BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
2.4 Pengelolaan Jembatan dengan Bridge Management System (BMS) Menurut Murdick (1984), bahwasanya resep dari sebuah keputusan
2.5.12. Bangunan Atas
41
Gambar 2.20 Ruang Bebas Lalu Lintas Vertikal Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia 2.5.11 Jenis Komponen dan Data Material
Data ini dicatat untuk 5 (lima) komponen utama dari bangunan atas dan bangunan bawah dalam setiap bentang jembatan:
1. Bangunan atas:
a) Struktur bangunan atas, yaitu rangka, gelagar, dst.
b) Permukaan lantai kendaraan.
c) Sandaran 2. Bangunan bawah:
a) Pondasi
b) Kepala jembatan dan pilar
Sumber atau negara asal dari bangunan atas dicatat juga bila sesuai dan menggunakan kode abjad yang terdaftar dalam Laporan pemeriksaan inventarisasi, dapat dilihat pada dalam Lampiran nomor: 2 halaman 170.
42 dapat dengan mudah ditentukan melalui pemeriksaan visual. Kode diambil dari kolom B.
Asal bangunan atas biasanya mudah dilihat, terutama untuk jembatan rangka dan gelagar standar. Gambar bangunan atas jembatan standar dapat dilihat dalam Gambar 2.21 untuk membantu mengenali asal bangunan atas jembatan, pilihan kode dari kolom C.
Lantai dan Permukaan lantai kendaraan, masing-masing dicatat dengan menggunakan kode material terpisah dari kolom B.
Material lantai beton dicatat dalam kolom pertama dan material permukaan lantai kendaraan dicatat dalam kolom kedua.
Sandaran, mencakup pegangan tangan, pagar pengaman dan tiang sandaran. Kode material untuk sandaran sendiri dicatat dalam kolom pertama dan kode material untuk tonggak dicatat dalam kolom kedua.
43
Gambar 2.21.a Jenis Bangunan Atas
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
44 Gambar 2.21.b Jenis Bangunan Atas
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia 2.5.13. Kode Jenis
Sesudah pendaftaran dalam database, BMS MIS menggabungkan kode jenis, material dan sumber menjadi kode yang terdiri dari 3 huruf yang menunjukkan jenis bangunan jembatan atau jenis lintasan untuk digunakan digunakan dalam laporan BMS, misalnya:
RBA : Rangka baja Australia RBL : Rangka baja (lainnya) GBJ : Gelagar baja Jepang KXX : Lintasan kereta api WXX : Lintasan basah FXX : Lintasan ferry 2.5.14 Bangunan Bawah
Pondasi, pada umumnya jenis pondasi tidak dapat ditentukan di lapangan, terkecuali bila pondasi telah terlihat akibat
45 scouring dan dasar sungai mengering. Informasi mungkin dapat diperoleh dari gambar rencana atau catatan konstruksi. Bila tidak ada informasi, kosongkan bagian untuk ini. Bila ada, pilih kode dari kolom D dalam Tabel 2.2. Hal yang sama berlaku juga untuk material. Bila informasi dapat diperoleh, pilih kode dari kolom B.
Kepala jembatan dan Pilar, jenis kepala jembatan dan pilar yang lazim ditemukan dapat dilihat pada Gambar 2.22 Kode diambil dari kolom E, material konstruksi dapat ditentukan melalui pemeriksaan visual. Kode diambil dari kolom B dalam Tabel 2.2.
Gambar 2.22 Jenis Kepala Jembatan dan Pilar
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia 2.5.15 Data Kondisi Komponen
Dalam suatu pemeriksaan inventarisasi, kondisi komponen jembatan ditentukan secara subyektif, artinya inspektur menggunakan penilaian dan pengalaman teknisnya (engineering) untuk menentukan kondisi keseluruhan dari lima komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah dalam setiap bentang.
Masing-masing komponen utama diberikan Tanda kondisi inventarisasi, yang diambil laporan pemeriksaan. Tabel ini ditampilkan kembali dalam Tabel 2.1.
Kondisi aliran air, artinya adanya scouring dapat dimasukkan ke dalam tanda kondisi keseluruhan untuk setiap pilar
46 atau kepala jembatan. Kondisi timbunan tanah dapat dimasukkan ke dalam tanda kondisi untuk setiap kepala jembatan.
Pada akhirnya, Tanda Kondisi Inventarisasi tidak akan memiliki pengaruh dalam BMS, tetapi bila suatu pemeriksaan rinci belum dilaksanakan untuk setiap jembatan dan data yang lebih akurat mengenai kondisi jembatan belum tersedia, BMS MIS mengkonversi Tanda Kondisi Inventarisasi menjadi sama dengan Tanda Kondisi Jembatan untuk perbandingan dengan jembatan- jembatan yang telah menjalani Pemeriksaan Detail.
