• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam dokumen INTERAKSIONISME SIMBOLIK PEMAIN GAME ONLINE (Halaman 72-89)

PENDAHULUAN

I.4 MANFAAT PENELITIAN .1 MANFAAT AKADEMIS

I.4.2 MANFAAT PRAKTIS

8. Simbol-simbol Signifikan simbol

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

59

Indonesia mulai berkembang dan juga didukung oleh pemerintah.

(https://communction.binus.ac.id) diakses pada 23 Agustus 2019 pukul 23.00 WI.

Kesempatan untuk bertemu pemain game lain adalah salah satu daya tarik pada game online. Bila game offline yang hanya dimainkan dengan jumlah yang terbatas, dengan game online pemain dapat bermain dengan banyak pemain.

Maraknya game online dapat dilihat dengan semakin banyak yang muncul dengan menyediakan layanana game online. Hal ini lah yang menyebabkan remaja tertarik untuk menikmati dunia game dengan susana dan tantangan yang berbeda yang semula bermain secara offline kini berubah menjadi permainan yang interaktif dan sangat menarik untuk dimainakn terus-menerus.

Tetapi game juga menjadi masalah besar di Indonesia, kebanyakan anak- anak hingga orang dewasa sulit untuk mengontol untuk bermain game sehingga menimbulkan efek addict/kecanduan secara terus-menurus. Karenanya banyak waktu yang dihabiskan di dunia maya mengakibatkan remaja kurang berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata. Hal ini tentu mempengaruhi kegiatan sosial yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang lain.

60

Yudi Maryadi 23 Tahun Karyawan Swasta

Pria Rt02/Rw006 no.

Cleosa Gavin Al Diyar 11 Tahun Pelajar Pria Rt02/Rw006 no Hilmy Ferian 22 Tahun Mahasiswa Pria Rt02/Rw006 no Informan (Pemain Game Offline)

Nama Usia Status Jenis

kelamin

Warga Olivia

Priyandarweni

23 Tahun Mahasiswa Wanita Rt02/Rw006 no.

Nabila Rizki Nurhadi

19 Tahun Mahasiswa Wanita Rt02/Rw006 no

Muhammad Wisnu

17 Tahun Pelajar Pria Rt02/Rw006 no

Fenomena game online ini dimainkan dari usia anak-anak hingga orang dewasa dengan latar belakang yang berbeda dari pelajar hingga karyawan swasta.

Didalam penelitian ini dilakukan wawancara dan pengamatan. Adapun dalam wawancara itu berbicara mengenai pola interaksi/ komunikasi, komunikasi pun dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. komunikasi linear, komunikasi satu arah, dimana proses penyampaian pesan dilakukan oleh komunikator saja tanpa adanya feedback atau umpan balik oleh komunikan. Jadi komunikasi ini hanya dilakukan satu arah tanpa adanya tanggapan atau respon dalam berkomunikasi.

2. Model Interaksional maksudnya adalah komunikasi berlangsung dua arah: dari komunikator kepada komunikan dan dari komunikan kepada komunikator. Jadi komunikator bisa menjadi komunikan dan komunikan bisa menjadi komunikator. Jadi yang penulis pahami dalam model komunikasi ini

61

adalah, bahwa komunikator bisa berfokus kepada kedua komunikan secara interaktif.

3. Model Transaksional adalah pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam proses komunikasi. Jadi komunikasi yang terjadi tidak teratur dan saling bersautan sehingga komunikasi yang terjadi tidak teratur.

Dalam hasil penelitian ini penulis ingin memaparkan 2 sudut padang yaitu pemain online dan user offline dimana penelitian ini membahas tentang bagaimana pola interaksi yang terjadi antara pemain addict terhadap pemain offline. Agar hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori yang digunakan penulis sampai pada jawaban masalah pokok penelitian sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan dilapangan dan melaukan teknis wawancara secara mendalam kepada para informan. Hasil wawancara dengan penulis dengan informan, yaitu :

Yudi Maryadi adalah seorang karyawan swasta dan seorang mahasiswa teknik informasi di Universitas Budi Luhur Jakarta, kegemarannya bermain game sudah di lakukannya sejak dia SMP sekitar 2009, pada saat itu yang sangat terkenal untuk bermain game online adalah “WARNET” hal ini yang membuatnya kecanduan hingga saat ini kepada game online.

