• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data sarana dan prasarana MI Al-Ittihadul Islamiyah

BAB I PENDAHULUAN

H. Sistematika Pembahasan

4. Data sarana dan prasarana MI Al-Ittihadul Islamiyah

Tidak dapat dipungkiri bahwa kelangsungan proses pembelajaran tidak saja ditentukan oleh adanya peserta didik dan pendidik yang professional, akan tetapi ditentukan pula oleh tersedianya sarana dan prasarana yang cukup memadai. Demikian pula halnya di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Mataram memiliki fasilitas pembelajaran yang menunjang untuk pencapaian pendidikan yang bermutu dan berkualitas fasilitas fisik yang meliputi sarana dan prasarana. Untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana pendidikan di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Mataram dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Data Sarana dan Prasarana Sarana

A. Keadaan Meublair

1. Meja siswa : 124 buah 2. Bangku Siswa : 159 buah 3. Meja kursi guru kelas : 6 set 4. Meja kursi guru di kantor : 13 set 5. Papan tulis : 10 buah 6. Almari kelas : 9 buah 7. Almari kantor :4 buah 8. Almari UKS : 1 buah 9. Rak buku perpustakaan : 4 buah 10. Papan absen : 1 buah 11. Filling kabinet : 10 buah 12. Kursi tamu : 1 set B. Alat peraga

1. Globe : 1 buah

2. Peta Privinsi : 5 buah 3. Peta Dunia : 1 buah 4. Rangka Manusia : 3 buah 5. Rangka manusia mini : 1 buah 6. Tengkorak : 2 buah 7. TV dan CD : 1 set 8. Lain-lain : 3 buah C. Alat-alat olahraga

1. Bola kaki : 3 buah 2. Bola Voly : 1 buah 3. Pimpong : 1 set 4. Bola basket : 2 buah 5. Alat bulu tangkis : 1 set 6. Tenis Meja : 1 Set D. Alat/Media

1. Komputer : 2 set 2. Laptop : 1 buah 3. Printer/Copy : 2 set 4. Scanner : 1 buah 5. Proyektor : 2 buah 6. Printer : 2 buah 7. Layar Proyektor : 1 buah E. Alat Musik

1. Marawis : 1 set 2. Hadroh : 1 set Prasarana

a. Jumlah ruang belajar : 10 buah b. Ruang Kepala Sekolah : 1 buah

c. Ruang Tata Usaha : 1 buah d. Ruang Guru : 1 buah e. Ruang Perpustakaan : 1 buah f. Ruang Laboratorium : 1 buah g. Ruang OSIS/Koperasi Sekolah : - buah h. Ruang BP/BK : - buah i. Ruang UKS : 1 buah j. Musholla/Masjid : 1 buah k. Aula/Kantin : 1 buah l. Kamar Mandi/Orinir : 5 buah

5. Data Guru dan Pegawai MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan Keadaan guru atau tenaga pengajar yang sekarang di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan diisi oleh 5 orang guru laki-laki dan 13 orang guru perempuan dan semua tenaga pengajar yang ada di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan sudah sarjana.

Dukungan guru-guru yang begitu besar dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik mereka memberikan kesempatan pada anak didiknya untuk berprestasi diberbagai bidang sekaligus ikut menyediakan wadah untuk mngespresikan berbagai talenta yang dimiliki mereka oleh siswanya kemudian untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Data Guru dan Pegawai

