• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENAFSIRAN AYAT-AYAT WALIYULLAH

B. Penafsiran Ayat-Ayat Terkait Waliyyullah Dalam Tafsir

1. Beriman

Secara bahasa, iman berasal dari isim mashdar

اناميإ

yang berasal dari fi‟il madli

َّنَمٰأ

artinya dalam bahasa Indonesia adalah percaya.109 Kepercayaan terhadap masing-masing rukun iman mendasari tindakan seseorang, sehingga pengertian dasar itu menjadi kewajaran dan kebenaran bagi mainstream masyarakat.110 Dalam dimensi yang lain dan secara lebih mendalam, iman dituntut untuk menunjukkan adanya perwujudan dzahir berupa perilaku yang didasari oleh pegawasan Tuhan yang maha Esa.

Al-Qur‟an menyandingkan banyak lafadz keimanan dengan amal shalih sebagai pertanda Allah memasukan seorang hamba kedalam golongan shalihin yang mampu menjaga keseimbangan lahir dan batin, kemudian mengangkat mereka menjadi wali-Nya seperti yang dicerminkan oleh ayat berikut :

َّفَكَّنيِذَّلاَوِّروُّنلاّىَلِإّ ِتاَمُلُّظلاَّنِمّْمُهُجِرْخُيّاوُنَمآَّنيِذَّلاُّّيِلَوُّوَّللا

ُّتوُغاَّطلاُّمُىُؤاَيِلْوَأّاوُر

َّنوُدِلاَخّاَهيِفّْمُىِّراَّنلاُّباَحْصَأَّكِئَلوُأّ ِتاَمُلُّظلاّىَلِإِّروُّنلاَّنِمّْمُهَ نوُجِرْخُي

109 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap (Surabaya : Penerbit Pustaka Progressif, 1997), 41.

110 Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta : Bumi Aksara, 2017), 41.

Artinya : “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 257)

Syekh Abdul Qadir menafsirkan bahwa perilaku dzahir orang salih yang didasari oleh keimanan akan memberikan keridhaan Allah untuk membukakan jalan yang lebih baik, karena perilaku yang berasal dari kegelapan orang kafir ada berbagai jenis, seperti penafsiran syekh Abdul Qadir berikut :

“Allah, Dzat yang menghimpun semua asma dan sifat adalah pelindung bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Dia memelihara mereka sesuai dengan jangkauan kekuasaan-Nya. Dia mengeluarkan mereka dari berbagai kegelapan (Zulumat) yakni Zulumat at-thabi‟ah, zhulumat imkan, dan zhulumat idhafah.

Menuju cahaya beningnya keesaan Allah.111

Maksud dari “sesuai jangkauan-Nya” adalah jika semakin seseorang berbuat baik (salih) maka semakin dekatlah seseorang kepada Allah sebab keimanannya dan Allah pun semakin dekat dengan hamba- Nya tersebut.

Berdasarkan keimanan yang disebutkan di atas, keadaan seorang hamba salih yang menjalankan keimanannya tercermin dalam beberapa kriteria, yaitu :

111 Abdul Qadir, Tafsir al-Jailani ed. Assayid Asy-Syarif Dr. Muhammad Fadhil Jailani al-Hasani, Vol. 1 (Tangerang : Penerbit Salima Publika dan Markaz Al-Jailani, 2013), 278.

a. Melakukan amal salih

َّنيِحِلاَّصلاّىَّلَوَ تَ يَّوُىَوَّباَتِكْلاَّلَّزَ نّيِذَّلاُّوَّللاَّيِّيِلَوَّّنِإ

Artinya : “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang saleh.” (QS. Al-A‟raf : 196).112

ّ َلَّزَ نّ ْيِذَّلا(ّ موّيقلاّ رداقلاّ )ُللها(ّ يرومأّ عيمجّ يلوموّ ،يظفاحوّ )َيِّيِلَوّ َّنِإ(

