• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Operasional Variabel

Dalam dokumen PROGRAM PASCASARJANA (Halaman 52-55)

BAB III KERANGKA KONSEPTUALDAN HIPOTESIS

3.3. Definisi Operasional Variabel

a. Inisiatif Individual

b. Toleransi Tindakan Beresiko c. Pengarahan

d. Integrasi

e. Dukungan Manajemen

2. Pengembangan karir (X2) adalah Suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status seorang karyawan pada suatu organisasi dalam jalur yang telah ditetapkan. Indikator pengembangan karir (Rivai, 2004) dalam penelitian ini adalah :

a. Prestasi kerja

b. Dukungan para bawahan c. Kesempatan untuk tumbuh

3. Kompensasi (X3) adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada organisasi (Hasibuan, 2012:118).

Indikator kompensasi ( Hasibuan, 2012 :86) dalam penelitian ini adalah : a. Gaji

b. Upah c. Insentif d. Tunjangan e. Fasilitas

b. Variabel terikat / dependen (Y)

Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai.

Yang dimaksud kinerja pegawai adalah derajat keberhasilan prestasi pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, meliputi tercapainya sasaran kerjanya, adanya kemampuan melaksanakan pekerjaan serta terpenuhinya dukungan yang diterima dalam lingkungan organisasi. Anwar Prabu (2009:9) arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance dan disebut juga actual performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang pegawai. Indikator dalam penelitian ini yaitu :

a. Kuantitas kerja b. Kualitas kerja c. Jangka waktu output d. Kerjasama

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian survey yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 2014).Survey merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Menurut Sugiyono (2018) Penelitian survey adalah penelitian yang di gunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil daripopulasi tersebut. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksloratif), menguraikan (deskriptif), dan penjelasan (explanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, penelitian operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial.

Survey dalam penelitian ini adalah suatu desain yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel budaya organisasi, pengembangan karir, kompensasi terhadap kinerja pegawai ASN pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar, sehingga dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan September 2019 sampai dengan November 2019.

4.3. Populasi dan Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili).Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi.

Menurut Arikunto (2012) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan. Tetapi jika jumlah populasinya lebih besar dari 100 orang maka bisa diambil 10-15% atau 20-25 % dari jumlah populasinya.

Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang responden maka penulis mengambil 100 % dari populasi yang ada pada pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar yang berjumlah 89 orang (Data Oktober 2019) meliputi ASN sebanyak 28 orang dan Tenaga Honorer sebanyak 61 orang. Dengan demikian penggunaan seluruh populasi tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi disebut sebagai teknik sensus (Metode sampling jenuh/sensus)

4.4. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan (kuesioner)

b. Data sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk mendukung penelitian ini.

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Daftar pertanyaan (Kuesioner)

Teknik yang digunakan angket atau kuisioner dalam suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut selanjutnya diberi skor dengan skala Likert.

b. Studi dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

4.6. Instrumen Penelitian

4.6.1. Uji Validitas dan Reabilitas

Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban permasalahan penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data yang meliputi : pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Oleh karena itu, kesimpulan tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dua alat untuk mengukur kualitas data yaitu uji validitas dan uji realibilitas.

a. Uji Validitas

Menurut Ancok dan Singarimbun (2008), menerangkan bahwa validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) itu mengukur apa yang ingin diukur. Kuesioner penelitian ini terbentuk dari empat konsep teoritis.

Keempat konsep tersebut adalah : sarana, kreativitas belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dikatakan valid atau shahih apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tetap. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 5%, maka ítem tersebut di nyatakan valid atau shahih (Tiro dan Sukarna, 2012).

Menurut Nasution (2014), menjelaskan bahwa suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Meter itu valid karena memang mengukur jarak.

b. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dapat dikatakan andal (reliabel) bila alat ukur tersebut mengarah pada konsisten, dimana tingkat reliabilitasnya memperlihatkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan dan dipercaya sehingga hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan pengukuran berulang-ulang terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama pula. Suatu instrumen dikatakan andal, bila memiliki koefisien keandalan atau reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih (Tiro dan Sukarna, 2012). Nasution (2014), menjelaskan bahwa suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.

4.6.2. Uji Asumsi Dasar a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent sample t test dan ANOVA.

b. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.

4.6.3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.

c. Uji Mulitikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.

d. Uji Normalitas Regresi

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.