No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

Guru Mapel 1

Moh. Ramli Alam, S.Pd

Kepala Madrasah S1 FIQIH kls VI A, SKI Kls VI, QH V A

2 Asmahan, S.Pd Guru Kelas V a S1 Guru Kelas V a 3 Hj. Zuhriah,

S.Pd Guru kelas III A S1 Guru kelas III A

4 Sudirman,

M.PdI Guru kelas III A S2 Guru Kelas IV b

5 Aminah, S,PdI Guru Kelas I a S1 Guru Kelas I a 6 Suwaebah

Djamalullail, S.Pd.I

Guru Kelas I b

S1

Guru Kelas I b 7 Ahmad Fahran,

S.PdI Guru Kelas VI b

S1 Guru Kelas VI b 8 Salmiati, S.Ag Guru Kelas V b S1 Guru Kelas V b 9 Hamidah,

S,PdI Guru Kelas II a

S1 Guru Kelas II a

10 Nurul Ariani,

S.Pd Guru Kelas IV a

UNW Mtr. Guru Kelas IV a 11 Huda Bagis,

S.Pd

Guru Mata

pelajaran S1

Guru Mata pelajaran 12 Fitiriani, S.PdI Guru Kelas II a SI Guru Kelas II a 13 Fitiriani, S.Pd Guru Kelas VI b S1 Guru Kelas VI b 14 Humaidi,

S.Pd.I

Guru Mata

pelajaran S1

Guru Mata pelajaran 15 M. Taufiq

Hidayatullah, S.Pd

Guru Mata

pelajaran S1 Guru Mata

pelajaran 16 Yunidawati

Mutmainnah

Guru Mata

pelajaran S1 Guru Mata

pelajaran 17 Hj. Nurjannah,

S.PdI Guru Kelas III b S1 Guru Kelas III b

18 MARIANIK Honor

6. Data Peserta Didik MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

Murid-murid di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan terbagi dalam 12 kelas. Kelas 1 (A dan B), kelas II (A dan B), kelas III (A dan B), kelas IV (A dan B), kelas V (A dan B), kelas VI (A dan B). sekarang ini jumlah siswa sebanyak 295 orang yang terdiri dari 137 orang putra dan 158 orang putri, berikut data

lengkap siswa siswa MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan sebagaimana dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Data Peserta Didik

Kelas Jumlah siswa Jumlah siswa Absen Pada bulan lalu Pada bulan ini

L P Jml L P Jml S I A Jml 1 2 3 4 11 12 13 14 15 16 17

I A 9 14 23 9 14 23 0

I B 10 14 24 10 14 24 0 II A 15 14 29 15 14 29 0 II B 13 15 28 13 15 28 0 III A 10 10 20 10 10 20 0

III B 11 8 19 11 8 19 0

IV A 11 19 30 11 19 30 0 IV B 14 16 30 14 16 30 0

V A 9 12 21 9 12 21 0

V B 11 9 20 11 9 20 0

VI A 8 17 25 8 17 25 0

VI B 16 10 26 16 10 26 0 Jml 137 158 295 137 158 295

B. Strategi Guru dalam Meningkatkan Kecakapan Sosial SiswaKelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

Sebagai pelaksana penting dalam pendidikan, seorang guru mempunyai beberapa tugas yang harus dilaksanakan, salah satu diantaranya yaitu meningkatkan kecakapan dalam diri siswa. Untuk meningkatkan setiap kecakapan pada diri siswa termasuk dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa, guru harus memiliki kualifikasi yang harus dimiliki diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.Salah satu modal yang harus dimiliki seseorang agar mampu berinteraksi dan

diterima dalam masyarakat adalah mempunyai kecakapan sosial. Hal ini senada dengan pernyataan bapak Sudirman selaku guru kelas IVB:

Kecakapan sosial sangatlah penting bagi siswa. Karena siswa sendiri merupakan makhluk sosial dan dia akan hidup dimasyarakat mau tidak mau dia akan berhadapan dengan nilai dan norma yang ada pada masyarakat. Jika siswa tidak dibekali dengan kecakapan sosial sejak masa pertumbuhan, seperti berkomunikasi, interaksi antar sesama atau dengan orang lain, maka nantinya mereka akan merasa kesulitan ketika berhadapan atau terjun dalam masyarakat.30

Hal ini juga didukung oleh pernyataan pak Humaidi:

Jika kita berbicara mengenai peningkatan kecakapan sosial bagi setiap siswa, sudah jelas sangat penting, karena setiap manusia itu pastinya akan berinteraksi dengan sesama.

Peningkatan kecakapan sosial siswa harus dilakukan sejak dini, bahkan sudah harus dilatih pada masa kanak-kanak.

