BAB I PENDAHULUAN
D. Upaya guru dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi
Ittihadul Islamiyah Ampenan
Dalam setiap strategi pembelajaran, pasti terdapat kelemahan atau kendala-kendala yang terjadi selama proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus mempunyai cara atau upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Seperti yang di nyatakan oleh pak Sudirman:
Ketika ada kendala-kendala seperti yang saya sebutkan tadi, tentunya ada upaya yang harus saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, seperti masalah kepribadian siswa, untuk mengatasinya saya melakukan pendekatan kepada siswa yang bersangkutan sehingga kita bisa tau apa yang membuat anak tersebut seperti itu.49
Melakukan bimbingan juga dilakukan oleh pak Humaidi selaku guru matapelajaran kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, berikut ungkapanya:
48Humaidi, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.
49Sudirma, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.
Anak-anak yang memiliki kepribadian yang berbeda dari teman-temanya, saya berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap anak tersebut. karena dengan demikian siswa dapat mengendalikan dan memahami dirinya sendiri.50
Selain dari pada upaya yang telah disebutkan di atas, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru dalam faktor lingkungan adalah memberikan bimbingan.
Sebagaimana pernyataan pak Sudirman:
Terkadang ya mbak, yang menjadi kendala itu ketika ada anak yang dari lingkungancenderung tidak ikut berinteraksi dengan sesama maupun masyarakat lain, maka anak tersebut tidak akan aktif dalam sikap sosialnya. Nah dalam hal ini upaya yang saya lakukan ialah dengan memberikan bimbingan kepoada anak yang mengalami masalah yang seperti itu.51
50Humaidi, Guru Mata Pelajaran Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 13 juli 2020.
51Sudirman, Guru Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, Wawancara, 10 juli 2020.
BAB III PEMBAHASAN
Setelah peneliti melakukan penelitian dan mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis untuk memaparkan lebih jelas dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dipaparkan sesuai dengan fokus penelitian. Dibawah ini adalah analisis hasil penelitian.
A. Strategi Guru dalam Meningkatkan Kecakapan Sosial Siswa Kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan
Kecakapan sosial sebagai bagian dari life skil atau keterampilan hidup yang sangat dibutuhkan oleh setiap anak untuk menjalin hubungan yang harmonis. Kemampuan menerima dan menghargai perbedaan harus diwujudkan sejak dini. Dengan kata lain, seorang anak harus belajar menerima dan menghadapi perbedaan dalam kehidupan sosial. Kecakapan sosial merupakan modal kehidupan dalam masyarakat dan bernegara untuk menyelesaiakan beberapa konflik.52
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terdapat beberapa kesimpulan mengenai strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa, diantaranya yaitu:
52Farida Agus Setiawati dkk, Sosial Life Sklill Untuk Anak Usia Dini (Afiliasi Konflik dan Resolusi Konflik), (Yogyakarta: Tiara Kencana, 2007), hlm. 7.
1. Penggunaan Model Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa (student center)Mampu Meningkatkan Kecakapan Sosial Siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran segala yang telah direncanakan oleh guru akan teraktualisasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode yang interaktif lebih membangun pemahaman dan iteraksi siswa. Peningkatan kecakapan sosial dilakukan melalui proses pembelajaran, oleh karena itu peran guru dalam kelas sangatlah penting. Proses peningkatan kecakapan sosial siswa terdiri dari tiga tahap, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
a. Perencanaan Pembelajaran
Penerapan kegiatan perencanaan dalam proses pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk menentukan berbagai kegiatan yang akan dilakukan di ruang kelas dalam kaitannya dengan upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Sesuai dengan yang tercantum dalam standart proses: RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan wajib menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif.53
Perencanaan pembelajaran yang dirancang oleh guru harus dilakukan dengan baik dan benar, karena perencanaan yang matang akan menentukan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran itu tercapai.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru memberikan ruang bagi siswanya untuk mengeksplor bagaimana dirinya, dengan membiarkan mereka aktif menggali sebuah informasi, menyampaikan pendapat, dan bekerjasama dengan teman kelasnya.
Jadi, peran guru dalam kelas bukanlah seseorang yang tahu akan segalanya akan tetapi lebih pada hal yang aktif bagik siswa.
