• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Hasil Penelitian

Dalam dokumen skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 65-82)

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Data Hasil Penelitian

6. Struktur Organisasi TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, Trimurjo Lampung Tengah

Gambar 4.1

Struktur Organisasi TK Ainul Yaqin Tegal Rejo

1. Penerapan Metode Bercerita untuk Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah di Masa Pandemi.

Dalam pembelajaran perlu adanya penerapan suatu metode belajar yang dapat menstimulus anak khususnya dalam perkembangan sosial emosional anak. Adapun dari beberapa metode belajar yang sering digunakan salah satunya adalah metode bercerita namun, ditengah pandemi yang sedang terjadi kegiatan pembelajaran akan mengalami sedikit perbedaan dengan pembelajaran sebelumnya dimana kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah masing-masing. Adapun salah satu kegiatan yang kegiatan belajar mengajarnya dilakukan dari rumah yaitu TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu Sri Rohani selaku Kepala TK di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah, cara penerapan yang dilakukan pihak sekolah dalam masa pandemi Covid-19 yaitu dengan sistem berkelompok. Sistem berkelompok diartikan dengan kelompok B dibagi menjadi 2 kelompok.

Jumlah murid kelompok B terdiri 10 murid maka setiap kelompok terdiri 5 murid. Pembelajaran dilakukan dirumah dimana rumah tersebut adalah rumah wali murid dimana tempat nya setiap hari akan bergantian tidak menetap pada satu rumah wali murid saja.70 Berdasarkan penuturan Ibu Sri Rohani selaku Kepala TK, yaitu:

70Sri Rohani, Hasil Wawancara Kepala TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

“Kita lakukan berkelompok dengan belajar dirumah wali, untuk waktu itu setiap hari tapi bergantian untuk harinya, jadi sehari kelas A dan sehari lagi kelas B, terus jamnya selama pembelajarannya hanya satu setengah jam.”71

Kemudian, berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Kelas Kelompok B Ibu Yuliyanti, dalam kegiatan pembelajaran khususnya kegiatan bercerita sebelum adanya pandemi kegiatan bisa dilakukan sekali saat bertatap muka namun dengan adanya covid-19 maka kegiatan pembelajaran dilakukan dua kali dengan maksud pembelajaran dengan kelompok yang sama selama 2 hari dengan kelompok berbeda. Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran ini dilakukan tetap sesuai dengan protokol kesehatan.

Adapun langkah-langkah penerapan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak kelompok B diantaranya:

a. Mengkomunikasikan tujuan dan tema

Guru kelas kelompok B sebelumya mengambil satu judul, contoh dongeng kancil atau cerita rakyat untuk kegiatan bercerita. Judul cerita yang diambil disesuaikan dengan perkembangan sosial emosional anak.

Untuk kegiatan bercerita guru akan menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan salah satunya menetapkan cerita sesuai tema pada hari itu, wawancara yang dilakukan dengan guru kelas kelompok B, beliau mengatakan;

71Sri Rohani, Hasil Wawancara Kepala TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

“untuk cerita tidak juga disesuaikan dengan tema, bercerita dilakukan satu minggu dua kali jadi bercerita itu hanya sebagai suatu kegiatan saja. Jadi, kita gak harus sesuai dengan tema saja.Kalau disini kita bebas mau mendongeng apa saja”, penjelasan Ibu Yuliyanti.72

Berdasarkan hasil wawancara kegiatan bercerita memang di cantumkan ke dalam RPPH, namun untuk pihak sekolah tidak berpaku pada tema yang ada dalam kegiatan bercerita.Kegiatan bercerita terkadang disesuaikan dengan pembelajaran hari itu.

b. Menetapkan media yang digunakan

Untuk kegiatan bercerita dapat tersampaikan dengan baik kepada murid, guru hendaknya menggunakan alat perantara.

Media memiliki tujuan agar anak memahami dan mengetahui tentang tokoh-tokoh yang ada pada cerita yang disampaikan.

