• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.7. Kajian Kelayakan Ekonomi dan Finansial

7.2 Deskripsi

Pada bagian ini perlu dirumuskan berbagai kriteria perencanaan, serta mendeskripsikan masing-masing subkriteria dari berbagai kriteria yang meliputi kriteria, kajian sosial, kajian pengaturan dan kajian kelembagaan.

7.2.1 Kajian Sosial

Ketentuan dalam melaksanakan kajian sosial harus mempertimbangkan aspirasi masyarakat untuk menerima rencana penyelenggaraan pengembangan SPAL.

1) Analisis Kemauan dan Kemampuan Berlangganan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat

a) Kemauan

Kemauan membayar diukur secara positif dan negatif berdasarkan jawaban yang diberikan, sedangkan besar nominalnya hanya merupakan pembanding.

b) Kemampuan

Analisis kemampuan membayar pengolahan air limbah khususnya untuk kategori jenis sambungan rumah. Kemampuan membayar dihitung dari persentase jumlah pengeluaran yang wajar dari total penghasilan per bulan per keluarga menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Pengelolaan Air Limbah. Tarif untuk standar untuk pelayanan pengolahan air limbah harus terjangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum Provinsi. Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan apabila pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar pembayaran pengolahan air limbah tidak melampaui 4% dari pendapatan masyarakat

66 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

2) Tingkat Pelayanan Terhadap Wilayah Administratif

Tingkat pelayanan sistem pengolahan air limbah terhadap jumlah penduduk di wilayah administrasi mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

a) Kemampuan Pendanaan

Makin luas wilayah yang dilayani makin tinggi modal tertanam yang dibutuhkan. Apabila jumlah pendapatan tidak terpengaruh banyak, maka dapat mempengaruhi kelayakan ekonomi dan keuangan perusahaan.

b) Kepadatan wilayah

Pelayanan sistem pengolahan air limbah pada wilayah dengan kepadatan sangat rendah dapat mengakibatkan tidak seimbangnya biaya penanaman modal dengan pendapatan.

c) Sebagian penduduk dipertimbangkan terlayani kebutuhan pengolahan air limbahnya secara lebih layak dibandingkan sumber pribadi, cakupan pelayanan di wilayah administrasi diperkirakan meningkat di masa yang akan datang, sesuai dengan peningkatan kemampuan menanamkan modal dan kepadatan penduduk.

3) Tingkat Pelayanan terhadap Daerah Pelayanan

Ada beberapa hal yang dipertimbangkan untuk menentukan tingkat pelayanan terhadap jumlah penduduk di daerah pelayanan sebagai berikut :

a) Kemampuan penanaman modal;

b) Kemampuan maksimal penambahan jumlah sambungan tiap tahun sesuai dengan pengalaman;

c) Analisis kemampuan dan kemauan masyarakat membayar pengolahan air limbah sesuai dengan evaluasi hasil survei sosial ekonomi dan budaya.

Tingkat pelayanan terhadap daerah pelayanan dipertimbangkan meningkat di masa yang akan datang sesuai dengan meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat.

4) Aspek Kesehatan Masyarakat

Menguraikan perihal data penyakit akibat penggunaan air, sistem sanitasi penduduk, sistem drainase dan sistem pengolahan limbah.

7.2.2 Kajian Kelembagaan

Ketentuan teknis pengkajian kelembagaan dalam penyusunan studi kelayakan SPALT dalam pelaksanaannya meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pembentukan Tim Teknis;

2. Tugas dan tanggung jawab.

Adapun rencana kerja meliputi:

1. Penyiapan data eksisting kelembagaan

2. Studi literatur (RUTR, RTRW, data dan gambar dll) 3. Rencana pengembangan SPALT

4. Kesimpulan

5. Rekomendasi (langsung bisa digunakan, perlu diubah, perlu studi ulang) 6. Pengesahan

Sementara itu, pengkajian Kelembagaan dilakukan terhadap:

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang diperlukan dalam mendukung kelembagaan didasarkan pada tingkat pendidikan dan kualitasnya (seperti di bawah ini), namun tidak dibatasi pada keahlian tersebut. Untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan kelembagaan SPALT, maka sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

a. Ahli Kelembagaan/Manajemen

b. Ahli Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan/Ahli Air Limbah c. Ahli Sosial Ekonomi/Keuangan

d. Ahli Teknik Hukum

e. Ahli Pemberdayaan Masyarakat

2. Struktur dan Tugas Pokok Institusi Penyelenggara

Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Pengkajian Kelembagaan penyelenggara pengembangan SPALT dibentuk :

a. Sebelum SPALT selesai dibangun keberadaan studi kelayakan SPALT sangat diperlukan agar SPALT dapat langsung beroperasi.

