• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2.4 Pengelolaan Jembatan dengan Bridge Management System (BMS) Menurut Murdick (1984), bahwasanya resep dari sebuah keputusan

2.4.1 Tujuan Pemeriksaan Jembatan

1) Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan.

2) Menjaga terhadap ditutupnya jembatan.

3) Mencatat kondisi jembatan pada saat tersebut.

4) Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruksi dan pemeliharaan.

5) Memeriksa pengaruh dari beban dan jumlah kendaraan.

6) Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang.

7) Menyediakan informasi mengenai dasar dari pada pembebanan jembatan.

23 2.4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada BMS dilakukan pada, antara lain :

1) Detail secara administrasi seperti nama jembatan, pengelola, nomer jembatan dan tahun pembangunannya.

2) Semua dimensi Jembatan: panjang total dan jumlah bentang.

3) Dimensi, jenis konstruksi, dan komponen-komponen utama setiap bentang jembatan dan elemen jembatan secara individual.

4) Data lainnya.

POLICY FRAMEWORK

Emergency action INSPECTIONS

Inventory inspection Detailed inspection

Routine inspection

Special inspection Load rating

BMS BMS MIS

Bridge database

BINA MARGA MIS

MAINTENANCE CONSTRUCTION

New bridge Replacement

Duplication

REHABILITATION PLANING AND PROGRAMING

BRIDGE MATERIAL BRIDGE INVESTIGATION

AND DESIGN

MONITORING

Gambar 2.2. Bagan Alir Sistem Manajemen Jembatan BMS Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia

24 2.4.3 Jenis Pemeriksaan Utama Dalam BMS

1) Pemeriksaan Inventarisasi

Pemeriksaan inventarisasi dilakukan pada saat awal BMS untuk mendaftarkan setiap jembatan ke dalam database.

Pemeriksaan inventarisasi juga dilaksanakan jika pada jembatan yang tertinggal pada waktu database BMS dibuat. Selanjutnya pada jembatan baru yang belum pernah dicatat, pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan sebagai bagian dari pemeriksaan detail.

Pemeriksaan inventarisasi adalah pengumpulan data dasar administrasi, geometri, material dan data-data tambahan lainnya pada setiap jembatan, termasuk lokasi jembatan, panjang bentang dan jenis konstruksi untuk setiap bentang. Kondisi secara keseluruhan diberikan pada komponen-komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah jembatan.

Pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan untuk mencatat data administrasi, dimensi, material dan kondisi setiap jembatan dalam sistem manajemen jembatan. Semua jembatan, lintasan kereta api, lintasan bawah, lintasan ferry dan gorong-gorong yang memiliki panjang dua meter atau lebih harus dicatat.

Secara lebih khusus, Pemeriksaan inventarisasi dilakukan untuk:

a) Mencatat jembatan dalam sistem manajemen jembatan dengan menggunakan nomor dan lokasi jembatan.

b) Mengukur dan mencatat dimensi keseluruhan dari jembatan dan setiap bentang.

c) Menunjukkan jenis jembatan dan lintasan, komponen utama dan tanggal atau tahun konstruksi.

d) Menilai kondisi komponen-komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah jembatan.

e) Mencatat batas-batas muatan atau pembatasan fungsional

25 lainnya pada jembatan yang ada.

f) Menafsirkan dan mencatat pengaruh lebar jembatan yang ada terhadap lalu lintas.

g) Mencatat rincian mengenai detour (jalan memutar) yang ada bilamana terjadi penutupan jembatan.

h) Mencatat data banjir tertinggi yang diketahui, tanggal terjadinya dan sumber informasi.

i) Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana dan apakah jembatan merupakan jenis standar.

Peralatan berikut diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan inventarisasi:

a) Formulir laporan pemeriksaan inventarisasi.

b) Pena dan kertas untuk gambar atau catatan.

c) Kendaraan dengan odometer yang berfungsi.

d) Alat pengukur jarak.

e) Pita pengukur 50 m.

f) Sekop dan parang.

g) Kalkulator dan kamera.

h) Papan tulis putih kecil dan spidol non permanen (untuk menampilkan nama dan nomor jembatan dalam photo).

i) Perahu, bila diperlukan.

Urutan pemeriksaan inventarisasi jembatan adalah sebagai berikut:

a) Periksa dan catat data administrasi pada halaman 1 dan 3 Laporan pemeriksaan inventarisasi: nama jembatan, lokasi, cabang, dst.

b) Kelilingi jembatan untuk mengetahui tata letak umum dari struktur.

c) Catat jenis lintasan dan ukur serta mencatat data geometrik pada halaman 3 dari laporan: jumlah bentang, panjang keseluruhan, sudut miring.

d) Ukur dan catat dimensi bentang pada halaman 3 dari

26 laporan : panjang lebar antara kerb, lebar trotoar, dst.

e) Tentukan dan catat jenis, material, sumber dan kondisi dan komponen utama dan bangunan bawah pada halaman 3 dari laporan.

f) Tentukan dan catat data pelengkap jembatan pada halaman 4 dari laporan: pembatasan fungsional yang ada, keadaan lalu lintas, detour dan pemindahan jalan, dst.

g) Catat pada halaman 1 dari laporan apakah dianjurkan tindakan darurat dan alasannya.

h) Buat catatan yang diperlukan dalam bagian catatan pada halaman 1 dari laporan.

Pengambilan photo pada pemeriksaan inventarisasi jembatan adalah sebagai berikut:

a) Ketinggian sisi jembatan.

b) Lantai jembatan yang diphoto dari as jalan.

c) Jembatan yang diambil dari sudut 450 dari titik pusat jalan.

d) Hal-hal menarik lainnya termasuk kerusakan dan masalah yang membutuhkan perhatian.

e) Bila perlu, buat sket gambar agar laporan lebih jelas.