Warnet adalah singkatan dari “Warung Internet” sejenis warung yang menyediakan layanan intenet yang digunakan sebagaian remaja untuk bermain game online.

62

“Kalo dibilang suka sama game online itu kurang lebih SMP kelas 1 pas awal-awal ramenya warnet, sekitar tahun 2009. kalo yang sering dimainin si lebih sukanya di FPS main perang perangan gitu lah, karna kita seolah olah seperti pemain aslinya benar-benar megang senjata dan lebih asik aja.

Selain itu gua juga suka main Mobile Legend.”

“Kalo dibilang 2 pilihan itu sebenarnya agak berat, cuma kalo disuruh pilih lebih computer si karna asik aja, satu dari keyamanan kita bermain terus lebih leluasa saat kita bermian game ketimbang di Handphone yang bisa dibilang kalo main hape lama-lama tuh bisa pegel tangan panas dll si.”

FPS ( First Person Shooter ) adalah jenis game online yang berhubungan dengan tembak-menembak dengan sudut pandang mana yang ditampilkan dilayar komputer atau orang pertama. Permainan ini hanya menampilkan tangan dan senjata, maka game ini d.ikategorikan sebagai First Person. Selain informan FPS informan juga bermain game mobile legend , cara kerja game ini adalah pemain pemainkan satu karakter dalam game dan harus mengutamakan kerjasama team dan strategi yang baik. Kedua team lawan berjuang untuk mencapai dan menghancurkan basis musuh sambil mempertahankan basis mereka sendiri untuk mengendalikan jalan setapak, ada tiga jalur yaitu top, middle, dan bottom.

Ya suka dari game online, penghilang setres si salah satunya dan nambah temen juga dan temenya itu kita benar-benar random ga tau dari mana, dari luar negri pun banyak dan segala macamnya si.

Kalo untuk minimal si rata-rata itu 2-7 jam, karna gua kan seringnya mainya malam dan itu udah ga ada kegiatan kerjaan sama kuliah jadi benar-benar fokus di game aja si.”

Informan mengatakan bahwa dengan bermian game bisa menambah teman, dimana maksudnya seperti contoh saat bermain game seperti PUBG teman atau team bisa dipilih secara acak/random bisa juga sesema teman lalu setelah itu bermain untuk mematikan lawan. Jadi teman yang dimaksud itu bisa siapa saja bisa sesama teman atau orang asing sekali pun.

63

“Kalo gua sendiri si, ini pendapat gua ya engga ganggu sama sekali si karna kita sudah bisa mengatur waktunya, kapan kita menentukan posisi kita jadi kita harus melakukan apa dan rata-rata game yang gua mainin itu di jam-jam yang gak ganggu kerjaan sama sekali.”

Informan mengatakan bahwa pemain addict pun harus bisa membagi waktu, sekali pun terkadang jika bermian game pada malam hari bisa menghabiskan waktu 2-7 jam. Jadi, intinya se addictnya seseorang terhadap game, harus bisa mengutamakan kegiatan primer terlebih dahulu.

“Kalo dari gua pribadi si enggak, karna gua udah tau memposisikan diri gua sendiri itu kaya gimana di game itu, jadi kalo dibilang kecanduan ya engga, tapi kalo dibilang kecanduan ya sebutuhnya aja si kalo buat game itu.”

Efek yang ditimbulkan dari adanya game online adalah kecanduan, seseorang bermain terus-menerus akan menimbulkan efek candu sehingga sebagian orang akan sulit untuk melakukan aktifitas.

“ Kalo dibilang berubah pasti ada lah ya namanya dari ketemu langsung face to face terus tau-tau ketemunya by online itu sedikit ada si tapi ga terlalu berkurang parah si. Kalo gua si lebih seneng di game online ya, karna di situ teman-teman gua bermain juga dan kita bisa berkumpul secara online juga tanpa mengurangi hubungan antar teman juga si”.