Kelembagaan pengelolaan air limbah dapat berdiri sendiri atau bekerjasama antar lembaga-lembaga terkait.

b. Apabila wilayah pelayanan SPALT belum mempunyai studi kelayakan.

c. Apabila wilayah pelayanan SPALT memiliki studi kelayakan yang selama 20 tahun belum dikaji ulang.

68 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Struktur organisasi kelembagaan penyelenggara pengembangan SPALT dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5. 2

Struktur Organisasi Kelembagaan Penyelenggaraan SPALT

3. Alternatif Kelembagaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta

Selain itu, adanya pemantauan dan evaluasi terkait pengkajian kelembagaan penyelenggara pengembangan SPALT juga sangat diperlukan sehingga hal ini perlu dilakukan. Hasil monitoring pelaksanaan yang harus dilaporkan meliputi:

1. Kondisi eksisting kelembagaan penyelenggara pengembangan SPALT baik dari segi penanggungjawab penyelenggaraan awal maupun pengelolaannya.

2. Rencana Pengembangan SPALT apakah sudah terkoordinasi dengan lembaga terkait dalam hal arah perkembangan ekonomi, sosial, budaya RTRW/RUTRK, Pengkajian kualitas air limbah, Pengkajian Geoklimatografi dan Topografi, Pengkajian Demografi dan Tata Kota, Pengkajian derajat kesehatan masyarakat dan Pengkajian kebutuhan dan pelayanan air limbah.

3. Hasil evaluasi pengkajian kelembagaan studi kelayakan SPALT sudah merupakan sumbangan pemikiran dan menjadi keputusan bersama dari lembaga yang terkait dalam penentuan prioritas penanganan, pembiayaan dan pelaksanaannya.

DINAS

GUBERNUR REGULATOR PROVINSI

REGULATOR KAB/KOTA

OPERATOR/

PENYELENG- GARA DINAS

BUPATI/

WALIKOTA

BUMD BUS KOPERASI BLU KELOMPOK

MASYARAKAT

7.2.3 Kajian Pengaturan

Ketentuan dalam melakukan kajian pengaturan yaitu membahas beberapa ketentuan berikut :

1. Ketentuan peraturan perundang-undangan 2. Kebijakan

3. Perizinan yang diperlukan 7.3 Keluaran

Keluaran yang diharapkan adalah:

1. Tersusunnya kriteria kajian sosial, kelembagaan dan pengaturan dalam menentukan alternatif rute sistem pengumpulan dan perpipaan jaringan air limbah 2. Disepakatinya kriteria kajian sosial, kelembagaan dan pengaturan dalam

penyusunan Studi Kelayakan SPAL

3. Diketahuinya data dan perangkat (tools) yang dibutuhkan dalam analisis kajian sosial, kelembagaan dan pengaturan

4. Didapatkan analisis kajian sosial, kelembagaan dan pengaturan terhadap rencana pengembangan SPAL

7.4 Langkah-langkah pelaksanaan

7.4.1 Penentuan Kriteria Kajian Sosial, Kelembagaan dan Pengaturan Perencanaan SPAL

Dalam menentukan kelayakan Sistem Pengolahan Air Limbah tidak bisa terlepas dengan analisis aspek sosial, kelembagaan dan pengaturan. Aspek-aspek ini perlu dianalisis dengan menggunakan parameter-parameter yang sesuai dengan ketentuan perencanaan keseluruhan SPAL. Pada tabel dibawah ini dapat dijadikan panduan untuk mengidentifikasi subkriteria (parameter-parameter) perencanaan yang menentukan tingkat kesesuaian dengan aspek sosial, kelembagaan dan pengaturan.