4.7. Skala Penelitian

Skala yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2012). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1-5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS) skor 5, Setuju (S) skor 4, Ragu-ragu (R) skor 3, Tidak Setuju (TS) skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1.

4.8. Teknik Analisis Data

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan budaya organisasi, pengembangan karir, dan kompensasi serta kinerja pegawai. Dalam analisis ini digunakan bentuk tabel dan nilai rata-rata untuk memperjelas deskripsi variabel.

Teknik analisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis linier berganda dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen (X) yang ditunjukkan oleh budaya organisasi, pengembangan karir, dan kompensasi terhadap variabel dependen (Y) yang ditunjukkan oleh kinerja pegawai. Sebelum melakukan pengujian regresi berganda syarat uji regresi yang harus dipenuhi.

Bentuk umum dari model yang akan digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana:

Y = Kinerja pegawai a = konstanta

X1 = Budaya organisasi X2 = Pengembangan karir

X3 = Kompensasi

b1, b2, b3, = Koefisien pengaruh e = Kesalahan Prediksi

Kemudian untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi (X1), pengembangan karir (X2), dan kompensasi (X3), terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai (Y), secara parsial maka dilakukan uji t.

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu: budaya organisasi (X1), pengembangan karir (X2), dan kompensasi (X3), terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai (Y) secara bersama-sama, maka dilakukan uji F.

a. Pengujian hipotesis pertama,

Hipotesis tersebut akan diuji berdasarkan pada analisis dihasilkan dari model regresi berganda.

a) Ho berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b) Ha berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c) Dengan tingkat signifikansi a = 5 % dan dengan degree of freedom (n- k- 1) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel independent. Sedangkan t tabel ditentukan dengan melihat tingkat signifikan sebesar 5% dan df = (n-1), sehingga (Ghozali,2011)

b.Pengujian hipotesis kedua

Pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel dependen. Hipotesis statistiknya dinyatakan sebagai berikut:

a) Ho : berarti secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b) Ha : berarti secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dengan tingkat signifikan a = 5 % dan dengan degree of freedom (k) dan (n-k- 1) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah variabel independen. Maka nilai F hitung dirumuskan sebagai berikut.

1 ) 1

(

2

2

= −

k n

R k R F

Dimana : R2 = R Square n = Banyaknya Data

k = Banyaknya variabel independen

Sedangkan F tabel ditentukan dengan melihat tingkat signifikan a sebesar 5%

dan df = (n-1), sehingga (Ghozali, 2011)

a) Jika F hitung > F tabel atau Sig. F < 5 % maka Ho ditolak dan Hi diterima yakni secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b) Jika F hitung < atau Sig.F > 5% maka Ho diterima dan H1 ditolak yakni secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Pengujian hipotesis ketiga

Pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji variabel-variabel independen yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen. Apabila diantara variabel-variabel independen yang mempunyai nilai koefisien regresi (R) lebih besar diantara yang lainnya maka variabel tersebut merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan analisis hasil penelitian dalam pembahasan mengenai pengaruh Budaya Organisasi, Pengembangan Karir dan Kompensasi terhadap Kinerja pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah kota Makassar. Ada 4 variabel yang diteliti yaitu Kinerja (Y) sebagai variabel terikat, dan Budaya Organisasi (X1), Pengembangan Karir (X2), Kompensasi (X3) sebagai varibel bebas.

Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif kuantitatif data diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar sebanyak 89 responden.

Hasil penelitian meliputi deskripsi karakteristik responden, deskripsi data responden, Pengujian Validitas dan Reabilitas kuesioner setiap variabel, Analisis Regresi Linear Berganda, Uji Asumsi Klasik, Hal ini akan di jelaskan lebih lanjut

5.1.1. Identitas Responden

Identitas atau karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, tingkat usia, dan tingkat pendidikan

Untuk lebih jelasnya perbedaan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin tersebut dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:

Tabel 5.1

Sebaran Responden menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1.

2. Laki – Laki

Perempuan 68

21 76.40

23.60

Total 89 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 89 orang responden pegawai Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar sebagaimana dimaksud dalam metode penelitian, maka diperoleh beberapa karakteristik-karakteristik secara umum responden yaitu dari 89 orang responden tersebut didominasi oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 68 orang atau 76.40 persen dan sisanya sebanyak 21 orang atau sekitar 23.60 persen adalah responden perempuan.

