tisasi atas Pengeluaran untuk Memperoleh Harta Tak Berwujud dan Pengeluaran Lainnya untuk Bidang Usaha Tertentu.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Penyu- sutan atas Pengeluaran untuk Memperoleh Harta Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan Dalam Bidang Usaha Tertentu.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Peng- hitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi, Badan Usaha Mi- lik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa dan Wajib Pajak Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan Diharuskan Membuat Laporan Keuangan Berkala Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 tanggal 15 Mei 2009 tentang Jenis-Jenis Harta yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 tentang Piutang yang Nyata-Nyata Tidak Dapat Ditagih yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.03/2009 tanggal 10 Desember 2009 tentang Peru- bahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan yang Harus Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa dan Wajib Pajak Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan Diharuskan Membuat Laporan Keuangan Ber- kala Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.03/2010 tanggal 25 Januari 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.03/2008 tentang Penetapan Organisasi- Organisasi Internasional dan Pejabat-Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 tentang Piutang yang Nyata- Nyata Tidak Dapat Ditagih yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tanggal 5 April 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.03/2010 tanggal 20 Agustus 2010 tentang Perubah- an Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.03/2008 tentang Penetapan Organisasi-Organisasi Internasional dan Pejabat-Pejabat Perwakilan Organisasi Internasio- nal yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Pemu- ngutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain. yang telah di- ubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.011/2013 tanggal 6 Desember 2013
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.03/2011 tanggal 5 April 2011 tentang Tata Cara Pen- catatan dan Pelaporan Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan Pe- nelitian dan Pengembangan, Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olahraga dan Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.011/2012 tanggal 6 Agustus 2012 tentang Perubah- an Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.03/2008 tentang Penyusutan atas Pe- ngeluaran untuk Memperoleh Harta Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan Dalam Bidang Usaha Tertentu.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.03/2012 tanggal 10 September 2012 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.011/2012 tanggal 29 Oktober 2012 tentang Peru- bahan Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.03/2008 tentang Penetap- an Organisasi-Organisasi Internasional dan Pejabat-Pejabat Perwakilan Organisasi Interna- sional yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Peru- bahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2013 tanggal 2 Januari 2013 tentang Tata Cara Pe- ngajuan dan Penyelesaian Keberatan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tanggal 7 Januari 2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.011/2013 tanggal 4 November 2013 tentang Peru- bahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemu- ngutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.011/2013 tanggal 6 Desember 2013 tentang Peru- bahan Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemu- ngutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 tanggal 29 Juni 2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak
Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan Penelitian dan Pengembangan, Sumba- ngan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olahraga dan Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tanggal 12 Juni 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013 tanggal 21 November 2013 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Ke- empat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Ca- ra Perpajakan.
Prakosa, Kesit Bambang, 2006, Hukum Pajak, Ekonisa, Yogyakarta.
Rousseau, Jean-Jacques, 1762, On The Social Contract.
Seligman, Edwin Robert Anderson, 1895, Essays in Taxation, 3rd Edition, Macmillan and Company.
Siahaan, Marihot Piala, 2010, Hukum Pajak Elementer: Konsep Dasar Perpajakan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Simpson, Kemper, 2013, Economics for The Accountant, Forgotten Books, London, page 166-7, (Original Work Published 1921).
Smith, Adam, 1776, An Inquiry into The Nature and Causes of The Wealth of Nations, An Electronic Classics Series Publications, Editor: Jim Manis (2005), PSU-Hazleton, Hazleton, PA 18202.
Steyn, Theuns, Riel Fanzsen and Madeleine Stiglingh, 2013, Conceptual Framework for Classifying Government Imposts Relating to The Tax Burden of Individual Taxpayers in South Africa, International Business & Economics Research Journal, Vol. 12, No. 2, page 239-252.
Suandy, Erly, 2008, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 tanggal 11 Juni 2013 tentang Kebijakan Pemeriksaan.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
100 Masa PPh Pasal 21 untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 21 termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
199 Pembayaran Pendahuluan skp untuk pembayaran pajak sebelum diterbit- PPh Pasal 21 kan surat ketetapan pajak PPh Pasal 21.
