menghirup segarnya angin pedesaan yang masih segar, kemudian untuk paket belajar tarian, maka disana juga langsung bisa menggunakan baju khas yang digunakan langsung

para penari ketika sedang tampil, bukan hanya dijadikan pembelajaran, tak jarang juga digunakan untuk hanya sekedar mengambil momen untuk berfoto saat menggunakan baju tari tersebut.

3) Bidang seni

Yang dimana desa wisata Setanggor ini memiliki sanggar seni yang melibatkan masyarakat, baik yang anak anak maupun dewasa. Seni di desa Setanggor in sebagai salah satu produk yang multi atraksi.

sebagai produk dapat dilakukan berbagai macam penambahan mata pencarian masyarakat dari atraksi yang dilakukan melalui pentas budaya yang bertajub pengukuhan budaya dan upaya pelestarian alat musik tradisional suku Sasak yaitu Gendang Beleq. Selain dari pengukuhan budaya, atraksi yang dilakukan ialah pengenalan budaya Sasak yang ada di Pulau Lombok, desa Setanggor sebagai pentas atau pertunjukkan bagi para pengunjung yang merupakan wujud yang kaya akan budaya yang diidentikkan sebagai objek wisata yang multi objek.

4) Keterlibatan masyarakat dalam aktifitas Agraris,

Kenapa bisa disebut wisata agraris, karena wisata ini lebih sering dilakukan di wilayah outdor, seperti di persawahan, perbukitan dan di sungai, wisata ini menyuguhkan wisatawan tentang keseharian atau aktivitas masyarakat suku Sasak, mulai dari menanam padi,

menggembala, memandikan ternak di sungai, memancing ikan atau belut, memanen hasil alam, dan masih banyak lagi, wisata ini bersifat multiful choice atau pilihannya berbeda beda, tergantung kondisi alam saat itu.

b. Segi Accesability

Ketertarikan seorang wisatawan terhadap suatu destinasi, tentunya perlu didukung pula dengan adanya kemudahan akses menuju lokasi destinasi. Oleh sebab itu pengembangan accesability perlu dilakukan untuk mendukung daya tarik wisatawan. Bentuk pengembangan yang dilakukan dari segi accesability adalah pembangunan infrastruktur dari modal dana desa, dengan memperbaiki akses menuju objek wisata, seperti jalan beraspal, dan gang-gang berpaping penghubung antara dusun yang melibatkan banya masyarakat desa dalam pengerjaan jalan tersebut demi kelancaran dan kenyamana wisatawan.

Bapak H. Kamarudin selaku Kepala Desa mengatakan :

“untuk pengembangan Desa Wisata dari segi accesability, pemerintah desa melalui dana desa adalah dengan membangun infrastruktur, salah satunya pembangunan infrastruktur untuk kemudahan akses bagi masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke desa seperti memperbaiki gang-gang yang ada di desa dengan memasang paping.”40

Accesability desa wisata setanggor sudah lumayan bagus sudah terhubung dengan gang gang kecil yang ada di setiap dusun, sehingga para wisatawan bisa berkeliling di wilayah desa wisata Setanggor.

40 H. Kamarudin, Kepala Desa Wisata Setanggor, Wawancara, Tanggal, 12 Maret 2022

c. Segi Amenitas

Desa Wisata Setanggor telah mengembangan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya meskipun sampai saat ini ketersediaan fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang ada di Desa Setanggor masih tergolong sederhana dan masih kurang memadai. Ketika berkunjung ke Desa Wisata Setanggor, wisatawan tidak perlu takut untuk tidak makan, ataupun untuk tidak belanja kebutuhan, karena di sepanjang jalan Desa Setanggor saat ini telah berdiri banyak Warung Makan, Tempat Belanja seperti, UD Karya Batur, toko/kios dan lain-lain.

Akomodasi penginapan juga sudah bisa dinikmati, terdapat 2 Home Stay yang sudah ada di desa Setanggor, ada juga aula perjamuan yang bisa digunakan untuk menjamu tamu-tamu penting entah itu aparat Negara ataupun wisatawan yang cukup penting, terdapat aula khusus untuk Menyesek atau menenun beserta Galery untuk menjual hasil tenunan tersebut. Banyak juga fasilitas-fasilitas pendukung yang akan kita jumpai seperti lampu jalan otomatis, yang dimana akan menyala jika mendeteksi sensor tubuh pada manusia, sehingga bisa menghemat listrik, banyak juga gazebo-gazebo di pinggir jalan yang sengaja dibangun untuk tempat istirahat para wisatawan atau masyarakat lokal, dan tidak lupa juga keberadaan bak sampah yang berjarak kurang lebih per dua hingga lima meter. Hasil dari wawancara, tidak semua fasilitas-fasilitas tersebut bersumber dari APBD desa, ada juga sumbangan dari berbagai instansi- instansi pendukung Desa Wisata Seni Sebudaya Setanggor.

