• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Membangun SDM Unggul di Era Society 5.0 untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(Membangun SDM Unggul di Era Society 5.0 untuk "

Copied!
292
0
0

Teks penuh

Transformasi Pendidikan (Membangun Sumber Daya Manusia Unggul di Era Society 5.0 Menuju Era Revolusi Industri 5.0) telah diterbitkan. Banyak tantangan dan perubahan yang harus dilakukan di era masyarakat 5.0 dan menyongsong revolusi industri 5.0.

Revitalisasi Mental Model dalam Pembelajaran

Designing Teaching Speaking By using Debate Technique

The lecturer leading the debate, the judges are their friends, so after the team battle with each other, the judges discussed who was the winner based on the scoring criteria. Here is the summary debate session 1, Group 1 again to Group 5 and the winner is group 1, group 2 again to group 3 and the winner is group 3, group 4 again to group 7 and the winner is group 4, next group 6 again to group 8 and the winner group 6, the second session, group 1 again to group 3 and the winner is group 3, group 4 again group 6 and the winner is group 6, the final session is group 3 again group 6 and the winner is group 6.

Students Respond Toward Teaching Speaking By using Debate Technique Based on the interview result, there are 6 questions informal interview and 21

Melalui penguasaan literasi digital yang baik, guru mampu mengembangkan penilaian HOTS yang lebih berkualitas (Rineso et al., 2021). Keterampilan guru matematika sekolah menengah di Kota Denpasar Bali dalam mengembangkan penilaian HOTS: (1) telah menerapkan dengan baik mekanisme pengembangan penilaian HOTS mulai dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi serta tahapan selanjutnya; (2) Penilaian HOTS yang dikembangkan guru dengan menggunakan rangsangan kontekstual yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti internet, buku referensi, dan media sosial lainnya; (3) masih terdapat guru yang mengembangkan penilaian dengan mengutip pertanyaan-pertanyaan di buku, artinya unsur inovasi penilaian masih rendah, sedangkan guru lainnya mengembangkan penilaian dengan cara yang berbeda, yaitu dengan mengembangkan, memodifikasi dan meniru contoh-contoh yang ada; (4) bentuk penilaian yang dikembangkan cukup beragam yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks dan uraian; (5) evaluasi dan tindak lanjut evaluasi HOTS yang telah dikembangkan berupa analisis artikel dan revisinya; dan (6) frekuensi guru melakukan penilaian HOTS masih rendah.

Tabel 1. Indikator Mengembangkan Asesmen HOTS
Tabel 1. Indikator Mengembangkan Asesmen HOTS

Jenis nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung pada lagu-lagu anak yang digunakan dalam pembelajaran di TK Pertiwi 1 Kota Pasuruan

Jenis-jenis nilai pendidikan karakter yang muncul pada lagu anak-anak yang digunakan dalam pembelajaran di TK Pertiwi 1 Kota Pasuruan. Makna nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam lagu anak-anak yang digunakan dalam pembelajaran di TK Pertiwi 1 Kota Pasuruan.

Makna nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung pada lagu-lagu anak yang digunakan dalam pembelajaran di TK Pertiwi 1 Kota Pasuruan

Puisi Nama-Nama Rasa mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang berkaitan dengan rasa ingin tahu dan nilai realistik. Puisi Nama Hari ini mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang berkaitan dengan rasa ingin tahu dan nilai realistik.

Analisis Tahapan Berpikir Teori Van Hiele Ditinjau dari Kemampuan Spasial Tinggi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri

Analisis tingkat berpikir teori Van Hiele menurut tinggi kemampuan spasial siswa dalam menyelesaikan masalah geometri. Analisis tingkat berpikir teori Van Hiele ditinjau dari kemampuan spasial sedang siswa dalam menyelesaikan masalah geometri.

Analisis Tahapan Berpikir Teori Van Hiele Ditinjau dari Kemampuan Spasial Sedang Siswa dalam Menyelesaikan Soal Geometri

Menganalisis kemampuan spasial sedang siswa pada tahap berpikir Van Hiele, siswa mampu membuat bentuk menggunakan Geogebra dengan benar. Mengacu pada tahapan berpikir Van Hiele, memasuki tahap ke 3 deduksi formal dimana siswa sudah mampu memahami dalam menyelesaikan soal tes yang diajukan.

