• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 82-86)

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Pembahasan

keterangan diatas maka dapat disimpulkan faktor penghambat dalam penerapan metode bercerita yaitu media yang kurang, anak yang kurang fokus dan anak yang kurang aktif dikarenakan anak hanya mendengar.

menjelaskan biasanya yang dipakai cerita rakyat seperti cerita kancil yang menarik bagi anak.

Kedua, menetapkan media dalam bercerita. Dalam menetapkan media merupakan hal yang sangat penting dikarenakan dengan media juga menentukan cerita yang disampaikan akan tersampaikan dengan baik atau tidak. Dengan media juga anak akan merasa tertarik untuk memperhatikan guru bercerita didepan.

Ketiga, mengatur tempat duduk sebelum melakukan kegiatan bercerita. Mangatur tempat duduk perlu adanya agar anak lebih mudah melihat dan memperhatikan guru yang ada didepan saat bercerita dan saat bercerita juga anak akan merasa nyaman dengan posisi duduk yang dia tempati.

Keempat, melakukan pembukaan kegiatan bercerita.Sebelum bercerita guru melakukan pembukaan dengan tujuan membangun semangat anak untuk mengikuti kegiatan bercerita. Guru menjelaskan cerita yang akan disampaikan, mengenalkan tentang tokoh-tokoh dalam cerita sehingga anak bisa menggambarkan karakter pada tiap-tiap tokoh didalam cerita.

Kelima, menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat menggetarkan perasaan anak dengan cara memberikan gambaran. Guru menetapkan cara bertutur dengan bercerita langsung didepan murid, guru memberikan gambaran kepada anak untuk tidak mengikuti sifat kancil yang suka berbohong jika berbohong maka mendapatkan hukuman.

Keenam, penutup kegiatan bercerita, guru mengakhiri kegiatan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada anak-anak untuk mengetahui apakah anak menanggapi cerita yang disampaikan oleh guru.

Maka dari itu, dalam penerapan metode bercerita yang dilakukan dalam pembelajaran oleh TK Ainul Yaqin Tegal Rejo sudah sesuai langkah-langkah penerapan metode bercerita pada kegiatan belajar mengajar di pendidikan usia dini.

Namun terdapat beberapa kesulitan dalam penerapannya, maka kesulitan tersebut digolongkan ke dalam kekurangan metode bercerita dimana kesulitan yang dihadapi guru sendiri ialah anak menjadi pasif dimana anak menjadi pendengar saat guru bercerita, kemudian anak cepat merasa bosan munculnya sikap bosan ini dengan sikap anak yang mengganggu kawan yang disebelahnya atau asik dengan kegiatannya sendiri.

Selanjutnya kemampuan sosial emosional anak kelompok B, berdasarkan usia 5-6 tahun berdasarkan penjelasan dari data hasil penelitian yang dijelaskan diatas penulis dapat menganalisis beberapa kemampuan sosial emosional kelompok B sebagai berikut :

1. Bersikap kooperatif, anak berkemampuan untuk membantu teman lainnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya, kemudian anak dapat bercerita terhadap temannya dengan maksud untuk membuat kawannya mengerti tentang cerita yang disampaikan gurunya, terakhir sikap kooperatif ditunjukkan dengan anak mau membantu membersihkan sampah kawannya.

2. Bersikap toleran, sikap ini ditunjukkan dengan anak mau berbagi penghapus dengan temannya, anak bersikap empati dengan menanyakan keadaan kawannya sangat menangis.

3. Mengekspresikan emosi dalam berbagai situasi, emosi ditunjukkan ketika anak merasa ingin tahu ketika guru ingin bercerita, anak merasa senang saat menawarkan kegiatan bercerita, kemudian anak-anak dapat mengekspresikan emosi saat guru memberikan pertanyaan di akhir kegiatan bercerita.

4. Memahami peraturan dan disiplin, kemampuan ini anak tunjukkan dengan anak mengikuti peraturan yang diberikan oleh guru seperti duduk ditempat yang sudah disiapkan, mengikuti aturan yang sudah dijelaskan yaitu mendengarkan guru saat bercerita didepan.

5. Mengenal tata krama, kemampuan ini ditunjukkan dengan anak saat datang salim dengan guru atau orang tuanya, berdoa sebelum melakukan kegiatan, bersikap baik dengan orang tua dan teman- temannya.

