• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAPAIAN DALAM PERBAIKAN KINERJA ORGANISASI . 61

Dalam dokumen laporan aksi perubahan kinerja organisasi (Halaman 71-103)

BAB V PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN

B. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN

1. CAPAIAN DALAM PERBAIKAN KINERJA ORGANISASI . 61

61

No Kegiatan Utama Output

Waktu pelaksanaan

Terget Keberhasilan Status

OOT ke dalam pemebelajaran

2

Pembahasan bersama materi Pemberantasan OOT bagi sekolah dan Organisasi Profesi dengan stakeholder

Notulen Rapat dan draf bahan ajar

minggu ke 2 Agustus 2022

- BELUM

3 Replikasi 2 Desa Perluasan Desa Solid

25-29 Juli 2022

Terlaksana untuk 2 desa SELESAI

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

Faktor Kunci keberhasilan dari aksi perubahan ini adalah:

1) Dukungan mentor dan tim kerja efektif dalam aksi perubahan dan stakeholder yang juga menerima manfaat/keuntungan dari hasil aksi perubahan

2) Adanya komitmen dan dukungan untuk melakukan perubahan dari para stakeholder yang menerima manfaat dari hasil aksi perubahan

3) Komunikasi dan koordinasi yang baik antar anggota tim efektif, dan antar stakeholder sehingga visi dan misi Desa Solid dapat terlaksana 4) Dukungan Anggaran dan Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan

program Desa Solid

A) Persiapan Aksi Perubahan (23 Mei – 8 Juni), yang meliputi:

1) Konsultasi dengan atasan langsung

2) Rapat Pendahuluan Penyiapan Tim Efektif 3) Pembentukan tim Efektif

4) Sosialisasi rencana aksi kepada tim efektif 5) Rapat persiapan dengan tim teknis

6) Surat Keputusan Tim Efektif (Tim Kerja)

Gambar 5.3. Tim Efektif Inovasi Desa Solid

Sumber: Surat Keputusan Kepala Balai POM di Mamuju Nomor HK.02.02.33A.33A5.06.22.81, 2022

63

Gambar 5.3. Tim Efektif Inovasi Desa Solid (lanjutan) Sumber: Surat Keputusan Kepala Balai POM di Mamuju Nomor

HK.02.02.33A.33A5.06.22.81, 2022

64

Rapat bersama Tim Efektif Desa Solid dalam rangka penjelasan tentang rencana kegiatan aksi perubahan Permodelan Desa Solid yang

dilaksanakan melalui Zoom Meeting pada hari Senin 23 Mei 2022

Gambar 5.4. Rapat bersama Tim Efektif Desa Solid Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

Rapat Pendahuluan Internalisasi Perencanaan dan Tahapan Aksi Perubahan, yang dilaksanakan di ruang Kepala Balai POM di Mamuju pada hari Kamis 8 Juni 2022

Dalam kegiatan Internalisasi Rencana Aksi, Project Leader memberikan penjelasan kepada anggota tim terkait rencana Aksi Perubahan, tujuan dan manfaat, serta tahapan-tahapan kerja. secara umum semua anggota tim menyatakan sipa memberikan dukungan terhadap rencana aksi perubahan yang akan dilakukan.

65

Gambar 5.5. Rapat Pendahuluan Internalisasi Perencanaan dan Tahapan Aksi Perubahan

Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

Focus Group Discussion (FGD) dengan Tim kerja dan Tim Teknis, hari Rabu 8 Juni 2022 dalam rangka Implementasi Sinergitas Program Desa Solid dan Desa Bersinar.

Dalam kegiatan Focus Group Discussion, Project Leader memberikan penjelasan kepada terkait rencana Aksi Perubahan yang merupakan sinergitas program antara Program Gerakan Keamanan Pangan Desa dari Badan POM dan Program Desa Bersinar dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Barat. Dalam kegiatan FGD ini turut hadir Plt Koordinator P2M dari BNNP Sulawesi Barat dan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Provinsi Sulawesi Barat.