Pada tabel berikut ini juga dapat diidentifikasi kebutuhan survei data dan pengkajian data yang perlu dilaksanakan untuk menyusun informasi dalam melaksanakan kajian kelayakan pengaturan, sosial dan kelembagaan

70 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

7.4.2 Kriteria Pengkajian

Tabel 7.1 Kriteria kajian kelayakan pengaturan, sosial dan kelembagaan SPAL Kriteria Kajian Sub-Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan Sosial

Kesediaan rumah tangga terhubung ke SPAL

% kesediaan rumah tangga max

Data kesediaan menyambung pada rumah tangga

Survei sosial

Analisis kesediaan RT menyambung SPAL Kesediaan kawasan

non rumah tangga terhubung SPAL

% kesediaan non rumah tangga max

Data kesediaan menyambung pada kawasan non rumah tangga

Survei sosial

Analisis kesedian kawasan non-RT menyambung SPAL

Kesediaan masyarakat membayar retribusi

% kesediaan

membayar retribusi Data kesediaan membayar retribusí

Survei sosial

Analisis kemampuan membayar biaya pelayanan SPAL

Kemampuan Penda- naan

% pertumbuhan pendanaan air limbah maksimal

Data historis pen- danaan investasi air limbah

Data historis pendanaan pen- goperasian dan pemeliharaan dari APBD

Data historis perencanaan biaya pengopera- sian dan pemeli- haraan

Data historis pendanaan

Tingkat Pelayanan terhadap wilayah ad- ministrasi

% pertumbuhan jumlah area yg tersambung

Luas area per- encanaan pada Zona Prioritas periode sebel- umnya

Luas area ters- ambung pada periode sebel- umnya

Data historis pembangunan SPAL

Kriteria Kajian Sub-Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan

Tingkat Pelayanan ter- hadap wilayah pelay- anan

% pertumbuhan jumlah rumah yang tersambung

Jumlah rumah yang diren- canakan pada periode sebel- umnya

Jumlah area tersambung pada periode sebel- umnya

Data historis pelayanan SPAL

Kelembagaan

Struktur dan Tugas Pokok

Struktur organ- isasi SKPD pen- gelola air limbah

Data struktur organisasi SKPD dan kesesuaian- nya dalam men- gelola air limbah dan pembagian tugas pokok

Data struktur or- ganisasi SKPD dan kesesuaiannya dalam mengelola air limbah dan pembagian tugas pokok

Struktur organ- isasi pengelola Unit Pengolahan

Data struktur organisasi pen- gelola IPAL dan pembagian tugas pokok

Survei struktur organ- isasi pengelola IPAL dan pembagian tugas pokok

Struktur organ- isasi pengelola jaringan Air Lim- bah

Survei struktur organ- isasi pengelola IPAL dan pembagian tugas pokok

Pengaturan

Ketersedian peraturanKetersediaan

Perda Perda Air Limbah

PerijinanPemenuhan ter-

hadap perijinan pembangunan

Izin pembangunan

Dalam mengumpulkan data dibutuhkan kegiatan survei yang tata caranya dapat ditemukan pada Bagian C.

72 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

7.5 Pelaksanaan Pengkajian 7.5.1 Kajian Sosial

Tabel 7.2 Penentuan Jumlah Sampel untuk setiap Ketegori Wilayah (CONTOH) No. Ketegori Wilayah Jumlah Sampel Tingkat

Kepercayaan Tingkat

Kesalahan %Sampel vs Populasi

1 Kota Metro 2.000 95% 2% 1

2 Kota Besar 1.000 95% 3% 1

3 Kota Sedang 400 95% 5% 2

4 Kota Kecil 200 95% 6% 5-10

5 Desa 100 95% 9% 5-20

7.5.1.1 Kemauan Membayar SPAL

Pengkajian Kemauan Membayar SPAL pada rumah tangga dilaksanakan berdasarkan survei kuesioner sosial. Berikut ini adalah contoh hasil survei dan perhitungan rata-rata kemauan membayar.