Dalam hal ini untuk anak kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo dalam ketercapaian perkembangan sosial emosional usia 5-6 tahun sudah sesuai dengan indikator dengan anak sudah mampu bersikap kooperatif dengan temannya, menunjukkan sikap toleran atau berbagi, mengekspresikan emosi (senang, gembira, antusias dan sebagainya), memahami peraturan dan disiplin, dan juga anak mampu mengenal tata karma dalam bersikap.

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan penerapan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah sudah terlaksana dengan baik dalam langkah-langkah penerapan, namun untuk pengaplikasian dalam metode bercerita kurang maksimal dimana metode bercerita hanya dilakukan selama 2 kali dalam waktu satu minggu.

Penerapan metode bercerita sudah terlaksana dengan baik, dimana guru kelas menerapkan rancangan-rancangan bercerita seperti, mengkomunikasikan tujuan dan tema, menetapkan media yang digunakan, mengatur tempat duduk, pembukaan kegiatan bercerita dan menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat menggetarkan perasaan anak dengan cara memberikan gambaran.

Kemudian perkembangan sosial emosional anak kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah, berdasarkan hasil wawancara untuk perkembangan dari 10 anak rata-rata anak sudah berkembang sesuai harapan dengan kemampuan sosial emosional yang lebih tertuju pada kemampuan mengekspresikan emosi seperti anak sangat antusias pada kegiatan bercerita, anak tidak malu untuk maju kedepan, anak dapat mengekspresikan tentang apa yang sedang dirasakannya. Adanya

stimulus yang didapat dari orangtua dan guru perkembangan sosial emosional dapat terlatih dengan adanya pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan dan dapat meningkatkan kemampuan sosial emosional anak secara optimal. Adapun meningkatkan kemampuan sosial emosional anak usia 5-6 tahun berdasarkan indikator-indikator diantaranya, bersikap kooperatif dengan teman, menunjukkan sikap toleran, mengekspersikan emosi dalam berbagai situasi (senang, gembira, antusias dan sebagainya), memahami peraturan dan disiplin, dan terakhir mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat.

Guru dalam menerapkan metode bercerita sudah baik dimana guru memahami tentang metode bercerita dan mengetahui kondisi peserta didik sebelum bercerita. Maka kegiatan bercerita terlaksana dan tersampaikan dengan baik ke peserta didik. Guru dan orangtua juga melakukan pembiasaan-pembiasaan baik dalam memberikan teladan salah satu cara yang dilakukan melalui kegiatan bercerita. Jadi anak memiliki kebiasaan seperti salim dengan orangtua, mengucap salam, doa sebelum kegiatan, bersikap baik dengan teman-temannya.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan, maka penulis memberikan saran-saran demi kemajuan TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah untuk dapat memperhatikan guru dan waktu

dalam menerapkan metode bercerita dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak ,

2. dan kepada kepala TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah untu memperhatikan media atau alat belajar demi kelancaran kegiatan belajar mengajar.

3. Kepada guru agar memberikan memberikan motivasi belajar bagi peserta didik, supaya anak memiliki semangat dalam belajar .

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rizki dan Fadhilaturrahmi. “Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional Melalui Permainan Kolaboratif Pada Anak KB.Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 2 No 1(2018).

Agustiniatih, Andi dan Jane M Manopa. Keterampilan Sosial Anak Usia Dini(Teori dan Metode Pengembangan),Tasikmalaya: Edu Publisher, 2019.

Darmila, Lilis, dkk. “Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Perkembangan Kosakata Anak Usia Dini 5-6 Tahun di RA Hajjah Siti Syarifah Kecamatan Medan Tembung”, JurnalRaudhah,Vol 06, No 01, Januari- Juni.

Fauziddin,Moh, Munfarizuddin. “Useful of Clap Hand Games for Optimalize Cogntivite Aspects in Early Childhood Education”,Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 2 No 2 (2018).

Ismiati, Dwi. Wawancara Wali Murid Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, 8 September 2020.

Madyawati, Lilis. Strategi Pengembagan Bahasa Pada Anak, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2017.

Moeslichatoen. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Mulyasa. Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Mulyani, Novi. “Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini”, Jurnal Raushan Fikr, Vol 3, No 2, Januari (2014).