66

Gambar 5.6. Focus Group Discussion (FGD) dengan Tim kerja dan Tim Teknis

Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

67

C) Koordinasi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Barat dan PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sulawesi Barat (2 – 10 Juni 2022), meliputi:

Koordinasi dengan Ketua PD IAI Sulbar, 2 Juni 2022

Project Leader meminta dukungan kepada Ketua PD IAI Sulbar dalam mensukseskan permodelan Desa Solid, dalam koordinasi ini pun didiskusikan terkait :

1) Perjanjian Kerja Sama antara Badan POM dengan PD IAI Sulbar

2) Penunjukan Pengurus IAI Cabang Pasangkayu untuk dapat menjadi Kader Desa Solid

3) Pemberian SKP Pengabdian untuk Apoteker yang terlibat dalam kegiatan permodelan Desa Solid

Gambar 5.7. Koordinasi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Barat dan PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)

Sulawesi Barat

Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

68

Koordinasi dengan Kepala Badan Narkotika Nasional Prov Sulbar Project Leader meminta dukungan kepada Kepala BNNP Sulbar dalam mensukseskan permodelan Desa Solid yang sinergi dengan program Desa Bersinar dari BNN, dalam koordinasi ini pun didiskusikan terkait :

1. Perjanjian Kerja Sama antara Badan POM dengan BNNP Sulbar 2. Penunjukan Tim Kerja dari BNNP Sulbar

Gambar 5.8. Koordinasi dengan Kepala Badan Narkotika Nasional Prov Sulbar

Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

69

D) Koordinasi dengan SETDA Kabupaten Pasangkayu (13 - 15 Juni 2022), Koordinasi dengan BupatiI Pasangkayu

Project Leader meminta dukungan kepada Bupati Pasangkyu dalam mensukseskan permodelan Desa Solid yang dilaksanakan di Kabupaten Pasangkayu, dalam koordinasi ini pun didiskusikan terkait :

1) Penunjukan Desa Kalola dan Desa Polewali sebagai Desa yang di intervensi dalam permodelan Desa Solid

2) Dukungan Bupati Pasangkayu dalam kegiatan Desa Solid

Gambar 5.9. Koordinasi dengan SETDA Kabupaten Pasangkayu Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

70

Koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasangkayu

Project Leader meminta dukungan kepada Bupati Pasangkyu dalam mensukseskan permodelan Desa Solid yang dilaksanakan di Kabupaten Pasangkayu, dalam koordinasi ini pun didiskusikan terkait :

1. Dukungan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Pendidikan dalam kegiatan Desa Solid

2. Sekolah yang diintervensi dalam kegiatan Desa Solid serta Penunjukan Kader Puskesmas dan Kader Sekolah

Gambar 5.10. Koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasangkayu

Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

Koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Kepala Desa di Desa Kalola dan Desa Polewali

Project Leader meminta dukungan kepada Kepala Sekolah dan Kepala Desa di Desa Kalola dan Desa Polewali dalam mensukseskan permodelan Desa Solid yang dilaksanakan di Kabupaten Pasangkayu, dalam koordinasi ini pun didiskusikan terkait :

1. Dukungan Kepala Sekolah dan Kepala Desa dalam kegiatan Desa Solid 2. Sekolah yang diintervensi dalam kegiatan Desa Solid adalah SMP 1

Psangkayu dan SMP Satu atap Bambalamotu di Desa Kalola.

71

3. Penunjukan Kader Desa dan Kader Sekolah direkomendasikan untuk guru BK

Gambar 5.11. Koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Kepala Desa di Desa Kalola dan Desa Polewali

Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

72 E) Pelaksanaan MoU dengan BNNP Sulbar

Gambar 5.12. Pelaksanaan MoU dengan BNNP Sulbar Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

73 G) Survey Calon Kader

Gambar 5.13. Form Survey Calon Kader Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

74

H) Pelaksanaan MoU dengan Organisasi Profesi IAI (20 Juli 2022)

Gambar 5.14. MoU dengan Organisasi Profesi IAI Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

Pelaksanaan Penandatangan PKS Badan POM dengan PD IAI dilaksanakan di Kantor BPOM di Mamuju, dihadiri oleh Ketua PD IAI Sulbar dan 3 orang perwakilan PD IAI Sulbar dan juga disaksikan oleh seluruh Koordinator BPOM di Mamuju.