Infoman mengatakan bahwa komunikasi yang dilakukan lebih banyak melalui online dari pada face to face, dikarnakan kini banyak remaja lebih aktif di dunia virtual dibadingkan di dunia nyata. Hal ini dikarnakan adanya game online bisa mempengaruhi cara komunikasi yang dulunya melalui face to face, kini lebih banyak melalui online,

“oh itu si engga,engga sama sekali karena lingkungan gua kebanyakan juga apa ya pekerja juga sering bertemu dan segala macam dan game online pun enggak mempengaruhi itu kalo menurut gua.”

64

Menurut informan 1 adanya game online tidak mempengaruhi lingkungan sekitar, karna lingkungan sekitar seperti orang tua melaukan interaksi secara intens jadi tidak mengubah cara berkomunikasi atau tidak ada hambatan dalam komunikasi di lingkungan sekitar.

Dari secara keseluruhan wawancara dengan Yudi Maryadi sebagai informan, ia termasuk golongan komunikasi internal dalam berkomunikasi, yang mana informan lebih banyak melakukan komunikasi di online, tetapi informan juga masih melaukan komunikasi kepada orang sekitar walapun tidak se intens di online.

Informan kedua adalah Cleosa Gavin Al Diyar atau yang sering disapa Diyar, ia merupakan laki-laki berusia 11 tahun. Diyar adalah anak-anak yang mengijak remaja kegemaranya dalam bermain game sudah dia lakukan dari 3 sekolah dasar.

Saat melakukan wawancara dengan Diyar sedikit sulit dikarnakan ia sedang bermain game dan tidak fokus dalam menyikapi pertanyaan,

“Dari kelas 3 SD.”

“Main PUBG, FORTNITE sama PB.”

Selain gemar bermain game, Diyar juga memainkan banyak permain seperti PUBG, PUBG atau Player Unknown’s Battlegrounds adalah sebuah permainan dengan genre bettle royale, yang pemainya bisa bermain dengan 100 orang sekaligus secara daring. Didalam permainan ini pemain bisa bermain solo, tim 2 orang serta bisa mengundang teman untuk bergabung ke dalam permainan tim. Lalu ada FORTNITE, permainan ini hampir sama dengan PUBG perbedanya hanya

65

suguhan grafisnya, di mana FORTINE memiliki tampilan bernuansa kartun sementara PUBG terlihat lebih realitas. Terakhir PB, jenis permainan ini tidak jauh dari keduanya ketiga game ini dimainkan secara online.

“main lewat Handphone, tapi lewat Computer juga sering.”

“bisa main sama teman-temen, tapi juga sering main sama orang lain.”

Informan mengatakan alasan menyukai game online karna teman-teman lah yang membuat Diyar mengalami kecanduan kepada game online. Hal ini dilakukannya setiap hari. Bahkan informan juga sering bolos sekolah hanya untuk bermain warnet bersama teman-temanya.

“mainnya 5-4 jam perhari, full nonstop kalo hari libur bisa lebih.”

Informan juga mengatakan bahwa 4-5 jam perhari belum cukup terkadang bisa sampai 12 jam perhari. Informan pernah mengatakan bahwa ia sering begadang hanya demi bermain game dengan temanya.

“ enggak ganggu, biasa aja.”

“ iya kecanduan banget.”

Diyar mengatakan bahwa adanya game online tidak menggangu aktivitasnya, tapi dengan addictanya Diyar bermain game sering sekali menunda berbagai aktivitasnya salah satunya belajar.

“engga keganggu, biasa aja. Tapi kalo lagi main game online gak mau disuruh-suruh.”

“kumpul sama teman-teman.”

“iya lupa, asik sendiri aja yang penting.”

66

mengatakan bahwa saat bermain game, ia tidak ingin melakukan aktivitas apapun hanya terpalu dengan gamenya aja, ini lah yang Diyar katakan saat melakukan wawancara sore pada tanggal 19 Juli 2019 dikediaman ibu Indriana dan Bapak Widodo orang tua Diyar.

