4.3. PEKERJAAN DINDING
4.5.2. B aha
dengan menutup bagian atas dari tembok bahan penutup yang sesuai.
2. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan/pemasangan.
4.4.5. Angker dan Pengikat lainnya
Antara sambungan dinding dengan kolam, pondasi dan lain-lain harus dipasang angker-angker dan pengikat lainnya pada sambungan-sambungan dinding tersebut setelah dibersihkan dari kulit ozid besi, karat atau debu bangunan, diameternya minimal 10 mm dan terbuat dari baja U 24. Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding agar adukan tembok dapat merekat.
4.5.Penyelesaian dinding dengan plasteran
Dinding bangunan yang terbuat dari pasangan ½ bata dilapisi dengan plasteran semen setebal 1,5 cm.
4.5.1.Lingkup pekerjaan dan ketentuan umum
1. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga kerja untuk keperluan pekerjaan ini.
2. Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
3. Plasteran harus dibuat pada semua tembok, kolom, bidang vertikal lainnya yang dikerjakan dengan pasangan bata, balok beton yang tidak dinyatakan dalam gambar sebagai penyelesaian dengan bahan lain, tembok tersebut diselesaikan dengan plasteran yang kemudian dihaluskan (acian) dicat emulsi vinyl kecuali disebut lain dalam gambar kerja atau syarat-syarat bagian dinding lainnya.
4.5.2. B
Untuk semua penembokan dinding yang dilaksanakan menjadi adukan tembok jenis M.1, plasteran harus dilaksanakan dengan adukan plasteran jenis P.1, semua plasteran lainnya harus dilakasanakan dengan adukan jenis P.2.
4.5.4.Pengolahan Permukaan Plasteran
1. Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton, harus diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan, sampai tembok dinding benar-benar kering.
2. Sebelum memplasteran, permukaan-permukaan beton harus dikasarkan dengan jalan dipalu. Lemak atau minyak yang melekat harus dibersihkan dengan sikat yang kaku atau sikat kawat, untuk membersihkan dari bintik-bintik, semua bahan-bahan dan tempat- tempat yang rendah harus digosok sampai halus dan untuk menghaluskan ini harus diberikan cukup waktu sampai kering, sebelum diberi lapisan plasteran pertama.
3. Untuk mencegah plasteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-permukaannya harus dibasahi dengan air sehingga tetap lembab.
4.5.5.Pelaksanaan
1. Sebagai penyelesaian permukaan beton, diharuskan diberi dua lapisan adukan, tapi satu lapisan juga bisa diterima asalkan tebal lapisannya tidak lebih dari 1,5 cm dan diberi lapisan finish yang disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik.
2. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil permukaan plasteran harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.
3. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang. Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah mengeras, untuk menghindari kerusakan. Sewaktu udara kering dan panas, plesteran harus dibasahi agar tidak terjadi penguapan terlalu banyak dan menjadi tidak rata.
4.5.6.Memperbaiki dan Membersihkan
Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar. Pekerjaan yang sudah selesai, tidak boleh ada yang retak, bernoda serta cacat lainnya. Sewaktu-waktu dengan secara teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, semua pekerjaan-pekerjaan yang menjadi kotor dalam pelaksanaan, harus dibersihkan.
3 PT. YODYA KARYA 4
(Persero) BAB IV
PEKERJAAN TIANG PANCANG BETON PRECAST
4.1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri atas tiang pancang beton precast lengkap dan dipancang sesuai dengan Spesifikasi ini dan sesuai dengan persyaratan dalam Gambar atau di mana saja dalam Dokumen Kontrak.
4.2. Material
(a) Umum
Tiang pancang beton bertulang precast harus dibuat menurut detail gambar, dengan mutu beton mutu K 500 yang dicampur dan dicor sesuai dengan ketentuan Bab II dari Spesifikasi ini (Pekerjaan Beton). Baja tulangan harus memenuhi ketentuan Bab II dari Spesifikasi ini. Batang tulangan induk harus berupa satu batang utuh, dan bila hal ini tidak praktis, batang-batang terpisah dapat disambungkan dengan metoda yang disetujui Konsultan Pengawas. Tiap pancang harus lurus sehingga garis yang direntang dari ujung ke ujung pada setiap permukaan harus tidak lebih dari 1/1000 panjang tiang dari permukaan tiang pada titik manapun.