75

Gambar 5.15. Pelaksanaan Penandatangan PKS Badan POM dengan PD IAI

Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

I) Pembuatan Modul Bahan Ajar

Tabel 5.3. Daftar Bahan Ajar Kader Desa Solid

NO NAMA GAMBAR

1. Buku Saku OOT

76

NO NAMA GAMBAR

2. Leaflet

Pemberantasan OOT

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

J) Melakukan BImtek Kader

Kegiatan Bimtek Kader dilaksanakan di Desa Polewali, dihadiri oleh Kepala BPOM di Mamuju, Perwakilan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Barat., Tim Efektif Desa Solid BPOM di Mamuju, Kader Desa Solid Kab. Pasangkayu, Pembina Desa Solid Kab. Pasangkayu.

Acara dibuka oleh Kepala Balai POM di Mamuju, dengan Narasumber :

1) Narasumber pertama (Burham Sidobejo, SH., MH.) membawakan Materi tentang Gerakan Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalagunaan Obat kepada seluruh peserta Bimtek Kader Desa Solid.

2) Narasumber dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Barat (Tino, S.Psi) membawa materi terkait pemberantasan Narkoba. Selain itu juga terdapat program BNN, diantaranya pemberdayaan alternatif untuk mereka yang terlibat dalam peredaran narkoba karena faktor ekonomi yang diberikan keterampilan sehingga punya alternatif usaha lain untuk menunjang ekonomi.

3) Narasumber dari tim efektif Desa Solid memaparkan tentang tugas dan fungsi kader Desa Solid, dimana tiap-tiap kader diharapkan untuk melaksanakan Bimtek atau penyuluhan kepada komunitasnya, dan

77

diharapkan dari tiap kader menyampaikan tentang bahaya penggunaan OOT kepada minimal 20 (dua puluh) orang komunitasnya, dan dilakukan minimal dalam 3 (tiga) kali turun lapangan.

Kepada tiap kader Desa Solid telah diberikan leaflet dan booklet berisi informasi terkait bahaya penyalahgunaan OOT dari segi efek kepada tubuh maupun konsekuens hukum bagi yang mengedarkan OOT. Isi materi dari leaflet dan booklet dapat disampaikan kepada masing-masing komunitas dari kader. Dari hasil Pelatihan Kader diperoleh hasil Pre dan Post Test sebagai berikut.

Tabel 5.4. Pre dan Post Test Pelatihan Kader Desa Solid

No Nama Kelompok

Kader Nilai Nilai

Pretest Nilai Nilai Posttest 1 Rahmadi

Usman

Kader Sekolah (Kalola)

8 66.7 11 91.7

2 Lailatul Mursidah

Kader Puskesmas

9 75.0 11 91.7

3 Zainuddin Kader Desa Kalola

6 50.0 12 100.0

4 Firdaus Kader IAI 10 83.3 12 100.0

5 I Nyoman Aryawibawa

I Nyoman Aryawibawa (Kader IAI)

10 83.3 12 100.0

6 Alpina Kader Desa Kalola

6 50.0 10 83.3

7 Muhammad Taufik

Kader Desa Polewali

7 58.3 11 91.7

8 Rezky Kader Desa Polewali

8 66.7 11 91.7

9 Syerina Kader Puskesmas

9 75.0 11 91.7

10 Hijrawati Kader SMP 5 41.7 11 91.7

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

78

Berikut ini grafik peningkatan pengetahuan kader sebelum dan setelah pelatihan.

Gambar 5.16. Peningkatan Pengetahuan Kader Sebelum Dan Setelah Pelatihan

Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

79

K) Pembuatan Subsite Modul, penyertaan link ke subsite POM Mamuju

Update Subsite Mamuju.pom.go.id pada link Desa Solid, 29 Juli 2022

Gambar 5.17. Subsite Desa Solid Sumber: mamuju.pom.go.id, 2022

80 L) Intervensi Sekolah dan Desa

Kader Desa Solid melaksanakan pemberian Informasi kepada komunitasnya melalui pertemuan dan diskusi, tiap kader Desa Solid memberikan leaflet berisi informasi terkait bahaya penyalahgunaan OOT ilegal dari segi efek kepada tubuh maupun konsekuensi hukum bagi yang mengedarkan OOT illegal, tiap kader melaksanakan pemberian informasi sebanyak 3 (tiga) kali kepada komunitasnya dengan jumlah minimal sebanyak 20 (dua puluh) orang.