ّوسفنبّوناحبسّ)َوُى(ّوفطلّةياغّنمّ)َو(ّيدييأتوّيرصنلّ؛نأرقلاّ:ّيأّ)َباَتِكْلا

ّنمّ)َنْيِحِلاَّصلاّىَّلَوَ تَ ي(

ّنيذّلاّءايبنلأاّاميسّ،نيركاملاّركمّنمّمهظفحيوّهدابع

.مىّذؤيّامّعيمجّنعّمهظفحيّ،وظفحّهراوجّفنكّيفّمى

113

Syekh Abdul Qadir memberitahukan dalam tafsirnya bahwa sesungguhya Allah akan melindungi segala urusan orang-orang salih dari kelicikan orang-oang yan licik seperti halnya Allah melindungi para nabi-nabi-Nya yang dekat dengan-Nya dari segala ancaman.

b. Tidak berpaling ketika mendapat kesenangan

ّ ِثيِداَحلأاِّليِوْأَتّْنِمّيِنَتْمَّلَعَوِّكْلُمْلاَّنِمّيِنَتْيَ تآّْدَقِّّبَر

ِّضْرلأاَوّ ِتاَواَمَّسلاَّرِطاَف

َّتْنَأ

ًّمِلْسُمّيِنَّفَوَ تِّةَرِخلآاَوّاَيْ نُّدلاّيِفّيِّيِلَو ّ نيِحِلاَّصلاِبّيِنْقِحْلَأَوّا

Artinya :“Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan). Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS.

Yusuf : 101)114

Berkaca pada kisah nabi Yusuf AS. Beliau adalah salah satu orang salih yang dikaruniai Allah dengan berupa kerajaan di dunia

112 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, Mushaf Mufassir (Bandung : Penerbit Jabal, 2009), 176.

113 Abdul Qadir, Tafsîr al-Jailâni. Juz 2 (Pakistan : al-Maktabah Ma‟rûfiyah, 2010), 145.

114 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, ibid , 247.

juga kemampuan meramal mimpi yang Allah beritahu dari alam langit. Beliau tidak silau dengan kenikmatan yang ada, namun beliau khawatir jika anugerah tersebut akan menutup hijab ketauhidannya kepada Allah dan beliau selalu meminta untuk diwafatkan serta dikumpulkan dengan golongan yang shalih.115ّ

c. Bertawakkal

Tawakkal adalah langkah dalam memasrahkan segala urusan yang dihadapi setelah melaksanakan langkah usaha (ikhtiar), tawakkal hanya terjadi jika seeseorang telah memiliki keimanan di dalam hatinya. Dengan bertawakkal maka Allah akan memberikan bimbingan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya secara dzahir dan batin. Allah berfirman :

ِّلَوُّوَّللاَوّلاَشْفَ تّْنَأّْمُكْنِمِّناَتَفِئاَطّْتَّمَىّْذِإ

َّنوُنِمْؤُمْلاِّلَّكَوَ تَيْلَ فِّوَّللاّىَلَعَوّاَمُهُّ ي

Artinya : “Ketika dua golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi mereka. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang- orang mukmin bertawakkal.” (QS. Ali Imran : 122)116 Syekh Abdul Qadir menafsirkan ayat di atas dengan :

115 Abdul Qadir, Tafsîr al-Jailâni. Juz 2 (Pakistan : al-Maktabah Ma‟rûfiyah, 2010), 377.

وسفنل ملاّسلا ويلع فسوي اعد ّثم ةيب ّتّلا عاونأب كلضفو كفطلب نيابر نم اي )ِّبَر( : ولوقب ةنطفلاو ءاكّذلاو ةمكلحا ّصمخ نع ةرداص ةاجان وّبر عم ىجانو

ْنِم ِْنَِتْمَّلعَو( ةداهشلا لماعب ةقلعتلدا ةموكلحا : يأ رىاظلا )ِكْلُمْلا َنِم( نِيطعأو )ِْنَِتْيَ تٰأ ْدَق( ثيح لىإ معّنلاو َحَْلْا ِلْيِوْأَت

ثداولحا نم روبعلا : يأ ) ِثْيِدا

ءاسملْا لماع : يأ ) ِضْرَلْْاَو ِتاَوٰمَّسلا َرِطاَف( اىايإ ةيضتقلدا روّصلا نم بيغلا لماع في ام لىإ ةداهشلا لماعلا فى ةنئاكلا ةكلالذا للاظلْا هذى اهنم تسكعنإ تيّلا