Mursid. Pengembangan Pembelajaran PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.

Nurjannah. “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Keteladanan”, Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, Vo; 14, No 1, Juni (2017).

Nurmalitasari, Femmi. “Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak Usia Prasekolah”, Jurnal Buletin Psikologi, Vol 23, No 2, Desember (2015).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 2 ayat 1.

Pratama Lia Ricka. Perkembangan Anak, Lampung: CV. LADUNY ALIFATAMA, 2017.

Purnama Sigit, dkk. Alat Permainan Edukatif Anak Usia Dini, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019.

Putri, Hadisa. “Penggunaan Metode Cerita Untuk Mengembangkan Nilai Moral Anak TK/SD”, Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol 3, No 1, Oktober (2017).

Rahayu, Sri. Wawancara Wali Murid Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, 8 September 2020.

Rohani, Sri. Wawancara Kepala TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, 8 September 2020.

Sarinah. Wawancara Wali Murid Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, 8 September 2020.

Setiantono, Try. “PengumumanMetodeBerceritaBagiAnakUsiaDini Di PAUD SMART Little Cilame Indah Bandung.” Jurnal Empowerment, Vol 1, No 2, September (2012).

STAIN Jurai Siwo Metro, Pedoman Karya Ilmiah, 2013.

Sugiarti, Yuli. Wawancara Wali Murid Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, 8 September 2020.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan r&D, Bandung: Alfabeta, 2013.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafinda Persada, 2014.

Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Sutrisno. “Berbagai Pendekatan Dalam Pendidikan Nilai Dan Pendidikan Kewarganegaraan”, Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 Januari (2016).

Tanzeh Ahmad. Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras, 2009.

Wiyani, Novan Ardy. Konsep Dasar PAUD, Yogyakarta: PENERBIT GAVA MEDIA, 2016.

Yuliyanti. Wawancara Guru Kelas Kelompok B TK Ainul Yaqin Tegal Rejo, 8 September 2020.

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak danRemaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Zuhairi,et.al, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

TK AINUL YAQIN TEGAL REJO TRIMURJO LAMPUNG TENGAH

Foto 1. Penulis Melakukan Wawancara dengan Ibu Sri Rohani Selaku Kepala TK Ainul Yaqin Trimurjo

Foto 2. Penulis Melakukan Wawancara dengan Ibu Yuliyanti Selaku Guru Kelas Kelompok B

Foto 3. Penulis Melakukan Wawancara dengan Wali Murid Kelompok B

Foto 4. Profil TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah

Foto 5. Media untuk Bercerita

Foto 6. Anak Melakukan Kegiatan Membaca Buku Cerita

Foto 7. Anak Melakukan Kegiatan Membaca Buku Cerita

Foto 8. Anak Melakukan Kegiatan Membaca Buku Cerita

DATA HASIL WAWANCARA

TK AINUL YAQIN TEGAL REJO TRIMURJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2020/2021

1. Wawancara Kepala TK AinulYaqin

a. Bagaimana cara penerapan metode bercerita dalam pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak kelompok B di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah ?

Penerapan untuk metode bercerita di saat belum pandemi anak duduk sesuai dengan aturan guru seperti duduk diatas karpet dengan bentuk lingkaran, kemudian guru bercerita dengan media buku cerita atau boneka yang disesuaikan dengan tema pada RPPH.

b. Berapa kali penerapan metode bercerita dilakukan dalam pembelajaran di TK Ainul Yaqin Tegal Rejo Trimurjo Lampung Tengah ?

Penerapan metode bercerita ini dilakukan sebanyak dua kali dalam satu minggu sesuai dengan RPPH yang ada.

c. Bagaimana penerapan metode bercerita terhadap anak di masa pandemi ini ?

Penerapan untuk di masa pandemi sekarang anak-anak diperintahkan membaca buku cerita yang didapatkan dari buku paket di TK kemudian orang tua mengawasi.

d. Media apa saja yang digunakan dalam penerapan metode bercerita ?

Media yang digunakan di TK dalam penerapan metode bercerita diantaranya buku cerita dan boneka.

