• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PERCOBAAN BEBAN DAN PERALATAN a. Umum

BAGIAN 3 PELAKSANAAN

3.9 PROSEDUR PERCOBAAN BEBAN DAN PERALATAN a. Umum

1. Umum :

 Test beban vertikal tekan untuk mengukur hubungan antara beban vertikal dan penurunan tiang. Prosedur pembebanan dan peralatan untuk test sesuai dengan ASTM D-1143-81 prosedur cyclic loading.

 Test beban lateral sesuai dengan ASTM D-3966-81.

 Test tarik sesuai dengan ASTM D-3689-81.

2. Sebelum melakukan percobaan beban, kontraktor harus mengajukan proposal dan schedule pembebanan kepada Pengawas dan Pemberi Tugas untuk disetujui.

b. Peralatan untuk test ini terdiri dari : 1. Tiang uji

2. Hydraulic jack

3. Balok baja untuk transfer beban dan blok beton

4. Dial gauge yang dapat mengukur pergerakan minimal 50 mm, yang sudah dikalibrasi.

5. Waterpass.

c. Metode Pelaksanaan

1. Beban vertikal ditransfer ke tiang dengan mengoperasikan hydraulic jack, yang di tahan oleh balok baja dan dibebani dengan blok beton yang lebih berat dari beban test (sistem Kentledge).

2. Beban horizontal (optional) ditransfer ke tiang dengan mengoperasikan hydraulic jack diantara 2 tiang.

3. Beban tarik (optional) ditransfer ke tiang dengan menggunakan hydraulic jack dan dudukan blok beton yang cukup jauh dari tiang.

d. Dial Gauge

Dial gauge harus mempunyai kapasitas pergerakan minimal 50 mm, dan ketelitian pembacaan 0,01 mm. Kontraktor harus bertanggung jawab menyediakan dan memasang dial gauge disekeliling kepala tiang pada balok baja yang kaku, 4 dial gauge untuk setiap percobaan beban vertikal, dan 2 buah untuk setiap percobaan beban lateral.

e. Prosedur untuk percobaan beban.

1. Bagian tiang diatas batas rencana galian, harus dibebaskan dari skin friction tanah, dengan memisahkan tiang dari tanah pada bagian ini.

2. Beban uji yang dikerjakan harus 2,0 kali beban rencana untuk pengujian pendahuluan yaitu 2,0 x 120 = 1240 ton, untuk tiang bor berdiameter 600 mm kedalaman 16 m.

3. Kriteria diterimanya tiang:

 Rate of settlement maksimum 0,127 mm/ton

 Settlement total maksimum pada beban puncak maksimum 25,4 mm untuk tiang diameter max 800 mm, dan 4% diameter untuk tiang diameter > 800 mm. Untuk itu maka untuk tiang diameter 600 mm, total settlement maksimum 25.4 mm.

 Permanen settlement (rebound) 6.35 mm.

4. Peningkatan beban harus dilakukan bertahap dalam 50%, 100%, 150% dan 200% dari beban kerja rencana, berdasarkan skedul pembebanan cyclic loading sesuai loading) sebagai berikut : ASTM D 1143-81 section

5.2. (cyclic loading) sebagai berikut : Tabel

Percobaan Beban Vertikal Tekan.

Perubahan Beban (%)

Beban Total

(%) Lama Penahan Beban

0 0

1

1 20 1

jam jika penurunan 0,25 mm/jam atau maximum 2 jam jam

me nit

25 25

25 50 cycle 1

-25 25

-25 0

50 25 25 -25 -25 -50

50 75 100

cycle 2 75 50 0

20 1 1 20 20 1

menit

jam jika penurunan 0,25 mm/jam atau maximum 2 jam jam

me nit 50 me

50 25 25 -25 -25 -50 -50

50 100 125

150 cycle 3 125 100

50 0

2 0 20

1

1 20 20 20 1

me nit men it

jam jika penurunan 0,25 mm/jam atau maximum 2 jam jam

me nit

Perubahan Beban (%)

Beban Total (%)

Lama Penahan Beban

50 50 50 25

25 -25 -25 -25 -25 -25 -25 -25 -25

50 100 150 175

200

cycle 4

175 150 125 100 75 50 25 0

20 menit 20 menit 20 menit

1 jam jika penurunan 0,25 mm/jam atau maximum 2 jam 12 jam jika penurunan

0,25 mm/jam atau maximum 24 jam 1 jam

1 jam 1 jam 1 jam 1 jam 1 jam 1 jam

sampai penurunan 0,25 mm/jam Catatan:

* Prosentase (%) terhadap kerja beban (working load) - Pembacaan penurunan dilakukan sebelum dan sesudah penambahan / pengurangan beban.