Tabel 3. Tabel Hasil Siswa dengan Kemampuan Spasial Rendah
Tabel 3. Tabel Hasil Siswa dengan Kemampuan Spasial Rendah

Persamaan dan Perbedaan Analisis Tahapan Berpikir Van Hiele ditinjau dari Kemampuan Spasial Siswa Antarsubjek

Analisis tingkat proses berpikir Van Hiele siswa berkemampuan spasial sedang yaitu siswa yang mampu memenuhi 4 tingkat berpikir Van Hiele. Analisis tahapan proses berpikir Van Hiele pada siswa berkemampuan spasial rendah yaitu kemampuan memenuhi 3 tahapan berpikir Van Hiele.

Muhammad Fariz Dwitanto 2

  • Profil dan Sejarah Rumah Belajar Desa
  • Kegiatan dan Model Pembelajaran
  • Efektivitas Pembelajaran Rumah Relajar Desa
  • Respons Masyarakat dan Manfaat Bagi Orang Tua dan Siswa

EFEKTIVITAS SEKOLAH DESA UNTUK MENGATASI KOMPLEKSITAS PEMBELAJARAN SISWA PARENTAL SCHOOL PADA MASA PANDEMI. Penelitian ini berfokus pada efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan oleh Village Learning Center pada siswa sekolah dasar di Desa Rembang. Lokasi yang dijadikan tujuan penelitian adalah Rumah Belajar Desa yang terletak di Desa Rembang.

Diagram 1: Prosedur Penelitian
Diagram 1: Prosedur Penelitian

Pertemuan I, II, dan III

Pembelajaran Siklus 1

Pada tahap ini dilakukan penelitian pemodelan dengan media kertas (menyajikan masalah dan LKS untuk didiskusikan siswa, membimbing siswa dalam proses pembelajaran, menyajikan hasil karya siswa, evaluasi), dan diberikan tes pada akhir siklus. dilakukan. Berdasarkan hasil analisis tes evaluasi pada akhir Siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,22, dengan nilai terendah sebesar 42 dan nilai tertinggi sebesar 91,00. Di antara siswa yang mendapat nilai ≥ 73, terdapat 22 siswa (64,71). %). Terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan pembelajaran penemuan dengan media kertas pada mata pelajaran kubus dan balok yang muka datar di kelas VIII SMP 4 Negeri Pasuruan. Hasil tes keadaan awal menunjukkan rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 64,2 dengan tingkat ketuntasan 47%, akhir siklus I rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 71,22 dengan tingkat ketuntasan 64,71.

Diagram ketuntasan  siswa akhir siklus I
Diagram ketuntasan siswa akhir siklus I

Pembelajaran Siklus II

Berikut diagram peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa pada keadaan awal pada siklus I dan pada siklus II. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siklus I dan siklus II diuji dengan bantuan uji-t. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan pembelajaran penemuan dengan media kertas pada topik kubus dan balok bersisi datar di kelas VIII SMP 4 Pasuruan keadaan awal sebesar 47%, pada siklus I sebesar 64,71% dan pada siklus II adalah 88,24%.

Diagram 4: Ketuntasan hasil belajar siswa akhir siklus II
Diagram 4: Ketuntasan hasil belajar siswa akhir siklus II

Tren Pengajaran Bahasa Berbasis Blended Learning

Tujuannya adalah: (1) menjelaskan konsep blended learning, (2) mendeskripsikan kecenderungan pengajaran bahasa yang berbasis blended learning dan (3) menjelaskan dampak blended learning terhadap pembelajaran bahasa. Seluruh artikel penelitian pada pokok bahasan BL dalam Pembelajaran Bahasa diterbitkan oleh berbagai jurnal/penerbit sebagaimana digambarkan pada diagram berikut. Banyaknya artikel penelitian dengan topik blended learning dalam pembelajaran bahasa Selain itu, banyak juga komponen kebahasaan yang menjadi objek kajian penulisan ilmiah topik BL dalam pembelajaran bahasa.

Tabel 2. Jenis Publikasi Ilmiah bertopik Blended Learning dalam Pembelajaran Bahasa pada  2000—2020
Tabel 2. Jenis Publikasi Ilmiah bertopik Blended Learning dalam Pembelajaran Bahasa pada 2000—2020

Dampak Blended Learning dalam Pembelajaran Bahasa

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah siswa pendidikan vokasi dengan e-modul matematika vokasi. Artinya sekaligus terdapat perbedaan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang proses pembelajarannya menggunakan e-modul dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa VET. Sebagian siswa SMK beranggapan bahwa matematika tidak ada hubungannya dengan profesi yang dipelajarinya sehingga minat mereka terhadap matematika sangat rendah.

Uji Normalitas

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah MANOVA satu arah dengan menggunakan SPSS 22 for Windows. Uji persyaratan analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji multikolinearitas, dan uji homogenitas matriks varians-kovarians. Jika uji persyaratan analisis terpenuhi, yaitu. Jika data berdistribusi normal maka akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji analisis multivariat satu arah (MANOVA).