Diyar juga mengatakan saat sudah bermain game, Diyar asik sendiri dengan kegiatanya sampai waktu bersama keluarga berkurang. Bahkan terkadang komunikasi dalam ruang lingkup keluaraga jarang terjadi, hal ini dikarenkan Diyar selalu terpaku bermain game online bersama teman-temanya.

Informan ketiga adalah Hilmy Verian seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun penelitinya di Universitas Gunadarma jurusan Tenik Informasi.

Saat awal melakukan wawancara ialah orang yang sangat humoris dan serius dalam menaggapi pertanya dari penulis. Hilmy Verian atau yang sering disapa hilmy ini sangat menyuakai dunia game, kegemarnya dalam dunia game bisa menghabisakn waktu selama 12 jam perhari. Kegemaran dimulai karna pengaruh dari keluaraga broken home (keluarga yang tidak utuh/berasal dari oarang tuanya bercerai) hal ini yang mengakibatkan hilmy mulai menghilkan rasa kesedihnya dengan bermain game.

“Kalo saya bermain game sejak umur kira-kira 11 tahun.”

Hilmy bermain game sejak umur 11 tahun, hal ini bermula untuk mengisi kejunuhan akan keluarganya. Maka, hilmy memutuskan bermain game secara terus menerus.

“Jenis game yang sering saya mainkan MMORPG sama FPS.”

67

Hilmy mengatakan bahwa permainan game online yang sering dimainkan adalah jenis MMORPG (Massively Multiplayer Online Role Playing Game), permainan ini secara garis besar, mirip dengan RPG. Dimana pada game ini kamu memerankan seorang tokoh, lalu menjalani serangkaian cerita. Lalu, jika FPS ( First Person Shooter ) adalah jenis geme online yang berhubungan dengan tembak- menembak dengan sudut padang mana yang ditampilkan dilayar komputer atau orang pertama. Permainan ini hanya menampilkan tangan dan senjata, maka game ini d.ikategorikan sebagai First Person.

“Karna main game itu bisa mengisi waktu luang, menambah wawasan dan menambah teman.”

“Dalam sehari itu tergantung apa yang kita mainkan, ga bisa semua game kita miankan dalam langsung, Cuma rata-rata kisaran waktu 12-13 jam perhari.”

Hilmy mengatakan dengan bermain game bisa menambah wawasan dan dengan cara bermain game juga bisa menambah teman dari mana saja, bisa dari dalam negri atau luar negri. Hal ini lah yang membuat hilmy menyukai game online.

Hilmy juga kerap mengikuti berbagai kompetisi game online dan sudah hampir 5 kali memenangi kejuaaan. Maka dari itu hilmy terus mengasa kemampuanya di dunia game.

Tetapi hilmy kerap sekali menghabiskan waktunya untuk bermain game.

Hilmy bisa mengabiskan 12 jam perhari hanya untuk bermain game.

“engga lah, kan main game itu malah mengisi waktu luang kalo menurut saya, kalo gua kuliah masih prioritas si. Tapi kalo buat yang addit mungkin iya.”

68

“kalo menurut saya si, saya biasa aja ga begitu kecenaduan cuma ada yang kecanduan malah biasanya si otaknya sampai terkontaminasi gitu.”

Hilmy masih menjadikan kuliah sebagai priotitasnya. Tetapi hilmy juga mengalami kecanduan berkepanjangan yang membuat hilmy susah fokus dalam aktivitasnya sehari-hari. Karna bermain game sudah menjadi kebutuhan bagi hilmy.

Hilmy mengatakan ada teman dari hilmy yang sangat addict terhadap game yang mengakibatkan otak dan pikirnyanya terkontaminasi hanya untuk main game dalam hidupnya. Hal ini yang menjadi masalah besar bahwa pada dasarnya game hanya untuk mengisi waktu luang bukan untuk dijadikan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya.

“ada si kayanya, contohnya kaya mungkin teman didunia nyata kurang.

karna kita keseringan fokus sama dunia game.”

“kalo saya sendiri lebih suka berkumpul sama teman, ketimbang bermain game online. Tapi namanya juga manusia ga setiap hari kumpulkan .”