5. Prosedur pembacaan penurunan :

 Untuk setiap beban (termasuk beban nol), pembacaan dicatat pada awal pembacaan, pembacaan akhir, dan pada interval maksimum 10 menit.

 Jika terjadi keruntuhan, dicatat pembacaan segera sebelum pengurangan beban pertama.

f. Prosedur test beban lateral (optional).

1. Beban yang dikerjakan 2 kali beban kerja rencana, yaitu 2 x 6 = 12 ton untuk tiang bor berdiameter shaft 600 mm.

2. Test beban lateral dilakukan pada tiang berdasarkan prosedur pembebanan cyclic loading menurut ASTM 3966-81 dalam 4 siklus.

3. Kriteria diterimanya tiang pada pengujian dengan kondisi free head:

 defleksi lateral maksimum 10 mm pada 100% beban rencana 6 ton.

 defleksi lateral maksimum 25 mm pada 200% beban rencana atau 12 ton.

4. Perubahan beban dilakukan secara bertahap sebagai berikut :

Peningkatan Beban

( % ) Beban Total Lama Pembacaan

(menit)

0 0 -

Peningkatan Beban ( % )

Beban Total Lama Pembacaan (menit)

25 25 10

25 50 10

-25 25 10

-25 0 10

50 50 10

25 75 15

25 100 20

-50 50 10

-50 0 10

50 50 10

50 100 10

25 125 20

25 150 20

-75 75 10

-75 0 10

50 30 10

50 100 10

50 150 20

20 170 20

10 180 20

10 190 20

10 200 60

-50 150 10

-50 100 10

-50 50 10

-50 0 -

( % terhadap beban kerja rencana )

5. Pada setiap beban, pembacaan displacement dicatat untuk pembacaan awal, pembacaan akhir, dan pada interval maksimum 5 menit.

g. Laporan percobaan beban

1. Kontraktor menyiapkan laporan dari percobaan, pembebanan terdiri hal-hal sebagai berikut :

 Kondisi dari tanah pada lokasi percobaan pembebanan (diskripsi keadaan tanah).

 Deskripsi kondisi tiang bor (kedalaman dari ujung atas sampai dasar, volume beton cor dan sebagainya).

 Pembacaan dari penurunan dengan interval waktu tertentu setiap penambahan dan pengurangan beban.

 Tabel dan Grafik yang menggambarkan hasil percobaan pembebanan dalam bentuk curva waktu beban penurunan kepala tiang.

 Catatan hal-hal yang tidak umum selama pre load test (penyimpangan yang terjadi).

 Kalibrasi jack dan manometer.

Jack dan manometer harus dikalibrasi dulu sebelum dipakai. Hasil kalibrasi dilampirkan dalam setiap laporan beban.

 Evaluasi & perhitungan perkiraan daya dukung dengan menggunakan beberapa metode (Chin, Davisson, De Beer, Mazurkiewics).

2. Beban kerja yang dapat dipikul tiang ditentukan berdasarkan :

 Syarat-syarat yang ditentukan dalam item 7.5.

 Beban yang ditunjukkan oleh hasil diatas dibagi 2 (dua).

3. Format standardnya sebagai berikut :

 Umum : a. No. ref. tiang b. Dimensi tiang c.Elevasi ujung tiang bawah d. Level tanah asli e.Cut off level

f.Concreted level

 Pemancangan : a.Tanggal mulai b. Tanggal selesai

c. Denah kesalahan lokasi d. Kesalahan kemiringan e. Kedalaman pemancangan

 Halangan : a. Jenis halangan

b. Kedalaman ditemuinya halangan c. Waktu penetrasi

 Tulangan tiang : a. Jumlah tulangan, diameter dan panjang

b. Jarak tulangan sengkang spriral dan diameternya

 Mutu beton : Berdasarkan hasil test silinder.

h. Hal-hal lain.

1. Penggunaan jack harus ditempatkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari, hal ini untuk menghindari olie dari jack tersebut memuai yang dapat mengakibatkan tidak konstannya beban.

2. Jika terjadi lendutan dari balok penahan yang cukup besar, maka pembacaan penurunan tiang harus diadakan koreksi.

3. Kalibrasi jack dan manometer yang dipakai harus baru sama sekali (sesudah dikalibrasi tidak boleh dipakai di proyek lain).