2) Pemeriksaan Detail

Pemeriksaan Detail dilakukan untuk mengetahui kondisi jembatan dan elemennya guna mempersiapkan strategi penanganan untuk setiap individual jembatan dan membuat urutan prioritas jembatan sesuai dengan jenis penanganannya.

Pemeriksaan detail dilakukan paling sedikit sekali dalam lima tahun atau dengan interval waktu yang lebih pendek, tergantung pada kondisi jembatan. Pemeriksaan detail juga dilakukan setelah dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi atau pekerjaan perbaikan besar jembatan, guna mencatat data yang baru dan setelah pelaksanaan konstruksi jembatan baru, untuk mendaftarkan ke dalam database BMS dan mencatatnya dalam

27 format pemeriksaan detail.

Untuk melaksanakan pemeriksaan detail, struktur jembatan dibagi dalam suatu hirarki elemen jembatan, hirarki jembatan ini dibagi menjadi 5 level (tingkatan) elemen. Level tertinggi adalah 1, yaitu jembatan itu sendiri secara keseluruhan dan level yang paling rendah adalah 5 yaitu individual elemen dengan lokasinya yang tertentu seperti tebing sungai sebelah kanan, tiang pancang ke: 3 pada pilar ke: 2 dan sebagainya.

Pemeriksaan detail mendata semua kerusakan yang berarti pada elemen jembatan dan ditandai dengan nilai kondisi untuk tiap elemen, kelompok elemen dan komponen utama jembatan. Nilai kondisi untuk jembatan secara keseluruhan didapat dari nilai kondisi setiap elemen jembatan.

Pemeriksaan detail ini dilaksanakan oleh inspektur jembatan yang sudah dilatih dan dibantu oleh staf Unit Pelaksana Teknis apabila perlu.

3) Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan Rutin dilakukan setiap tahun sekali yaitu untuk memeriksa apakah pemeliharaan rutin dilaksanakan dengan baik atau tidak dan apakah harus dilaksanakan tindakan darurat atau perbaikan untuk memelihara jembatan supaya tetap dalam kondisi aman dan layak. Pemeriksaan ini dilaksanakan diantara pemeriksaan detail.

4) Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus biasanya disarankan oleh inspektur jembatan pada waktu pemeriksaan jembatan detail karena ia kurang data, pengalaman atau keahlian untuk menentukan kondisi jembatan. Pemeriksaan khusus juga dapat ditentukan dengan cara proses BMS MIS. Pemeriksaan khusus ini dilakukan oleh sarjana atau staf teknik yang mempunyai keahlian dalam bidang jembatan.

28 2.5 Pemeriksaan Inventarisasi dan Rutin

Pada waktu pemeriksaan inventarisasi dan pemeriksaan rutin, elemen jembatan tidak diperiksa secara terperinci. Bagaimanapun juga seorang inspektur harus memeriksa semua aspek pada jembatan, jadi ia dapat mempercayai data administrasi, geometrik dan data lainnya. Selain itu juga bahwa penilaian kondisi komponen utama jembatan adalah benar, sehingga ia tidak mendapat masalah yang mengakibatkan jembatan jadi tidak aman dan memerlukan tindakan darurat. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh inspektur adalah :

1) Amati jembatan dalam keadaan lalu lintas penuh, untuk mendeteksi lendutan yang berlebihan dan vibrasi yang timbul.

2) Periksa kerusakan, kehilangan, perubahan bentuk, karat atau membusuknya elemen dan menilainya.

3) Periksa landasan dan penahan gempa.

4) Periksa bagian bawah lantai beton jembatan terhadap retak yang terjadi, apakah selimut beton cukup, adanya karat pada tulangan dan sebagainya.

5) Periksa hilangnya, rusaknya atau membusuknya lantai kayu.

6) Periksa dan teliti kualitas lapis permukaan lantai kendaraan, terutama bagian expansion joint, agar dapat didentifikasikan kerusakan yang berhubungan dengan timbulnya gaya kejut yang berlebihan atau

Gambar 2.3 Bagan Alir Jenis Pemeriksaan Jembatan Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Database arsip jembatan Bila

diperluka n

Jembata n baru

Pasca Perbaikan

besar

Tiap 5 tahun / NK > 3

Rutin tahunan Alasan

Pemeriksaa n Jenis Pemeriksaa

n

Khusus Inventarisasi Detail Rutin

Pelaksana Petugas Inspektor Inspekto Inspektor

29 terhambatnya arus lalu lintas.

7) Periksa drainase pada lantai dan jalan pendekat, termasuk adanya tumbuhan dan sampah yang menyumbat jalannya air.

8) Periksa expansion joint dan penutup karet expansion joint bila ada.

9) Periksa kerusakan, longgarnya, hilangnya atau berkaratnya sandaran.

10) Periksa kerusakan pada balok ujung.

11) Periksa perlengkapan jembatan seperti rambu-rambu, utilitas dan catatlah apabila perlu.

12) Periksa apakah ada scouring di sekitar kepala jembatan.

13) Periksa apakah ada keruntuhan, longsor atau amblasnya timbunan.

14) Periksa kondisi tiang pancang terhadap karat, retak akibat busuk atau penurunan.

15) Periksa pergerakan yang ada atau amblasnya kepala jembatan.

16) Periksa keretakan beton dan pasangan batu pada tembok sayap, kepala jebatan dan pilar.

17) Periksa karat atau pembusukan pada kolom.

Dokumen terkait