رو ،وب تفشكناو كديحوتب تقّقتح ام دعب كتاذب )َتْنَأ( ةداهّشلا في : يأ )ِةَرِخْٰلْاَو اَيْ نُّدلا ِْفي( يرارسأ لماحو يرومأ لىومو )يِّيِلَو( ونيبو نِيب بجلحا تعف

َْيِِلحاَّصلاِب( كفطلب )ِْنِْقِْلحَأَو( كيلإ يرومأ عيجم اّضوفم امّلسم )اًمِلْسُم( نِْضبقا )ِْنَِّفَوَ ت( ىرخلْاو لىولْا ةأشّنلا أشّنلا في مهسوفن اوالصا نيذّلا )

لىولْا ة

ايقللا فرشب كدنع نم اوزوفي ّتّح ىرخلْاو

116 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, Mushaf Mufassir (Bandung : Penerbit Jabal, 2009), 66.

“Dan bagaimana mungkin Allah tidak melindungi mereka dari tindakan melawan Rasulullah, sedangkan Allah adalah penolong bagi semua urusan mereka serta membimbing mereka menuju yang lebih baik bagi keadaan mereka.117 Dan cukuplah Allah menjadi pelindung bagi para wali dan cukuplah Allah menjadi penolong bagi mereka untuk menolong mereka menghadapi musuh, sehingga mereka dapat mengalahkan musuh dan dapat membalas mereka.118 Dari penafsiran ayat diatas menunjukkan bahwa sikap tawakkal dalam diri seseorang hamba akan menjadikan keimanan dan keberanian menjadi meningkat, karena di sisi mereka ada Allah yang memberikan jalan kemudahan.

d. Menjauhi perkara dan perkataan yang menjerumuskan kepada kesyirikan yang dibisikkan oleh setan

ّىَلِإّاَنوُبِّرَقُ يِلّلاِإّْمُىُدُبْعَ نّاَمَّءاَيِلْوَأِّوِنوُدّْنِمّاوُذَخَّتاَّنيِذَّلاَوُّصِلاَخْلاُّنيِّدلاِّوَّلِلّلاَأ

ِّإَّنوُفِلَتْخَيِّويِفّْمُىّاَمّيِفّْمُهَ نْ يَ بُّمُكْحَيَّوَّللاَّّنِإّىَفْلُزِّوَّللا

َّّوُىّْنَمّيِدْهَ يّلاَّوَّللاَّّن

ٌّراَّفَكٌّبِذاَك

Artinya : “Ingatlah, hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.” QS. Az- Zumar : 3).119

117 Abdul Qadir, Tafsir al-Jailani ed. Assayid Asy-Syarif Dr. Muhammad Fadhil Jailani al-Hasani, Vol. 2 (Tangerang : Penerbit Salima Publika dan Markaz Al-Jailani, 2013), 26.

118 Abdul Qadir, ibid, 138.

119 Abdul Qadir, Tafsîr al-Jailâni. Juz 4 (Pakistan : al-Maktabah Ma‟rûfiyah, 2010), 272.

دبعي ام عيجمو ،ناثولْاو مانصلْا يى تيّلا لاعلا قينارغلا ءلاؤى : يأ )ْمُىُدُبْعَ ن اَم(

مّنّلْ ؛لاماك ابيرقت : يأ )ىَفْلُز ِللها َلىِإ اَنْوُ بِّرَقُ يِل َّلاِإ( وناابس ونود نم

وّتلا لببح نوكسمتسلدا نودّحولدا اهّيأ اولابت لا .هراوجو ّقلحا برق لىإ لصنل ؛مبه لّسوتنف ؛وناابس ويدل نومركم ،هدنع نولوبقمةلمك ،اذى ملذوقب ّيٰلذلإا قيف

طابأ لىإ اوتفتلتلاو ةغئاّزلا مهلي

Para wali Allah senantiasa menjauhi perkara-perkara yang dibisikkan setan, karena mereka tau bisikan setan yang sangat halus (meskipun memberi manfaat baginya) adalah jalan menju kesesatan.