Uji Homogenitas

Uji Multikolinearitas

Penerapan model blended learning pada mata kuliah Morfologi merupakan langkah awal menuju pembelajaran daring. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif non-eksperimental yang bertujuan untuk menguji pengaruh tipe kepribadian guru terhadap kinerja siswa dalam pembelajaran membaca literal pada kursus online. Melaksanakan Tes Kepribadian Lima Besar bagi guru pada mata kuliah Membaca Literal untuk mengetahui tipe kepribadian guru.

Gambar 1. Diagram Alir Kegiatan Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Kegiatan Penelitian

Hasil

Pada kelas yang diajar oleh dosen bertipe kepribadian Openness memperoleh nilai mean sebesar 65,289a dan variasi nilai dengan standar deviasi sebesar 1,552, sedangkan kelas yang diajar oleh dosen dengan tipe kepribadian Conscientiousness memperoleh nilai mean sebesar 67,240a dan variasi nilai dengan standar deviasi 1,773. Namun dari hasil nilai rata-rata tersebut tidak dapat disimpulkan bahwa kelas yang diajar oleh dosen berkepribadian tipe Conscientiousness mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar mahasiswa, namun harus dilakukan perhitungan untuk menghindari variabel perancu. Karena nilai signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansinya, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas yang diajar oleh dosen dengan tipe kepribadian Openness dan kelas yang diajar oleh dosen dengan tipe Conscientiousness.

Tabel 10. Hasil perhitungan ANCOVA  Tests of Between-Subjects Effects  Dependent Variable:Students_Achievement  Source
Tabel 10. Hasil perhitungan ANCOVA Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Students_Achievement Source

Pembahasan

Mempersiapkan diri menghadapi perkembangan teknologi di era masyarakat 5.0 dengan mengedepankan kualitas guru dalam merancang kurikulum yang sesuai. Di era society 5.0, pekerjaan dan aktivitas manusia berpusat pada manusia, berbasis teknologi. Sebagai pendidik di era masyarakat 5.0, pendidik membutuhkan keterampilan digital dan pemikiran kreatif.

Pengembangan Pendidikan Guru dalam Memasuki Era Society 5.0

Dalam penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dapat dianalisis dengan menggunakan model analisis data Spradley yang meliputi analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tematik. Guru yang mampu menginspirasi siswanya untuk belajar dan menjalani kehidupan yang lebih baik justru menjadi inspirasi bagi siswanya. Dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi, seorang guru harus mampu bersikap dinamis dalam proses pembelajaran, seperti dalam menentukan strategi, model, metode dan alat yang digunakan dalam pembelajaran.

Tantangan yang Dihadapi Guru Menuju Era Society 5.0

Indonesia harus mempersiapkan Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi melalui Intervensi Pendidikan yang meliputi kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, infrastruktur, pembiayaan dan manajemen pendidikan. Indonesia hendaknya menyiapkan sumber daya manusia unggul di era revolusi industri 4.0 menuju Society 5.0 melalui intervensi pendidikan. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul di era Revolusi Industri 4.0 menuju Society 5.0, perlu dilakukan intervensi pendidikan yang meliputi kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, infrastruktur, pembiayaan dan manajemen pendidikan.

Pengembangan Kualitas Pendidikan SDM Guru Menuju Era Society 5.0

Strategi pengembangan pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia di era Revolusi Industri 4.0 untuk menjawab tantangan dan kompetensi masa depan. Untuk meningkatkan sumber daya manusia baik guru maupun kepala sekolah diperlukan pembangunan nasional yang berkelanjutan agar mampu menjawab tantangan dunia industri atau era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Memenuhi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 di bidang pendidikan memerlukan keterampilan hidup abad 21 yang dikenal dengan 4C (kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi).

TRANSFORMASI PEMBELAJARAN BERBASIS MBKM

Kemampuan Reading Comprehension S1 dan S2

Pada soal nomor 1, karena kurang fokus dan pemahaman kosa kata bahasa Inggris yang kurang, S2 menganggap soal nomor satu adalah soal minat tunggal. Saat membaca soal 1, S2 tidak mengetahui arti dari dua kata kunci dalam kosa kata yaitu pinjaman dan bunga majemuk. S2 dengan cepat mengerjakan soal #1 dan tidak memeriksanya lagi, padahal S2 merasa aneh dengan jawaban yang didapatnya.