Peningkatan kecakapan sosial pada anak-anak dalam lingkup sekolah menjadi wadah untuk belajar bernegosiasi, berkompromi dan bekerjasama dan nantinya akan menjadi bekal anak-anak jika sudah terjun dalam masyarakat.31

Selain alasan sentral untuk membekali peserta didik dalam kehidupan masyarakat kecakapan sosial juga menjadi salah satu aspek keterampilan yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran selain dari pada keterampilan akademis, keterampilan berfikir, dan keterampilan meneliti. Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Nurul S.Pd:

30Sudirman, Guru kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.

31Humaidi, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B, MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

Dalam pelaksanaan pembelajaran salah satu tujuan yang harus dicapai adalah meningkatkan kecakapan sosial siswa, Ya mau gak mau harus, karena merupakan hal yang ingin dicapai dalam tujuan pembelajaran.32

Dalam meningkatkan setiap kecakapan sosial pada diri siswa diperlukan strategi-strategi atau cara dalam pelaksanaan pembelajaran.

Peningkatan kecakapan sosial pada siswa tidak hanya terbatas pada materi pembelajaran, melainkan juga dikembangkan dalam metode atau strategi dalam pelaksanaan pembelajaran.Seperti pernyataan pak Sudirman sebagai berikut:

untuk dapat meningkatkan kecakapan sosial siswa dalam proses pembelajaran terlebih dahulu saya melakukan perencanaannya mulai dari tahap sebelum memulai pembelajaran, tahap pembelajaran, sampai tahap evaluasi pembelajaran. Sebelum mengajar, saya harus kuasai dan tahu dulu apa tujuan yang harus dicapai dari pembelajaran tersebut, penggunaan metode supaya siswa saya aktif di kelas, media apa yang harus gunakan dan yang paling penting adalah waktu yang dibutuhkan. saya selalu memperhatikan keaktifan siswa dalam kelas saat proses pembelajaran, bagaimana dia berkomunikasi dengan baik, dan cara dia berinteraksi dengan temannya. Pada kegiatan awal, selain dari pada berdo’a dan mengecek kehadiran siswa, saya memberikan motivasi kepada peserta didik agar meereka bersemangat dalam proses pembelajaran, kemudian saya menyampaikan apa yang akan dipelajari hari itu dan saya merefleksi kembali pelajaran yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan dilanjutkan dengan memberikan apresepsi, saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui. Dengan ini diharapkan bisa melatih siswa dalam berkomunikasi. Dalam proses pembelajaran saya selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif mencari tahu apa yang belum mereka ketahui, setelah mereka menemukan mereka saya suruh untuk mempresentasikannya di depan kelas, dengan demikian

32Nurul, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

siswa memiliki rasa percaya diri, siswa dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan temannya. 33

Pernyataan di atas dapat dibuktikan dengan hasil pengamatan peneliti di ruang kelas IV B yang sedang belajar dan pada saat itu sedang diajarkan oleh Bapak Sudirman, M.Pd.I.

Ketika peneliti masuk ke dalam ruangan kelas anak-anak terlihat duduk dengan rapi, kemudian guru mengucakan salam dan menanyakan kehadiran peserta didiknya. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada peserta didiknya supaya semangat dalam belajar, setelah itu guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari hari itu, dan terlihat beberapa siswa mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari gurunya. Sebelum membahas materi guru menyampaikan tujuan dari pembelajaranya terlebih dahulu, setelah itu baru menjelaskan tentang materi yang dipelajari, yang kemudian guru memberikan sebuah tugas kepada siswa dengan cara kerja kelompok, dimana setiap kelompok membuat sebuah karya berupa sebuah puisi maupun pidato singkat. Masing- masing kelompok membuat sebuah karya yang dimana karya itu akan dipresentasikan di depan kelas, dan masing- masing kelompok mengutus masing-masing satu perwakilan. Hasil dari presentasi itu akan didengar oleh teman-teman kelompok lain.34

Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwasanya Pak Sudirman menggunakan pembelajaran yang melibatkan kerja sama antar siswa atau biasanya disebut dengan pembelajaran kooperatif sebagai usaha dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa.