John Jarolimek menyatakan bahwa kecakapan sosial itu mencakup:54
1. Living and working together, taking turns, respecting the rights of others, being social sensitive(Hidup bekerjasama dengan orang lain). Untuk melatih agar berkembangnya perilaku kerjasama, dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunkan metode kooperatif melalui kerja kelompok, diskusi/Tanya jawab, observasi, dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
53Lampiran Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang tandart Proses, hlm. 5.
54Enok Maryani, “Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Ketrampilan Sosial Siswa”, Jurnal Universitas Indonesia, hlm. 13.
2. Learning self-control and self direction, untuk terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok, maka perlu dibuat aturan main. Seperti yang dilakukan oleh pak Sudirman dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
3. Sharing ideas and experience with others, kebiasaan mengeluarkan pendapat pada memupuk jiwa pemberani dan siap menerima pendapat orang lain walaupun pendapat itu berbeda dengan dirinya. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kecakapan sosial siswa melalui pembelajaran dimana menekankan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain sangatlah berkontribusi untuk melatih dan meningkatkan kecakapan sosial siswa. Salah satu strategi yang digunakan oleh guru yaitu belajar kelompok dan diskusi yang dilaksanakan didalam kelas menjadi wadah siswa untuk menyalurkan ide-ide mereka serta membaginya dengan teman- temannya.
c. Evaluasi dan Penilaian
Selain dari pada materi dan metode, evaluasi juga mempunyai peranan penting dalam membantu meningkatkan kecakapan sosial siswa yaitu sebagai kontrol terhadap sikap dan perilaku siswa ketika dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
hasil penelitian yang tertulis dalam bab II menyataan bahwa, evaluasi yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa yaitu dengan menggunakan rubrik penilaian sikap dan catatan pengamatan belajar kelopok siswa oleh guru.
2. Pemberian Nasihat dan Pemahaman Tentang Perilaku Antisosial dalam Proses Pembelajaran
Perilaku antisosial berkembang didalam kehidupan anak, banyak yang dilihat, didengar dan dialami anak sehingga membentuk konsep berpikir demikian. Terkadang ada anak yang merasa memiliki reputasi, dan secara sengaja mempertontonkan kepada temannya bahwa perilakunya itu dipandang terpuji.55
Hasil penelitian di kelasIV B, guru pada akhir pelaksanaan pembelajaran memberikan nasehat kepada siswa-siswa agar berperilaku yang baik terhadap sesama maupun orang lain.
3. Menerapkan Aturan Pembelajaran Sebagai Batasan dalam Perilaku Siswa.
Selain mendorong perilaku-perilaku sosial yang tepat kita juga harus aktif mencegah perilaku-perilaku yang tidak tepat seperti sikap acuh tak acuh, agresif, dan sifat penuh prasangka. Kita harus memiliki panduan yang jelas mengenai perilaku dalam kelas dan memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu ketika aturan tersebut mereka
55Nyoman Surna dan Olga D. Pandeirot, “Psikologi Pendidikan I” (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2014), hlm. 124.
langgar. Ketika menetapkan dan menegakkan aturan-aturan yang tegas tentang agresi dan perilaku-perilaku antisosial yang lainnya sembari pada saat yang bersamaan mengajarkan mereka bagaimana berperilaku sosial yang tepat, kita akan sering menyaksikan perkembangan nyata dalam perilaku mereka.56
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mencegah perilaku- perilaku yang kurang baik saat proses pembelajaran bapak Sudirman memberikan beberapa peraturan diantaranya, siswa harus mendengarkan dan memperhatikan ketika ada temannya yang sedang melakukan presentassi hasil diskusi kelompoknya, tidak boleh mencela pembicaraan temannya, berbicara menggunakan bahasa yang sopan, tepat waktu dalam mengerjakan tugas. Jikalau ada siswa yang melanggar maka akan diberikan hukuman oleh guru.
Dengan menetapkan beberapa peraturan dalam pembelajaran menjadi salah satu harapan guru agar siswa mampu membiasakan diri untuk berperilaku yang baik dan menghindari perilaku yang antisosial dan agresif.
4. Keteladan Guru Sebagai Contoh yang Penting bagi siswa
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak
56Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membntu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 125.
didik maupun masyarakat, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang dapat dicontoh. Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV B bahwasannya, penerapan sikap yang sopan, santun dalam berbicara, menjadi pendengar keluh kesah siswa, tegas dalam bertindak, itu semua menjadi pilihan sikap yang diterapkan guru didalam kelas. Hal ini dilakukan supaya siswa mempunyai contoh yang real mengenai perilaku sosial yang baik.