Tabel berikut ini akan memperlihatkan sebaran responden menurut kelompok usia sebagai berikut :

Tabel 5.2

Sebaran Responden menurut Kelompok Usia

No Usia Responden Persentase (%)

1. 2. Kurang dari 30 Tahun

Lebih dari 30 Tahun 30

59 33.71

66.29

Total 89 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2020

Pada tabel diatas menunjukan responden berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 30 responden atau sekitar 33.71 % sedangkan usia produktif lebih dari 30 tahun sebanyak 59 orang responden atau sekitar 66.29 %

Sebaran responden menurut tingkat pendidikan dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:

Tabel 5.3

Sebaran Responden menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikam Responden Persentase (%) 1.

2. 3.

4.

SMA/SLTA D. III D.IV/S1 S2

28 47 3 11

31.46 3.37 52.81 12.36

Total 89 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2020

Apabila dilihat dari tingkat pendidikan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota makassar maka tingkat pendidikan D.IV/S1 merupakan tingkat pendidikan dengan sebaran responden paling banyak yaitu terdapat 47 responden atau 52,81 persen, sedangkan tingkat pendidikan yang sebaran respondennya paling sedikit adalah tingkat pendidikan D.III yakni hanya terdapat 3 orang responden atau 3,37 persen saja.

Berdasarkan uraian dan tabel distribusi frekuensi sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, dapat diperoleh gambaran tentang profil dari responden yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

5.1.2. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan melalui pengumpulan jawaban yang diperoleh dari responden maka diperoleh informasi kongkrit tentang variabel-variabel penelitian yang dimaksud terdiri atas : variabel terikat (kinerja) dan Variabel bebas (Budaya Organisasi, Pengembangan Karir dan budaya organisasi)

1. Budaya Organisasi (X1)

Gambaran distribusi frekuensi Budaya Organisasi dapat diurai pada tabel berikut :

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Item-item Variabel Budaya Organisasi

No Pernyataan

Tingkat Jawaban Responden

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1. Pegawai memiliki Inisiatif

secara Individual 2 2.2 5

5.6 9 10.1 32 36.0 41 46.1 2. Toleransi atas Tindakan

Beresiko 10 11.2 6 6.7 47 52.8 26 29.2 3. pengarahan kepada

pegawai yang 5 5.6 7 7.9 8 9.0 53 59.6 16 18.0 4. proses integrasi 6 6.7 4 4.5 9 10.1 47 52.8 23 25.8 5. Dukungan dariManajemen

atau pihak yang

menetukan kebijakan. 3 3.4 6 6.7 8 9.0 48 53.9 24 27.0 Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 3)

Keterangan : Skor 1 = sangat tidak setuju, Skor 2 = tidak setuju, Skor 3 = ragu-ragu, Skor 4

= setuju, dan skor 5 = sangat setuju

Berdasarkan tabel 5.4 di atas, dapat diketahui bahwa tingkat jawaban responden atas seluruh item pertanyaan dalam kuisioner, menyebar dari sangat setuju sampai pilihan sangat tidak setuju. Proporsi jawaban responden terbesar ada pada tingkat setuju kemudian disusul pada tingkat jawaban sangat setuju. Bahkan untuk item pernyataan no. 2,3,4, dan 5, persentase jawaban responden untuk pilihan setuju di atas 50%.

2. Pengembangan Karir (X2)

Gambaran distribusi frekuensi Pengembangan Karir dapat diurai pada tabel berikut :

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Item-item Variabel Pengembangan Karir

No Pernyataan

Tingkat Jawaban Responden

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1. Di kantor ini, Prestasi kerja pegawai merupakan factor penting untuk mendukung

pengembangan karir.

7 7.9 4 4.5 40 44.9 38 42.7

2. Untuk mencapai karir yang tinggi, pimpinan di kantor ini harus mendapatkan Dukungan para bawahan

5 5.6 2 2.2 48 53.9 34 38.2

3. Seluruh pegawai di kantor ini diberikan Kesempatan

untuk tumbuh secara adil 2 2.2 5 5.6 12 13.5 38 42.7 32 36.0 Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 3)

Keterangan : Skor 1 = sangat tidak setuju, Skor 2 = tidak setuju, Skor 3 = ragu-ragu, Skor 4

= setuju, dan skor 5 = sangat setuju

Berdasarkan tabel 5.5 di atas, dapat diketahui bahwa tingkat jawaban responden atas seluruh item pertanyaan dalam kuisioner, menyebar dari sangat setuju sampai pilihan sangat tidak setuju. Proporsi jawaban responden terbesar ada pada tingkat setuju kemudian disusul pada tingkat jawaban sangat setuju. Bahkan untuk item pernyataan no. 2, persentase jawaban responden untuk pilihan setuju di atas 50%.