33Sudirman, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan,Wawancara, 10 juli 2020.

34Hasil pengamatan peneliti pada saat proses pembelajaran, pada tanggal 27 februari 2020, Pukul 08.00 di kelas IV B.

Tidak hanya itu, pernyataan Pak Sudirman ditambahkan kembali sebagaimana disampaikan oleh pak Humaidi selaku guru mata pelajaran kelas IV B bahwa agar kecakapan sosial yang ada dalam diri siswa menjadi meningkat, dalam perencanaan pembelajaran guru harus menggunaan strategi belajar yang mampu mengkonstruk pemikiran siswa. Beliau menyatakan:

Yang namanya kecakapan sosial harus dilatih oleh guru dalam setiap pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus merencanakan rencana yang 1mana membuat siswa menjadi aktif berperan dalam proses pembelajaran, tentunya juga memperhatikan materi yang akan diajarkan.35

Berbeda dengan yang dilakukan oleh ibu Nurul selaku guru mata pelajaran kelas IV B, untuk meningkatkan kecakapan sosial siswa melakukan apresepsi dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, berikut ungkapannya:

Dalamkelas untuk kegiatan awal saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang sesuatu yang belum mereka pahami dari materi yang telah diajarkan sebelumnya, dan meminta siswa yang bisa untuk menjawab apa yang ditanyakan oleh temannya sendiri. Kegiatan ini saya lakukan agar siswa terbiasa menjawab pertanyaan, baik itu pertanyaan dari guru, maupun orang lain.36

Pembelajaran menggunakan strategi kooperatif dengan diskusi kelompok yang dilaksanakan oleh pak Sudirman ini adalah salah satu cara atau strategi yang digunakan untuk meningkatkan

35Humaidi, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

36Nurul, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

kecakapan sosial siswa. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IV B:

Cara mengajar pak guru Sudirman itu baik, Biasanya kalau Pak guru Sudirman ngajar itu, kita sering diberi tugas kelompok, kita lebih senang kerja kelompok karena bisa berdiskusi dengan teman-teman yang lain. Kita disuruh aktif terus di dalam kelas, pernah juga kita disuruh observasi di luar kelas dan disuruh menyampaikan hasil diskusi kami. Pak guru Sudirman juga sering menggunakan media seperti video percakapan dan lain-lain, pokoknya kalau pak guru Sudirman ngajar itu kami sangat senang mbak.37

Selain dari pada penggunan metode dan tekni belajar, terdapat strategi lain yang digunakan untuk meningkatkan kecakapan sosial siswa yaitu dengan cara mengajarkan siswa tentang bagaiman berperilaku yang baik sesuai dengan aturan yang berlaku baik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Seperti pernyataan dari Bapak Sudirman:

”selain dari pada strategi yang lain, saya juga memberikan arahan dan nasehat kepada siswa tentang bagaiamana cara berperilaku yang baik terhadap orang yang lebih dewasa baik kepada orang tua, guru dan teman sebayanya, agar mereka mempunyai karakter yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat nantinya. Saya sering dengar anak-anak itu mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan. Nah, dari itu saya mencoba menasehatinya dengan baik”.38

Pemberian nasehat juga dilakukan oleh Ibu Nurul selaku guru matapelajaran kelas IV B, berikut pernyataannya:

37Faizah dan fadillah, Siswa Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara,13 juli 2020.

38Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman, M.Pd.I selaku guru kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, pada tanggal 10 juli 2020.