Media dalam bercerita terdiri dari buku bercerita atau dongeng, boneka, gambar, video dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas kelompok B Ibu Yuliyanti, beliau menjelaskan rancangan pemilihan media dalam bercerita ada, untuk media yang digunakan dalam pembelajaran Ibu Yuliyanti lebih sering pada media gambar dan buku cerita.73

72Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

73Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru kelas telah melakukan rancangan berupa pemilihan media yang akan digunakan dalam bercerita sehingga media yang digunakan dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah.

c. Mengatur tempat duduk anak

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru perlu adanya mengatur tempat duduk anak agar anak lebih nyaman dan lebih bisa memperhatikan guru yang ada didepan saat bercerita.

Hasil wawancara yang didapat dari Ibu Yuliyanti selaku guru kelas beliau mengatakan, sebelum kegiatan guru akan mengatur tempat duduk anak. Sebelum adanya Covid-19 , anak diperintahkan untuk duduk diatas karpet secara melingkar namun, setelah adanya pandemi ini maka anak diperintahkan untuk duduk di atas kursi dan berjarak satu dengan yang lainnya sesuai dengan protokol kesehatan.74

Jadi dari hasil penelitian maka di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah melakukan pengaturan tempat duduk anak sesuai dengan langkah-langkah penerapan kegiatan bercerita.

74Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

d. Pembukaan kegiatan bercerita

Dalam kegiatan bercerita terdapat langkah pembukaan bertujuan untuk menarik perhatian anak agar mereka tertarik untuk mengikuti kegiatan bercerita.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Yuliyanti selaku guru kelas Kelompok B, dalam pembukaan guru melakukannya dengan salam terlebih dahulu kemudian berdoa setelah berdoa bermain tepuk-tepuk bersama agar anak bersemangat untuk mengikuti kegiatan selanjutnya, setelah itu guru memberi tahu kepada anak-anak bahwa kegiatan pada hari ini bercerita. Kemudian guru akan menawarkan kepada anak- anak cerita tentang apa yang diinginkan oleh anak-anak. Selain menawarkan ingin bercerita tentang apa, Ibu Yuliyanti juga bertanya kepada anak-anak apakah mereka menyukai atau tidak disaat Ibu guru nya bercerita.75

Maka dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Yuliyanti, penulis dapat mengatakan TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah, menerapkan pembukaan terlebih dahulu sebelum bercerita.

e. Menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat menggetarkan perasaan anak dengan cara memberikan gambaran.

75Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

Menetapkan rancangan bertutur yang menggetarkan perasaan anak dengan cara memberikan gambaran untuk guru kelas kelompok B melakukannya dengan bercerita langsung dengan buku cerita, guru menjelaskan kepada anak tentang sifat-sifat tokoh, seperti kancil mempunyai sifat cerdik tapi cerdik kancil seperti berbohong dan itu tidak baik maka dari itu guru memberikan arahan agar tidak mengikuti kancil. Jika mengikuti sifat seperti kancil maka akan mendapat hukuman.76

Dalam hasil penelitian ini maka TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah dalam kegiatan bercerita menetapkan cara-cara bertutur agar menggetarkan perasaan anak melalui gambaran.

f. Penutup kegiatan bercerita

Penutup kegiatan bercerita dilakukan agar mengetahui apakah cerita yang disampaikan kepada anak dapat tersampaikan dengan baik. Penutup kegiatan dilakukan dengan cara guru memberikan pertanyaan mengenai dengan cerita yang sudah diceritakan.

Berdasarkan hasil wawancara Ibu Yuliyanti, melakukan kegiatan penutup dengan melakukan tanya jawab kepada anak mengenai cerita yang sudah disampaikan. Maka dari hasil wawancara diatas TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo

76Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

Lampung Tengah melakukan kegiatan penutup berupa tanya jawab untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak.77

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Kepala TK dan Guru kelas Kelompok B, penerapan metode bercerita dilakukan sebanyak dua kali dalam satu minggu dengan rancangan-rancangan yang sudah dilakukan sebelum melakukan bercerita, dengan memperhatikan isi cerita yang dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional pada anak.

Wawancara yang dilakukan tidak hanya kepada kepala TK dan guru kelas namun penulis melakukan wawancara juga dilakukan kepada beberapa wali murid kelompok B. dengan adanya wawancara dijadikan sebagai penunjang apakah metode bercerita sangat efektif untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak.