Total jumlah yang diintervensi berdasarkan daftar hadir adalah 200 orang yang terdiri atas masyarakat desa/ pasien yang datang ke Puskesmas/ dan siswa Sekolah Menengah Pertama.Kader Memberikan Survey Pre test dan Post test kepada komunitasnya untuk mengukur peningkatan pengetahuan.

Setiap kader mendokumentasikan seluruh kegiatannya dalam bentuk laporan dan foto pelaksanaan.

Gambar 5.18. Pelaksanaan Intervensi Sekolah dan Desa Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

81

Gambar 5.18. Pelaksanaan Intervensi Sekolah dan Desa (lanjutan) Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

M) Monitoring Pelaksanaan

Rata-Rata nilai Pretest Komunitas 50

Rata-Rata nilai Post Test

komunitas 90

Presentasi Peningkatan Pengetahuan Komunitas

Desa Solid: 60 %

Gambar 5.19. Peningkatan Pengetahuan Komunitas Desa Solid Sumber: Data diolah Penyusun, 2022

20,00,0 40,060,0 100,080,0 120,0

Hasmi nur Marna muslimin abdullah I made gesuk Ni Made Gilang… Anjas Randi Bahri Mariana Rukmawati Rostina Muh. Fikhi Ikram warli radi Muh. Afghan Naura Vania Lilis Fitriani Parinten Muh. Isno Samaria Hasnawiah Salmia Rafli Zul Eda Putra Widya Puspa Fajriah

Peningkatan Pengetahuan Komunitas Desa Solid melalui Pre-Post Teste

Nilai Pretest Nilai Postest

82

Gambar 5.19. Peningkatan Pengetahuan Komunitas Desa Solid (lanjutan)

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

Sebelum dilakukan intervensi terdapat 3 (Tiga) Sarana retail yang menjual obat-obat (Tanpa Keahlian dan Kewenangan)

Setelah Pelaksanaan intervensi dan petugas melakukan monev, terdapat 2 (Dua) Sarana yang sudah tidak menjual obat-obat dan 1 (Satu) Sarana tutup pada saat akan diperiksa.

Tabel 5.5. Hasil Monitoring Pelaksanaan Intervensi

No Nama

Toko Alamat

Sebelum dilakukan Intervensi

Setelah dilakukan Intervensi

Keterangan

1 Toko Fajrul

Depan Lapangan Bambalamotu

Ditemukan menjual Obat

Sudah Tidak menjual

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1

MONITORING PENINGKATAN PENGETAHUAN KOMUNITAS

Nilai Pretest (Rata-Rata) Nilai Posttest (Rata-Rata)

83 No Nama

Toko Alamat

Sebelum dilakukan Intervensi

Setelah dilakukan Intervensi

Keterangan

Bebas dan Bebas terbatas

Sediaan farmasi berupa obat

2 Toko

Aslam Desa Kalola

Ditemukan menjual Obat

Bebas dan Bebas terbatas

Sudah Tidak menjual Sediaan farmasi berupa obat

3 Toko Risda

Poros Bambalamotu, depan alfamidi bambalamotu

Ditemukan menjual Obat

Bebas dan Bebas terbatas

- Toko

Tertutup

4 Toko

NN Desa Kalola

Ditemukan menjual Obat

Bebas dan Bebas terbatas

Tutup Tutup

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

84

Gambar 5.20. Pelaksanaan Intervensi Oleh Kader Sumber: Dokumentasi Kegiatan BPOM di Mamuju, 2022

85

O) Meningkatnya Pengetahuan Masyarakat dan Siswa Sekolah

Survey Post test dilakukan terhadap 10 orang dari masing-masing komunitas kader untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat yang telah menerima informasi dari kader. Soal yang diberikan pada saat pretest sama dengan soal pada posttest, yang berisi terkait materi yang disampaikan oleh kader. Setelah dilakukan pengukuran, nilai rata-rata pre test pada 100 sampel komunitas adalah 50 dan nilai rata-rata post test adalah 90. Telah terjadi peningkatan pengetahuan komunitas sebesar 60%