Kemampuan Reading Comprehension S3 dan S4

S3 melakukan hal yang sama (dengan penekanan pada angka-angka yang diberikan) pada pertanyaan nomor 3. Pada pertanyaan nomor 1, 2 dan 3 berturut-turut, S4 memahami bahwa pertanyaannya adalah berapa total uang yang harus dibayarkan setelah 1,5 tahun, berapa bunga yang diperoleh pada tahun kelima dan berapa modal awal yang ditanamkan. Sedangkan pada pertanyaan no. 2 S4 menduga pertanyaannya adalah persentase bunga setelah 5 tahun, sedangkan pertanyaannya adalah jumlah bunga yang diperoleh pada tahun kelima.

Dalam penelitian yang akan ditulis, peneliti mengkaji tentang implementasi e-learning pada program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Universitas PGRI Wiranegara, sedangkan penelitian pertama ini mengkaji tentang implementasi e-learning pada SD IT Aulia Muaro Bulian. Dalam penelitian yang akan ditulis, peneliti mengkaji pembelajaran daring pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Wiranegara, sedangkan penelitian pertama ini mengkaji pembelajaran daring pada beberapa universitas terkemuka di Indonesia seperti Penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu mempunyai persamaan yaitu sama-sama menganalisis pembelajaran daring.

Perencanaan Pembelajaran E-Learning 1) Persiapan Pembelajaran Daring

Dari siswa 24 dan 21, semua orang dapat mengikuti dan bergabung dalam grup WhatsApp, GoogleMeet, dan Zoom. Selama belajar dari rumah, seluruh aktivitas mahasiswa berubah total, dari yang biasanya berangkat ke kampus pada pagi hari, kini harus mengikuti pembelajaran e-learning melalui WhatsApp Group, GoogleMeet dan Zoom yang dibuat oleh dosen. Siswa tersebut menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan informasi dari grup WA kelas, GoogleMeet dan Zoom yang telah disiapkan.

Pelaksanaan Pembelajaran E-learning 1) Kegiatan Pembukaan/Menyapa

Dari seluruh peserta kelompok kelas, yang aktif mengirimkan tugas setiap hari tidaklah sama. Ada yang sangat aktif mengirimkan, ada yang terlambat namun tetap dikirim, ada yang tidak mengirimkan semuanya, bahkan ada yang tidak menyerahkan tugas dalam sehari karena mereka bebas.

Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Mahasiswa

Kendala yang dihadapi dalam implementasi e-learning dalam pembelajaran di program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Universitas PGRI Wiranegara adalah keterbatasan jaringan internet, ada yang kurang stabil, ada yang stabil, ada yang cukup stabil, dan ada pula yang kurang stabil. cukup stabil. kurang stabil. Keterbatasan jaringan juga menjadi kelemahan pembelajaran daring, ada yang rumahnya sulit mendapatkan sinyal, bahkan ada yang harus mencari sinyal yang bagus untuk sekedar ngobrol, sehingga informasi yang disampaikan tidak tersampaikan dengan baik. siswa karena itu datang. dari jaringan mereka sendiri.

DAN ERA INDUSTRI 5.0

  • Penguatan Jiwa SDM Indonesia melalui Pendidikan Karakter
  • Pola Pembelajaran yang Relevan (Budaya Literasi)
  • Kebijakan Reformasi Pendidikan (Delapan Standar Nasional Pendidikan) Kebijakan Reformasi Pendidikan yang menjadi program pemerintah pada
  • Kearifan Lokal
  • Pembelajaran Ekonomi
  • Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal
  • Hasil Analisis
  • Bioentrepreneurship

Untuk menyongsong era revolusi industri 5.0 diperlukan pembelajaran yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif dan kompetitif. Generasi milenial siap menghadapi era revolusi digital (masyarakat 5.0 dan revolusi industri 4.0) di bidang pendidikan melalui pengembangan sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memimpin pengembangan sumber daya manusia unggul menyambut era revolusi industri 5.0 di bidang pendidikan.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka judul penelitian ilmiah ini adalah Membangun Sumber Daya Manusia Indonesia Unggul dalam Menyongsong Era Revolusi Industri 5.0 di Bidang Pendidikan. Gejala atau fenomena sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berkembangnya sumber daya manusia yang unggul menyambut era revolusi industri 5.0 di bidang pendidikan.

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik oleh 10 orang Panelis terhadap Warna, Penampakan, Rasa,  Aroma
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik oleh 10 orang Panelis terhadap Warna, Penampakan, Rasa, Aroma

Gambar

Table  1 : The Motion List
Diagram 1. Toulmin’s diagram of a simple argument
Tabel 3. Data Responden Berdasarkan Masa Kerja
Gambar 1. Data Persiapan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persentase rata-rata penerapan prinsip materialitas pada 18 perusahaan di Industri Financial Services menurut GRI Standard, GRI Sector, POJK Nomor 51/POJK.03/2017,