B. Kendala yang Dihadapi oleh Guru dalam Meningkatkan Kecakapan Sosial Siswa Kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan
Ketika seorang guru ingin meningkatkan suatu kecakapan sosial pada diri siswa, pastinya mengalami beberapa kendala atau yang menghambat. Faktor penghambat bisa terjadi karena diri siswa atau karena pengaruh dari luar diri siswa, seperti lingkungan, guru,dan lain-lain.
Berikut penjelasannya:
1. Kepribadian Siswa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian yang masih malu-malu atau tidak terbuka kemampuan sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan percaya diri yang tinggi.
Seseorang yang memiliki kepribadian yang cenderung mudah terluka psikis, biasanya akan takut atau malu-malu dalam menghadapi
stimulus sosial yang baru. Sedangkan individu yang ramah dan terbuka lebih responsif terhadap lingkungan sosial. Selain itu individu yang memiliki tempramen, cenderung lebih impulsif dan agresif, sehingga sering ditolak oleh teman sebaya.57
2. Lingkungan
Lingkungan dimana tempat tinggal siswa mempengaruhi perkembangan dan perilaku siswa. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti kondisi sosial, kondisi ekonomi, lingkungan budaya dan lain-lain. Semua faktor tersebut secara tidak langsung ikut andil dalam perubahan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV B, bahwasannya peningkatan kecakapan sosial siswa itu sangat terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitar, apabila lingkungannya baik maka kepribadian anak itu akan baik dan apabila lingkungannya tidak baik maka akan berpengaruh pula pada perilaku anak tersebut.
C. UpayaYang Dilakukan oleh Guru dalam Mengatasi Kendala- Kendala yang Dihadapi dalam Meningkatkan Kecakapan Sosial Siswa Kelas IV B MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan
Setelah menemukan upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa Kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, selanjutnya peneliti akan
57Novita Siswati, “Pengaruh Sosial Stories Terhadap Keterampilan Sosial Anak dengan Attention-Defisit Hyperactiity Disorder”, Jurnal Psikologi Undip, Vol. 8, Nomor 2, Oktober 2010, hlm. 106.
mempaparkan upaya yang dilakukan oleh guru berdasarkan hasil paparan data dan temuan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Pendekatan Kepada Siswa
Siswa yang masih memipunyai sifat malu-malu atau tidak terbuka kemampuan sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan percaya diri yang tinggi. Oleh sebab itu guru mencoba melakukan suatu upaya yaitu melakukan pendekatan kepada siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap sesuatu, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.58
2. Memberikan Bimbingan Kepada Siswa
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat membantu
58Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan), (Jakarta: Kencana,2008), hlm. 127.
individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
Lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang seperti kondisi sosial, kondisi ekonomi, lingkungan budaya dan lain-lain. Semua faktor tersebut secara tidak langsung ikut andil dalam perubahan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam mengatasi kendala dalam fakto lingkungan ini guru melakukan bibingan terhadap peserta didiknya.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukanmaka dapat disimpulkan bahwa:
1. Strategi yang digunakan dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa diantaranya:
a. Penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) seperti pembelajaran kooperatif yang meliputi diskusi kelompok, observasi dianggap mampu melatih siswa dalam meningkatkan kecakapan sosial. Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk saling berhubungan antar individu dengan cara berkomunikasi dan bekerjasama untuk mencapai satu tujuan.
b. Memberikan nasehat dan pemahaman tentang perilaku antisosial kepada siswa agar siswa lebih berfikir yang positif, tidak mudah melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, dan mampu bersosial dengan teman, guru, keluarga, masyarakat dan lingkungan.
c. Menerapkan Aturan Pembelajaran Sebagai Batasan dalam Perilaku Siswa. Agar siswa terbiasa menaati peraturan yang ada dimanapun dia berada. Selain dari itu supaya siswa menjadi disiplin dalam melakukan suatu pekerjaan.
d. Penerapan sikap teladan oleh guru seperti berlaku sopan, santun dalam berbicara, tidak berlaku pilih kasih, menghargai siswa ketika
berbicara, menjadi pendengar keluh kesah siswa dan tegas dalam bertindak.