4. Lubang bor setelah kedalaman + 6 m tidak diperkenankan diexpose terlalu lama (12 jam) dengan apapun alasannya.

5. Pengisian air kedalam pipa tremi jangan sampai bocor.

6. Alat-alat berat (crane) jangan sampai menggilas tiang-tiang bor yang usia pengecoran relatif masih muda.

7. Perhatikan drainage air di dalam lingkungan site.

8. Slump beton agar diperhatikan benar ( 160–180 mm )

9. Strauss Pile dengan kedalaman dibawah 8 meter, dianggap sebagai pondasi dangkal, sehingga tidak memerlukan test

BAB V

PEKERJAAN BAJA (STRUKTURAL)

6.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja, untuk struktur, rangka atap atau seperti yang terlihat dalam gambar.

b. Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi baja pada atap secara lengkap sesuai dengan gambar dan persyaratan teknis ini.

6.2. Ketentuan Umum

Persyaratan-persyaratan konstruksi baja dan istilah teknik secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis maka semua pekerjaan baja harus sesuai dengan standar dibawah ini :

a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983 b. Peraturan Pembebanan untuk Gedung Indonesia (PPUG) 1983 c. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI) NI - 3 1970 d. American Society for Testing Material (ASTM)

e. Steel Structural Painting Council (SSPC) f. Standar Industri Indonesia (SII).

Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang diperlukan oleh Konsultan Pengawas.

6.3. Mate rial Umu m

a. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Menejemen Konstruksi berhak untuk minta diadakan

pengujian atas bahan-bahan tersebut dan Pelaksana harus bertanggungjawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk itu.

b. Baja struktur harus mempunyai mutu BJ 37.

c. Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 6013 sesuai dengan JIS.

d. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk, atau puntir, dengan berat sesuai rencana.

e. Semua material baja harus dari supplier yang dapat dipertanggung jawabkan dengan disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksana harus menyerahkan hasil pengujian yang dibutuhkan dan berhubungan dengan konstruksi baja ini disertai faktur pengiriman.

f. Semua bahan harus dicoating cat besi anti karat dengan warna standart pabrik.

Rangka Atap Baja Profil

a. Rangka atap menggunakan baja profil IWF sesuai gambar.

b. Rangka Gording menggunakan baja kanal C 150.50.20.2,3 lengkap dengan dudukan gording sudah termasuk finishing/ pengecatan.

c. Sagrot mneggunakan besi Ø 16 – 2000.

d. Lateri support dengan IWF sesuai dengan gambar.

e. Suplier harus melampirkan perhitungan struktur dan surat garansi resmi untuk mendapatkan persetujuan oleh Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan pihak Pemberi Tugas.

6.4. Fabrikasi

a. Fabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca. Pelaksana harus membuat workshop di lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Apabila fabrikasi dilakukan di luar lokasi, pelaksana harus menanggung biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan tersebut.

b. Penyambungan dan Pemasangan.

a) Pengelasan.

 Pekerjaan pengelasan ini harus memenuhi syarat-syarat JIS atau AISC.

Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan dengan ketepatan yang tinggi. Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing tukang lasnya sesuai dengan peraturan.

 Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatkaan dalam gambar kerja dan RKS ini.

Ukuran las yang tercantum dalam gambar adalah ukuran-ukuran efektif.

Batang-batang elektrode yang dipakai adalah jenis Mild sleel Arca Welding Electrode dan harus memenuhi syarat JIS atau AISC/AWS. Batang elektrode ini harus disimpan pada tempat yang dapat menjamin sifat-sifat dari elektrode tersebut selama dalam peyimpanan.

 Pengelasan harus menjamin pengaliran yang merata dari cairan elektrode tersebut.

Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan di dalam lapangan harus cukup baik dan sangat hati-hati, tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.

Pemberhentian las harus pada tempat-tempat yang ditentukan dan harus dijamin bahwa profil-profil yang dilas tidak akan berputar atau membengkak setelah sambungan menjadi dingin.

 Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan baik.

 Las-lasan yang menunjukkan cacat, harus dipotong dan dilas kembali atas biaya kontraktor.

Sebelum pekerjaan las dimulai, kontraktor wajib menyerahkan prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan, baik di bengkel maupun yang akan dikerjakan di lapangan. Usulan ini harus diperiksa dan

disetujui Menejemen Konstruksi sebelum pekerjaan pengelasan ini dapat dimulai.

b) Persiapan Pekerjaan Pengelasan.

Bidang permukaan yang akan dilas harus rata, bersih dan bebas dari retakan atau cacat-cacat lainnya yang dapat mengurangi mutu pengelasan.

Juga permukaan tersebut harus bebas dari kotoran, cat , aspal, minyak dan karat.

Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang- bidang yang akan disambung las tidak boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.

Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar dan bila ada yang harus di las tegak maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian ke arah atas.

Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan penuh.

c) Pemberian tanda, Pengangkutan dan Penyimpanan

Setelah distel di bengkel konstruksi, maka setiap komponen diberi nomor secara sistematis agar di lapangan nanti, bagian-bagian tersebut dapat disambung kembali dengan mudah.

Setiap komponen juga harus dihitung beratnya, agar dapat diatur alat pengangkutannya seperti truk-truk dan trailer sesuai dengan kapasitas yang diperlukan.

Di lapangan, komponen baja harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan yang dapat memperlemah konstruksi tersebut.

d) Pekerjaan Pemasangan Baja Struktur

Sebelum erection dimulai, Pemborong harus memeriksa kembali kedudukan angker-angker baja dan memberitahukan kepada Menejemen Konstruksi mengenai metode dan urutan pelaksanaan/erection. Perhatian khusus harus dilakukan dalam pemasangan angker-angker untuk kolom di mana jarak/kedudukan angker harus tepat dan akurat untuk mencegah ketidakcocokan dalam erection. Untuk itu harus dijaga agar selama masa pencoran, angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom beton.

Semua peralatan dan steiger yang diperlukan untuk pemasangan konstruksi baja harus disediakan oleh kontraktor dalam keadaan cukup

baik di lapangan, walau secara khusus tidak diperlihatkan dalam gambar- gambar atau persyaratan teknis harus diadakan.

Kontraktor bertanggungjawab atas keselamatan pekerjaan di lapangan.

Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, helmet, sarung tangan, pemadam kebakaran, dll.

6.5. Perubahan-perubahan dan Tambahan

a. Perubahan-perubahan dan bagian-bagian atau tambahan-tambahan pada detail, atau keduanya beserta uraian yang menyebabkannya harus diberikan beserta gambar kerja untuk disetujui.

b. Perubahan-perubahan yang disetujui, pengganti-pengganti dan penambahan yang perlu untuk bagian-bagian dari pekerjaan harus dikoordinasikan oleh Pemborong tanpa tambahan biaya.

6.6. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Pemasangan harus dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar-standar yang telah disetujui.

b. Bila toleransi tersebut tidak tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh Menejemen Konstruksi

c. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.

d. Menejemen Konstruksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Menejemen Konstruksi

e. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dngen gambar atau spesifikasi akan ditolak dan apabila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan segera, dan biaya untuk hal ini menjadi beban Kontraktor.

6.7. Persyaratan Pengujian

a. Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan baja harus dimungkinkan untuk diperiksa atau ditest baik workshop lapangan maupun pada Lembaga/Instansi yang berwenang untuk menguji (DPMB, LIPI, dsb.).

b. Untuk profil-profil yang tersusun dari pelat (built up) harus diadakan pengujian non destructive testing. Apabila dalam pengujian non destructive testing timbul keraguan mengenai mutu baja, mutu pengelasan, maka Menejemen Konstruksi berhak untuk meminta diadakan pengujian destructive testing.

Semua biaya pengujian ini ditanggung oleh Kontraktor.

BAB V.

PEKERJAAN BAJA RANGKA RUANG

UMUM

Pekerjaan ini sudah dilaksanakan pada tahap sebelumnya, adapun terkait dengan kebutuhan pemasangan atap, solar panel, dan arsitektural harus tetap mengikuti

persyaratan yang dikeluarkan oleh space frame terutama untuk tidak mengganggu struktur space frame.

Pekerjaan space frame merupakan pekerjaan struktural yang berlisensi, detail pekerjaan dan methode berdasarkan atas analisa dan perhitungan konstruksi yang menggunakan produk hak ciptanya.

Sebelum melaksanakan pekerjaan, wajib melakukan analisa ulang desain berdasarkan sistem beban yang berlaku, yang selanjutnya diterbitkan gambar untuk disetujui semua pihak.

Produk yang digunakan antara lain : APORA, TRIDOME, GEASINDO SPESIFIKASI

KOMPONEN SPACE FRAME DAN PENDUKUNGNYA

Spesifikasi atau istilah kualitas baja di bawah ini

disesuaikan dengan istilah kualitas yang diberikan oleh produsen bahan baja.

Member atau Batang Pipa .

Didisain mampu menahan gaya tarik dan gaya tekan, serta momen akibat berat sendiri. Kualitas baja = JIS G3444 STK 400, setara BJ41

Tegangan Leleh = +/- 2500 kg/cm2

Endcones/Conus/Ujung Pipa.

Didisain mampu menahan gaya tarik dan gaya tekan.