”Anak-anak diusia seperti ini, masih membutuhkan pemahaman tentang bagaimana berperilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Saya selalu memberikan nasehat tentang hal itu”.39

Selain pemberian nesehat, terdapat strategi lain yang digunakan untuk meningkatkan kecakapan sosial siswa yaitu dengan caramenerapkan aturan pembelajaran sebagai batasan dalam perilaku siswa. Seperti pernyataan dari Bapak Sudirman:

Terdapat hal yang dikaitkan ketika seorang guru melakukan proses peningkatan kecakapan sosial siswa, yaitu dengan menerapkan beberapa peraturan yang tegas mengenai cara berperilaku. Disamping kita mendorong mereka untuk berperilaku sosial yang tepat. Kita juga harus mencegah perilaku-perilaku yang tidak tepat.40

Penerapan aturan juga dilakukan oleh Ibu Nurul selaku guru matapelajaran kelas IV B, berikut pernyataannya:

Kalau saya diawal pertemuan juga melakukan kontrak dengan anak-anak, ya tidak jauh beda dengan anak kuliah kan juga ada kontrak perkuliahannya. Peraturan yang saya buat seperti ruang kelas harus selalu bersih ketika mau memulai belajar, siswa harus ada didalam kelas sebelum saya memulai pelajaran, siswa harus berkata sopan dan baik dengan guru atau teman sekelasnya, siswa yang mampu dengan cara belajar bersama, mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, itu semua saya lakukan agar siswa terbiasa menaati peraturan yang ada dimanapun dia berada. Selain dari itu supaya siswa menjadi disiplin dalam melakukan suatu pekerjaan.41

39Hasil wawancara dengan Ibu Nurul, S.Pd selaku guru matapelajaran kelas IV B MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan, Pada tanggal 13 juli 2020.

40Sudirman, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.

41Nurul, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

Pemberian peraturan oleh guru berdampak positif bagi siswa, hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu siswa kelas IV B yang diajar oleh Pak Humaidi:

Kita pas pertama kali diberikan peraturan, kita semua tidak terima dan banyak yang mengeluh karna peraturannya terlalu banyak, tapi lama-kelamaan sudah terbiasa.42

Dari beberapa strategi pembelajaran yang diungkapkan oleh guru sebagai usaha untuk meningkatkan kecakapan sosial siswa, ada salah satu hal yang sangat berpengaruh bagi peningkatan kecakapan sosial siswa yaitu keteladanan seorang guru. Hal ini diungkapkan oleh pak Sudirman:

Jadi, selain dari pada strategi yang saya sebutkan tadi, ada satu hal yang sangat penting untuk meningkatkan kecakapan sosial siswa, yaitu “sikap seorang guru” disini sikap guru terhadap siswa sangat kita perhatikan, baik dalam hal berbicara dan bahkan dalam hal mengajar. Secara tidak sadar siswa akan melihat dan memperhatikan perilaku kita. Maka dari itu saya sangat berusaha menjaga sikap saya dihadapan anak-anak, karena mereka gampang sekali menirukan apa yang mereka lihat.43

C. Kendala yang dihadapi oleh Guru dalam Meningkatkan Kecakapan Sosial Siswa Kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan.

Kendala yang terjadi bisa berasal dari kelancaran metode yang digunakan, teman sebaya, lingkungan sekitar, bahkan dirinya sendiri.

Sama halnya dengan yang terjadi di MI Al-Ittihadul Islamiyah

42Kiran Shareefa Az-zahra, Siswa Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

43Sudirman, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.

Ampenan. Seperti hasil wawancara peneliti dengan pak Sudirman, M.Pd.I sebagai berikut:

Masalah kendala tentunya ada, salah satunya pada diri siswa sendiri. Kadang siswa ada yang memiliki sifat pendiam, malu- malu, dan tidak percaya diri, nah karakter siswa yang seperti ini yang bisa menghambat peningkatan kecakapan sosialnya karena mereka susah sekali untuk membuka diri dengan teman- temannya.44

Pendapat ini didukung oleh wawancara dari salah satu siswa kelas IV B yang bernama Kiran dan Aisyah, berikut pernyataannya:

Kiran: iya, terkadang kita ingin mengeluarkan pendapat kita, tetapi kita merasa tidak percaya diri, saya malu nanti kalau salah, dari pada seprti itu saya lebih memilih diam.45

Aisyah: kalau saya, tidak terlalu diam sih, jika ada pertanyaan yang saya bisa saya langsung unjuk tangan,begitupun sebaliknya, jika saya tidak bisa saya akan menanyakan kepada guru saya.46

Selain dari pada faktor kepribadian siswa yang telah disebutkan diatas, kendala yang menjadi penghambat peningkatan kecakapan sosial adalah lingkungan. Sebagai mana pernyataan Bapak Sudirman:

Faktor selanjutnya yaitu lingkungan. Faktor ini juga sangat berpengaruh pada kecakapan sosial siswa, biasanya anak yang lingkungannya baik, maksudnya dalam lingkungannya itu anak cenderung ikut berinteraksi dengan sesama maupun dengan masyarakat lain, maka anak tersebut akan aktif dalam sikap sosialnya.47

44Sudirman, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.

