Siklus II: Pertemuan I, II, dan III
2. Dampak Blended Learning dalam Pembelajaran Bahasa
83 Grafik 3. Komponen Kajian Kebahasaan dalam Artikel Penelitian Blended Learning
84 Simpulan
Banyak komponen kebahasaan yang menjadi objek kajian artikel ilmiah bertopik BL dalam pembelajaran bahasa, dua yang populer adalah keterampilan menulis dan membaca. Dampak positif BL dalam pembelajaran bahasa yaitu meningkatkan motivasi belajar, kepercayaan diri, dan hasil belajar siswa.
Tantangan dalam penerapan BL ini adalah perancangan pedagogi yang memberikan dukungan yang memadai untuk keterlibatan siswa. Interaksi tiga aspek utama (siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-konten) penting dalam semua bentuk pendidikan (Moore & Kearsley, 1996). Perancangan pedagogi ini penting untuk ketercapaian tiga kompetensi siswa, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
85
Referensi
Arrosagaray, Marcelino, et all. A Comparative Study of Spanish Adult Students’
Attitudes to ICT In Classroom, Blended and Distance Language Learning Modes. Computers & Education. Volume 134, June 2019, Pages 31-40
Bath, D. & Bourke, J. 2010. Getting Started With Blended Learning. Griffith Institute for Higher Education
Berkeley, California. TESOL Quarterly. 2006 Teachers of English to Speakers of Other Languages, Inc. (TESOL)
Hubackova, S., Ilona Semradova, Blanka Frydrychova. Blended Learning in A Foreign Language Teaching. Procedia - Social and Behavioral Sciences 28, 2011, Hal 281 – 285.
Joosten, T. 2010. Mobile Learning And Social Media: Increasing Engagement and Interactivity. Paper presented at the new media consortium Conference, June 9-12, 2010, Anaheim, CA.
Krause, K. 2007. Griffith University Blended Learning Strategy. Document number 2008/ 0016252
Kuo, YC, Walker, A., Schroder, K., & Belland, B. 2014. Interaction, Internet Self- Efficacy, and Self-Regulated Learning as Predictors of Student Satisfaction in Online Education Courses. Internet and Higher Education, 20, 35–50.
Levy, M., & Stockwell, G. 2006. CALL Dimensions: Options and Issues in Computer- Assisted Language Learning. Mahwah, NJ: L. Erlbaum Associates.
Liang, J.-C., & Tsai, C.-C. (2008). Internet Self-Efficacy and Preferences Toward Constructivist Internet-Based Learning Environments: A Study of Pre-School Teachers in Taiwan. Educational Technology & Society, 11(1), 226–237.
Montgomery, Hayward, Dunn, Carbonaro, & Amrhein, 2015
Moore, MG, & Kearsley, G. 1996. Distance Education: A Systems View. New York, NY: Wadsworth.
Nazarenko, Alla L. Blended Learning vs Traditional Learning: What Works? (A Case Study Research). Procedia - Social and Behavioral Sciences, Volume 200, 2015, Pages 77-82
Otto, Richard. Cognitive Design Solutions. Inc. 2003
Richard D. Lambert, The Modern Language Journal, Vol. 85, No. 3 Autumn, 2001,p.p. 359
Stickler, U., & Shi, L. Tell Us About CALL: An Introduction To The Virtual Special Issue (VSI) On The Development Of Technology Enhanced And Computer Assisted Language Learning Published In The System Journal. System, 56, 2016, Hal.119–126.
Tsai, CC, Chuang, SC, Liang, JC, & Tsai, MJ. Self-Efficacy in Internet-Based Learning Environments: A Literature Review. Educational Technology & Society, 14(4), 2011, Hal.222–240.
86
Yalkincaya, Deniz. 2015. Why Is Blended Learning for Vocationally Oriented Language Teaching? Procedia - Social and Behavioral Sciences 174, 2015, Hal.
1061 – 1068
87
MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMK DENGAN E-MODUL MATEMATIKA BERBASIS VOKASI
I Wayan Sumandya1, Ni Wayan Widi Astuti 2, Ni Wayan Sudarti3
1 ,2,3
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Badung, Denpasar, Indonesia Abstrak
Pembelajaran matematika mampu melatih siswa berpikir secara matematis yaitu logis, rasional, dan kritis yang sangat berguna dalam pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMK dengan e-modul matematika berbasis vokasi. Penelitian dilaksanakan di SMK Wira Harapan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah MANOVA satu jalur berbantuan SPSS 22 for Windows. Berdasarkan analisis hipotesis yang dilakukan menggunakan uji MANOVA satu jalur berbantuan SPSS 22, diperoleh nilai pada tabel Multivariate Tests didasarkan pada analisis Pillae’s Trace, Wilk Lambda, Hotelling’s Trace, dan Roy’s Largest Root yaitu sebesar 0,006 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Nilai 0,006 < 0,05 sehingga menurut kriteria uji MANOVA H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti terdapat perbedaan secara simultan kretivitas dan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang pembelajarannya menggunakan e-modul dengan siswa yang mengikuti pembelajaran model konvensional siswa SMK.