Kualitas baja = JIS G3123 SGD 41. Tensile Strenght ( Fu ) = +/- 4100

~ 4600 kg/cm2

Bolt/Baut.

Didisain mampu menahan gaya tarik

Kualitas baja = T 8.8 (DIN 931 dan

DIN 933) Tensile Strength ( Fu ) = +/- 8000 kg/cm2 Yield Strength ( Fy ) = +/- 6400 kg/cm2

Hexnuts/Pengunci Baut.

Didisain mampu menahan gaya tekan.

Kualitas baja = JIS G3123 SGD 41 Tensile Strenght ( Fu ) = +/- 4100 ~ 4600 kg/cm2

Balljoint/Node/Bola Baja.

Didisain mampu menahan gaya tarik dan gaya tekan. Kualitas baja = S45C

Tensile Strength ( Fu )= +/- 5690 kg/cm2

Yield Strength ( Fy ) = +/- 3430 kg/cm2

Welding / Las

Untuk bahan sambungan las, kita menggunakan bahan sebagai berikut : Bahan las= AWS

A5.1/ASME SFA 5.1

Tensile Strength ( Fu )= +/- 5100 kg/cm2 Yield Strength ( Fy )= +/- 4000 kg/cm2

Anchor / Angkur

Untuk kualitas baja, data baja yang kita gunakan untuk material angkur adalah : Kualitas baja = JIS G3101 – SS400

Tensile Strength ( Fu )= +/- 4000 kg/cm2

Yield Strength ( Fy ) = +/- 2400 ~ 2500 kg/cm2 Painting/Cat

- Cat dasar / Primer = TCI LACQUER PRIMER EXCLUSIVE Dengan ketebalan 60 microns

- Cat Finishing = NITROCELLULOSE ENAMEL

Dengan ketebalan 35 microns

BAB VI

PEKERJAAN LAIN-LAIN

5.1. Pembersihan Dan Penyempurnaan

1. Setelah pekerjaan pokok diselesaikan dan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan telah dibuat, Kontraktor harus membongkar semua pekerjaan-pekerjaan sementara dan mengembalikan seperti keadaan semula, termasuk jalan-jalan masuk.

2. Semua kantor, bangunan-bangunan, tempat tinggal, gudang, bangsal harus dibongkar dan dipindahkan dari lapangan kerja sesuai dengan petunjuk Direksi.

3. Tempat pekerjaan harus dibersihkan, rumput dan tanaman-tanaman lain harus dipotong atau dikepras dan permukaan- permukaan tanah yang tidak rata harus diratakan, termasuk daerah pengambilan bahan tanggul.

4. Biaya untuk pembersihan dan penyempurnaan harus sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan.

5.2. Papan Nama Proyek

1. Pemborong wajib membuat 3 (tiga) buah papan nama Proyek, yang ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya SPPBJ.

2. Papan nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Ukuran papan 100 x 150 cm harus dibuat dari bahan Kayu Kamper yang dilapisi

dengan seng BWG. 30.

b. Tiang penyangga terdiri dari 2 (dua) batang, sedang sebuah penyokong yang berukuran 5 x 7 cm dibuat dari bahan kayu kruing atau sejenis yang diserut halus.

c. Pemasangan papan sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan terletak setinggi 150 cm dari tanah, bawah tiang penyangga dan penyokong ditanam dalam lobang-lobang yang kemudian di cor dengan beton tumbuk campuran 1:3:5 sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.

d.Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat dasar sekali dan cat penutup sekali. Warna-warna diatur menurut ketentuan sebagai berikut :

- Warna dasar biru laut (dominan).

- Tulisan putih dengan garis penutup kuning.

- Lambang Kementrian Pendidikan Nasional.

e. Tulisan-tulisan yang akan dimuat, dari atas ke bawah adalah sebagai berikut : 1). Kementrian Pendidikan Nasional

2). Direktorat Jenderal …………

3). Satuan Kerja ……..

4). Kegiatan “Pembangunan Gedung Akademi Perkeretaapian”

5). Judul pekerjaan dan lingkup pekerjaan 6). Tanggal-tanggal permulaan dan akhir pekerjaan 7). Besarnya nilai kontrak

8). Nama Konsultan 9). Nama Pemborong

f. Pemborong wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya agar tetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang

terakhir kalinya kepada Direksi.

RKS – DED PEMBANGUNAN AKADEMI PERKERETAAPIAN INDONESIA - 2016

Pekerjaan Arsitektur

1 PT. YODYA KARYA

(Persero)

BAB IV

SYARAT-SYARAT

Dokumen terkait