(b) Cetakan ( Formwork )
Cetakan untuk tiang pancang precast harus sesuai dengan persyaratan umum untuk cetakan beton dari Spesifikasi ini. Cetakan harus bisa memungkinkan pekerjaan pemadatan beton. Sisi cetakan dapat dibongkar kapan saja paling lambat 24 jam setelah selesai pengecoran beton. Tetapi tiang pancang harus tetap disangga paling sedikit 7 hari dan tidak boleh mendapat tekanan-tekanan sebelum berumur 21 hari, atau sebagai mana ketentuan Konsultan Pengawas berdasarkan hasil uji kekuatan.
(c) Tulang Penguat ( Reinforcement)
Tulangan harus memenuhi ketentuan dalam Bab II Spesifikasi ini dan dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar.
(d) Pencetakan ( Casting )
3 PT. YODYA KARYA 5
(Persero)
Tiang pancang harus dicor/dicetak dalam posisi horisontal. Penuangan beton harus sedemikian rupa agar tiang pancang tidak mengandung rongga-rongga udara atau kerusakan lainnya.
Beton harus dituang secara kontinyu dan harus dipadatkan dengan vibrasi atau cara lain yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Cetakan harus diisi campuran beton agak melimpah, kelebihan beton harus dipapas, dan permukaannya diratakan dengan finishing.
3 PT. YODYA KARYA 5
(Persero)
(e) Finishing
Ketika diangkat dari cetakan, tiang pancang harus mempunyai permukaan yang rata dan halus, tanpa cacat, dan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
(f) Pengawetan dan Perawatan ( Curing )
Tiang pancang beton harus ditutupi dengan kain goni basah segera setelah selesai dituang, dan harus tetap basah sekurang-kurangnya selama 7 hari.
(g) Pemindahan ( Handling )
Pada waktu mengangkat atau mengangkut tiang pancang precast, Kontraktor harus menyediakan tali baja dan peralatan lain yang diperlukan untuk mencegah tiang pancang bengkok atau betonnya retak. Tiang pancang beton tidak boleh diangkat dengan cara selain digantung dengan tali baja yang dikaitkan pada lubang pengangkatan, dimana posisinya harus diajukan dan disetujui dulu oleh Konsultan Pengawas. Tiang pancang yang rusak dalam pengangkatan atau pemancangan harus diganti. Tiang pancang beton harus selalu ditangani dengan hati-hati untuk mencegah dari kerusakan.
Tiang pancang tidak boleh dipancangkan sebelum mencapai umur 28 hari sejak pengecoran, atau menurut ketentuan Konsultan Pengawas berdasarkan hasil pengujian dan mendapatkan izin dari pengawas lapangan untuk proses pemacangan.
4.3. Pelaksanaan Pekerjaan
(a) Persiapan untuk Pemancangan
(i) Penutup kepala tiang pancang - Kepala tiang pancang beton, karena waktu dipancangkan ada kemungkinan rusak, harus dilindungi dengan penutup yang disetujui dan dilengkapi bantalan, serta dipasasng pada saat pencetakan dengan dudukan putar balok kayu. Kepala tiang pancang tidak boleh dipegang keras-keras untuk mencegah berputarnya tiang pancang waktu dipancangkan.
(ii) Pada bagian 1/12 (seper dua belas) bagian dari modul tiang pancang precast
3 PT. YODYA KARYA 6
(Persero)
(iii) Penyambungan tiang pancang - Yang boleh digunakan hanyalah tiang pancang yang utuh. Tiang pancang yang disambung tidak boleh digunakan lagi.
(b) Memindah, menanam dan memancangkan
(i) Umum - Penandaan tempat tiang-tiang pancang harus sudah selesai sebelum pemancangan dimulai. Penandaan titik tempat masing-masing tiang pancang harus sudah selesai dan disetujui paling lambat 8 jam sebelum pekerjaan pada tiang pancang itu dimulai. Semua titik, garis dan tempat penanaman harus dijaga keamanannya dan tidak terganggu sebelum pekerjaan selesai.
Tiang pancang harus ditanam tepat pada posisinya dan dipancangkan menurut garis yang tertera dalam gambar atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Tiang pancang yang miring atau tidak sesuai dengan posisi yang ditentukan dengan perintah Konsultan Pengawas harus dicabut dan ditanamkan lagi sampai garis dan posisinya benar.
