• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayo Bereksplorasi

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 192-199)

Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku … Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian … dan banyak orang lain juga! Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa mengubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.

Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya.

Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi ... Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!

Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.

Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunanmu kelak.

AIR DAN BUMI DEMI MASA DEPAN!

Sumber : https://lasonearth.wordpress.com/artikel/surat-dari-teman-tahun-2070/

Lingkungan Alam Lingkungan Ketika Orang Tua Masih

Kecil

Lingkungan Sekarang

Lingkungan Pada Kisah Surat Dari Teman Tahun 2070

Air sungai Jernih Kotor, banyak

sampah

Tercemar atau kering

Air selokan Air minum Udara

Musim Teratur Mulai tidak teratur Tidak ada musim

Hutan Pohon Fauna

Burung Banyak di sekitar rumah

Sedikit Tidak ada

Kupu-kupu Capung Flora Bunga ...

Pohon damar Pohon ulin Rotan

Rata-rata umur manusia

Kesehatan manusia

Ayo Kita Dalami

1. Setiap peserta didik secara mandiri menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

a) Dengan membandingkan keadaan lingkungan semasa kecil orang tuamu, pada saat ini, dan pada tahun 2070, apakah alam semakin baik atau semakin tidak baik?

b) Apa yang harus dilakukan agar keadaan dalam “Surat Dari Teman Tahun 2070” tidak terjadi?

2. Setelah selesai bekerja mandiri, peserta didik masuk dalam kelompok dan mendiskusikan “Mengapa alam semakin tidak baik?”.

3. Kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas (pleno).

Catatan Pokok

1. Dengan membandingkan keadaan lingkungan dahulu dan sekarang ini, kita menjadi tahu bahwa alam semakin kurang baik, alam menurun kualitasnya, udara dan air semakin kotor, tanah semakin tidak subur, keanekaragaman hayati makin kurang, dan suhu bumi makin panas.

2. Surat Dari Teman Tahun 2070 itu belum terjadi. Maka, supaya Surat Dari Teman Tahun 2070 itu tidak terjadi kita harus melestarikan alam sekarang. Kita harus menjaga keanekaragaman hayati. Pohon yang mulai langka ditanam kembali. Semakin banyak pohon semakin baik. Pohon akan membuat cadangan air tanah semakin banyak dan bersih. Pohon membuat udara semakin bersih dan suhu udara tidak meningkat. Hewan yang hampir punah dijaga agar tidak punah. Kalau bisa dibantu agar hewan yang akan punah itu bisa menjadi banyak lagi. Tidak membuang sampah sembarangan, agar air sungai menjadi bersih kembali.

Ayo, Membaca Kitab Suci

Mzm 104:18-31

18 gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit- bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk.

19 Engkau yang telah membuat bulan menjadi penentu waktu, matahari yang tahu akan saat terbenamnya.

20 Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka hari pun malamlah;

ketika itulah bergerak segala binatang hutan.

21 Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut makanannya dari Allah.

22 Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya;

23 manusia pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang.

24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.

25 Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar.

26 Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya.

27 Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya.

28 Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.

29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut;

apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.

30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.

31 Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!

Ayo, Membaca Cerita

Laudato Si Artikel 1, 2, 96, dan 115

Dalam syahadat kita menyatakan iman kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi. Allah adalah Bapa (lihat Mat 11:25). Yesus menjelaskan sifat kebapaan Allah kepada para rasul.

Seperti seorang Bapa Allah memelihara dengan lembut semua makhluknya. Setiap makhluk di mata Allah adalah berarti. “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah” (Luk 12:6). “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga” (Mat 6:26).

Manusia memandang dirinya sebagai pusat dan puncak segala ciptaan. Benda-benda dan lingkungan diperuntukkan untuk manusia.

Alam dianggap berarti sejauh membantu manusia. Karena itu manusia menggunakan alam seolah-olah tidak akan habis. Manusia tidak peduli lagi dengan kelestarian lingkungan.

Untuk membantu hidupnya manusia menciptakan teknologi.

Mobil membantu manusia berjalan. Mesin keruk membantu manusia menggali tanah. Dengan mesin gergaji manusia dengan cepat membabat hutan, dan sebagainya. Teknologi memudahkan hidup manusia. Namun, tanpa disadari teknologi berbalik menjadi penghancur manusia. Teknologi dianggap dapat memahami segala persoalan. Teknologi dianggap dapat menyelesaikan segala persoalan.