2. MANFAAT AKSI PERUBAHAN

Program pencegahan penyalahgunaan OOT di Provinsi Sulawesi Barat harus dilaksanakan secara massif dan terstruktur. Kolaborasi dan sinergisme program dengan lintas sektor dan program internal Badan POM akan memberikan dampak lebih besar. Desa Solid ini merupakan salah satu alternatif solusi dalam menguatkan program pengawasan Obat dan Makanan. Bagi stakeholder Pemerintah Daerah dan BNN Provinsi Sulawesi Barat adalah terkendalinya penyalahgunaan OOT dan Narkoba sampai ditingkat desa. Balai POM di Mamuju perlu inovasi dan terobosan pola kerja guna meningkatkan indeks kepuasan masyarakat atas kinerja Balai POM di Mamuju, Manfaat yang diperoleh dari aksi perubahan ini adalah :

1) Balai POM di Mamuju :

a. Terjadi peningkatan efektivitas dan kinerja organisasi, khususnya dalam hal penyebaran informasi dan program pencegahan penyalahgunaan OOT di masyarakat

b. Terjadi efisiensi anggaran, waktu dan tenaga dalam pelaksanaan program nasional karena menggabungkan Desa Pangan Aman dan Program Nasional Pemberantasan Penyalahugunaan Obat Palsu dan Ilegal Badan POM

c. Terjadi peningkatan jumlah informan pengawasan Obat dan Makanan sampai ke tingkat desa

d. Terjadi peningkatan penyediaan layanan publik yang lebih menyeluruh kepada masyarakat

86

e. Desa Solid dan Aplikasi Booklet dan Buku Digital Desa Solid dapat menjadi salah satu instrument yang mudah di akses masyarakat sehingga meningkatkan kualitas layanan pubik, setelah adanya booklet dan buku digital berbasis subsite sudah ada peningkatan survey kepuasan pelanggan meningkat dari nilai 90.03 menjadi 96,47 (meningkat 6 poin)

f. Balai POM di Mamuju memiliki program cegah tangkal yang efektif untuk penggalangan komunitas

g. Desa Solid juga dapat menaikan performa dan nilai Reformasi Birokrasi BPOM di Mamuju khsusunya di faktor pengungkit area peningkatan pelayanan publik.

2) Dampak Masyarakat

a. Masyarakat dapat mengakses bahan ajar dan informasi seputar penyalahgunaan OOT dan pencegahannya secara mudah, cepat, efisien dan tanpa biaya

b. Masyarakat mendapatkan kader desa yang mampu memberikan perlindungan untuk desa nya karena sudah memiliki kader yang kompeten

c. Terlindunginya anak-anak dan keluarga di Desa Solid dari bahaya dan ancaman penyalahunaan OOT

3) Dampak Stakeholder

a. Pemerintah Daerah dapat melakukan pemetaan terhadap desa yang rawan akan kejahatan Obat dan Makanan

b. Desa yang menjadi sasaran program akan memiliki citra positif sebagai desa percontohan dan sudah bebas dari penyalahgunaan OOT

c. Bagi BNN Provinsi Sulawesi Barat, program Desa Bersinar akan lebih efektif dan cepat dilaksanakan karena akan banyak dukungan dari stakeholder lainnya

d. Terjadi peningkatan komitmen Pemerintah Daerah dan Stakeholder terhadap pemberantasan penyalahgunaan OOT

87

e. Peningkatkan komitmen stakeholder dalam pengawasan Obat dan Makanan

Paramater dalam pengukuran efektivitas Desa Solid terhadap pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Obat Obat Tertentu di ukur pada Kondisi Sebelum dan Sesudah aksi perubahan desa solid dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5.6. Pengukuran Efektivitas Desa Solid