Komunikasi di dunia nyata juga harus sama dengan komunikasi di dunia virtual , karna banyak pemain game yang sudah addict bermain game sehingga tidak memperdulikan lingkungan sekitar. Ini lah yang menjadi salah satu yang menghambat komunikasi antara pemain game online dan pemain offline. Karna sering kali komunikasi yang dibangun tidak sesuai dengan apa yang diperbincangan.

“engga lupa lah, tergantung orang menyikapinya gimana, ada yang lupa ada yang engga ada yang ada yang bebaur. Tergantung orangnya aja gimana.”

69

Hilmy mengatakan bahwa setiap orang punya cara sendiri untuk bersosialisasi, tergantung bagaimana cara kita untuk menyikapi setiap permasalahan yang ada di suatu kelompok.

Jadi kesimpulan yang diambil dari 3 informan diatas bahawa proses percakapan yang dijalin lebih banyak dilakukan melalui online ketimbang di dunia nyata, tapi hal itu tidak mengurang proses komunikasi dilingkungan sekitar contoh keluarga. Tetapi dari ketiga informan masih saling berinteraksi tetapi lebih intens di dunia virtual. Hal ini yang membuat meraka sulit untuk melaukan komunikasi juga berkumpul bersama pemain offline, karna sering kali setiap membangun komunikasi hanya seputar game online.

Informan keempat adalah Olivia Priyandarweni, seorang mahasiswa pendidikan di Universitas Negri Jakarta. Kini Oliv bekerja disalah satu SMA dijakarta sebagai guru PKN. Oliv adalah salah satu pemain offline yang tidak addict terhadap game.

“engga, engga suka game. Karna bagi gua ya game isi cum bisa gua manfaatin diwaktua luang aja. Pernah juga main tapi ga sering.”

“suka main HAGO dan LUDO kaya gitu.”

Oliv mengatakan bahwa dengan bermain game hanya pekerjaan yang membuang waktu. Tetapi oliv juga pernah bermain walau tidak dilakukan secara online.

“kalo gua si ga sampe kecanduan banget si, kalo gua cuma buat mengisi waktu luang aja si ga lebih.”

70

Oliv mengatakan game yang ia mainkan hanya sekedar mengisis waktu luang, oliv juga salah satu pemain offline yang tidak mengalami kecanduan.

“kesel banget gitu jelas, karna mereka terlalu asik dengan dunianya sendiri.

Kan ibaratnya bareng tuh kumpul seharunya ada waktu nyempetin ya gimana ya kalo misalkan udah lama ga main, terus tiba-tiba asik sendiri, diibartkanya kaya autis gitu si dibilangnya. Disebutnya generasi nunduk lah, dan itu terus-terusan kadang tuh sering diisengin kaya ditelpon biar lemot. Nah nnati dianya malah marah kan kalo gini jadi menggangu pertemanan banget.”

Sering kali dengan bermain game bisa menggangu interaksi antara pemain dan bukan pemain, hal ini di ungkapan oleh oliv mengalami hambatan dalam berkomunikasi dengan pemain addict. seringkali komunikasi yang Oliv bangun menjadi bias dikarnakan seseorang sanggat addict dan fokus bermain game tanpa memperdulikan sekitarnya. Oliv menyayangkan moment yang digunakan untuk berkumpul hanya dipakai untuk bermain game.

“ya gitu, kadang kalo diajak ngobrol suka banget ga direspon, jadi kalo udah gitu ya males aja ngumpul, mending diem aja. Sampe pegel aja ngeliat main game terus, suka mikir emang ga cape apa tuh.”

“Tergantung, tapi biasanya mereka moodnya ga baik kalo untuk diajak ngobrol. Jadi lebih asik kalo main game aja gitu.”

Seseorang yang addict terhadap game sulit untuk berespon interaksi yang dijalin oleh sekitarnya. Hal ini sering kali membuat suasana yang dibangun menjadi flat sehingga membuat pemain offline menjadi enggan untuk melakukan komunikasi. Pemain game juga terkadang mempunyai mood yang naik turun hal ini karna jika pemain game tidak fokus akan menurunkan level saat bermain game.