Yakni berdasarkan ayat:

َّءاَيِلْوَأُّفِّوَخُيُّناَطْيَّشلاُّمُكِلَذّاَمَّنِإ

َّنيِنِمْؤُمّْمُتْنُكّْنِإِّنوُفاَخَوّْمُىوُفاَخَتّلاَفُّه

Artinya : ”Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imran : 175)120

“Janganlah kalian takut keada mereka (kabar yang menakutkan dari setan dan orang munafik) wahai orang- orang yang beriman karena Allah bersama kalian dan Dia selalu menjaga kalian dari segala yang membahayakan kalian, tetapi takutlah kalian kepada-Ku. Jadi, janganlah kalian patuh kepada setan dan menjadi pengikutnya agar kalian tidak tertimpa murka-Ku jika kalian benar-benar orang-orang yang beriman.:”121

Para wali Allah mengetahui dan membedakan berbagai bisikan serta meyakini bahwa bisikan setan yang halus akan menjerumuskan mereka kedalam perbuatan dosa tanpa mereka sadari (lalai), sehingga mereka akan menyesal dikemudian hari yaitu pada hari penentuan amal. Seperti yang dituliskan Allah dalam ayat berikut:

َّنِمّْمُىُؤاَيِلْوَأَّلاَقَوِّسْنلإاَّنِمّْمُتْرَ ثْكَتْساِّدَقِّّنِجْلاَّرَشْعَمّاَيّاًعيِمَجّْمُىُرُشْحَيَّمْوَ يَو

ٍّضْعَ بِبّاَنُضْعَ بَّعَتْمَتْساّاَنَّ بَرّ ِسْنلإا

ّْمُكاَوْ ثَمُّراَّنلاَّلاَقّاَنَلَّتْلَّجَأّيِذَّلاّاَنَلَجَأّاَنْغَلَ بَو ّ

ٌّميِلَعٌّميِكَحَّكَّبَرَّّنِإُّوَّللاَّءاَشّاَمّلاِإّاَهيِفَّنيِدِلاَخ

120 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, Mushaf Mufassir (Bandung : Penerbit Jabal, 2009), 73.

121 Abdul Qadir, Tafsir al-Jailani ed. Assayid Asy-Syarif Dr. Muhammad Fadhil Jailani al-Hasani, Vol. 2 (Tangerang : Penerbit Salima Publika dan Markaz Al-Jailani, 2013), 64.

Artinya :Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia mengumpulkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman): "Wahai golongan jin! kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata: "Ya Tuhan, kami telah mendapat kesenangan dan waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang". Allah berfirman: "Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali kalau Allah menghendaki lain". Sungguh Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui.” (QS. Al-An‟am : 128).122

e. Ikhlas

ّ ِتوُغاَّطلاّ ِليِبَسّيِفَّنوُلِتاَقُ يّاوُرَفَكّ َنيِذَّلاَوِّوَّللاّ ِليِبَسّيِفَّنوُلِتاَقُ يّاوُنَمآَّنيِذَّلا اوُلِتاَقَ ف اًفيِعَضَّناَكِّناَطْيَّشلاَّدْيَكَّّنِإِّناَطْيَّشلاَّءاَيِلْوَأ ّ

Artinya : “Orang-orang yang beriman mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa‟ : 76)123

“Orang-orang yang beriman, berperang dijalan Allah demi bertakarub kepada-Nya, mencari ridha-Nya, menyebarkan agama-Nya, serta menolong Nabi yang diutus demi meninggikan kaimat tauhid-Nya.”124

Dengan melakukan segala perbuatan secara ikhlas, maka Allah akan membukakan jalan menuju sisinya dan menjadi yakin Allah akan memberikan tempat yang baik disisi-Nya. Allah telah berfirman :

َّ يّاوُناَكّاَمِبّْمُهُّ يِلَوَّوُىَوّْمِهِّبَرَّدْنِعِّملاَّسلاُّراَدّْمُهَل نوُلَمْع

Artinya : ”Bagi mereka (disediakan) tempat yang damai (surga) di sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka karena amal kebajikan yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An‟am : 127).125

122 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, Mushaf Mufassir (Bandung : Penerbit Jabal, 2009), 144.