2. Terdapat kendala yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa diantaranya yaitu:
a. Kepribadian siswa, yang masih malu-malu atau tidak terbuka kemampuan sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan percaya diri yang tinggi. Seseorang yang memiliki kepribadian yang cenderung mudah terluka psikis, biasanya akan takut atau malu-malu dalam menghadapi stimulus sosial yang baru. Sedangkan individu yang ramah dan terbuka lebih responsive terhadap lingkungan sosial.
b. Lingkungan, yang baik akan mempengaruhi kecakapan sosial siswa baik dari segi komunikasi maupun interaksinya dengan sesama, begitu juga sebaliknya lingkungan yang tidak baik akan mempengaruhi perilaku sosial siswa.
3. Adapun upaya guru dalam mengatasi kendala-kendalayang dihadapi dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa kelas IV B MI Al- Ittihadul Islamiyah Ampenan yaitu dengan cara melakukan pendekatan dan memberikan bimbingan kepada peserta didik.
B. Saran
Setelah melihat dan menimbang beberapa hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti baik mulai dari temuan, pembahasan dan kesimpulan, dapat diajukan saran-saran kepada beberapa pihak yaitu sebagai berikut:
1. Bagi kepala madrasah MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan
Diharapkan untuk meningkatkan manajemen madrasah yang sudah berjalan dengan baik menjadi semakin baik dan selalu mengontrol bagaimana kinerja guru-guru yang ada di madrasah agar terciptanya guru yang professional dan dapat memberikan yang terbaik kepada peserta didik bagi generasi selanjutnya.
2. Bagi Guru
Bagi guru strategi yang telah diterapkan dengan metode- metode yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan baik, namun saran yang diberikan ialah agar strategi yang digunakan tidak monoton, disini perlu digunakan berbagai macam bentuk strategi pembelajaran yang menyenangkan. Namun harus disesuaikan juga dengan materi dan keadaan yang ada di madrasah.
3. Bagi Peneliti
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menjadi pelajaran dan pengalaman yang berharga yang tentunya masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penelitian ini perlu untuk ditindak lanjuti dan penelitian ini tidak berhenti pada jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah
UIN Mataram saja, tapi juga perlu dikembangkan lagi baik pada jurusan-jurusan yang lainnya. Untuk itu kepada peneliti selanjutnya yang berminat dalam meneliti masalah penelitian yang serupa diharapkan untuk lebih dikembangkan dan lebih teliti lagi dalam mencari titik temu dari permasalahan-permasalahan yang sering menjadi kontroversi yang ada di masing-masing sekolah/madrasah yang menjadi tempat penelitian.
4. Bagi Siswa
Bagi siswa yang ada di MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan pada khususnya kelas IV B agar lebih giat lagi dalam belajar dan berjuang dalam menggapai cita-cita, tetaplah semangat dan tingkatkan prestasi yang dimiliki jangan pernah menyerah dan selalu mengolah potensi diri. Satu hal saran yang bisa saya berikan yaitu jangan pernah meremehkan sekecil apapun ilmu itu karena secara filosofis semua hal yang besar itu dimulai dari sesuatu hal yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republic Indonesia
Enok Maryani, “Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Ketrampilan Sosial Siswa”, Jurnal Universitas Indonesia, hlm. 13
Farida Agus Setiawati dkk, Sosial Life Sklill Untuk Anak Usia Dini (Afiliasi Konflik dan Resolusi Konflik), (Yogyakarta: Tiara Kencana, 2007), hlm. 7.
Fatimah, E, Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung: CV.
Pustaka Setia
Hamjah B. Uno. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. 2014.Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, BEfektif, Menarik). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hasil observasi awal di kelas IV MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan, tanggal 22 juni 2020.
Irawan Soehartono. Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Jamali,”Pengaruh Diskusi Kelompok Terhadap Kecakapan Sosial Siswa Kelas XI SMAN 1 Masbagik”, Jurnal Education, Vol. 08, Nomor 01, Juni 2013, hlm. 50-52
Joko Subagyo. Metode Penelitian dalam Teori dan Prakte. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004.
Lif Khoiru Ahmad, dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011.
M.Suaeb, “Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Mufrodat Kelas VI MI NW Dasan Agung Mataram Tahun Pelajaran 2016-2017”. Skripsi Pdf, FTK UIN Mataram. 2017.
Mansur Muslick. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Ngalium, Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: CV. Aswaja, 2015.
Novita Siswati, “Pengaruh Sosial Stories Terhadap Keterampilan Sosial Anak dengan Attention-Defisit Hyperactiity Disorder”, Jurnal Psikologi Undip, Vol. 8, Nomor 2, Oktober 2010, hlm. 106.