Pengembangan desa wisata berbasis masyarakat merupakan kegiatan pembangunan desa yang sepenuhnya melibatkan masyarakat lokal sebagai pemegang kepentingan. Secara formal pengembangan wisata berbasis masyarakat ini merupakan kebijakan resmi pemerintah sebagaimana tersirat dalam prinsip kepariwisataan Indonesia yang dirumuskan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Pemberdayaan masyarakat tidak akan tercapai dengan optimal tanpa adanya kerja sama dan gotong royong.

Hasil penelitian secara umum peneliti mendapatkan gambaran bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal di desa Setanggor yang dikembangakan menjadi desa wisata merupakan gerakan yang baik dalam upaya menciptakan lapangan kerja, sehingga mampu meningkatkan ekonomi rumah tangga dan kesejahteraan sosial masyarakat setempat.

Masyarakat berperan penuh pada tahap pengembanganya seperti halnya pada tahap perencanaan, masyarakat desa Setanggor melakukan musyawarah untuk mengembangkan desa wisata dengan melibatkan sepenuhnya kepada masyarakat desa Setanggor, semua masyarakat desa Setanggor terlibat dalam pengelolaan usaha-usaha pariwisata yang ada di desa Setanggor dalam tahap pengawasan masyarakat diawasi dan di control yang sangat substansial dalam pengembangan desa wisata.

Menurut pak H. Sarwan yang sudah bertahun tahun mengelola balai tenun

“Di desa Setanggor mengatakan bahwa beliau melakukan tahapan yang dilakukan dalam kegiatan yang ada di desa Setanggor beliau mempromosikan hasil karya masyarakat setempat sejak berdirinya desa wisata Setanggor, dan kadang saya mendapatkan untung

ruginya kadang disaat rame saya mendapat keuntungan dalam sehari sekitar Rp 300.000,- sedangkan dalam acara / gawai belek masyarakat untung saya lebih banyak itu dalam waktu dua hari saja saya bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp2.000.000,

Dengan adanya desa wisata ini ada berbagai lowongan pekerjaan baik itu dari tenun, sanggar seni, warung makan, tour guide, jasa penginapan dan lain sebagainya.

Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah desa Setanggor banyak mendapat bantuan materi maupun non materi dari pemerintah Kabupaten Lombok Tengah karna dengan adanya desa wisata yang terletak di Setanggor ini menambah keunikan pariwisata di Lombok Tengah. Salah satunya wisata Seni dan Budaya yang mencapai tahap internasional karna keunikannya, untuk Seni ini sering dipanggil dan mendapat tempat untuk sebuah event dan satu kendala yaitu belum bisanya masyarakat Setanggor menggunakan bahasa inggris jadi untuk komunikasi sangatlah sulit.

Menurut hasil wawancara dengan Pak mahrup selaku penanggung jawab pokdarwis desa Setanggor,

“langkah yang sudah dilakukan dalam pengembangan desa wisata Setanggor, hampir semua sudah dijalankan seperti membuat inovasi baru untuk spot foto atau area-area terbaru. Dalam partisipasi masyarakat desa Setanggor, banyak manfaat yang dihasilkan dari adanya desa wisata seperti halnya agar tidak adanya terjadi kejahatan, mengurangi pengangguran dan tidak adanya ibu-ibu yang suka gosip yang tidak berfaidah..41

41 Mahrup, ketua Pokdarwis desa Setanggor, Wawancara, Tanggal, 9 Maret 2022.

Dengan adanya desa wisata ini masyarakat banyak menerima manfaat sehingga membuat kesejahteraan untuk masyarakat itu sendiri.

C. Upaya Upaya Dalam Memberdayakan Masyarakat Desa Wisata Setanggor Kecamatan Praya Barat Daya.

Upaya pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan, sebab anggota masyarakat tidak memiliki kekuatan dan akses untuk menuntut hak dan kewajiban terhadap berbagai fasilitas dan sarana yang berkembang pesat, seperti hukum, kesehatan, pendidikan, informasi, dan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya pengembangan pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan keadaan dan potensi yang ada di dalam masyarakat, yaitu:

1. Peningkatan Kualitas Pendidikan

Tidak dapat dipungkiri bahwa keterbatasan masyarakat dalam mengakses sarana penunjang kehidupan disebabkan oleh tingkat pendidikan yang masih rendah dan belum merata. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu upaya untuk menambah pengetahuan dan keahlian individu sesuai dengan bakat yang dimiliki ataupun bidang keahlian yang sedang dibutuhkan.

Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, antara lain; memperbaiki sarana dan prasarana, merekrut tenaga pendidik profesional, dan pemerataan pendidikan di setiap daerah. Selain dapat diperoleh melalui pendidikan formal, seperti SD, SMP, SMA, dan universitas. Ilmu pengetahuan serta keterampilan juga dapat diperoleh dari

pendidikan non formal, yaitu dengan mengikuti pelatihan, kursus, penyuluhan, seminar, dan workshop.

2. Kegiatan Pendampingan

Pendampingan dilakukan untuk mendukung anggota masyarakat menemukan dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri. Kegiatan pendampingan bertujuan untuk menjembatani masyarakat dalam mengakses berbagai kebutuhan, baik yang bersifat material (tempat tinggal, makanan, pakaian, dan peralatan sekolah) dan non material (hiburan, motivasi, saran, dan nasihat).

3. Penyebaran Informasi

Ada dua faktor penyebab masyarakat tidak dapat mengakses informasi yang dibutuhkan, karena:

Informasi masih bersifat ekslusif sehingga belum bisa disebarluaskan.

Contohnya, informasi mengenai komoditas unggulan, sumber bahan baku, dan strategi pemasaran. Pemerintah dan lembaga terkait harus lebih bisa mensosialisasikan jenis informasi tersebut kepada masyarakat melalui media sosial, massa, elektronik. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat membuka jaringan layanan internet yang mudah, murah, dan da 4. Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan

Pemberdayaan lembaga kemasyarkatan di tingkat Desa / Kelurahan merupakan upaya pengembangan kemandirian lembaga dengan mendorong terjadinya peningkatan pengetahuan, keterampilan, perilaku, kesadaran, kemampuan, serta dapat memanfaatkan sumber daya dengan bijak sesuai dengan prioritas dan kebutuhan masyarakat.

5. Mengikutsertakan masyarakat dalam program pemberdayaan.

Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan dengan beberapa tahapan atau langkah, Berikut adalah tahapan pemberdayaan masyarakat:

a. Tahap Persiapan

Ada dua hal yang perlu dikerjakan dalam tahapan ini, yakni penyiapan petugas tenaga pemberdayaan oleh community worker dan penyiapan lapangan. Persiapan ini dilakukan agar pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung dengan lancar.

b. Tahap Pengkajian

Tahap pengkajian atau assessment dapat dilakukan secara individual lewat kelompok-kelompok masyarakat. Pada tahap ini, petugas mengidentifikasi masalah keputusan dan sumber daya yang dimiliki klien. Ini dilakukan untuk menentukan sasaran pemberdayaan yang tepat.

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Dalam tahapan ini, petugas akan berperan sebagai exchange agent atau agen perubahan. Masyarakat diharapkan bisa memikirkan

beberapa alternatif program berikut kelebihan dan kekurangannya.

Nantinya, alternatif tersebut dipakai untuk menentukan program yang paling efektif.

d. Tahap Pemfomalisasi Rencana Aksi

Pada tahap pemfomalisasi, agen perubahan membantu kelompok untuk menentukan program yang bisa mengatasi permasalahan. Petugas juga memfomalisasi gagasan tersebut ke dalam tulisan, apabila ada kaitannya dengan pembuatan proposal pada penyandang dana.

e. Tahap Implementasi Program atau Kegiatan

Dalam tahap implementasi, masyarakat harus memahami maksud, tujuan dan sasaran program untuk menghindari kendala dalam implementasi program. Mereka juga harus bekerja sama dengan petugas. Dalam tahap ini yang terlibat adalah pemerintah desa, masyarakat, dan para instansi.

f. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan. Program ini sebaiknya melibatkan warga untuk membangun komunitas pengawasan internal dan komunikasi masyarakat yang lebih mandiri.

g. Tahap Terminasi

Pada tahapan terakhir, proyek harus berhenti. Sebab, masyarakat yang diberdayakan sudah mampu mengubah kondisi yang sebelumnya buruk menjadi lebih baik. Dengan kata lain, mereka sudah bisa menjamin kehidupan layak bagi diri sendiri dan keluarga.