Tiang pancang yang rusak karena cara pemancangan yang tidak benar, atau lokasinya tidak tepat, atau di bawah elevansi yang ditentukan gambar atau oleh Konsultan Pengawas, harus diperbaiki dengan salah satu metoda berikut yang disetujui Konsultan Pengawas untuk tiang pancang tertentu, dengan biaya Kontraktor sendiri.
- Tiang Pancang harus dicabut dan diganti dengan yang baru dan, bila perlu, lebih panjang. Lubang bekas tiang pancang yang dicabut dipadati dengan material non-plastis sebelum dilakukan pemancangan lagi; atau
- Tiang Pancang yang kedua harus dipancangkan di dekat tiang pancang yang salah pasang. Bila dianggap baik, Kontraktor harus bertanggung jawab atas biaya tambahan untuk mengatur kembali pile group atau pile cap.
Semua tiang pancang yang terdorong ke atas karena pemancangan tiang pancang lain yang berdekatan atau karena sebab-sebab lain dipancangkan lagi.
(iii) Tiang Pancang Batter - Tiang pancang batter harus dipancang sesuai dengan kemiringan seperti tertera dalam Gambar. Pipa/rangka alat pancang yang digunakan untuk pemancangan harus mempunyai alat penuntun dan bisa disesuaikan dengan sudut yang dikehendaki.
Bila tiang pancang harus dipancangkan di bawah alat penuntun, harus disediakan alat penuntun sambungan (extention leads), kecuali bila Konsultan Pengawas mengijinkan digunakannya penyokong.
(iii) Alat Pemancangan - Sebelum pemancangan dikerjakan, Kontraktor harus mengajukan kepada Konsultan Pengawas, detail dari alat-alat pemancang tiang pancang dan metoda pelaksanaan pekerjaan pemancangan yang dimaksud. Semua tiang pancang harus diberi penutup (caps) untuk perlengkapan ketika dipancangkan sesuai ketentuan di atas. Untuk tipe tiang pancang tertentu, harus disediakan landasan pukul yang berputar (madrel) atau alat lainnya, sesuai dengan persyaratan agar tiang pancang dapat dipancangkan tanpa mengalami kerusakan.
Tiang pancang harus dipancangkan dengan alat martil tenaga diesel, uap atau udara, kombinasi berbagai
3 PT. YODYA KARYA 7
(Persero)
martil dengan pancaran air atau martil gravitasi.
Bila menggunakan martil tenaga diesel, martil harus dikalibrasi dengan uji beban.
Bangunan dan peralatan yang disediakan untuk martil udara dan martil uap harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk mempertahankan tekanan, dalam kondisi kerja, dengan cara sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya.
Tangki atau ketel harus dilengkapi dengan alat ukur tekanan yang akurat, dan juga alat pengukur pada lubang masuk ke martil.
Bila menggunakan martil gravitasi, jarak jatuh martil tidak boleh lebih dari 2,5 m dan berat martil tidak boleh kurang dari setengah berat tiang pancang. Penjatuhan martil harus teratur agar tiang pancang tidak mengalami kerusakan.
(iv) Pemancangan - Tiang pancang harus diberi penyangga pada garis dan kedudukan dengan alat penuntun selama dipancangkan. Alat Penuntun pemancangan tiang pancang jangan sampai membatasi gerakan martil, tetapi harus kokoh pada posisinya untuk menyangga tiang pancang pada waktu dipancangkan dengan melalui air, alat penuntun harus mempunyai panjang yang cukup sehingga tidak diperlukan lagi penyokong, dan harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan penempatan pemukul tiang pancang secara tepat.
Bila menurut Konsultan Pengawas, pancaran air (water Jets) diperlukan, jumlah alat pancar dan volume mulut pipa semprot dan tekanannya harus cukup untuk menyingkirkan material yang berdekatan dengan pemancangan. Alat ini harus selalu mempunyai tekanan sekurang- kurangnya 7 kg/cm2 pada kedua mulut pipa semprotnya. Sebelum tercapai penembusan tiang yang ditentukan, maka semprotan harus dihentikan dan tiang pancang harus dipancangkan dengan martil sampai tahap penekanan akhir.
Konsultan Pengawas harus menyimpan catatan terinci mengenai pemancangan tiang pancang dan Kontraktor harus memberikan segala bantuan sepenuhnya. Catatan itu meliputi : Jumlah tiang pancang, kedudukan, tipe, panjang, tanggal pemancangan, panjang tonjolan (footing), jumlah pukulan pada penekanan akhir, energi penumbuk pada
3 PT. YODYA KARYA 8
(Persero)
pemukul, panjang pemotongan (cut-of), dan panjang akhir (final pay lengths).