Tabel 2.1 Penilaian Kondisi untuk Inventarisasi
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
0 jembatan baru dan tanpa kerusakan Penilaian Kondisi Inventarisasi 1 kerusakan kecil pada tabel di atas hanya digunakan 2 kerusakan yang memerlukan pemantauan bila Pemeriksaan Detail
atau pemeliharaan diwaktu mendatang jembatan belum dilakukan pada 3 kerusakan yang memerlukan tindakan saat yang bersamaan dengan
secepatnya dengan Pemeriksaan Inventarisasi
4 kondisi kritis
5 elemen jembatan tidak berfungsi lagi
F. Penilaian Kondisi untuk Inventarisasi
47 2.5.16 Pedoman Pemberian Nilai Kondisi
Tabel 2.2 Pedoman Pemberian Nilai Kondisi
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nilai kondisi 0 - jembatan dalam keadaan baru, tanpa kerusakan
- cukup jelas. Elemen jembatan berada dalam kondisi baik Nilai kondisi 1 - kerusakan sangat sedikit
(kerusakan dapat diperbaiki melalui pemeliharaan rutin dan tidak berdampak pada keamanan atau fungsi jembatan) - contoh: scour sedikit, karat pada permukaan, papan kayu
yang longgar
Nilai kondisi 2 - kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemeliharaan pada masa yang akan datang
- contoh: pembusukan sedikit pada struktur kayu, penurunan mutu pada elemen pasangan batu, penumpukkan sampah atau tanah di sekitar perletakan, kesemuanya merupakan tanda-tanda yang membutuhkan penggantian
Nilai kondisi 3 - kerusakan yang membutuhkan perhatian (kerusakan yang mungkin menjadi serius dalam 12 bulan)
- contoh: struktur beton dengan sedikit retak, rangka kayu yang membusuk, lubang pada permukaan lantai kendaraan, adanya gundukan aspal pada permukaan lantai kendaraan dan pada kepala jembatan , scouring dalam jumlah sedang pada pilar/kepala jembatan, rangka baja berkarat
Nilai kondisi 4 - kondisi kritis
(kerusakan yang serius yang membutuhkan perhatian segera) - contoh: kegagalan rangka, keretakan atau kerontokan lantai
beton, pondasi yang terkikis, kerangka beton yang memiliki tulangan yang terlihat dan berkarat, sandaran pegangan/
pagar pengaman yang tidak ada Nilai kondisi 5 - elemen runtuh atau tidak berfungsi lagi
contoh: bangunan atas yang runtuh, timbunan tanah yang hanyut
48 2.5.17 Data Pelengkap
1) Lalu lintas
Lebar jembatan yang berpengaruh pada arus lalu lintas dinilai dan dicatat, seperti dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Keadaan Lalu Lintas
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia 2) Jalan memutar dan jalan membelok (Detour)
Bagian ini mencatat rute alternatif atau jalan samping yang tersedia bila jembatan ditutup untuk lalu lintas umum, seperti dalam Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Jalan Memutar dan Jalan Membelok (Detour)
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia Bagian laporan Pemeriksaan Inventarisasi ini digunakan untuk memberi informasi umum mengenai jembatan, membantu persiapan strategi pemeliharaan jembatan.
3) Pembatasan fungsional yang ada
Sebagian besar pembatasan pada jembatan mempunyai hubungan dengan batas beban. Setiap batas beban as roda atau kendaraan yang tercantum harus dicatat, seperti dalam Tabel
Pilih 1, 2 atau 3 1 Longgar : kendaraan bebas melintas di atas jembatan
2 Cukup lebar : kendaraan melaju perlahan di atas jembatan 3 Sempit : kendaraan harus sering berhenti dan antri Lebar jembatan yang ada dan pengaruhnya terhadap arus lalu lintas
Jika jembatan ditutup untuk lalu lintas setiap saat apakah ada jalan alternatif melalui suatu lintasan atau penyeberangan sungai lainnya?
Jika Ya, berapa jarak tambahan yang harus ditempuh (km)
Ya Tidak
49 2.5. Pembatasan-pembatasan lainnya seperti batas kecepatan, jalur tutup, dst. Dicatat dalam pembatasan lain. Bila tidak tercantum batas beban atau batas lain, masukkan dalam catatan.
Tabel 2.5 Pembatasan Fungsional yang Ada
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia 2.5.18 Data Banjir Tertinggi
Ketingggian muka air banjir tertinggi yang diketahui berhubungan dengan elevasi permukaan lantai jembatan dan sumber informasi harus dicatat, seperti dalam Tabel 2.6. Data ini dapat digunakan dalam menentukan ketinggian permukaan lantai jembatan dari suatu jembatan baru. Gambar 2.22. menampilkan metode pengukuran.
Tabel 2.6 Data Banjir Tertinggi
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Batasan muatan gandar (ton)
Batasan lain (uraikan)
Muka air banjir terbesar yang diketahui :
pilih + jika di atas lantai atau - jika di bawah lantai (m) Tanggal terjadinya banjir terbesar (bulan, tahun)
Sumber keterangan dari
50 Gambar 2.23 Cara Mengukur Ketinggian Muka Air Banjir Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Data ketinggian muka air banjir dicatat dalam Form Laporan Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan dapat dilihat dalam Lampiran nomor: 3 halaman 171.