3. Kompensasi (X3)

Gambar distribusi frekuensi Kompensasi dapat diurai pada tabel berikut :

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Item-item Variabel Kompensasi

No Pernyataan

Tingkat Jawaban Responden

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1. Pegawai dikantor ini memiliki Upah dan gaji

yang memadai 9 10.1 7 7.9 44 49.4 29 32.6

2. Pegawai dikantor ini senatiasa mendapatkan Insentif atas berbagai kegiatan yang dilakukan.

2 2.2 5 5.6 11 12.4 25 28.1 46 51.7

3. Pegawai di kantor ini mendapatkan Tunjangan sebagai tambahan pengahasilan

6 6.7 4 4.5 9 10.1 47 52.8 23 25.8

4 Pegawai di kantor ini mendapat segala Fasilitas yang dibutuhkan untuk memperlancar

pekerjaannya

3 3.4 6 6.7 8 9.0 48 53.9 24 27.0

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 3)

Keterangan : Skor 1 = sangat tidak setuju, Skor 2 = tidak setuju, Skor 3 = ragu-ragu, Skor 4

= setuju, dan skor 5 = sangat setuju

Berdasarkan tabel 5.6 di atas, dapat diketahui bahwa tingkat jawaban responden atas seluruh item perantaraan dalam kuisioner, menyebar dari sangat setuju sampai pilihan sangat tidak setuju. Proporsi jawaban responden terbesar ada pada tingkat setuju kemudian disusul pada tingkat jawaban sangat setuju. Bahkan untuk item pernyataan no. 3 dan 4, persentase jawaban responden untuk pilihan setuju di atas 50%.

4. Kinerja (Y)

Pada indikator kinerja pegawai dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Item-item Variabel Kinerja

No Pernyataan Tingkat Jawaban Responden

1 2 3 4 5

F % F % F % F % F %

1. Pegawai di kantor ini mampu menyelesaikan pekerjaan dengan kuantias yang banyak.

5 5.6 2 2.2 2 2.2 46 51.7 34 38.2

2. Di kantor ini Kualitas hasil kerja menjadi fator

penting dalam

pelaksanaan tugas pekerjaan

2 2.2 5 5.6 5 5.6 49 55.1 28 31.5

3. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan arahan pimpinan

5 5.6 10 11.2 46 51.7 28 31.5

4. Saya mampu menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh pegawai yang ada di kantor ini.

2 2.2 5 5.6 17 19.1 37 41.6 28 31.5

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 3)

Keterangan : Skor 1 = sangat tidak setuju, Skor 2 = tidak setuju, Skor 3 = ragu-ragu, Skor 4

= setuju, dan skor 5 = sangat setuju

Berdasarkan tabel 5.7 di atas, dapat diketahui bahwa tingkat jawaban responden atas seluruh item pernyataan dalam kuisioner, menyebar dari sangat setuju sampai pilihan sangat tidak setuju. Proporsi jawaban responden terbesar ada pada tingkat setuju kemudian disusul pada tingkat jawaban sangat setuju. Bahkan untuk item pernyataan no.1, 2 dan 3, persentase jawaban responden untuk pilihan setuju di atas 50%.

5.1.3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Pengujian terhadap validitas ini dilakukan dengan menggunakan Corrected Item Total Correlation. Corrected item total correlation merupakan korelasi antara skor total item, interpretasinya dengan membandingkan nilai rhitung

dan rkritis. Jika rhitung lebih besar dari pada rkritis maka instrumen dinyatakan valid.

Dalam hal ini nilai rhitung diwakili oleh nilai Corrected item total correlation berdasarkan perhitungan SPSS. Oleh karena itu jika nilai Corrected Item Total Correlation positif di atas angka 0,30, maka dinyatakan valid (Sugiyono: 2013).

Data dan hasil lengkap uji validitas tertera pada tabel berikut.

