• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar-Dasar Ulul Albab dalam Tafsir Al-Mishbah

BAB III BIOGRAFI DAN PERJALANAN INTELEKTUAL TOKOH 31

B. Muhammad Quraish Shihab

2. Dasar-Dasar Ulul Albab dalam Tafsir Al-Mishbah



















Artinya: “ Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa

141

Didalam tafsir Al-Misbah Ayat ini menegaskaskan tentang ketetapan hukum qishash terdapat kelangsungan hidup manusia. Karena siapa yang mengetahui bahwa jika ia membunuh secara tidak sah, ia terancam pula untuk di bunuh. maka ia pastinya tidak akan melangkah untuk membunuh, bisa jadi hikmah ini tidak di pahami oleh semua orang, tetapi ia yang memiliki akal yang jernih dan menggunakannya pasti akan tau. karena itu ayat ini menutup penjelasannya dengan menyeru Wahai Ulul Albab .142 Kata ( بابللاا ) Adalah bentuk jamak dari (بل ) Lub yaitu saripati sesuatu. Ulul Albab adalah orang -orang yang memiliki akal yang murni yang tidak diselubungi oleh “kulit“ yakni kabut idea yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir, yang merenungkan ketetapan Allah dan Melaksanakannya, diharapkan meraih keberuntungan dan siapa yang menolaknya, maka pasti ada kerancuan dalam cara berfikirnya. yang merenungkan ketetapan Allah dan melaksanakannya diharapkan dapat

141 Al-Quran, 2:179

142 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2000),369.

terhindar dari siksa, sedangkan yang menolak ini akan terhindar dari kerancuan berfikir.143

Didalam ayat ini Ulul Albab ialah mereka yang memiliki akal yang berfikir, merenungkan ketetapan Allah dan Melaksanakannya.

Surat Al Baqarah Ayat 197





























































Artinya: “ (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. BerbekAllah , dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang- orang yang berakal “144

Salah satu yang amat penting dari ayat ini, di tegaskan oleh ayat

“BerbekAllah , dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa ” Taqwa yakni upaya untuk menghindari siksa dan sangsi Tuhan, baik duniawi akibat pelanggaran terhadap hukuk-hukum Allah yang berlaku dalam alam, amupun ukhrawi akibat pelanggaran terhadap hukuk-hukum Allah yang di tetapkan-Nya dalam Syariat.145

143 Ibid, 369

144 Al-Quran, 2:197

145 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2000),407

Dalam tafsir Al-Misbah dalam potongan ayat terakhir di atas, di sebutkan. perintah bertaqwa kepada Allah di tunjukan kepada Ulul Albab . Yakni mereka yang memiliki akal yang murni , yang tidak terselubung oleh kulit , yakni ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir . Ulul Albab mereka yang tidak lagi terbelenggu oleh nafsu kebinatangan atau dikuasai oleh ajakan unsur debu tanah.146

Sesuai dengan apa yang di tafsirkan Muhammad Quraish Shihab dalam ayat ini tentang Ulul Albab , menurut analisa penulis Ulul Albab ialah yang memiliki akal yang murni, Bertaqwa kepada Allah agar terhindari siksa dan sangsi Tuhan baik di dunia dan akhirat.

Surat Al Baqarah Ayat 269



































Artinya: “ Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakAllah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah ) “147

Ayat ini lau menjelaskan dua jalan terbentang, jalan Allah dan Jalan setan. Sungguh berbahagia lagi bijaksana yang mengetahui dan menerapkan yang baik dan benar. Akal sehat menetapkan bahwa jalan yang baik dan benar adalah jalan Allah . Karena yang menelurusinya mendapat ketentraman serta meraih peningkatan. Itulah pilihan yang

146 Ibid,407

147 Ibid, 2:269

bijaksana, sayang tidak semua oang menelusurinya. Memang hanya yanh di anugerahi hukmah yang dapat memahami dan mengambil pilihan yang tepat.148

Hikmah dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk.

Serta kemampuan menerapkan yang baik dan menghindari yang buruk.149 Siapa yang di anugerahi Al-Hikmah itu, maka ia benar-benar telah di beri anugerah yang baik.sayang tidak semua menggunakan potensinya mengasah jiwanya. Sehingga tidak semua anugerh itu, bahkan tiak semua mau menggunakan akalnya untuk memahami pelajaran tentang hakikat ini.