200 Tahunan PPh Pasal 21 untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21.
300 STP PPh Pasal 21 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Pasal 21.
310 SKPKB PPh Pasal 21 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh Pasal 21.
311 SKPKB PPh Final Pasal 21 Pembayaran untuk pembayaran jumlah yang masih harus Sekaligus Atas Jaminan Hari Tua, dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh Uang Tebusan Pensiun, dan Final Pasal 21 pembayaran sekaligus atas Uang Pesangon Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan Pensiun,
dan Uang Pesangon.
320 SKPKBT PPh Pasal 21 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh Pasal 21.
321 SKPKBT PPh Final Pasal 21 Pemba- untuk pembayaran jumlah yang masih harus yaran Sekaligus Atas Jaminan Hari dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh Tua, Uang Tebusan Pensiun, dan Final Pasal 21 pembayaran sekaligus atas Uang Pesangon Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan Pensiun
dan Uang Pesangon.
390 Pembayaran atas Surat Keputusan untuk pembayaran jumlah yang masih Pembetulan, Surat Keputusan Kebe- harus dibayar yang tercantum dalam Surat ratan, Putusan Banding, atau Putusan Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Peninjauan Kembali Keberatan, Putusan Banding atau Putusan
Peninjauan Kembali.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang.
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Lampiran 1: Tabel Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran
TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN
1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21 KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
100 Masa PPh Pasal 22 untuk pembayaran pajak yang harus disetor yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 22 termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan
pemeriksaan.
199 Pembayaran Pendahuluan SKP PPh untuk pembayaran pajak sebelum diterbitkan Pasal 22 surat ketetapan pajak PPh Pasal 22.
401 PPh Final Pasal 21 Pembayaran untuk pembayaran PPh Final Pasal 21 Sekaligus Atas Jaminan Hari Tua, pembayaran sekaligus atas Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan Pensiun, dan Uang Uang Tebusan Pensiun, dan Uang Pesangon.
Pesangon
402 PPh Final Pasal 21 atas honorarium untuk pembayaran PPh Final Pasal 21 atas atau imbalan lain yang diterima honorarium atau imbalan lain yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan TNI/POLRI dan para pensiunnya para pensiunnya.
500 PPh Pasal 21 atas pengungkapan untuk kekurangan pembayaran pajak yang ketidakbenaran masih harus disetor yang tercantum dalam
SPT PPh Pasal 21 atas pengungkapan keti- dakbenaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5)
Undang-Undang KUP.
501 PPh Pasal 21 atas penghentian untuk kekurangan pembayaran pajak yang penyidikan tindak pidana masih harus disetor yang tercantum dalam
SPT PPh Pasal 21 atas penghentian penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang-Undang KUP.
510 Sanksi administrasi berupa denda untuk pembayaran sanksi administrasi beru- atau kenaikan atas pengungkapan pa denda atau kenaikan, atas pengungkap- ketidakbenaran pengisian SPT PPh an ketidakbenaran pengisian SPT PPh Pasal Pasal 21 21 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP.
511 Sanksi denda administrasi berupa untuk pembayaran sanksi administrasi beru- denda atas penghentian penyidikan pa denda, atas penghentian penyidikan tin- tindak pidana di bidang perpajakan dak pidana di bidang perpajakan sebagai-
mana dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang-Undang KUP.
2. Kode Akun Pajak 411122 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22 KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
300 STP PPh Pasal 22 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam STP PPh Pasal 22.
310 SKPKB PPh Pasal 22 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh Pasal 22.
311 SKPKB PPh Final Pasal 22 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh Final Pasal 22.
320 SKPKBT PPh Pasal 22 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh Pasal 22.
321 SKPKBT PPh Final Pasal 22 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh Final Pasal 22.
390 Pembayaran atas Surat Keputusan untuk pembayaran jumlah yang masih harus Pembetulan, Surat Keputusan Ke- dibayar yang tercantum dalam Surat Kepu- beratan, Putusan Banding atau tusan Pembetulan, Surat Keputusan Kebe- Putusan Peninjauan Kembali ratan, Putusan Banding, atau Putusan Penin-
jauan Kembali.