Tabel 5.8

Hasil Uji Item Variabel Kinerja Pegawai

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Y.1 12.1124 5.715 .820 .872

Y.2 12.1798 6.285 .784 .884

Y.3 12.1685 6.733 .769 .892

Y.4 12.3146 5.854 .812 .875

Tabel 5.9

Hasil Uji Item Variabel Kompensasi

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X3.1 12.0225 6.409 .829 .771

X3.2 11.8539 7.263 .497 .902

X3.3 12.2022 6.118 .712 .816

X3.4 12.1236 6.178 .809 .774

Tabel 5.10

Hasil Uji Item Variabel Pengembangan Karir

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X2.1 8.2360 2.682 .630 .648

X2.2 8.2697 2.449 .637 .633

X2.3 8.4157 2.632 .525 .763

Tabel 5.11

Hasil Uji Item Variabel Budaya Organisasi

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X1.1 15.5730 12.566 .814 .915

X1.2 15.7528 13.143 .800 .918

X1.3 15.9888 12.261 .824 .913

X1.4 15.8876 11.896 .838 .911

X1.5 15.8090 12.679 .810 .916

Sumber : Data Diolah, 2020

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dengan internal concistency dilakukan dengan cara mengujikan instrumen hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini adalah konsistensi antara item-item dalam suatu instrumen. Tingkat keterkaitan antar item pertanyaan dalam suatu instrumen untuk mengukur Variabel tertentu menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal instrumen yang bersangkutan. Dari hasil pengolahan data, nilai alpha masing-masing Variabel dapat dilihat pada Tabel 6.2 sebagai berikut :

Tabel 5.12

Uji Reliabilitas Masing-masing Variabel

Nama Variabel Koefisien Alpha Keterangan Budaya Organisasi (X1)

Pengembangan Karir (X2) Kompensasi (X3)

Kinerja pegawai (Y)

0, 930 0, 763 0,858 0,908

Reliabel Reliabel Reliabel Realibel Sumber : Data Diolah, 2020

Dari hasil uji reabilitas masing-masing variabel X1, X2, X3 dan Y menghasilkan nilai Cronbach`s Alpha > 0,60 (Zeithaml Berry), sehingga dapat di simpulkan bahwa semua instrumen dalam penelitian ini reliabel dan dapat diandalkan

5.1.5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dari persamaan regresi linear berganda di atas dibuktikan dengan menguji.

a. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidak adanya gejala multikolinearitas dengan menggunakan besaran nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang diolah menggunakan alat bantu program analisa data dimana nilai VIF dari masing-masing variabel bebas mempunyai nilai diantara 1 (satu) sampai dengan 10 (sepuluh). Berdasarkan Tabel 6.3 dapat dijabarkan nilai VIF masing-masing variabel sebagai berikut :

Tabel 5.13

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Tolerance VIF

Constanta X1

X2

X3

- 0, 160 0, 237 0, 126

- 6,235 4,221 7,943

Sumber : Data Diolah, 2020

Dari perhitungan pada tabel diatas menunjukkan bahwa :

1. Nilai Tolerance pada Budaya Organisasi 0,160, Pengembangan karir 0,237 dan kompensasi 0,126 lebih besar > dari 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa Budaya Organisasi, Pengembangan karir dan Kompensasi tidak terdapat Multikolonieritas

2. Nilai VIF pada Budaya Organisasi sebesar 6,235, pengembangan karir sebesar 4,221 dan Kompensasi sebesar 7,943 nilai tersebut lebih kecil dari

< 10,00 maka dapat disimpulkan ketiga variabel tersebut tidak terjadi Multikolonieritas.

b. Heterokedastisitas

Heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah variabel pengganggu mempunyai varians yang sama atau tidak. Suatu persamaan regresi dikatakan mempunyai heterokedastisitas apabila dalam hasil pengolahan data menggunakan atau tidak menggambarkan suatu pola yang sama dan membentuk suatu garis lurus atau bisa dikatakan bersifat homokedastik.

Metode yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah melalui grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (ZRESID) serta Uji Glejser. Ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan empat hal, antara lain :

1. Titik –titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 2. Titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4. Penyebaran titik- titik data tidak berpola

Dalam penelitian ini gambar grafik scatter plot dapat ditampakkan dalam gambar 5.1.

Dalam dokumen PROGRAM PASCASARJANA (Halaman 52-55)

Dokumen terkait