Tabel 7.3 Kemauan Membayar (CONTOH)

TAGIHAN AIR PER BULAN (Rp) TOTAL

Jumlah RT Persentase

0 – 25.000 20 25,00%

25.000– 50.000 23 28,75%

50.000– 75.000 27 33,75%

75.000– 100.000 5 6,25%

100.000–150.000 3 3,75%

150.000–200.000 2 2,50%

Berdasarkan tabel di atas, dapar dihitung rata–rata kemauan membayar berdasarkan bobot (weighted average) adalah Rp. 49.531/KK/bulan.

7.5.1.2 Kemampuan Membayar SPAL

Pengkajian Kemampuan Membayar SPAL pada rumah tangga dilaksanakan berdasarkan survei kuesioner sosial dan analisa. Berikut ini adalah contoh hasil survei dan perhitungan rata-rata kemampuan membayar rumah tangga.

Tabel 7.4 Kemampuan Membayar (CONTOH) Interval Pendapatan (Rp) Jumlah

Responden Bobot (%) Bobot Kumulatif (%) 4% Pendapatan (Rp)

500.000-1.000.000 9 14.3 100 20.000–40.000

1.000.001–1.500.000 15 23.8 85.7 40.000–60.000

1.500.001–2.000.000 18 28.6 61.9 60.000–70.000

2.000.001–2.500.000 4 6.3 33.3 80.000–100.000

2.500.001–3.000.000 3 4.8 27.0 100.000–120.000

3.000.001–3.500.000 2 3.2 22.2 120.000–140.000

3.500.001–4.000.000 1 1.6 19.0 140.000–160.000

4.000.001–4.500.000 4 6.3 17.4 160.000–180.000

4.500.001–5.000.000 1 1.6 11.1 180.000–200.000

>5.000.000 65 9.6 9.5 >200.000

Total 100

Apabila tagihan rekening pembayaran air limbah per bulan per KK rata-rata adalah Rp. 70.000, maka jumlah penduduk yang mampu membayar air 61,98%.

7.5.1.3 Kesediaan untuk Terhubung dengan SPAL

Pengkajian kesediaan rumah tangga untuk terhubung dengan SPAL dilaksanakan berdasarkan survei sosial pada pelanggan rumah tangga untuk terhubung dengan sistem sewerage.

Tabel 7.5 Kesediaan rumah tangga untuk terhubung dengan SPAL

No. Kecamatan Kelurahan Jumlah KK Jumlah

Sambungan % Sambungan dari Jumlah KK

74 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

7.5.1.4 Penyerapan Tenaga Kerja dalam SPAL

Tabel 7.6 Kebutuhan SDM dalam pengembangaan SPAL

Tahapan Pelaksanaan SPAL Kebutuhan SDM Ketersediaan SDM

Jumlah Kapasitas Jumlah Kapasitas

Perencanaan dan Pengadaan Lahan

Pembangunan Pengoperasian Pemantauan

Tabel 7.7 Tingkat pendidikan masyarakat Tingkat Pendidikan Masyarakat Jumlah

SMA S1 S2 Dll.

7.5.1.5 Kemampuan Pendanaan SPAL

Penjelasan dan analisis mengenai historis keuangan kota dalam mendanai SPAL, termasuk didalamnya biaya pengoperasian. Susun catatan historis keuangan SPAL selama tiga tahun terakhir

Tabel 7.8 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan SPAL Kota... (tahun x-4 s/d x-1) Anggaran pada

Tahun ke- Realisasi Angga- ran Tahun ke

Rasio antara Realisasi dan Ang-

garan (%)

Rata-rata per- tumbuhan

No. Komponen x-4 x-3 x-2 x-1 x-4 x-3 x-2 x-1 x-4 x-3 x-2 x-1 (%) 1 Pendanaan Inves-

tasi Air Limbah

2

Pendanaan Pengoperasian dan Pemeliharaan yang dialokasikan dalam APBD

3

Perkiraan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan berdasarkan investasi terbangun

76 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Tabel 7.9 Kemampuan Penambahan Jumlah Sambungan Kategori Rencana Induk

(Rumah) Realisasi

(Rumah) Rasio Realisasi (%)

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

Tahun Tahun Tahun

x-4 x-3 x-2 x-1 x-4 x-3 x-2 x-1 x-4 x-3 x-2 x-1 Penambahan jumlah

sambungan

7.5.2 Kajian Kelembagaan

7.5.2.1 Kajian Struktur Organisasi dan Tugas Pokok

Dengan mempertimbangkan struktur saat ini dan kecenderungan tiap kelembagaan pengelolaan air limbah di Indonesia, kita perlu mendiskusikan dan memilih struktur terbaik yang dapat diatur dengan lancar dan memajukan usaha dengan efektif.