Kata Kunci: Kreativitas, Pemecahan Masalah, E-Modul, Vokasi
Pendahuluan
SMK atau Vocational High School atau lebih umum dikenal sebagai Vocational Education, berkembang pesat di Eropa sebagai pendidikan tradisional yang tujuannya adalah menyiapkan siswanya untuk bekerja (I. W. Sumandya et al., 2021). Tujuan SMK harus sejalan dengan perkembangan dunia kerja. Kurikulum SMK perlu diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan DuDi, Ipteks, dan budaya. Lulusan SMK diharapkan dapat bekerja baik sebagai wiraswastawan maupun sebagai pegawai unit DuDi(Swardika et al., 2020). SMK dihadapkan pada 3 pendekatan terkait dengan ketenagakerjaan: 1) educational through work; 2) educational about work; dan 3) educational for work (Sumandya, 2019b). Ketiga pendekatan ini tentu memiliki orientasi yang berbeda dan berpengaruh pada kurikulumnya. Biasanya pengembangan kurikulum menganut azas supply driven merupakan wujud kombinasi dari ketiga pendekatan tersebut dengan lebih menonjolkan pada educational for work (Sumandya, 2019b). Sebagian besar lulusan SMK kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan
88
perkembangan Iptek, mereka sulit dilatih kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri.
Struktur kurikulum SMK menempatkan mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran wajib dan berada di kelompok B (Khurniawan et al., 2019).
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting untuk siswa SMK, karena sangat dominan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Effendi, 2017). Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 salah satu Standar Kompetensi Lulusan SMK adalah “Memiliki pemahaman matematika dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya”.
Sedangkan, substandar komptensi lulusan: (1) berpikir matematis yang berkaitan dengan bidang kerjanya; (2) menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural matematika dalam penyelesaian masalah berkaitan dengan bidang keahliannya secara logis, kritis, dan kreatif; (3) Mengevaluasi ketepatan dan kebenaran penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan bidang keahlian dengan menggunakan matematika dasar; (4) mengomunikasikan hasil penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan bidang keahlinnya, baik lisan dan tulisan, secara sistematis. Matematika merupakan pelajaran yang mampu mengembangkan kreativitas dan menekankan pada pemecahan masalah (I. W.
Sumandya, 2016). Matematika memiliki cabang-cabang antara lain aljabar, geometri, aritmatika, dan analisis. Pembelajaran matematika mampu mengarahkan siswa terbiasa menyelesaikan masalah akibatnya siswa terbiasa berpikir secara matematis yaitu logis, rasional, dan kritis (Putri Diana, 2018).
Sebagian siswa SMK menganggap matematika tidak mempunyai kaitan dengan vokasi yang mereka tekuni sehingga minat mereka terhadap pelajaran matematika sangat rendah. Hal ini terbukti dari hasil angket dan analisis yang dibagikan kepada siswa SMK memberikan informasi bahwa siswa SMK lebih tertarik belajar mata pelajaran produktif atau pembelajaran vokasi daripada belajar matematika.
Berdasarkan data dan fakta yang terjadi di lapangan, disimpulkan bahwa pembelajaran matematika hanya berisi kumpulan mteri yang bersifat umum, minimnya aktivitas dalam pembelajaran, tidak fokus pada materi ajar yang diperlukan untuk menunjang kompetensi keahlian siswa. Pembelajaran di SMK hanya menggunakan buku matematika wajib kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh pemerintah serta buku penunjang lainnya yang ada dipasaran, contoh soal dan kasus yang diberikan sangat minim kaitannya dengan vokasi yang dipilih siswa.
Agar kesenjangan ini bisa teratasi, peneliti menerapkan e-modul matematika berbasis vokasi terintegrasi pendidikan karakter. Hal ini dilakukan agar siswa SMK memiliki kreativitas dan kemampuan pemecehan masalah sehingga lulusan siswa SMK siap bersaing dan mempunyai karakter yang bagus dalam menghadapi era industri 5.0.
89 Metode
Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan meningkatkan kreativitas siswa SMK dengan e-modul matematika berbasis vokasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Bentuk Quasi Experimental Design yang digunakan adalah The Non-Equivalent Posttest-Only Control Group yang hanya mempertimbangkan skor observasi sesudah eksperimen (post-test) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam analisis data (Utama et al., 2019).
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Wira Harapan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah MANOVA satu jalur berbantuan SPSS 22 for Windows.
Hasil dan Pembahasan
Data sudah terkumpul selanjutnya akan diuji terlebih dahulu dengan uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji multikoliniearitas, dan uji homogenitas matriks varian-kovarian. Apabila uji persyaratan analisis sudah terpenuhi yakni data berdistribusi normal, maka akan dilakukan uji hipotesis menggunakan uji analisis multivarian (MANOVA) satu jalur.