• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Persalinan data dari Rekam Medis

Langkah VII: EVALUASI

K. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

2. Asuhan Persalinan data dari Rekam Medis

Penulis memberikan KIE agar melakukan USG , untuk menegetahui kondisi janin , dan menentukan jenis persalinan . Evaluasi di lakukan pada tanggal 28 Januari ibu telah melakukan pemeriksaan USG, di dapatkan hasil posisi janin masih letak sungsang dan belum masuk PAP, kemudian ibu melakukan USG ulang pada tanggal 31 Januari 2020 dengan hasil posisi janin sudah berada pada letak kepala dan sudah masuk PAP

berat badan 2500-4000 gram (Muslihatun, 2011).

Kala I dimulai pada pukul 15.00 WITA tanggal 31 Januari 2020 Ny. E mengeluh nyeri perut bagian bawah hingga ke pinggang sejak pagi. Pukul 15.00 WITA ibu dibawa ke rumah sakit sayang ibu oleh keluarga dan pukul 16.00 WITA di lakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendir, tidak ada luka parut dari vagina, portio tebal dan lembut, pembukaan 2 cm, efficement 25 %, ketuban (+), hodge I, letak kepala, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat menumbung.

DJJ 138 x/menit, irama teratur, His 2x dalam 10 menit lamanya 25-30 detik.

Pada pukul 18.00 Di lakukan kolaborasi dengan dokter obgyn dan pemberian induksi dengan misoprostol 25 mcg melalui vagina.

Dilakukan evaluasi ulang dengan pemeriksaan vagina tiap 4 jam dan dilakukan patus percobaan.

Salah satu indikasi induksi persalinan yang paling sering adalah kehamilan post term atau kehamilan lewat waktu dimana umur kehamilan melebihi setidaknya 41minggu. Indikasi lainnya meliputi ketuban pecah dini, kemungkinan terjadinya kegawatan, kondisi medis ibu yang dapat membahayakan kehamilan, sindrom antifosfolipid, korioamnionitis, solusio plasenta dan kematian janin.

(Gilbert, 2013)

Partus percobaan adalah suatu partus fisologis yang dilakukan

pada kehamilan aterm, presentasi belakang kepala dengan Suspect CPD. Dimulai saat dinyatakan inpartu dengan penilaian kemajuan persalinan setelah masuk fase aktif . (Ashar, 2010)

Pada pukul 04.00 WITA ibu mengeluh perut semakin mules, terasa ingin BAB dan ingin mengejan. Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendiri darah dan air-air, tidak ada luka parut dari vagina, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, effacement 100%, ketuban (+) dilakukan amniotomi, dan episotomi warna ketuban jernih, hodge III, tidak teraba bagian janin dan tidak teraba bagian tali puat menumbung. DJA 140x/menit, irama teratur, his 5x10 menit lamanya 45-50 detik.

Kemajuan persalinan Ny. E dari fase laten 2 cm ke pembukaan lengkap adalah 12 jam 45 menit. Kemajuan persalinan Ny. E dari kala I hingga pembukaan lengkap adalah 12 Jam 45 menit.

Inpartu di tandai dengan keluarnya lendir darah karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement) kala dimulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan lengkap (10cm) lamanya kala 1 untuk primigravida adalah ±12 jam bayi belum lahir yang dapat terjadi karena pemanjangan kala 1 dan kala II. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam yang di mulai dari tanda – tanda persalinan. (Ardhyanti, 2016).

Penulis berpendapat tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yang terjadi pada Ny. E, sehingga penulis menyimpulkan

bahwa persalinan kala I Ny. E berjalan dengan normal.

b. Kala II

Pada pukul 04.00 WITA, ibu tampak ingin mengejan, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani tampak membuka. Dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendir darah dan air-air, tidak ada luka parut dari vagina, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, efficement 100 %, ketuban (-), warna ketuban jernih, hodge III ,tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat menumbung. DJJ 140 x/menit, irama teratur, His 5x dalam 10 menit lamanya 50-55 detik.

Hal tersebut sejalan dengan teori tanda – tanda persalinan berupa terjadinya HIS persalinan yang mempunyai ciri khas pinggang rasa nyeri yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya semakin besar, mempengaruhi terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas kekuatan semakin bertambah, dan pengeluaran lendir darah (Widyastuti,2009).

Sejalan dengan teori tanda dan kala II persalinan ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani tampak membuka dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

Penulis sependapat, karena semakin kontraksi Ny. E meningkat atau adekuat semakin bertambah pembukaan serviksnya, bagian

terendah janin pun terus turun melewati jalan lahir (Prawirohadjo, 2010).

Pada kala II persalinan Pembukaan lengkap Ny. E pada pukul 04.00 WITA dan bayi lahir pukul 04.45 WITA, lama kala II Ny. E berlangsung selama 45 menit, hal ini sesuai dengan teori pada primigravida kala II berlangsung rata- rata 2 jam dan pada multipara rata-rata 1 jam (Saifuddin, 2008).

c. Kala III

Pukul 04.45 WITA bayi Ny. E telah lahir, plasenta belum keluar.Proses penatalaksanaan kala III Ny. E dimulai dari penyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir, uterus menjadi keras dan membundar. Setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat lalu meletakkan klem 5-10 cm di depan vulva. Saat ada tanda-tanda pelepasan plasenta bidan melakukan PTT, lahirkan plasenta, kemudian melakukan masase uteri.

Hal ini sesuai dengan teori, manajemen aktif kala III terdiri dari langkah utama pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan PTT dan masase uteri (Prawiroharjo, 2010). Penulis berpendapat, manajemen aktif kala III memang terbukti mencegah perdarahan pasca persalinan, terbukti pada Ny. E perdarahan yang terjadi pada klien dalam keadaan normal yaitu± 100 cc dan kontraksi uterus berlangsung baik, uterus teraba keras.

Pukul 04.50 WITA plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput ketuban lengkap, posisi tali pusat marginalis, panjang tali pusat ± 60 cm, tebal plasenta ± 2 cm, lebar plasenta ± 20 cm. Lama kala III Ny. E berlangsung ± 5 menit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban (Prawiroharjo, 2010). Kala III berlangsung rata-rata antara 5 sampai 10 menit. Akan tetapi kisaran normal kala III adalah 30 menit.

Perdarahan kala III pada Ny. E berkisar sekitar normal yaitu 100 cc. Hal tersebut didukung oleh teori, bahwa perdarahan post partum normal yaitu perdarahan pervaginam <500 cc setelah kala III selesai atau setelah plasenta lahir (JNPK-KR Depkes RI, 2009). Penulis berpendapat, perdarahan kala III pada Ny. E dalam kondisi normal yaitu tidak melebihi 500 cc, yakni hanya berkisar 100 cc.

d. Kala IV

Pukul 04.50 WITA plasenta telah lahir, pada perineum terdapat rupture derajat II sehingga dilakukan heacting.

Dilakukan pemantauan Kala IV persalinan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2 dengan hasil keadaan Ny.E dalam keadaan baik. Hal ini sejalan dengan teori pemantauan kala IV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pertama, setiap 15 menit pada satu jam pertama, setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan meliputi kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.

Pemeriksaan tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan, selain itu pemeriksaan suhu dilakukan sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan (Saifuddin, 2010).

Penulis berpendapat,dengan dilakukannya pemantauan kala IV secara komprehensif dapat mengantisipasi terjadinya masalah atau komplikasi.

Dokumen terkait