Ketetapan struktur diharapkan untuk pelaksanaan pengembangan SPAL yang efektif untuk melanjutkan SPAL dengan mempertahankan dan meningkatkan fungsi fasilitas karena usaha pengelolaan air limbah membutuhkan waktu beberapa dekade yang sangat lama untuk memenuhi target dan hal ini dibutuhkan untuk memperbaharui fasilitas.

Pada tahapan ini dilaksanakan kajian terhadap usulan lembaga yang tercantum dalam rencana induk,

• Melaksanakan pengkajian kewenangan lembaga-lembaga dalam pelaksanaan air limbah kota

• Melaksanakan pertimbangan pengelolaan yang efektif dan usulan struktur organisasi dalam mengelola air limbah

Tabel 7.10 Institusi Pengelola Air Limbah (CONTOH) Institusi Pengelola dan Pengawasan Air Limbah

Keterangan tugas Institusi Bagian penanggung

jawab SPAL-T SPAL-S

Alternatif Kelembagaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta

Pengkajia mengenai alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta. Perlu juga dilengkapi dengan model atau pola kerjasama yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan SPAL.

78 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Tabel 7.11 Analisis Kelebihan dan Kerugian Kerjasama Pemerintah dan Swasta (CONTOH)

No. Uraian Alternatif Bentuk Kelembagaan Keterangan

UPTD BLUD BUMD

1 Ketertarikan bagi

swasta untuk investasi ** Swasta lebih berminat untuk

kerjasama karena kejelasan tanggung jawab

2 Fleksibilitas **

3 Transparansi **

4 Akuntabilitas **

5 Dst.

Tabel 7.12. Pola kerjasama pemerintah dan swasta (CONTOH)

7.5.3 Kajian Pengaturan

Pengkajian dilaksanakan dengan mendata peraturan pengelolaan air limbah dan sanitasi pada saat ini.

Tabel 7.13 Peraturan yang tersedia dalam menyelenggarakan pengembangan SPAL

Tipe Legislasi Tingkat Nasional Tingkat Daerah

Legislasi Keterangan

Perencanaan

UU No. 32/2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah No. 27/2012 tentang Izin Lingkungan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.16/2008 tentang Ke- bijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelo- laan Air Limbah Permukiman

Peraturan Daerah

Peraturan Gubernur -

Pembangunan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.16/2008 tentang Ke- bijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelo- laan Air Limbah Permukiman

Perda Pergub

Pengoperasian

dan PemeliharaanUU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Perda Pergub

Pemantauan dan Pengevaluasian

UU no. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112/2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

Perda PerGub

Berdasarkan kajian- kajian aspek teknis, lingkungan, kelembagaan, dan sosial dapat dirumuskan pengaturan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengelolaan air limbah dan sanitasi

80 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Tabel 7.14 Ringkasan kebutuhan Peraturan dan Pedoman yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengelolaan air limbah dan sanitasi

Tipe Tingkat Daerah Pedoman Teknis

Legislasi Keterangan

Perencanaan Peraturan Daerah Peraturan Gubernur -

Pembangunan Perda

Pergub Pengoperasian dan

Pemeliharaan Perda

Pergub Pemantauan dan

Pengevaluasian Perda PerGub

7.5.4 Analisis Kajian Sosial, Kelembagaan dan Pengaturan SPAL

Laksanakan Pengkajian Data dengan Metode Pengkajian yang dipilih (contoh: Analisis Kesenjangan). Sehingga setiap alternatif SPAL yang diusulkan dapat diberikan penilaian kelayakan berdasarkan kriteria dan indikator kajian Sosial, Kelembagaan dan Pengaturan yang telah ditentukan sebelumnya