401 PPh Final Pasal 22 atas Penebusan untuk pembayaran PPh Final Pasal 22 atas
Migas Penebusan Migas.
403 PPh Final Pasal 22 atas Penjualan untuk pembayaran PPh Final Pasal 22 atas Barang yang Tergolong Sangat Penjualan Barang yang Tergolong Sangat
Mewah Mewah
500 PPh Pasal 22 atas pengungkapan untuk kekurangan pembayaran pajak yang ketidakbenaran masih harus disetor yang tercantum dalam
SPT Masa PPh Pasal 22 atas pengungkapan ketidakbenaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP.
501 PPh Pasal 22 atas penghentian untuk kekurangan pembayaran pajak yang penyidikan tindak pidana masih harus disetor yang tercantum dalam
SPT Masa PPh Pasal 22 atas penghentian penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang- Undang KUP.
100 Masa PPh Pasal 23 untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor (selain PPh Pasal 23 atas dividen, bu- nga, royalti, dan jasa) yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 23 termasuk SPT pembe- tulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
101 PPh Pasal 23 atas Dividen untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor atas dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Badan dalam negeri yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 23.
500 PPh Pasal 22 Impor atas pengung- untuk kekurangan pembayaran pajak yang kapan ketidakbenaran masih harus disetor yang tercantum dalam
SPT Masa PPh Pasal 22 atas pengungkapan ketidakbenaran atas transaksi Impor seba- gaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3), atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP.
501 PPh Pasal 22 Impor atas penghen- untuk kekurangan pembayaran pajak yang tian penyidikan tindak pidana masih harus disetor yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 22 atas penghentian pe- nyidikan tindak pidana atas transaksi Impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang-Undang KUP.
510 Sanksi administrasi berupa denda untuk pembayaran sanksi administrasi beru- atau kenaikan atas pengungkapan pa denda atau kenaikan, atas pengungkap- ketidakbenaran pengisian SPT Masa an ketidakbenaran pengisian SPT Masa PPh PPh Pasal 22 Impor atas pengungkapan ketidakbenaran pengi- sian SPT Masa PPh Pasal 22 Impor sebagai- mana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP.
511 Sanksi denda administrasi berupa untuk pembayaran sanksi administrasi beru- denda atas penghentian penyidikan pa denda, atas penghentian penyidikan tin- tindak pidana di bidang perpajakan dak pidana di bidang perpajakan sebagaima-
na dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang-Undang KUP.
4. Kode Akun Pajak 411124 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 23 100 Masa PPh Pasal 22 Impor untuk pembayaran pajak yang harus disetor
yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 22 atas transaksi impor termasuk SPT pembe- tulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
199 Pembayaran Pendahuluan SKP untuk pembayaran pajak sebelum diterbitkan PPh Pasal 22 Impor surat ketetapan pajak PPh Pasal 22 Impor.
300 STP PPh Pasal 22 Impor untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam STP PPh Pasal 22 atas transaksi impor.
310 SKPKB PPh Pasal 22 Impor untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh Pasal 22 atas transaksi impor.
320 SKPKBT PPh Pasal 22 Impor untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh Pasal 22 atas transaksi impor.
390 Pembayaran atas Surat Keputusan untuk pembayaran jumlah yang masih harus Pembetulan, Surat Keputusan Kebe- dibayar yang tercantum dalam Surat Kepu- ratan, Putusan Banding, atau Putus- tusan Pembetulan, Surat Keputusan an Peninjauan Kembali Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali.
510 Sanksi administrasi berupa denda untuk pembayaran sanksi administrasi beru- atau kenaikan atas pengungkapan pa denda atau kenaikan, atas pengungkap- ketidakbenaran pengisian SPT an ketidakbenaran pengisian SPT Masa PPh Masa PPh Pasal 22 Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3) atau Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP.