Untuk wawancara yang pertama, penulis lakukan bersama Ibu Sri Rahayu. Nama anak Ibu Sri Rahayu ialah Alif Zidhantoro usia 5 tahun, untuk kegiatan pembelajaran mengatakan bahwa penerapannya dilakukan dari rumah selama pandemi ini kemudian untuk sistem pembelajaran orang tua akan datang ke TK Ainul Yaqin untuk mengambil buku paket. Dalam hal ini peneliti bertanya, apakah selama kegiatan belajar mengajar di rumah anak juga diadakan kegiatan bercerita ?

77Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

Berdasarkan jawaban dari Ibu Sri Rahayu, beliau mengatakan kegiatan bercerita tersebut ada, dengan buku cerita didapatkan dari TK dikarenakan di rumah anak tidak memiliki buku cerita jadi pihak TK menyediakan sebagai kegiatan penunjang, kemudian orang tua yang bercerita anak akan mendengarkan dan memperhatikan disaat orang tua bercerita. Menurut Ibu Sri, anak sangat menyukai kegiatan dengan metode bercerita, saat orang tua bercerita anak akan memperhatikan namun fokus anak tidak selalu ke cerita dikarenakan memang untuk usia tersebut anak masih belum fokus.78

Menurut Ibu Sri, metode bercerita yang dilakukan oleh guru atau orang tua kepada anaknya ini menurutnya tersampaikan dengan baik dikarenakan setelah Alif mendengarkan cerita dia dapat menangkap tentang cerita tersebut dan dapat bercerita kembali dengan orang tuanya ataupun teman-temannya mengenai cerita tersebut.

Selanjutnya wawancara yang kedua dilakukan bersama Ibu Sarinah. Nama anak dari Ibu Sarinah yaitu Muhammad Rafardhan usia 5 tahun, beliau menjelaskan mengenai penerapan metode bercerita yang dilakukan di rumah menurutnya metode ini sudah bagus, dikarenakan anak mau mendengarkan cerita yang disampaikan oleh orang tuanya saat dirumah ataupun gurunya saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan rasa ingin tahu anak mau mendengarkan kemudian memperhatikan tentang

78Sri Rahayu, Hasil Wawancara Wali Murid Kelompok B, September 8, 2020.

cerita yang disampaikan.Ibu Sarinah mengatakan anaknya sangat tertarik dengan adanya kegiatan bercerita seperti itu.79

Wawancara selanjutnya dengan Ibu Yuli Sugiarti, menjelaskan kegiatan bercerita dengan anaknya yang bernama Marisa Lorensia. Beliau menjelaskan saat kegiatan belajar antara orang tua dengan anak dilakukan dengan bercerita menggunakan buku cerita yang sebelumnya diambil di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo kemudian diceritakan kepada anaknya sambil bersantai dan anak juga tertarik dan semangat dengan isi cerita yang akan disampaikan. Menurut Ibu Sugi, beliau mengatakan anaknya bersemangat, dan memperhatikan saat ibunya bercerita. Ibu Sugi juga menyampaikan pesan-pesan yang ada didalam cerita kepada anaknya.80

Menurutnya metode cukup bagus untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak, anak menghargai orang yang sedang bercerita, anak juga menangkap tentang isi yang ada didalam cerita, anak juga bisa merasakan perasaan tokoh-tokoh yang ada didalam cerita seperti marah, bahagia dan sedih.81

Wawancara terakhir penulis lakukan bersama Ibu Dwi Ismiati.

Beliau menjelaskan tentang kegiatan belajar yang dilakukan di rumah dengan anaknya yang bernama Haykal, kegiatan bercerita yang Ibu Dwiterapkan di rumah saat malam hari, dikarenakan saat pagi orang tua

79Sarinah, Hasil Wawancara Wali Murid Kelompok B, September 8, 2020.

80Yuli Sugiarti, Hasil Wawancara Wali Murid TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

81Yuli Sugiarti.

bekerja. Kegiatan seperti mengerjakan tugas Haykal lakukan dengan baik walaupun terdapat bantuan dan arahan dari orang tua dikarenakan Haykal yang masih kecil juga, untuk kegiatan bercerita Haykal tertarik namun fokusnya tidak selama nya kearah Ibu nya yang bercerita, terkadang orang tua bertanya apa yang tadi diceritakan, kemudian memanggil Haykal agar fokus dengan cerita yang disampaikan.