Tabel 7.15 Rangkuman Kajian Sosial, Kelembagaan dan Pengaturan SPAL Kriteria Kajian Sub-Kriteria Peringkat Kesesuaian dengan Faktor Penentu

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Sosial

Kesediaan rumah tang-

ga terhubung ke SPAL % kesediaan rumah

tangga Kesediaan kawasan

non rumah tangga ter- hubung SPAL

% kesediaan non rumah tangga

Kesediaan masyarakat membayar retribusi

% kesediaan membayar retribusi

Kemampuan Pembi-

ayaan % rata-rata realisasi

pembiayaan Tingkat Pelayanan

terhadap wilayah ad- ministrasi

% rata-rata pertumbuhan jumlah area yg tersambung Tingkat Pelayanan

terhadap wilayah pelay- anan

% rata-rata pertumbuhan jumlah rumah yang tersambung Kelembagaan

Kriteria Kajian Sub-Kriteria Peringkat Kesesuaian dengan Faktor Penentu Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Struktur dan Tugas Pokok

Struktur organisasi SKPD pengelola air limbah

Struktur organisasi pengelola IPAL Struktur organisasi pengelola jaringan Air Limbah

Pengaturan

Ketersedian peraturan Ketersediaan Perda

Perijinan Pemenuhan terhadap

perijinan pembangunan

A.8. Rekapitulasi Studi Kelayakan 8.1 Tujuan

1. Memberikan penjelasan alternatif rangkaian SPAL-S terpilih 2. Memberikan penjelasan alternatif rangkaian SPAL-T terpilih

3. Memberikan rekomendasi Rangkaian SPAL berdasarkan kajian lingkungan, sosial, kelembagaan dan pengaturan

8.2 Deskripsi

Bagian ini merupakan bagian kesimpulan dari studi kelayakan, akan memberikan gambaran dari 5 sudut pandang, yaitu hasil analisis teknis, analisis lingkungan, analisis sosial, analisis kelembagaan, analisis pengaturan dan analisis ekonomi dan keuangan terhadap pelaksanaan proyek.

Pada tahapan ini berisikan penjelasan rangkaian SPAL-S dan SPAL-T yang terpilih, yang telah dikaji berdasarkan kriteria-kriteria kajian yang telah ditentukan. Berdasarkan analisa kelayakan terdapat beberapa rumusan tindakan mitigasi perlu dilaksanakan.

Pada bagian ini dapat dijelaskan tindakan-tindakan mitigasi yang perlu dilaksanakan, untuk mencapai pelaksanaan proyek yang layak.

82 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

8.3 SPAL-S

8.3.1 Unit Pengolahan Setempat Unit Pengolahan Setempat

Tabel 8. 1 Usulan pembangunan unit pengolahan setempat Kecamatan Kelurahan Jenis Unit

Pengolahan Perihal Desain Keterangan

Tipe Dimensi

8.3.2 Unit Pengangkutan

Penjelasan mengenai Unit Pengangkutan yang akan diterapkan Unit Pelayanan Lumpur Tinja Terjadwal

Tabel 8. 2 Usulan pelaksanaan unit pelayanan lumpur tinja terjadwal

Kecamatan Kelurahan JenisUnit

Pengangkutan Perihal Desain Keterangan

Truk Tinja Tipe Dimensi Motor Tinja Tipe

Dimensi

8.3.3 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Penjelasan mengenai Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang terpilih dan sesuai dengan kriteria kelayakan proyek.

Tabel 8. 3 Usulan pembangunan instalasi pengolahan lumpur tinja Alternatif X Kajian

Kelayakan Kriteria

Kelayakan Peringkat Kegiatan

Mitigasi Keterangan Teknis

Lingkungan Bila dilaksanakan

SPAL T

8.4.1 Unit Pengumpulan

Penjelasan mengenai Unit Pengumpulan yang terpilih dan sesuai dengan kriteria kelayakan proyek.