Hanya Ulul Albab yang dapat mengambil pelajaran.150

Ulul Albab terdiri dari dua kata, Ulu yang berarti “pemilik” atau

“penyandang” sedangkan Albab sebagaimana di jelaskan di ayat 179surat ini adalah bentuk jamak dari (بل ) Lub yaitu saripati sesuatu. Ulul Albab adalah orang -orang yang memiliki akal yang murni yang tidak diselubungi oleh “kulit“ yakni kabut idea yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir, yang merenungkan ketetapan Allah dan Melaksanakannya, itulah yang telah mendapatkan hikmah. Sedangkan yang menolaknya pasti akan ada kerancuan dalam cara berfikirnya, dan dia belum sampai pada tingkat memahami sesuatu. Ia baru sampai pada kulit masalah. Tetapi fenomena

148 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2000),542

149 Ibid,542

150 Ibid, 543

dan hakikatnya tidak terjangkau kecuali oleh mereka yang memiliki saripati akal.151

Didalam tafsir Al-Mishbah ayat ini menjelaskan bagaimana kita sebagai manusia menggunakan akal kita dalam mengambil hikmah yang tersembunyi di balik fenomena alam. Muhammad Quraish Shihab dalam ayat ini mengatakan bahwa Ulul Albab merupakan mereka yang dapat memahami pelajaran ( hikmah ) tentang sesuatu sampai pada hakikatnya ( Akarnya ). “Bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal “ di sebutkan karena dengan taqwa itulah kamu akan dapat tegak dengan iman mengadap segala kewajiban di dalam hidup ini.152

Surat Ali Imran Ayat 7































































































Artinya: “ Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok- pokok isi Al qur´an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.

Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta´wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta´wilnya melainkan Allah . Dan orang-orang yang mendalam

151 Ibid, 543

152 Hamka, Tafsir al-Azhar Juz II(Pustaka Panji Mas: Jakarta, 1973) , 137.

ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang- orang yang berakal “

Didalam tafsir Al-Mishbah Ulul Albab sebagaimana yang di kemukakan ddalam tafsir QS. Al-Baqarah ayat 179. Kata ( بابللاا ) Adalah bentuk jamak dari (بل ) Lub yaitu saripati sesuatu. Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni yang tidak diselubungi oleh

“kulit“ yakni kabut idea yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir.153

Dalam ayat ini menurut analisa penulis Ulul Albab ialah orang- orang yang memiliki akal yang yang dapat mengambil pelajaran ( pengetahuan).

Surat Ali Imran Ayat 190

























Artinya: “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang- orang yang berakal “154

Salah satu bukti kebenaran hal tersebut adalah undangan kepada manusia untuk berfikir, karena “Sesungguhnya dalam Penciptaan “ yakni kejadian benda-benda angkasa, seperti matahari, bulan, dan jutaan gugusan bintang-bintang di langit, atau dalam pengaturan sistem kerja langit yang

153 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2000),16

154 Al-Qur’an 3:190

sangat teliti serta kejadiandan perputaran bumi pada porosnyayang silih bergantinya malam dan siang, perbedaannya baik dalam masa maupun panjang dan pendeknya tersapat tanda-tanda kemahakuasaan Allah bagi Ulu yakni orang-orang yang memiliki akal murni.155 Kata ( بابللاا ) Adalah bentuk jamak dari (بل ) Lub yaitu “ Saripati ) sesuatu. kacang misalnya memiki kulit yang menutupi isinya, isi kacang di namai lub. Ulul Albab adalah orang -orang yang memiliki akal yang murni yang tidak diselubungi oleh “kulit“ yakni kabut idea yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir. Orang yang merenungkan tentang fenomena alam raya akan dapat sampai kepada bukti yang angat nyata tentang keesaan dan kakuasaan Allah SWT.156

Dalam salah satu acara stasiun TV nasional , bertajuk “ Semesta Berstasbih, Tafsir Al-Mishbah “ yang di siarkan langsung pada Kamis ,11 Oktober 2007, kajian tentang tafsir Al-Mishbah Surat Ali Imran Ayat 190- 195. Beliau mengatakan bahwa “Ulul Albab” adalah orang yang mengetahui substansi sesuatu, saya beri contoh. pernah lihat kacang? Ada kulitnya ? didalam kulit ada bijinya, adalagi sedikit. pernah lihat jeruk?