45Kiran Shareefa Az-zahra, Siswa Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

46Aisyah Andriani, Siswa Kelas IV B MI Al-Ittihadul Isalamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

47Sudirman, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.

Hal serupa yang diungkapakan oleh pak Humaidi bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam peningkatan kecakapan sosial siswa, berikut pernyataannya:

Perubahanyang ada pada diri siswa baik itu sikap, pengetahuan, keterampilan itu juga dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya, baik dari lingkungan temannya, keluarga bahkan masyarakat luar. Siswa yang bergaul dilingkungan temannya yang aktif, semangat dalam belajar, sikap dan tingkah laku yang santun akan mempunyai kebiasaan yang sama dengan temannya.48

D. Upaya guru dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa kelas IV B MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan

Dalam setiap strategi pembelajaran, pasti terdapat kelemahan atau kendala-kendala yang terjadi selama proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus mempunyai cara atau upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Seperti yang di nyatakan oleh pak Sudirman:

Ketika ada kendala-kendala seperti yang saya sebutkan tadi, tentunya ada upaya yang harus saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, seperti masalah kepribadian siswa, untuk mengatasinya saya melakukan pendekatan kepada siswa yang bersangkutan sehingga kita bisa tau apa yang membuat anak tersebut seperti itu.49

Melakukan bimbingan juga dilakukan oleh pak Humaidi selaku guru matapelajaran kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, berikut ungkapanya:

48Humaidi, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

49Sudirma, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.

Anak-anak yang memiliki kepribadian yang berbeda dari teman-temanya, saya berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap anak tersebut. karena dengan demikian siswa dapat mengendalikan dan memahami dirinya sendiri.50

Selain dari pada upaya yang telah disebutkan di atas, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru dalam faktor lingkungan adalah memberikan bimbingan.

Sebagaimana pernyataan pak Sudirman:

Terkadang ya mbak, yang menjadi kendala itu ketika ada anak yang dari lingkungancenderung tidak ikut berinteraksi dengan sesama maupun masyarakat lain, maka anak tersebut tidak akan aktif dalam sikap sosialnya. Nah dalam hal ini upaya yang saya lakukan ialah dengan memberikan bimbingan kepoada anak yang mengalami masalah yang seperti itu.51

50Humaidi, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.

51Sudirman, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.

BAB III PEMBAHASAN

Setelah peneliti melakukan penelitian dan mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis untuk memaparkan lebih jelas dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dipaparkan sesuai dengan fokus penelitian. Dibawah ini adalah analisis hasil penelitian.

A. Strategi Guru dalam Meningkatkan Kecakapan Sosial Siswa Kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan

Kecakapan sosial sebagai bagian dari life skil atau keterampilan hidup yang sangat dibutuhkan oleh setiap anak untuk menjalin hubungan yang harmonis. Kemampuan menerima dan menghargai perbedaan harus diwujudkan sejak dini. Dengan kata lain, seorang anak harus belajar menerima dan menghadapi perbedaan dalam kehidupan sosial. Kecakapan sosial merupakan modal kehidupan dalam masyarakat dan bernegara untuk menyelesaiakan beberapa konflik.52

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terdapat beberapa kesimpulan mengenai strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa, diantaranya yaitu:

52Farida Agus Setiawati dkk, Sosial Life Sklill Untuk Anak Usia Dini (Afiliasi Konflik dan Resolusi Konflik), (Yogyakarta: Tiara Kencana, 2007), hlm. 7.