Tabel 8. 4 Usulan pembangunan unit pengumpulan Alternatif X Kajian

Kelayakan Kriteria

Kelayakan Peringkat Kegiatan

Mitigasi Keterangan Teknis

Lingkungan Bila dilaksanakan

8.4.2 Unit Pengolahan

Penjelasan mengenai Unit Pengolahan yang terpilih dan sesuai dengan kriteria kelayakan proyek.

Tabel 8. 5 Usulan Pembangunan Unit Pengolahan Alternatif X Kajian

Kelayakan Kriteria

Kelayakan Peringkat Kegiatan

Mitigasi Keterangan Teknis

Lingkungan Bila dilaksanakan

8.4.3 Unit Pembuangan Akhir

Penjelasan mengenai Unit Pengolahan yang terpilih dan sesuai dengan kriteria kelayakan proyek.

Tabel 8. 6 Usulan Pembangunan Unit Pembuangan Akhir Alternatif X Kajian

Kelayakan Kriteria

Kelayakan Peringkat Kegiatan

Mitigasi Keterangan Teknis

8.5 SPAL

Penjelasan mengenai keseluruhan rencana pengembangan yang terpilih berdasarkan kajian kelayakan ekonomi, sosial, kelembagaan dan pengaturan.

8.5.1 Pembahasan Kegiatan Aspek Pendanaan

1. Penjelasan dan analisis mengenai historis keuangan kota dalam mendanai SPAL, termasuk didalamnya biaya pengoperasian. Susun catatan historis keuangan SPAL selama lima tahun terakhir

84 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Tabel 8. 8 . Rekapitulasi Realisasi Pendanaan SPAL Kota... (tahun x-5 s/d x-1) No. Komponen Anggaran pada

Tahun ke- Realisasi Anggaran Tahun ke

Rasio antara Realisasi dan Anggaran

(%)

Rata-rata pertum-

buhan x-5 x-4 x-3 x-2 x-1 x-5 x-4 x-3 x-2 x-1 x-5 x-4 x-3 x-2 x-1 (%)

1 Pendanaan Investasi Air Limbah

2

Pendanaan Pengoperasi- an dan Peme- liharaan yang dialokasikan dalam APBD

3

Perkiraan Biaya Peng- operasian dan Pemeliharaan berdasarkan investasi ter- bangun

3. Penjelasan rekapitulasi realisasi pengumpulan retribusi air limbah

Tabel 8. 9 Rekapitulasi Realisasi Pengumpulan Retribusi Air Limbah (Tahun x-5 s/d x-1)

No. Komponen

Perencanaan Penerimaan Retribusi

Tahun ke-

Realisasi Penerimaan Retribusi Tahun ke

Rasio antara Penerimaan dan Ren-

cana(%)

Rata-rata pertumbuhan x-5 x-4 x-3 x-2 x-1 x-5 x-4 x-3 x-2 x-1 x-5 x-4 x-3 x-2 x-1 (%) 1 Retribusi air

limbah

4. Penjelasan mengenai sumber pendanaan dan metode pendanaan SPAL.

Tabel 8. 9 Penjelasan pembagian penanggung jawab pendanaan pengembangan SPAL

No. Umum Komponen

Swasta

Penanggung jawab Biaya Pembangunan SPAL-T

1 0 0 Biaya konstruksi dan pembaharuan fasilitas SPAL-T 1 1 0 Biaya konstruksi langsung

1 1 1 Sambungan Rumah

1 1 2 Saluran Pengumpul 1 1 3 Stasiun Pompa

1 1 4 Pembangunan Unit Pengolahan 1 1 5 Penggantian fasilitas

1 2 0 Biaya Konstruksi Tidak Langsung 2 0 0 Biaya O&M untuk pembangunan SPAL-T

Sub Total Biaya Pembangunan SPAL-S

3 0 0 Rencana Pembangunan IPLT

3 1 0 Biaya konstruksi untuk rencana pembangunan IPLT 3 2 0 Biaya O&M untuk rencana pembangunan IPLT

Sub Total 4 0 0 Biaya Penyedotan Sistem Penyedotan Reguler dari Septik Tank 5 0 0 Biaya peningkatan septik tank konvensinal menjadi septik tank modifikasi