Nyoman Surna dan Olga D. Pandeirot, “Psikologi Pendidikan I” (Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama, 2014.
Sobry Sutikno dan Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Islami. Bandung: PT Refika Aditama, 2014.
Sudarwan Danim, Pengantar kependidikan (landasan teori, dan 234 metafora pendidikan). Bandung: Alfabeta, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta, 2018.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Wahyu Widodo, dkk, Implementasi Pembelajaran Tematik di sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016.
Wijaya Kusuma, Dwitagama Dedi, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Indeks, 2010.
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetens. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: kencana, 2006.
Lampiran-lampiran
Lampiran 1:Pedoman Wawancara dengan Guru
1. Apakah yang bapak/ibu ketahui mengenai kecakapan sosial yang harus dimiliki oleh siswa?
2. Menurut bapak/ibu seberapa pentingnya kecakapan sosial harus dimiliki oleh setiap individu?
3. Dalam meningkatkan kecakapan sosial, seperti: mematuhi peraturan yang dibuat oleh guru, strategi apa yang bapak/ ibu lakukan?
4. Dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa, seperti: tanggung jawab dalam pemberian tugas, tepat waktu, strategi apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran?
5. Adakah media yang biasa digunakan bapak/ibu, yang dapat menunjang peningkatan kecakapan sosial siswa?
6. Seperti apa tugas yang diberikan bapak kepada siswa?
7. Kecakapan sosial seperti apa yang muncul pada diri siswa saat proses pembelajaran berlangsung?
8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa?
9. Apakah setelah mengetahui masalah yang dihadapi, bapak langsung mencari solusi untuk bisa mengatasi masalah tersebut?
10.Bagaimana cara bapak/ibu menilai tingkat kecakapan sosial siswa?
Lampiran 2:Pedoman Wawancara Siswa 1. Bagaimana cara guru mengajar dikelas?
2. Apa yang dilakukan didalam kelas?
3. Metode apa yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar?
4. Media apa yang sering digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran?
5. Apakah anda bertanya kepada guru jika ada hal yang belum difahami dalam materi yang disampaikan?
6. Apakah anda mematuhi peraturan yang dibuat oleh guru dalam proses pembelajaran?
7. Apakah kecakapan sosial anda seperti bertanggung jawab atas apa yang dilakukan di dalam kelasmuncul dalam proses pembelajaran?
8. Apakah anda tepat waktu dalam melaksanakan tugas?
Lampiran 3: Wawancara dengan guru kelas IV B Subjek 1
Nama : Sudirman, M.Pd.I Tempat : Ruang Kelas IV B Hari/Tanggal : 10 juli 2020
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah yang bapak/ibu ketahui mengenai kecakapan sosial yang harus dimiliki oleh siswa?
Kecakapan yang harus dimiliki siswa secara umum antara lain itu akhlak, tingkah laku, cara
berkomunikasi dengan baik dengan sesama, mampu bekerja sama degan yang lain.
2 Menurut bapak/ibu seberapa pentingnya kecakapan sosial harus dimiliki oleh setiap individu?
Kecakapan sosial sangatlah penting bagi siswa. Karena siswa sendiri merupakan makhluk sosial dan dia akan hidup di masyarakat mau tidak mau dia akan
berhadapan dengan nilai dan norma yang ada pada masyarakat.
Jika siswa tidak dibekali dengan kecakapan sosial sejak masa pertumbuhan, seperti
berkomunikasi, interaksi antar sesama atau dengan orang lain, maka nantinya mereka akan merasa kesulitan ketika berhadapan atau terjun dalam masyarakat
3 Dalam meningkatkan kecakapan seperti: mematuhi peraturan yang dibuat oleh guru, strategi apa yang bapak/ ibu lakukan
Meberikan nasehat dan sikap panutan dari seorang guru.
4 Dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa, seperti: tanggung jawab dalam pemberian tugas, tepat waktu, trategi apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran?
dengan menerapkan beberapa peraturan yang tegas mengenai cara berperilaku. Disamping kita mendorong mereka untuk berperilaku sosial yang tepat.
Kita juga harus mencegah perilaku-perilaku yang tidak tepat
5 Adakah media yang biasa digunakan bapak/ibu, yang dapat menunjang
Ada, misalkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia saya sering