Untuk teknologi itu alam dan bahkan manusia bisa dikorbankan.

Karena itu alam menjadi rusak. Ketika alam menjadi buruk, kualitas hidup manusiapun semakin buruk.

Pada zaman dahulu orang bekerja mengikuti musim. Binatang mencari makanan sesuai waktunya (Mzm 104:20-24). Sekarang musim tidak diperhatikan lagi. Karena dengan teknologi manusia bisa mengatur lingkungannya. Contohnya ialah pendingin atau pemanas ruangan, air conditioning (AC). Musim diabaikan oleh manusia. Oleh perubahan musim ini, banyak binatang perilakunya menjadi berubah.

Misalnya, induk beruang memakan anaknya sendiri atau memakan beruang lain.

Dahulu alam menjadi tempat perlindungan. Kambing-kambing berlindung di gunung, pelanduk berlindung di bukit. Ketika panas ia berteduh di bawah pohon (Mzm 104:18). Dengan membuat rumah dan menciptakan teknologi manusia tidak lagi memerlukan alam sebagai

perlindungan. Manusia memandang alam sebagai barang harus

diolah dan tempat pembuangan. Alam bukan lagi tempat perlindungan.

Manusia sekarang seharusnya tidak bersikap seperti itu terhadap alam. Manusia harus mengadakan pertobatan ekologis. Alam tidak boleh dihargai sebatas kegunaannya pada manusia. Tumbuh-tumbuhan berbiji berarti karena diciptakan Allah, bukan karena dimakan manusia.

Burung berarti karena diciptakan Allah, bukan karena dipiara manusia.

Burung dengan kicauannya, bunga dengan warna dan keharumannya, memuji Allah.

Manusia harus menemukan kembali tempatnya yang benar di tengah alam. Alam adalah saudara seciptaan dengan manusia. Manusia dan alam saling tergantung. Alam yang baik membuat hidup manusia baik. Manusia yang baik akan memelihara alam agar semakin baik.

Alam dihargai bukan karena alam berguna untuk manusia; tetapi karena alam diciptakan dan dipelihara sendiri oleh Allah.

Manusia tidak boleh memperlakukan alam sekehendak hatinya.

Alam memiliki irama yang tidak boleh diabaikan manusia. Alam memiliki keanekaragaman hayati. Keanekaragaman itu saling mendukung kehidupan. Alam adalah guru. Dari alam manusia belajar kebijaksanaan. Alam dengan iklimnya yang baik melindungi manusia.

Alam tidak boleh menjadi tempat pembuangan.

Melalui alam manusia dapat menemukan kebesaran Tuhan. Ketika manusia menyaksikan lautan luas ia menemukan kebesaran Allah.

Ketika manusia memandang langit malam yang sedemikian agung, luas tanpa batas, ia menemukan kemahakuasaan Allah. Alam bagi manusia menjadi lambang kebesaran dan tindakan Allah. Alam menjadi saudara manusia untuk bersama-sama meluhurkan Allah.

Ayo Kita Dalami

1. Setiap peserta didik masuk dalam kelompok dan mendiskusikan pertanyaan- pertanyaan di bawah ini.

a. Menurut Mazmur 104 dan catatan berdasarkan Laudato Si, bagaimanakah Allah memperlakukan ciptaan-Nya?

b. Dengan apa Allah memelihara ciptaan-Nya?

c. Apa saja manfaat alam bagi manusia?

d. Menurut catatan di atas apa saja yang membuat kerusakan lingkungan?

e. Bagaimana sebaiknya teknologi digunakan manusia?

f. Apa yang harus dilakukan manusia agar lingkungan alam tidak semakin rusak?

2. Kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas (pleno).

Catatan Pokok

1. Seperti seorang Bapa, Allah memelihara seluruh ciptaan-Nya.

2. Melalui peredaran waktu dan musim semua mendapatkan makanan dari Tuhan.

3. Alam merupakan tempat perlindungan manusia, guru bagi manusia, dan saudara yang mendapat menghantar manusia pada kemuliaan Tuhan.

4. Alam tidak boleh dipandang berharga sejauh berguna bagi manusia.

Manusia diberi oleh Tuhan kuasa untuk memelihara alam, bukan menghabiskannya, apalagi menjadikannya tempat pembuangan.

5. Teknologi membantu manusia, tetapi jika tidak hati-hati teknologi bisa menghancurkan manusia.

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 192-199)