5. Penyusunan proyeksi pembiayaan jangka pendek Pengembangan SPAL pada Zona Prioritas dengan durasi perencanaan

Tabel 8. 11 Proyeksi Pembiayaan SPAL tahun X s/d tahun x+5 Anggaran pada Tahun ke-

No. Komponen x x+1 x+2 X+3 X+4 X+5

1 Pendanaan Investasi SPAL

2 Pendanaan Pengoperasian dan Pemeliharaan SPAL yang dialoka- sikan dalam APBD

86 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Anggaran pada Tahun ke-

No. Komponen x x+1 x+2 X+3 X+4 X+5

3 Perkiraan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan SPAL berdasarkan investasi terbangun

8.5.2 Pembahasan Kegiatan Aspek Sosial

1. Penjelasan mengenai tindakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pembangunan SPAL.

2. Penjelasan mengenai rencana pengelolaan aspek sosial yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pembangunan dan pengoperasian SPAL.

8.5.3 Pembahasan Kegiatan Aspek Kelembagaan

1. Penjelasan tugas dan fungsi dan tugas-tugas SKPD dalam menjalankan rencana pengembangan SPAL

2. Jika dibutuhkan dan sesuai dengan kajian kelembagaan, maka cantumkan penjelasan alternatif kelembagaan dan swasta yang akan diterapkan pada lembaga pengelola SPAL. Berikan penjelasan mengenai model kerjasama pemerintah dan swasta yang akan diterapkan. Berikan penjelasan mengenai pengalaman perusahaan swasta yang akan berpartisipasi dalam mengelola SPAL

3. Susun tugas dan kewajiban pada lembaga pengelola yang sesuai untuk mengembangkan SPAL

4. Susun konsep struktur organisasi, kebijakan dan strategi dan susunan kepegawaian dalam mengembangan SPAL.

8.5.4 Pembahasan Kegiatan Aspek Pengaturan

1. Penjelasan mengenai peraturan dan perundangan yang harus dipenuhi pada setiap tahap pembangunan dan pengoperasian SPAL.

2. Penjelasan mengenai peraturan dan perundangan yang dibutuhkan untuk mendukung pengoperasian SPAL

A.9. Rencana Pelaksanaan 9.1 Tujuan:

1. Merencanakan Komponen Kegiatan Pelaksanaan dalam Penyusunan Studi Kelayakan

2. Merencanakan tahapan pelaksanaan dalam penyusunan studi kelayakan penyelenggaraan SPAL

3. Merencanakan jadwal pelaksanaan proyek 9.2 Deskripsi

Pada bagian ini berisikan tentang tata cara rencana pelaksanaan seperti menyusun komponen kegiatan, menyusun tahapan pelaksanaan dan menyusun jadwal pelaksanaan proyek.

9.3 Keluaran

1. Tersedianya komponen kegiatan pelaksanaan dalam penyusunan studi kelayakan 2. Tersedianya tahapan pelaksanaan dalam penyusunan studi kelayakan

3. Tersedianya jadwal pelaksanaan proyek dalam penyusunan studi kelayakan SPAL

9.4 Langkah-langkah pelaksanaan:

5. Pahami tahapan pelaksanaan rencana pengembangan SPAL dan kaitannya dengan hasil Studi Kelayakan Pengembangan SPAL

6. Pahami dan susun rencana pelaksanaan mitigasi lingkungan, sosial, kelembagaan, serta penyediaan pembiayaan dan pengaturan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai rencana Pengembangan SPAL yang diusulkan.

Berikut ini dapat dilihat contoh rencana pengembangan SPAL

88 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Tabel 9. 1 Rencana Pelaksanaan Pengembangan SPAL (CONTOH)

No. Rencana Program 2015 2016 2017 2018 2019

Pra Konstruksi Penyediaan jalan akses Ketersediaan lahan Penyediaan Biaya Penyediaan Perda Persetujuan AMDAL

Kegiatan mitigasi lingkungan dan sosial Pembangunan

Kesesuaian dengan Izin Pembangunan Penyediaan Biaya

Kegiatan mitigasi lingkungan dan sosial

Pengembangan kapasitas operator dan regulator Pengoperasian

Pembiayaan umum dan administrasi Pembiayaan operasional