511 Sanksi denda administrasi berupa untuk pembayaran sanksi administrasi be- denda atas penghentian penyi- rupa denda, atas penghentian penyidikan dikan tindak pidana di bidang tindak pidana di bidang perpajakan seba- perpajakan gaimana dimaksud dalam Pasal 44B ayat
(2) Undang-Undang KUP.
900 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Pemungut.
3. Kode Akun Pajak 411123 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22 Impor KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
102 PPh Pasal 23 atas Bunga untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor atas bunga (termasuk premium, dis- konto dan imbalan karena jaminan pengem- balian utang) yang dibayarkan kepada Wajib Pajak dalam negeri yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 23.
103 PPh Pasal 23 atas Royalti untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor atas royalti yang dibayarkan kepada Wajib Pajak dalam negeri yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 23.
104 PPh Pasal 23 atas Jasa untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor atas jasa yang dibayarkan kepada Wajib Pajak dalam negeri yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 23.
199 Pembayaran Pendahuluan skp PPh untuk pembayaran pajak sebelum diterbitkan Pasal 23 surat ketetapan pajak PPh Pasal 23.
300 STP PPh Pasal 23 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam STP PPh Pasal 23 (selain STP PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa).
301 STP PPh Pasal 23 atas Dividen, untuk pembayaran jumlah yang masih harus Bunga, Royalti, dan Jasa dibayar yang tercantum dalam STP PPh Pasal
23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa.
310 SKPKB PPh Pasal 23 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh Pasal 23 (selain SKPKB PPh pasal 23 atas dividen, bunga, royalti dan jasa).
311 SKPKB PPh Pasal 23 atas Dividen, untuk pembayaran jumlah yang masih harus Bunga, Royalti, dan Jasa dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh
Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa.
312 SKPKB PPh Final Pasal 23 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKB PPh Final Pasal 23.
320 SKPKBT PPh Pasal 23 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh Pasal 23 (selain SKPKBT PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa).
321 SKPKBT PPh Pasal 23 atas Dividen, untuk pembayaran jumlah yang masih harus Bunga, Royalti, dan Jasa dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa.
322 SKPKBT PPh Final Pasal 23 untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKPKBT PPh Final Pasal 23.
390 Pembayaran atas Surat Keputusan untuk pembayaran jumlah yang masih harus Pembetulan, Surat Keputusan Kebe- dibayar yang tercantum dalam Surat Kepu- ratan, Putusan Banding, atau Putus- tusan Pembetulan, Surat Keputusan Kebe- an Peninjauan Kembali ratan, Putusan Banding, atau Putusan Penin-
jauan Kembali.
401 PPh Final Pasal 23 atas Bunga Sim- untuk pembayaran PPh Final Pasal 23 atas panan Anggota Koperasi bunga simpanan anggota koperasi.
500 PPh Pasal 23 atas pengungkapan untuk kekurangan pembayaran pajak yang ketidakbenaran masih harus disetor yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 23 atas pengungkapan ketidakbenaran (termasuk PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti, dan jasa) sebagaima- na dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3), atau Pa- sal 8 ayat (5) Undang-Undang KUP.
501 PPh Pasal 23 atas penghentian untuk kekurangan pembayaran pajak yang penyidikan tindak pidana masih harus disetor yang tercantum dalam SPT PPh Pasal 23 atas penghentian penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang-Undang KUP.
510 Sanksi administrasi berupa denda untuk pembayaran sanksi administrasi berupa atau kenaikan atas pengungkapan denda atau kenaikan, atas pengungkapan ke- ketidakbenaran pengisian SPT Masa tidakbenaran pengisian SPT Masa PPh Pasal PPh Pasal 23 23 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3) dan Pasal 8 ayat (5)Undang-Undang KUP.
511 Sanksi denda administrasi berupa untuk pembayaran sanksi administrasi beru- denda atas penghentian penyidikan pa denda, atas penghentian penyidikan tin- tindak pidana di bidang perpajakan dak pidana di bidang perpajakan sebagaima-
na dimaksud dalam Pasal 44B ayat (2) Undang-Undang KUP.