Menurut Ibu Dwi, di usia 5 tahun perkembangan sosial emosional Haykal sudah baik dengan mau menghormati orang tua dengan salim saat berangkat atau pulang dari bermain, berdoa sebelum makan, kemudian bercerita tentang kegiatan ketika dia belajar bersama guru dan teman- temannya.82

Jadi, metode bercerita yang sudah diterapkan di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, berdasarkan penilaian dan pengamatan oleh Ibu Yuliyanti selaku guru kelas selama kegiatan bercerita terdapat 4 kriteria penilaian yaitu,

a. BB (Belum Berkembang), dimana anak belum bisa menerima cerita karena belum paham.

b. MB (Mulai Berkembang), anak mulai paham sekalipun masih diingatkan dengan dibantu cerita kembali.

c. BSH (Berkembang Sesuai Harapan), anak mampu bercerita dan menceritakan kembali kepada temannya.

82Dwi Ismiati, Hasil Wawancara Wali Murid Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

d. BSB (Berkembang Sangat Baik), anak sudah paham dengan cerita, mampu bercerita dan menceritakan kembali.83

Dari hasil wawancara dengan guru kelas Kelompok B, maka anak yang sudah masuk kedalam kriteria BSH dan BSB yaitu, Bintang Anjasari, Alip Zindhantoro, Muhammad Al Fatih dan Muhammad Rafardhan.84 Maka dapat disimpulkan penerapan metode bercerita di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah sudah dikatakan berhasil.

2. Perkembangan Sosial Emosional Kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah.

Setiap anak tentunya mengalami perkembangan salah satunya perkembangan sosial emosional, adapun perkembangan sosial emosional di kategorikan berdasarkan usia. Adapun perkembangan sosial emosional usia 5-6 tahun ialah, bersikap kooperatif dengan teman, menunjukkan sikap toleran, mengekspresikan emosi dalam berbagai situasi, memahami peraturan dan disiplin, kemudian yang terakhir mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat.

Hasil wawancara yang telah penulis lakukan kepada Ibu Yuliyanti selaku guru kelas kelompok B dan wali murid di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah, beliau menjelaskan sebagai berikut :

83Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

84Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

a. Bersikap kooperatif

Dari wawancara yang sudah didapatkan sikap kooperatif anak sudah berkembangan sesuai dengan harapan.Sikap kooperatif ini ditunjukkan pada saat kegiatan belajar beberapa anak mampu membantu temannya saat kawannya ada yang kesulitan dalam mengerjakan tugas, contoh saat menyelesaikan kegiatan kolase.85

Selain itu saat kegiatan bercerita berdasarkan wawancara dari guru juga wali murid saat kegiatan bercerita telah selesai ada beberapa anak yang mampu bercerita kembali kepada temannya dengan maksud menjelaskan tentang cerita tersebut dikarenakan kawannya yang belum mengerti tentang cerita yang disampaikan.

Kemudian sikap kooperatif juga ditunjukkan dengan adanya anak mau melakukan kegiatan bersih-bersih namun tidak hanya sampahnya saja yang dibersihkan tetapi juga milik kawannya.86Jadi dari beberapa keterangan yang sudah dijelaskan untuk kemampuan kooperatif anak kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah sudah berkembang sesuai harapan.

85Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

86Yuliyanti.

b. Menunjukkan sikap toleran

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri Rahayu, mengenai sikap toleran anak beliau menjelaskan sikap toleran yang ditunjukkan yaitu anak nya mau berbagi dengan temannya, anak mau meminjamkan penghapus kepada temannya.87

Kemudian sikap toleran yang dijelaskan oleh Ibu Yuliyanti selaku guru kelas, beliau mengatakan sikap toleran itu disaat salah satu anak bercerita didepan kawan-kawannya mendengarkan anak tersebut bercerita.Setelah itu sikap toleran lainnya ditunjukkan saat kawannya ada yang menangis anak yang lainnya bertanya kepada anak yang menangis, kenapa dia menangis dan melaporkan kepada gurunya bahwa kawannya menangis, sikap anak ini menunjukkan untuk menguatkan kawannya yang sedih.88

Sikap toleran yang dijelaskan oleh wali murid dan wali kelas sikap yang ditunjukkan termasuk kedalam sikap prososial dimana anak mampu berbagi dan berempati kepada kawannya.

c. Mengeskpresikan emosi dalam berbagai situasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari wali kelas kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah, beliau menjelaskan bahwa kemampuan ini

87Sri Rahayu, Hasil Wawancara Wali Murid Kelompok B.

88Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

dilihat saat guru menawarkan kegiatan bercerita anak-anak mengekspresikannya dengan antusias, anak-anak juga menunjukkan rasa ingin tahu, anak-anak merasa senang disaat kegiatan bercerita itu dilaksanakan.89 Kemudian saat kegiatan penutup dalam kegiatan bercerita disaat guru bertanya mengenai macam-macam ekspresi anak mampu membedakannya dengan anak ikut mengeskpresikannya.

Jadi, perkembangan emosi anak kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah, berdasarkan penjelasan guru kelas yaitu Ibu Yuliyanti sudah berkembang sesuai harapan.

d. Memahami peraturan dan disiplin

Hasil wawancara penulis dengan Ibu Yuliyanti selaku guru kelas kelompok B, sebelum kegiatan bercerita dimulai tentunya ada beberapa peraturan yang dibuat yaitu, anak duduk rapi di tempat yang sudah disusun, anak mendengarkan saat ibu guru bercerita didepan.90

Kemampuan untuk memahami peraturan anak kelompok B, sudah baik dimana anak mengikuti dengan baik anak mampu duduk dengan rapi pada tempat yang disediakan kemudian untuk peraturan anak mendengarkan guru bercerita untuk awal selama guru bercerita anak memang memperhatikan

89Yuliyanti, Hasil Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, September 8, 2020.

90Yuliyanti.

namun itu hanya beberapa saat, selanjutnya fokus anak akan berubah tidak lagi ke guru yang ada didepan.91

Maka dari penjelasan yang ada diatas, kemampuan anak dalam memahami peraturan dan disiplin di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah sudah mulai berkembang.

e. Mengenal tata krama

Dalam sikap tata krama yang dimiliki anak, hasil wawancara yang telah didapatkan dengan Ibu Yuliyanti beliau menjelaskan untuk tata krama anak kelompok B sudah baik, dimana sikap itu ditunjukkan dengan saat datang anak salam dengan guru mencium tangan gurunya, kemudian dilanjut dengan sebelum kegiatan belajar dimulai berdoa terlebih dahulu, anak bersikap baik dengan orang tuanya dan juga guru.92 Untuk perkembangan sosial pada anak kelompok B sudah meningkat dengan baik berdasarkan penuturan Ibu Yuliyanti selaku guru kelas kelompok B.

Maka berdasarkan keterangan yang di atas untuk kemampuan perkembangan sosial emosional anak pada kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah, sudah meningkat dengan baik dengan memperhatikan indikator-indikator pada kemampuan sosial emosional usia 5-6 tahun.

91Yuliyanti.

92Yuliyanti.

3. Faktor Penghambat dalam Penerapan Metode Bercerita untuk Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah.

Dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan suatu metode agar materi yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik ke peserta baik pastinya memiliki sedikit hambatan, baik hambatan yang berasal dari lingkungan, media, guru atau hambatan lainnya.Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Ibu Yuliyanti wali kelas kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah.Beliau menjelaskan dalam penerapan metode bercerita ada beberapa hambatan, dimana hambatan itu diantaranya media buku cerita dirumah anak tidak memiliki buku cerita sendiri, anak-anak yang kurang fokus saat guru bercerita didepan.93

Menurut ibu Yuliyanti, saat metode bercerita diterapkan anak-anak tidak aktif selama pembelajaran dikarenakan anak hanya mendengarkan saja.Beliau juga menambahkan dikarenakan kegiatan ini hanya dilakukan dua kali dalam satu minggu, jadi untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional tidak banyak berpengaruh.Menurutnya kegiatan ini kurang efektif karena kegiatan yang lebih membuat anak aktif seperti kegiatan kolase itu membuat perkembangan sosial emosional meningkatkan karena anak lebih aktif saat kegiatan tersebut.94 Berdasarkan

93Yuliyanti.

94Yuliyanti.

keterangan diatas maka dapat disimpulkan faktor penghambat dalam penerapan metode bercerita yaitu media yang kurang, anak yang kurang fokus dan anak yang kurang aktif dikarenakan anak hanya mendengar.

Dalam dokumen skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 65-82)

Dokumen terkait