Ada kulitnya, ada isinya, ada bijinya. ada orang yang cuma tau kulitnya, ada orang yang cuma tau kulit dan isinya, ada orang yang cuma tau kulit dan isinya bijinya. orang seperti itu di namai Ulul Albab .157

155 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 2(Jakarta: Lentera Hati, 2000), 290

156 Ibid 291

157 https://www.youtube.com/watch?v=s1FHRGz4AfQ ( 03:01, 3 Oktober 2018 )

Dalam ayat ini Muhammad Quraish Shihab, menafsirkan Ulul Albab adalah adalah orang yang mengetahui substansi sesuatu, orang yang merenungkan tentang fenomena alam raya akan dapat sampai kepada bukti yang angat nyata tentang keesaan dan kakuasaan Allah SWT.

Surat Al Maidah Ayat 100

































Artinya: “ Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan"158

Kemudian diperintahkan-Nya kepada nabi Muhammad saw. Untuk mengungatkan bahwa : Katakanlah Hai Muhammad, tidak sama nilainya disisi Allah dan dampaknya di hari kemudian hal-hal yang buruk itu menarik hatimu, karena yang sedikit yang berkualitas lebih baik dari pada yang banyak tapi tidak berkualitas. maka jika demikian itu halnya pastilahyang memilih keburukan akan menyesal bahkan kan tersiksa. Oleh karena itu bertaqwalah kepada Allah, yakni ciptakan perisai antara diri kamu dengan penyesalan dan siksa itu melalui upaya menghindari hal-hal buruk dan yang di haramkan Allah, sehingga kamu Termasuk kelompok mereka yang berkualitas, hai ulil albab yakni hai orang-orang yang

158 Al-Qur’an 5:100

pikirannya tidak diselubungi oleh kerancuan, agar kamu mendapatkan keberuntungan.159

Kata ( بابللاا ) Adalah bentuk jamak dari (بل ) Lub yaitu saripati sesuatu. Ulul Albab adalah orang -orang yang memiliki akal yang murni yang tidak diselubungi oleh “ kulit “ yakni kabut idea yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfiki, yang merenungkan ketetapan Allah dan Melaksanakannya, diharapkan meraih keberuntungan dan siapa yang menolaknya, maka pasti ada kerancuan dalam cara berfikirnya .160

Dalam salah satu acara stasiun TV nasional , bertajuk “Tafsir Al- Mishbah “ yang di siarkan langsung pada 17 September 2009, kajian tentang tafsir Al-Mishbah Surat Al-Maaidah Ayat 97-101 pada potongan ayat “maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan ” Ulul Albab adalah orang yang fikirannya tidak diliputi oleh kerancuan, Ulul Albab itu orang yang memiliki fikiran yang jernih.161

Surat Yusuf Ayat 111

















































Artinya: “ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah

159 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 3 (Jakarta: Lentera Hati, 2000), 214

160 Ibid,215

161 https://www.youtube.com/watch?v=dFXYLaDiFDM&t=1012s ( 04:10, 3 Oktober 2018 )

cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman “162

Dalam tafsir Al-Mishbah ayat ini Menegaskan tentang kisah nabi yusuf dan kisah kisah para rasul yang lain yang disampaikan-Nya, sungguh pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.163

Pada ayat ini, ada pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat. Sedang orang-orang yang lalai yang tidak memanfaatkan akal dan pikirannya untuk memahami kenyataan yang ada, maka kisah Nabi tersebut tidak akan bermanfaat baginya. Mereka tidak akan dapat mengambil pelajaran dan peringatan darinya. Jadi Ulul Albab menurut Muhammad Quraish Shihab adalah mereka yang mengambil pelajaran dari kisah-kisah yang terdahulu yang Termaktub di dalam Al-Quran .