2. Wawancara Guru Kelas Kelompok B

a. Bagaimana perkembangan sosial emosional pada anak kelompok B ? Untuk perkembangan sosial emosional anak memang sudah berkembang sesuai harapan, namun ada beberapa anak yang masih malu jika diperintahkan bercerita kedepan, perkembangan sosial emosional anak rata-rata anak sudah dapat bermain bersama kawannya saling membantu satu dengan yang lainnya, rata-rata anak dapat bersikap seperti menghormati orang tua, guru dan menghargai kawan-kawannya, anak juga memiliki rasa empati jika kawannya ada yang menangis, anak sudah dapat mengetahui tentang tata krama atau peraturan disekolah dan dikelas.

Anak sudah bisa menempatkan ekspresi yang tepat seperti anak mampu berekspresi senang ketika mendapatkan hadiah, marah ketika kawannya ada yang menjaili dan ekspresi laiinnya.

b. Bagaimana penerapan Metode Bercerita di masa pandemi sekarang ? Penerapan tetap dilakukan dengan bercerita seperti biasanya, namun perbedaannya dilakukan dirumah dan juga penerapannya dilakukan sebanyak 2 kali, yang sebelumnya dan pandemi bisa satu kelas namun ini satu kelas dibagi menjadi 2 kelompok. Kemudian untuk tempat juga yang sebelumnya duduk diatas karpet ini dilakukan dengan duduk diatas kursi dengan adanya jarak anak dengan anak lainnya.

Penerapan dimasa sebelum pandemi, dilakukan dengan menyiapkan beberapa langkah-langkah terlebih dahulu diantaranya:

1) Menentukan tema cerita namun kegiatan bercerita disini tidak selalu berpacuan dengan tema yang ada pada RPPH.

2) Menyiapkan media bercerita, di sini lebih dominan menggunakan buku cerita sebagai medianya.

3) Menyiapkan tempat duduk, dimana anak akan duduk diatas karpet dengan membentuk lingkaran.

4) Kemudian guru akan menjelaskan beberapa aturan selama bercerita seperti anak diminta untuk mendengarkan selama guru bercerita.

5) Guru melakukan pembukaan sebelum bercerita, memberitahu tentang cerita yang akan disampaikan kepada peserta didik dan pengenalan-pengenalan mengenai tokoh-tokoh yang ada didalam cerita tersebut.

6) Kemudian guru akan melakukan penutupan jika sudah bercerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak, bertujuan apakah anak memahami tentang cerita yang disampaikan.

c. Bagaimana cara penilaian perkembangan sosial emosional anak kelompok B di masa pandemi seperti ini?

Untuk penilaian perkembangan sosial emosional anak dalam penggunaan metode bercerita, dilihat saat anak aktif atau tidaknya

dengan anak mampu tidak bercerita kembali tentang cerita yang disampaikan, kemudian bagaimana ekpresi anak saat guru bercerita.

Guru akan melihat dari sikap anak selama bercerita. Kemudian perilaku anak selama pembelajaran seperti mengerjakan tugas secara berkelompok atau kegiatan yang lainnya.

d. Dalam penerapan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak mengalami kesulitan atau tidak ? Kesulitan yang dihadapi saat penerapan metode ini yaitu anak yang hanya mendengarkan jadi anak menjadi pasif, kemudian anak yang sudah bosan dengan cerita yang disampaikan akibatnya anak akan asik sendiri atau mengganggu teman disampingnya.

e. Apakah guru memberikan media bercerita atau tidak dalam melaksanakan kegiatan bercerita di masa pandemi seperti ini ?

Di masa pandemi guru memberikan buku paket yang didalamnya juga terdapat buku cerita juga.

f. Apakah metode bercerita sudah maksimal atau belum dalam penerapannya dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak ?

Menurut guru kelas kelompok B penerapan metode ini kurang efektik dikarenakan anak masih kurang dalam mengekspresikan dirinya, karena anak hanya mendengarkan selama guru bercerita. Anak lebih aktif dan berekpresi dengan kegiatan semacam metode pemberian tugas.

3. Wawancara Wali Murid Kelompok B a. Wawancara Dengan Ibu Sri Rahayu

1) Apakah pelaksanaan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional kepada anak tersampaikan dengan baik ?

Metode bercerita tersampaikan dengan baik, anak dapat memahami cerita yang dibaca atau dibacakan orang tuanya.