123 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, ibid, 90.

124 Abdul Qadir, Tafsir al-Jailani ed. Assayid Asy-Syarif Dr. Muhammad Fadhil Jailani al-Hasani, Vol. 2 (Tangerang : Penerbit Salima Publika dan Markaz Al-Jailani, 2013), 160.

125 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, ibid144.

ّ َدْنِع(ّملاستسلإاوّضيوفّتلاّماقمّ:ّيأ)ِم َلاَّسلاُّراَدّْمُهَل )

ّاوقّقحتّامّدعبّ)ْمِهِّبَر

ّعيمجبّيأّ)َنْوُلَمْعَ يّاْوُ ناَكّاَمِب(ّمىرومأّىلوموّ)ْمُهُّ يِلَو(ّوتاذبّ)َوُىَو(ّهديحوتب عيمجوّمهلجروّمىديوّمىرصبوّمهعمسّوىّذإّ؛لامعلأاّنمّنولمعيّاوناكام

ّللهاّتاولصّّيسدقلاّثيدحلاّقطنّامّىلعّمهلامعأّاهنعّتردصّيتّلاّمهحراوج

ّوملاسو اقّىلع

ئ

126

ول

Artinya : “bagi mereka (wali) adalah Darr al-Salam yaitu Maqam tafwidl (alam pencampuran dimana ruh hamba akan sangat dekat dan bertemu dengan Allah) dan Maqam penyelamatan (dari murka-Nya) disisi Tuhannya setelah membenarkan ke-Esaan-Nya. Dan Dia-lah dengan dzat- Nya menjadi pelindung segala urusannya di dunia sebab melakukan semua amal-amal mereka (amal shaleh) Seperti yang telah dihadiskan dalam hadis Qudsi bahwa Allah menjadi pendengarannya, penglihatannya, tanagannya, kakinya dan segala hal yang diperbuat.”

Maksudnya adalah, jika segala urusan telah menjadi hal-hal yang diridhai oleh Allah, maka segala kesalahan yang terselip akan dimaafkan oleh Allah dan digolongkan kedalam golongan orang- orang yang selalu melaksanakan amal saleh.

ِّتاَقُ يْلَ ف

ّ ِليِبَسّيِفّْلِتاَقُ يّْنَمَوِّةَرِخلآاِبّاَيْ نُّدلاَّةاَيَحْلاَّنوُرْشَيَّنيِذَّلاِّوَّللاّ ِليِبَسّيِفّْل اًميِظَعّاًرْجَأِّويِتْؤُ نَّفْوَسَفّْبِلْغَ يّْوَأّْلَتْقُ يَ فِّوَّللا

Artinya : “Karena itu hendaklah orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah. Dan barang siapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka akan Kami berikan pahala yang besar kepadanya.” (An-Nisa‟ : 74)127

126 Abdul Qadir, Tafsîr al-Jailâni. Juz 2 (Pakistan : al-Maktabah Ma‟rûfiyah, 2010), 48.

127 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, Mushaf Mufassir (Bandung : Penerbit Jabal, 2009), 89.

“Bagi para mujahid yang tergugur, maka kelak akan Allah berikan kepadanya dari hadirat Allah pahala yang besar, tidak seperti pahala duniawi dan tidak pula seperti pahaa ukhrawi yang diterima disebabkan amal shaleh, karena pahal bagi para syuhada adalah mereka idup disisi Allah dan menerima rezeki.