71

“kalo gua, gua sita hapenya suruh milih si lu mau main sama teman-teman lu atau mau main game. Jadi ibaratnya disini lu harus punya waktu dirumah baru main game kalo lu ngumpul harusnya lu ngobrol dan ikut kumpul bukan fokus sama game aja.”

“untuk zaman sekarang, bisa jadi ya. Karna ya emang misalkan itu mereka sering kali tidak meliat situasi. Contohnya pas lagi ngobrol sering kali tidak menghargai sama ga fokus sama topik pembicaraan. Kalo udah kaya gitu paling kita omongin kalo masih kaya gitu yaudah kita diemin aja udah.

Terkadang setaiap melakukan komunikasi didalam kelompok harus memberikan atau suatu sepakatan yang nantinya di setujui oleh kedua belah pihak,hal ini agar bisa membangun komunikasi dua arah tanpa ada hambatan, sehingga komunikasi yang dihasilakan oleh pemain game online dengan pemain offline bisa berjalan sesuai apa yang diingkan.

Oliv juga menyayangkan terkadang pemain game tidak bisa melihat kondisi dimana ia main game, yang bagaimana efeknya akan mempengaruhi lingkungan di kelompoknya.

Informan ke lima adalah Nabila Rizkia Nurhadi atau dipanggil Bila adalah pelajar yang baru lulus dari SMAN 3 Tangerang, kini nabila sedang melanjutkan pendidikan tinggi di STAN (Sekolah Tinggi Akuntasi Negara). Kegemaranya menonton drama korea juga mempenagruhi cara Bila bermain game.

“iya terkadang, ga terlaku suka banget. Paling kalo main kalo lagi ada waktu luang aja atau kalo lagi bosen ga ada kegiatan kadang suka download aja dan ga lama juga mainya soalnya gua gampang bosenan.”

“itu mengisi waktu luang, ga pernah sampe kecanduan si.”

Bila mengatakan ia suka bermain game tapi tidak terlalu addict, hanya sebatas mengisi waktu luang. Hal ini dilakukan jika Bila mulai merasa bosan

72

dengan drama korea. Bila juga mempunyai sifat yang mudah bosan sehingga Bila sering kali melakukan download dan uninstal game yang ia mainkan.

“pernah main PB, Ayodance paling kalo di handphone main Subway”

Perminan PB/Point Blank adalah sejenis permainan komputer ber-genre FPS yang dimainkan secara online. Lalu, Ayodance/Audition Online adalah permainan multipemain daring kasual ritme yang bisa di download diprodukasi oleh T3 Enterainment. Terakhir ada Subway adalah permainan melarikan diri di rel kereta api dengan tujuan mendapatkan point dikumpulkan untuk membeli alat untuk menghadapi patroli.

“sebel banget, ganggu aja gitu maksudnya kita lagi ngumpul dianya malah main game yang harusnya kita ngobrol malah main handphone apalagi main game kan, main hape aja yang sekedarang ngechat atau main sosial media aja terkadang suka ga fokus apalagi saat main game pasti komunikasi dengan orang lain ga bakaldi gubris.”

Bila mengatakan terkadang dalam satu kelompok jika ada yang bermain game online bisa menggangu kenyamanan dalam kelompok, karena hal ini mengakibatakan interaksi anata pemain dan bukan pemain menjadi bias. Seringkali komunikasi yang dilakukan tidak digubris/didiamkan.

“ya sulit makanya itu, salah satunya mereka terpaku sama handphone, sampe dia ga melihat sekelilingnya,kaya ga peduli gitu si lebih tepatnya.”

“ya biasa nya kalo lagi ngumpul kita buat perjanjian, jangan main game dulu nih. Kan kita juga kal ketemu ga setiap saat ga setiap hari juga bisa ketemu, terus kita kumpulin hapenya kita ngobrol dulu. Nanti setelah itu baru setelah lo deh.”

Dalam dokumen INTERAKSIONISME SIMBOLIK PEMAIN GAME ONLINE (Halaman 72-89)

Dokumen terkait