Tiang pancang tidak boleh dipancangkan dekat beton yang baru dituang.
(iv) Nilai Daya Dukung - Tiang pancang harus dipancangkan sampai nilai daya dukung tidak kurang dari yang tertera dalam gambar. Konsultan Pengawas harus menentukan penekanan tiang dan Kontraktor harus memancangkan tiap tiang sampai memenuhi ketentuan itu. Tetapi bila Konsultan Pengawas menganggap nilai daya dukung yang dikehendaki belum tercapai, ia dapat memberi perintah untuk memperbaikinya
sebagaimana terurai dalam paragraf (3) (b) (i) dari bagian ini. Bila tiang pancang rusak bukan karena kesalahan Kontraktor, maka baik tiang pancang yang pertama dan penggantinya harus diukur dan dibayar berdasarkan pasal ini.
(v) Pemancangan dapat dilakukan dengan methode pemukulan ( Hammer ) atau hidrolis ( Jack in pilling )
(vi) Pemotongan ( Cut-of ) - Tiang pancang beton harus dipotong pada elevasi tertentu sehingga memanjang ke tutup pelindung (cap) atau footing sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
Kecuali bila ditentukan lain, panjang potongan tiang pancang menjadi milik Kontraktor dan harus dibuang diluar tanah milik Pemerintah, dan di luar jangkauan pandangan dari badan jalan, sampai Konsultan Pengawas menyetujui.
Tiang pancang beton bertulang dapat dicetak sepenuh panjang batang tulangan, dengan syarat beton dipotong untuk menampakkan bajanya sebagaimana tertera dalam gambar setelah tiang pancang dipancangkan.
(c) Pengujian tiang Pancang
Pengujian Pembebanan Tiang Pancang
(i) Prosedur Pembebanan.
1. Percobaan pembebanan vertikal harus sesuai dengan syarat berikut : Percobaan pembebanan 4 (empat) cycle untuk tiang dengan beban tekan axial sesuai dengan ASTM D- 1143-81.
(ii) Prosedur pembacaan
1. Percobaan Pembebanan Vertikal Pembacaan dilakukan sebagai berikut : - Sebelum dan sesudah penambahan beban
- Sebelum dan sesudah penurunan beban - Setiap 10 menit
- ada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan sebagai berikut :
- Setiap 10 menit selama 2 jam pertama - Selanjutnya setiap 1/2 jam selama 10 jam.
- Selanjutnya setiap 1 jam.
- Pada pembebanan akhir (0% beban rencana), pembacaan dilakukan sebagai berikut :
- Setiap 1 jam selama 4 jam pertama
- Setiap 2 jam sesudahnya sampai 8 jam.
- Selanjutnya setiap 4 jam.
2. Percobaan Pembebanan Lateral Pembebanan dilakukan sebagai berikut : - Sebelum dan sesudah penambahan beban
- Sebelum dan sesudah penurunan beban - Setiap 5 menit
- Pada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan setiap 10 menit.
(iii) Laporan Percobaan Pembebanan.
Laporan hasil percobaan dikirim kepada pengawas yang ditunjuk untuk persetujuan, terdiri dari :
1. Nama proyek dan lokasi
2. Laporan penyelidikan tanah dan catatan
pelaksanaan pemancangan tiang percobaan 3.Sertifikat dari kalibrasi peralatan
4. Catatan pembebanan yang meliputi : a. tanggal percobaan
b. waktu pembacaan c.beban percobaan
d. pembacaan dial gauge, dll.
5. Grafik load-settlement Grafik load-
time Grafik time-
settlement
6. Kesimpulan dari hasil percobaan
(iv) Kriteria kegagalan dari standar percobaan pembebanan pada tiang : 1. Untuk percobaan pembebanan vertikal pada
tiang. Kegagalan dari percobaan tiang dianggap telah terjadi apabila penurunan (settlement) yang terjadi waktu dibebani adalah lebih dari 25 mm, atau bila beban dihilangkan, penurunan permanent melampaui 6 mm.
2. Untuk percobaan pembebanan lateral pada tiang. Pergerakan lateral maximum melampaui 10 mm pada percobaan lateral.
3. Percobaan pembebanan tidak boleh diteruskan jika terjadi ketidak stabilan kentledge, kerusakan dari pile cap ataupun kerusakan lainnya yang dapat memberikan hasil yang tidak sebenarnya.