Mereka gembira dengan anugerah yang Allah berikan kepada mereka dan para pejuag selalu berada di dalam perlindungan Allah subhanahu wata‟ala128

f. Merasakan kehadiran Allah (ma’rifat billah) Para sufi berkata,

”Seandainya kamu mencintai Allah, tentu kamu memandang kepada-Nya. Dan, jika kamu memandang kepada-Nya, tentu kamu tidak akan memandang kepada selain-Nya. Jika kamu menghadap kepada-Nya, tentu kamu mendengarkan-Nya. dan, jika kamu mendengarkan-Nya, tentu kamu tidak akan mendengarkan selain-Nya. Seandainya Dia mencintaimu, Dia akan menjadi pendengaranmu, penglihatanmu, hatimu, tanganmu, penolongmu dan pendukungmu. Jika kamu menyeru-Nya, Dia akan memberimu. Dia SWT adalah Maha Tinggi. Dan, para kekasih-Nya adalah yang paling tinggi, karena Yang Maha Tinggi bersama mereka.”129

Seorang yang ma‟rifat billah akan mengupayakan untuk membersihkan makanan yang mengandung syubhat, serta menahan keinginan nafsu yang mengajak dosa. Jika seorang hamba mengikuti seruan hati (untuk selalu melakukan hal akan membersihkan dari noda) maka ia akan merasakan kedamaian sehingga ia dipanggil,

wahai wali Allah, wahai orang yang menghendaki Allah, wahai kekasih Allah, dan wahai orang yang dekat dengan-Nya.130

128 Abdul Qadir, Tafsir al-Jailani ed. Assayid Asy-Syarif Dr. Muhammad Fadhil Jailani al-Hasani, Vol. 2 (Tangerang : Penerbit Salima Publika dan Markaz Al-Jailani, 2013), 159.

129 Muhammad Ibn Abi-Qasim al-Humairi, Jejak-jejak Wali Allah. Terj.Saiful Rahman Barito (Jakarta : Erlangga, 2014), 8.

130 Abdul Qadir, Jalan Menuju Cinta Ilahi, terj. Masrahan Ahmad (Yogyakarta : Cipta Media, 2007), 111.

Adapun mengenai jenis-jenis ma‟rifat billah, Syekh menjelaskan dalam penafsiran QS Al-Baqarah ayat 25.

ُّّراَهْ نلأاّاَهِتْحَتّ ْنِمّيِرْجَتّ ٍتاَّنَجّْمُهَلَّّنَأّ ِتاَحِلاَّصلاّاوُلِمَعَوّاوُنَمآَّنيِذَّلاِّرِّشَبَو

ُّمِّوِبّاوُتُأَوُّلْبَ قّْنِمّاَنْ قِزُرّيِذَّلاّاَذَىّاوُلاَقّاًقْزِرٍّةَرَمَثّْنِمّاَهْ نِمّاوُقِزُرّاَمَّلُك

ّاًهِباَشَت

َّنوُدِلاَخّاَهيِفّْمُىَوٌّةَرَّهَطُمٌّجاَوْزَأّاَهيِفّْمُهَلَو

Artinya : ”Dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah- buahan dari surga, mereka, "Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu." Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan mereka (memperoleh) pasangan- pasangan yang suci, mereka kekal di dalamna.” (QS. Al- Baqarah : 25)131

Bahwa maksud dari jannaatin adalah surga-surga yang berisi

„ilmu yaqîn, „ain al-yaqîn, dan ẖaqq yaqîn yang merupakan makrifat universal (al-ma‟ârif al-kulliyyah) yang menyelamatkan manusia dari semua belenggu yang menafikan tauhid, sedangkan makna dari

mengalir dibawahnya sungai-sungai” diistilahkan dengan makrifat parsial (al-ma‟ârif al-juz‟iyyah) yang muncul dari makrifat universal tadi, tumbuh (berbuah) dari pohon keyakinan (syajarah al-yaqîn) sebagai anugerah sempurna yang akan menyelamatkan umat beriman dari derajat imkân dan telah ditetapkan di alam al-lauh al-mahfûzh.132

131 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, Mushaf Mufassir (Bandung : Penerbit Jabal, 2009), 5.

132 Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Tafsir al-Jailani ed. Assayid Asy-Syarif Dr. Muhammad Fadhil Jailani al-Hasani (Tangerang : Penerbit Salima Publika dan Markaz Al-Jailani, 2013), 47

g. Mampu Mengambil Hikmah dari semua kejadian

Para wali Allah mampu untuk mengambil hikmah di balik semua kejadian yang dialami, ini adalah perintah Allah kepada seluruh manusia dalam rangka menjadi pelajaran untuk menyadari bahwa Allah adalah zat yang Maha Kuasa dan dekat dengan hambanya disegala situasi. Sehingga, saat para mukminin menyadari dengan ketidak mampuannya melihat Allah, maka lingkungan dan segala kejadiannya menjadi bukti-bukti yang nyata bagi mereka terhadap Allah.