2) Bagaimana kondisi anak saat orang tua atau guru bercerita ?

Kondisi anak mendengarkan dam memperhatikan, tapi fokus anak tidak selalu mendengarkan dikarenakan anak tidak bisa terlalu lama untuk fokus kekegiatan bercerita.

3) Apakah dirumah anak memiliki buku ceritanya sendiri ? Anak tidak memiliki buku cerita dirumah.

4) Apakah anak tertarik dengan kegiatan pembelajaran melalui metode bercerita ?

Anak merasa tertarik dikarenakan anak penasaran dengan cerita yang ada didalam buku.

5) Apakah perkembangan sosial emosional anak berkembang dengan penerapan metode bercerita ?

Anak setelah mendengar bercerita dari gurunya anak merasa lebih ekspresif dimana anak mau bercerita mengenai pembelajaran yang ada dikelas.

b. Wawancara Dengan Ibu Sarinah

1) Apakah pelaksanaan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional kepada anak tersampaikan dengan baik ?

Metode bercerita telah tersampaikan dengan baik kepada anak.

2) Bagaimana kondisi anak saat orang tua atau guru bercerita ?

Kondisi anak saat bercerita mendengarkan, namun anak juga asik dengan kegiatannya sendiri.

3) Apakah dirumah anak memiliki buku ceritanya sendiri ?

Anak memiliki beberapa buku ceritanya sendiri dirumah, agar anak mau belajar membaca juga.

4) Apakah anak tertarik dengan kegiatan pembelajaran melalui metode bercerita ?

Anak merasa tertarik dengan adanya pembelajaran bercerita.

5) Apakah perkembangan sosial emosional anak berkembang dengan penerapan metode bercerita ?

Perkembangan sosial emosional anak berkembang sedikit dikarenakan anak dapat mengekspresikan tentang isi cerita yang disampaikan.

c. Wawancara Dengan Ibu Yuli Sugiarti

1) Apakah pelaksanaan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional kepada anak tersampaikan dengan baik ?

Metode ini tersampaikan dengan baik dan dapat mengembangkan perkembangan sosial emosionalnya dengan anak mampu merasakan emosi-emosi yang ada didalam cerita seperti marah, sedih dan gembira.

2) Bagaimana kondisi anak saat orang tua atau guru bercerita ? Anak sangat bersemangat saat orang tua bercerita.

3) Apakah dirumah anak memiliki buku ceritanya sendiri ? Anak memiliki buku ceritanya sendiri dirumah.

4) Apakah anak tertarik dengan kegiatan pembelajaran melalui metode bercerita ?

Anak sangat tertarik dengan kegiatan bercerita.

5) Apakah perkembangan sosial emosional anak berkembang dengan penerapan metode bercerita ?

Perkembangan sosial emosional anak sedikit berkembang dengan penerapan metode ini.

d. Wawancara Dengan Ibu Dwi Ismiati

1) Apakah pelaksanaan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional kepada anak tersampaikan dengan baik ?

Pelaksanaan metode bercerita tersampaikan dengan baik dengan anak mau mendengarkan cerita dari orang tua anak mau mengikuti arahan orang tua.

2) Bagaimana kondisi anak saat orang tua atau guru bercerita ?

Anak mendengarkan orang tua bercerita, tetapi anak terkadang fokus dengan mainannya sehingga orang tua terkadang memanggil anaknya untuk kembali fokus mendengarkan cerita yang dibacakan.

3) Apakah dirumah anak memiliki buku ceritanya sendiri ? Anak memiliki buku ceritanya sendiri dirumah.

4) Apakah anak tertarik dengan kegiatan pembelajaran melalui metode bercerita ?

Anak kadang tertarik terkadang anak tidak tertarik dengan kegiatan bercerita.

5) Apakah perkembangan sosial emosional anak berkembang dengan penerapan metode bercerita ?

Perkembangan sosial emosional anak dengan penerapan metode bercerita berkembang sedikit dikarenakan anak selama kegiatan hanya mendengarkan, namun setelah ditanya mengenai cerita tersebut anak terkadang lupa mengenai isi ceritanya akibat anak yang tidak selalu fokus mendengarkan cerita.

Dalam dokumen skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 82-86)

Dokumen terkait