(v) Kegagalan pada tiang terpakai..
Jika terjadi kerusakan atau/dan kegagalan pada tiang dalam percobaan pembebanan maka Kontraktor harus mengganti tiang tersebut dengan
tiang yang lain sesuai dengan petunjuk dari Perencana atas biaya Kontraktor.
Biaya dari percobaan pembebanan tambahan, penggantian atau penambahan tiang dan persiapan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar fondasi yang disebabkannya akan dibebankan kepada Kontraktor.
PIT
(The Pile Integrity Test) /
Test Integrity tiang harus dilakukan dengan metoda sonic dengan memakai alat test Integrity untuk tiang. 1.. Lingkup percobaan :
Percobaan-percobaan tiang :
a. Semua percobaan-percobaan pada tiang-tiang terpakai harus dilakukan dengan pile integrity test.
b. Untuk tiang-tiang yang disambung, setiap bagian tiang harus ditest sebelum penyambungan dan segera setelah satu bagian tiang dipancang juga setelah percobaan lateral dan tarik.
c. Apabila ada bagian (segmen) dari tiang yang didapati retak pada tahapan manapun dari percobaan diatas, bagian yang retak atau rusak harus diganti dengan yang utuh (masih baik) dan ditest ulang sesuai dengan prosedur di atas.
2.. Perlengkapan test.
a. Percobaan integrity harus dilakukan dengan memakai perlengkapan untuk memperoleh data secara digital.
b.Pengkondisian signal dan pengadaan power harus mempunyai kemampuan yang sangat tinggi terhadap rasio kebisingan agar tidak mengganggu signal.
c. Data harus disimpan sedemikian sehingga proses lanjutan atau tambahan dengan analisa gelombang dapat dilakukan.
d. Data harus dapat dibaca ditempat/dilapangan setidaknya dapat diperoleh evaluasi mutu dari data pendahuluan.
3. Persiapan percobaan :
a. Percobaan integrity pada tiang manapun dapat dilakukan sedikitnya 7 (tujuh) hari setelah tiang dipancang.
b. Untuk penempatan dari perlengkapan untuk percobaan/testing pada kepala tiang, kepala tiang harus bersih, bebas dari air, beton yang terkelupas dan siap untuk keperluan percobaan.
4. Pelaksanaan percobaan dan interprestasi :
a. Pile Integrity testing harus dilaksanakan oleh perusahaan spesialis yang mengerjakan test demikian.
b. Percobaan sesungguhnya dilapangan harus dilakukan oleh Engineer (bukan teknisi) yang sudah berpengalaman untuk melakukan testing dengan sedikitnya 1 (satu) tahun pengalaman dalam percobaan dinamic dari tiang-tiang.
c. Interprestasi dari data-data harus dilakukan oleh Engineer yang berpengalaman dengan sedikitnya 2 (dua) tahun pengalaman dalam percobaan dynamic dari tiang.
d. Apabila penampilan ujung atau tiang meragukan, ujung tiang harus dipotong lebih jauh dan ditest ulang.
e. Detail-detail lengkap dari kondisi tanah, dimensi tiang dan metoda konstruksi harus diberikan kepada perusahaan spesialis bila disyaratkan untuk menginterprestasikan hasil percobaan.
5. Laporan :
a. Untuk setiap tiang yang ditest, laporan harus termasuk juga : - data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata
(average amplified velocity vs time record).
- Kesimpulan dari keutuhan masing-masing tiang yang ditest.
b. Laporan ahir harus diserahkan kepada Engineer dalam waktu 10 hari setelah percobaan selesai.
6. Kriteria hasil test yang dapat diterima dan ditolak :
a. Dapat diterima atau ditolaknya tiang-tiang yang ditest harus didasarkan dari kesimpulan laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melaksanakan P.I.T.
b. Apabila mayoritas dari tiang-tiang memberikan hasil yang meragukan, Engineer boleh, atas kebijaksanaannya, memerintahkan penggalian suatu tiang secara penuh untuk mencocokkan kriteria yang ditolak atau dapat diterima.
7. Tindakan usaha perbaikan.
a. Tiang-tiang yang ditolak harus dipindahkan.
b. Tiang-tiang yang meragukan dapat ditindak lanjuti dengan percobaan dynamic (P.D.A), percobaan pembebanan static (Static Load Testing) etc.