Allah berfirman :

َّنِمَوّاَهُ ناَوْلَأّاًفِلَتْخُمّ ٍتاَرَمَثِّوِبّاَنْجَرْخَأَفًّءاَمّ ِءاَمَّسلاّ َنِمّ َلَزْ نَأَّوَّللاَّّنَأّ َرَ تّ ْمَلَأ

ّ ِلاَبِجْلا

ِّّباَوَّدلاَوّ ِساَّنلاّ َنِمَوٌدوُسّ ُبيِباَرَغَوّاَهُ ناَوْلَأّ ٌفِلَتْخُمّ ٌرْمُحَوّ ٌضيِبٌّدَدُج

ٌّزيِزَعَّوَّللاَّّنِإُّءاَمَلُعْلاِّهِداَبِعّْنِمَّوَّللاّىَشْخَيّاَمَّنِإّ َكِلَذَكُّوُناَوْلَأّ ٌفِلَتْخُمّ ِماَعْ نلأاَو

ٌّروُفَغ

Artinya : “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu, dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung- gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam- macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.

Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS.

Al-Faţir : 27-28).133

Syekh Abdul Qadir menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan

ُّءاَمَلُعْلا

dalam ayat di atas adalah orang-orang yang takut kepada Allah

133 Al-Qur‟an dan Terjemah DEPAG RI, Mushaf Mufassir (Bandung : Penerbit Jabal, 2009), 437.

sebab mereka menyadari akan kedekatan Allah kepada mereka, seakan menjadi pertemuan diantara dua zat dalam satu tempat. Mereka selalu meresapi akan sifat-siat dan kesempurnaan-Nya, sehingga Allah menyucikan mereka. Para ulama tersebut juga menyucikan Allah dengan nama-nama Allah yang sempurna, selalu menempatkan diri mereka dalam keadaan martabat tauhid (kondisi dimana tiada yang lain selain Allah).

Meraka disingkapkan tirai dengan rahasia penyatuan (pertemuan dua zat) tanpa penyatuan dzahir. Alasan ini karena, ketika seseorang telah merasa takut kepada Allah, maka Allah memberikan pengertian atas apa yang dimaksudkan-Nya (atas hikmah-hikmah segala kejadian) sehingga para ulama akan selalu bertauhid kepada Allah dalam segala keadaan. Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Ahmad menggambarkan kondisi yang selalu dialami rasulullah karena begitu dekatnya Rasulllah kepada Allah. Beliau berkata kepada para sahabat “ Aku (Nabi) adalah yang paling takut kepada Allah dan paling takwa diantara kalian (sekalian mukmin).134

134 Abdul Qadir, Tafsîr al-Jailâni. Juz 4 (Pakistan : al-Maktabah Ma‟rûfiyah, 2010), 154.

هدوج ىضتقبم ربح تااشو ةاشاشر ةفاضإب مدعلا متك نم مىرهظأو مهعدبأ نيذّلا )ِهِداَبِع ْنِم( وشطب نم فايَو )َللها ىَشَْيَ اََّنَِّإ) للهاب ءافرعلا )ُءاَمَلُعْلا(

ع ىلع ةيتاّذلا ةدحولا نايرس ّرسب نوفشكنلدا ،ديحوّتلا ةبتربم نوقّقاتلدا ،ةلماشلا نىسلحا وئاسمأو ،مهيلع ةضئافلا ةلماكلا وفاصوأب ساّنلا ىشخأ ذإ ؛رىاظلدا موم

ا ُمُك ىَشْخَأ ِّْنيِإ" مّلسو ويلع للها ىّلص لاق اذل ؛ونأشب مهفرعأ للها نم دحمأ هاور( "َللها ُمُكاَقْ تَأَو لله

(

Dokumen terkait