Sebelum

Intervensi Nilai Setelah

Intervensi Nilai Kesimpulan Pengetahuan

tentang

Penyalahgunaan OOT di Kader

50 Bimtek dan

Praktek pemberian Informasi, pelaporan

95 Terjadi kenaikan pengetahuan sebesar 65%

Peningkatan Pengetahuan dari komunitas yang di intervensi

50 Intervensi dari Kader dan Bimtek

Komunitas

88 Terjadi peningkatan pengetahuan untuk komunitas sebanyak 60%

Penurunan titik penyalahgunaan OOT

4 Sarana yang di invensi melalui edukasi

4 Sarana tutup dan tidak menjual kembali sebanyak 100%

Jumlah Kader Desa Solid

0 orang Seleksi

terhadap calon kader melalui penilaian

komunitas yang dimiliki

10 Orang

Peningkatan 100

%

Pembentukan Intelejen Obat dan

0 orang Membuat grup

WA dalam

pelaporan

10 Orang

Peningkatan 100%

88 Sebelum

Intervensi Nilai Setelah

Intervensi Nilai Kesimpulan Makanan tingkat

desa

khusus indikasi informasi

penjualan kembali OOT

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

Pelaksanaan Desa Solid dan evaluasinya memberikan dampak perubahan terhadap persepsi dan pola piker dari stakeholder, baik stakeholder internal maupun eksternal. Kegiatan Desa Solid berfokus pada kolaborasi dan sinergisme program antara Badan POM, BNN dan Pemerintah Daerah. Suatu program dikatakan efektif apabila usaha atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Efektivitas program dapat dirumuskan sebagai tingkat dalam melihat sasaran, sejauh mana sasaran program telah ditetapkan. Suatu program atau kegiatan dapat di katakan efektif apabila mampu memberikan efek, akibat, pengaruh, hasil, dan tentu memberikan kepuasan terhadap masyarakat.

Kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Pada sebuah organisasi yang saling tergantung, kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif. Kolaborasi itu penting untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang rumit. Agar kolaborasi dapat berhasil, diharuskan untuk mengidentifikasi kapan dan bagaimana berkolaborasi. Hal ini bisa dicapai dengan berlatih secara terus menerus, begitu pula pemahaman tentang stakeholder kerja sama. Dibutuhkan pemahaman dan penghargaan pada keahlian, kompetensi serta karakter orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan kolaborasi yang tertinggi dapat diraih ketika kolaborasi itu melibatkan orang-orang dengan beragam gaya kerja, nilai-nilai, budaya, pendidikan dan latar belakang pekerjaan yang berlainan. Orang-orang tersebut akan menghadirkan pemikiran yang benar-benar berbeda dan akibatnya suatu persoalan akan ditangani dari berbagai segi. Akan tetapi, agar kolaborasi di

89

level ini bisa berjalan efektif, dibutuhkan kepercayaan dan rasa saling menghormati.

Desa solid menggabungkan proses kolaborasi dan sinergisme program nasional yang ada di dalam Badan POM sendiri dan Program yang ada di stakeholder lainnya antara lain BNN dan Pemerintah Daerah.

Program yang di kolaborasikan antara lain Desa Pangan Aman, Desa Bersih Narkoba.

Dalam implementasi Program Desa Solid tidak terlepas dari tantangan dan hambatan. Adapun tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan Program Desa Solid ini antara lain:

1) Hambatan Komunikasi

Komunikasi yang kaku dan terkotak-kotak antara bagian di internal Balai POM di Mamuju atau dengan stakeholder menjadi tantangan tersendiri, komunikasi yang buruk akan menyebabkan program tidak terlaksana. Solusi yang diambil untuk meminimalisir dari hambatan ini adalah dengan melakukan FGD dan diskusi non formal dengan Tim Efektif dan Stakeholder.

2) Hambatan Penetapan Visi dan Misi

Tidak ada target yang jalas dan di mengerti oleh semua anggota akan menyebabkan program tidak bisa berjalan dengan baik dan mencapai target program Desa Solid. Hambatan ini dapat di cegah dengan melakukan FGD dan internalisasi secara terus menerus.

Selain itu dengan adanya tim efektif dapat meningkatkan pemahaman dan kesamaan persepsi tentang Desa Solid menyangkut tujuan dan pelaksanaan kegiatan.