59

A. Analisis Pengembangan Desa Wisata Dalam Memberdayakan Masyarakat

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan maka peneliti dapat menganalisis semua yang terjadi pada desa wisata, yang telah dilakukan penelitian tersebut bahwa hampir semua desa wisata yang terdapat di wilayah kabupaten Lombok tengah memiliki potensi yang sangat menarik dan patut dikunjungi karena tidak hanya menyuguhkan potensi alamnya akan tetapi potensi budayanya dan keseniannya yang sangat intraktif dan sangat menyuguhkan nilai kearifan lokalnya yang sangat menjunjung sifat gotongroyong karena memang daerah terseebut masih bersipat pedesaan sehingga nilai-nilai seperti itu masih sangat terjaga dari dulu sampai sekarang, lebih lebih desa wisata Setanggor ini memiliki banyak sekali potensi yang mesti di kembangkan baik dari segi kerajinan tanganya, keseniannya, budayanya, sosialnya, sehinga desa wisata ini bisa berkembang karena daya dukung masyarakat.

Pentingnya daya dukung masyarakat dapat memberikan dampak fositif bagi pengembangan desa yang dimana salah satu potensi yang ada didesa wisata Setanggor ini adalah potensi alam, dalam wisata alam ini seluruh masyarakat ikut serta dalam kegiatan wisata alam tersebut karena mereka menjadi subjek dari wisata alam yang ada di desa wisata setanggor.

Menginagat kondisi masyarakat yang sekarang yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakngan, maka Pemberdayaan masyarakat di desa wisata setanggor ini dinilai sebagai salah satu pendekatan yang sesuai dalam mengatasi maslah social terutama kemiskinan yang dilakasnakan berbagai elemen mulai dari pemerintahan, dunia usaha dan masyarakat melalui sebuah organisasi yang melibatkan sebagian masyrakat setempat.

Melalui pemberdayaan masyarakat yang ada di desa Setanggor dengan adanya desa wisata dapat memberdayakan masyarakat seperti halnya potensi yang ada di desa wisata tersebut, minsalnya masyarakat perempuan yang memiliki potensi diri yang bisa dijadikan sebagai mata pencarian berupa kerajianan tangan yakni menenun, tenun ini sendiri merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh desa wisata setanggor dikarenakan masyarakat perempuannya hampir 50 % bisa menenun. Hasil tenun masyarakat desa wisata setanggor ini dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDES) dimana masyarakat membeli benang di BUMDES dan hasil tenun dijual pula ke BUMDES sehingga pendapatan masyarakat ada pendapatan desa pun ada. Dari system atau mekanisme pengelolaan tenun ini terkadang masyarakat tidak punya modal awal untuk berusaha maka badan usaha milikdesa memberikan upah kepada masyarakat trsebut untuk menenun sebuah motif kain, yang dimana benang di berikan oleh bumdes dan setelah jadi kain yang di tenun dan dijual oleh bumdes, sehingga masyarakat tidak ada alasan untuk tidak menenun karena sudah difasilitasi oleh bumdes. dalam hal ini peranan aktif dari

pengurus badan usaha milik desa (BUMDES) sangat menentu keberlangsungan usaha masyarakat.

Mengingat dengan teori yang telah di paparkan pada bab sebelumnya bahwa dalam memberdayakan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, terutama dengan melihat kondisi sekitar tempat yang akan diberdayakan, Kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sehingga memiliki maksud dan tujuan untuk memperkuat masyarakat, dengan cara menggerakkan serta mendorong untuk menggali potensi pada dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya. Pemberdayaan maupun pengembangan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, melainkan menjadi tanggung jawab bersama.Dari pernyataan tersebut, pemberdayaan masyarakat desa identik dengan ciri dari, oleh dan untuk masyarakat, sangat mengharapkan keterlibatan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Pemberdayaan masyarakat tidak akan tercapai dengan optimal tanpa adanya kerja sama dan gotong royong

Maka dengan adanya pemberdayaan yang sesuai dengan tahapan dalam pengembangan desa wisata yang berada di Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat ini perlu adanya partisipasi masyarakat dan berbagai instansi yang melibatkan desa Setanggor mampu memberikan dampak yang positif yang cukup signifikan dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Hal ini sesuai dengan tujuan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan hal yang penting ketika dilakukan atas dasar keyakinan bahwa

Dalam dokumen pengembangan desa wisata dalam upaya (Halaman 56-71)

Dokumen terkait