Surat Ar Ra’d Ayat 19

































Artinya: “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran “164

162 Al-Qur’an 12:111

163 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume VI (Jakarta: Lentera Hati, 2000), cet. I, 12.

164 Al-Qur’an 13:19

Dalam tafsir Al-Mishbah, Kata ( بابللاا ) Adalah bentuk jamak dari (بل ) Lub yaitu saripati sesuatu. Ulul Albab adalah orang-orang yang berakal yang murni yang tidak di selubungi oleh kulit, yakni kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan berfikir. Istilsh yang digunakan Al- Quran ini mengisyaratkan bahwa saripati serta hal yang terpenting pada manusia adalah akalnya yang murni yang tidak di selubungi oleh hawa nafsu. Ulul Albab bukan sekedar yang memiliki kemampuan berfikir cemerlang, tetapi kemampuan berfikir yang di sertai dengan kesucian hati.

Sehingga dapat mengantarkan pemiliknya meraih kebenaran dan mengamalkannya serta menghindar dari kesalahan dan kemungkaran.

Itulah saripati manusia.165

Dalam ayat ini menurut analisa penulis, Ulul Albab adalah mereka yang mempunyai kemampuan berfikir yang di sertai dengan kesucian hati . Surat Ibrahim Ayat 52





























Artinya: “(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya. Dia adalah Tuhan Yang Maha

165 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 6,(Jakarta: Lentera Hati, 2000), 13.

Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran“.

166

Akhirnya Allah menegaskan bahwa: ini yakni ayat-ayat yang di bacakan di atas yang mengeluarkan manusia dari aneka kegelapan menuju cahaya yang benderang adalah penjelasan yang cukup dan sempurna bagi manusia untuk kebahagiaan dunia akhirat mereka. Dan disamping itu juga di turunkan supaya mereka mengetahui bahwasanya oleh siapapunyang memahami dan mempercayainya. Dan supaya mereka yang belum percaya dan tahu Mengetahui bahwa Dia Maha kuasa yang wujudnya di akui oleh fitrah yang suci adalah Yang Maha Esa dan agar orang Ulul Albab yakni mereka yang tidak di keruhkan akalnya oleh satu kerancuan Mengambil Pelajaran .167

Betapapun sebelum mereka meninggal mereka telah di beri peringatan tetapi mereka menolaknya berbeda dengan Ulul Albab yang selalu menghayati dan mengamalkan tuntunan kitab Al-Quran ini.168

Ulul Albab Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam ayat ini ialah mereka yang tidak di keruhkan akalnya oleh satu kerancuan dalam mengambil pelajaran, dia yang selalu menghayati dan mengamalkan tuntunan kitab Al-Quran ini.

166 Al-Qur’an 14:52

167 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), 82.

168 Ibid, 84

Surat Shad Ayat 29





















Artinya: “ Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orangorang yang mempunyai fikiran“169

Penjelasan tentang hakikat di atas di uraikan Allah melalui para nabi dan kitab-kitabnya antara lain yang di turunkan kepada nabi muhammad saw. Karena itu ayat di atas menegaskan bahwa nabi Muhammad adalah sebuah kitab agung yang kami turunkan kepadamu. Ia penuh dengan berkah supaya mereka yani umat manusia seluruhnya. – Khususnya yang tidak percaya - Memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran yang cerah mendapay pelajaran.170

Kata ( بابللاا ) Adalah bentuk jamak dari (بل ) Lub yaitu saripati sesuatu. Kacang – Misalnya – memiliki kulit yang menutupi isinya, isikacang di namai lubb. Ulul Albab adalah orang-orang yang berakal yang murni yang tidak di selubungi oleh “kulit” , yakni kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan berfikir. yang merenungkan ayat-ayat Allah

169 Al-Qur’an 38:29

170 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 12(Jakarta: Lentera Hati, 2000), 137

dan melaksanakannya diharapkan dapat terhindar dari siksa, sedang yang menolaknya pasti ada kerancuan dalam cara berfikirnya.171

Ulul Albab Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam ayat ini ialah orang-orang yang berakal yang murni yang merenungkan ayat-ayat Allah dan melaksanakannya.