3) Hambatan Budaya Organisasi

Budaya kerja setiap orang dan organisasi berbeda, hal ini dapat menjadi penghalang untuk efektivitas program Desa Solid, cara berfikir, pola koordinasi internal dan penghitungan output akhir dapat berbeda antar organisasi. Upaya yang di lakukan untuk mengurangi hambatan ini adalah sering melakukan diskusi informal dan dilibatkan dalam program kegiatan lainnya.

90

Berikut ini peta stakeholder sebelum dilakukannya aksi perubahan.

LATENT

High influence Low interest

PROMOTORS High Influence High Interest

Kepala BNN Prov SulBar

Kepala Dinas Kesehatan

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kepala Dinas Pariwisata

Ketua Ikatan Apoteker Indonesia SulBar

Kepala Balai POM di Mamuju

Deputi Pengawasan Obat dan NAPZA Badan POM

Kepala Desa

Kepala Sekolah

Tim Efektif

APATHETICS Low Influence Low Interest

DEFENDERS Low Influence High Interest

LSM

Organisasi Profesi Lainnya

Masyarakat

Wartawan

Staf Penindakan

Staf Infokom

Gambar 5.21. Peta Peta Stakeholder Sebelum Dilakukannya Aksi Perubahan

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

Dalam upaya mendapatkan dukungan untuk tercapainya tujuan aksi perubahan, dilakukan pendekatan dengan menerapkan strategi komunikasi yang tepat sesuai pengaruh dan kepentingan masing-masing stakeholders terhadap aksi perubahan. Hubungan serta strategi komunikasi terhadap masing-masing stakeholder adalah sebagai berikut:

91

Tabel 5.7. Strategi Komunikasi Kepada Kelompok Stakeholders

NO KELOMPOK

STAKEHOLDERS STRATEGI KOMUNIKASI

1 Promoters Strategi yang dilakukan adalah yang dapat meningkatkan dukungan dan minat promoters terhadap rencana aksi perubahan, antara lain dengan cara:

Konsultasi berkala

Pelaporan secara berkala

Diskusi secara regular

2 Latents Strategi yang dilakukan adalah yang dapat meningkatkan minat terhadap aksi perubahan yaitu dengan diskusi dan pendekatan mengundang rapat dan mengadakan pertemuan informal agar mendukung/memberikan masukan terhadap rencana aksi perubahan

Membuat acara Bersama dengan melibatkan stakeholder sebagai pemberi acara kegiatan.

3 Defenders Strategi yang dilakukan adalah yang dapat meningkatkan diskusi informal dan mengundang rapat

4 Apathetics Strategi komunikasi yang dilakukan adalah yang dapat meningkatkan minat stakeholders agar mendukung proyek perubahan, yaitu dengan cara diskusi informal

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

Setelah dilakukan strategi komunikasi diatas, maka peta stakeholder seperti gambar berikut.

92

Berikut ini peta Stakeholder setelah dilakukannya Komunikasi dan Aksi Perubahan.

LATENT

High influence Low interest

PROMOTORS High Influence High Interest

PERPINDAHAN

Kepala Balai POM di Mamuju

Deputi Pengawasan Obat dan NAPZA Badan POM

Kepala Desa

Kepala Sekolah

Tim Efektif

Ketua IAI

Kepala BNNP SulBar

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten APATHETICS

Low Influence Low Interest

DEFENDERS Low Influence High Interest

PERPINDAHAN

LSM

Staf Infokom

Masyarakat

Staf Penindakan

Wartawan

Organisasi Profesi lainnya

Gambar 5.22. Peta Peta Stakeholder Setelah Dilakukannya Aksi Perubahan

Sumber: Data Diolah Penyusun, 2022

Berdasarkan analisis stakeholder awal terdapat 5 stakeholder yang masuk dalam kuadran II yaitu : BNN Provinsi Sulawesi Barat, Ikatan Apoteker Indonesia Sulawesi Barat, Pemerintah Daerah Dinas Kesehatan , Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan. Dari kelima stakeholder tersebut 4 stakeholder telah bergeser ke kuadran I sebagai promoter yaitu BNN, IAI, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan.

Dalam dokumen laporan aksi perubahan kinerja organisasi (Halaman 71-103)

Dokumen terkait