Surat Shad Ayat 43























Artinya: “Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang- orang yang mempunyai fikiran “172

Ayat di atas menyatakan bahwa: dan di samping anugerah kesembuhan, kami menganugrahi juga untuknya yakni untuk Nabi Ayyub.

Keluarganya yakni anak –anaknya juga istrinya yang tadinya telah berpencar meninggalkannya, dan kami tambahkan sebanyak mereka itu pula bersama mereka sehingga keluarga juga pengikutnya semakin banyak. Anugerah itu adalah sebagai rahmat dan kasih sayang dari kami serta pelajara bagi orang-orang yang mempunyai fikiran yang cerah agar mereka tahu bahwa kesabaran membuahkan kemenangan.173

171 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 12(Jakarta: Lentera Hati, 2000), 137

172 Ibid, 38:43

173 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 12(Jakarta: Lentera Hati, 2000), 151

Kata ( بابللاا ) Adalah bentuk jamak dari (بل ) Lub yaitu saripati sesuatu. Kacang – misalnya – memiliki kulit yang menutupi isinya, isi kacang dinamai lubb. Ulul Albab adalah orang-orang yang berakal yang murni yang tidak di selubungi oleh kulit, yakni kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan berfikir. Rujukan ke QS. Al-Anbiya’ (12) : 84.174

Ada perbedaaan redaksi antara ayat ini dan ayat Al-Anbiya’ itu.

Antara lain. Kata )بابلالأااولوأ ( Ulul Albab sedang disana (نيدباعلل) Lil

‘Abidiin. Hal ini menurut Ibn Asyur kerena yang ingin ditekankan pada ayat ini adalah pentingnya menarik pelajaran dari kesabaran nabi Ayyub itu, sampai pada perincian dan hal-hal yang mendetail lagi tersirat, sedang hal itu tidak dapat dilakukan kecuali oleh Ulul Albab .175

Ulul Albab Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam ayat ini ialah orang-orang yang berakal yang murni yang tidak di selubungi oleh kulit , yakni kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan berfikir, yang dapat mengabmbil pelajaran dari kisah para nabi, namun dalam ayat ini lebih di tekankan kepada kisah nabi Ayyub. di perkuat oleh pendapat Ibn Asyur bahwa Ulul Albab ialah orang yang dapat menarik pelajaran dari hal-hal yang mendetail lagi tersirat.

174 Ibid,151.

175 Ibid, 152.

Az Zumar Ayat 9



















































Artinya:“ (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakAllah yang dapat menerima pelajaran “176

Kata Yatadzakkaru terambil dari kata dzikr yakni pelajaran/peringatan. Penambahan huruf Ta’ yang di gunakan ayat ini mengisyaratkan banyaknya pelajaran yang dapat diperoleh oleh Ulul Albab . Ini berarti bahwa selain merekapun dapat memperoleh pelajaran, tetapi tidak sebanyak Ulul Albab .177

Ulul Albab menurut Muhammad Quraish Shihab dalam ayat ini ialah mereka yang selalu mengambil pelajaran dari setiap fenomena alam yag terjadi.

Surat Az Zumar Ayat 18





























Artinya: “ yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi

176 Al-Qur’an 39:9

177 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 12, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), 194

Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal “178

Ayat di atas menyatakan : Mereka yang mendengarkan secara tekun dan bersungguh-sungguh perkataan siapapun yang berucap lalu mengikuti secara bersungguh-sungguh pula apa yang paling baik di antaranya, mereka itulah yang sungguh tinggi kedudukannya – merekalah bukan selain mereka – orang-orang yang telah Allah tunjuki jalan lebar dan lurusdan mereka itulah – merekalah - Secara khusus dinamai Ulul Albab yang memiliki pikiran yang cerah , tidak diliputi oleh kekeruan .179

Dalam ayat ini menurut penulis Ulul Albab ialah mereka yang mendengarkan secara tekun dan bersungguh-sungguh perkataan siapapun yang berucap lalu mengikuti secara bersungguh-sungguh pula apa yang paling baik di antaranya.

Az Zumar Ayat 21

































































Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber- sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya

178 Ibid, 39:18

179 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume 12, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), 206

Dokumen terkait