• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Pengelolaan Air Limbah

N/A
N/A
Zaenal Ramdhani

Academic year: 2024

Membagikan "Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Pengelolaan Air Limbah"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

Penyusunan Studi Kelayakan

SPAL

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) merupakan pelayanan publik yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kesehatan lingkungan permukiman yang terintegrasi dan berkelanjutan sehingga tercapai peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan yang lebih baik dan sehat. Sesuai dengan amanat RPJMN 2015-2019, bahwa pencapaian universal akses sanitasi pada tahun 2019 dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, yang dalam hal ini berarti pelayanan air limbah dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Pengelolaan Air Limbah ini merupakan panduan untuk menyusun Studi Kelayakan SPAL yang mencakup proses, kerangka dan panduan survey dalam menyusun dokumen Studi Kelayakan SPAL. Ruang lingkup Studi Kelayakan SPAL penyamaan persepsi dan paradigma, deskripsi daerah perencanaan, kriteria perencanaan, survei dan pengumpulan data, analisis dan perencanaan, dan rencana pelaksanaan.

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam proses penyusunan Studi Kelayakan SPAL di tingkat Pemerintah Kota Besar/

Metropolitan sehingga pemerintah kota besar/metropolitan dapat menyusun dokumen Studi Kelayakan SPAL yang lengkap dan menyeluruh, sesuai kondisi dan kebutuhan daerah.

Kami menyadari bahwa Pedoman Teknis ini masih memiliki kekurangan dalam penyajiannya maka dalam penyempurnaannya diharapkan pembaca atau pengguna dapat memberikan masukan-masukan tertulis. Kepada para pihak yang telah membantu penyusunan Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan SPAL ini kami ucapkan terima kasih. Semoga sumbangsih yang telah diberikan bermanfaat bagi peningkatan kualitas lingkungan melalui perencanaan sektor Air Limbah dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Cipta Karya

Dr. Ir. Andreas Suhono M.Sc

(4)

II P e D O M a n t e K n I S P e n Y U S U n a n S t U D I K e L a Y a K a n S P a L

BAGIAN A Tahapan Penyusunan Studi Kelayakan SPAL ... vii

A.1. Penyamaan Persepsi dan Paradigma ... 1

1.1 Tujuan ... 1

1.2 Deskripsi ... 1

1.3 Muatan dan Pelaksanan Studi Kelayakan Pengembangan SPAL ... 3

1.3.1 Muatan Studi Kelayakan Pengembangan SPAL ... 3

1.3.2 Tenaga Ahli dalam Penyusunan Studi Kelayakan ... 4

1.4 Persyaratan Teknis ... 4

1.4.1 Kriteria Umum ... 4

1.4.2 Kriteria Teknis ... 5

1.5 Keluaran ... 6

1.6 Sasaran ... 6

1.7 Langkah–langkah Pelaksanakan ... 6

A.2. Gambaran Umum Kota Perencanaan ... 8

2.1 Tujuan... 8

2.2 Deskripsi ... 8

2.3 Keluaran ... 8

2.4 Langkah – langkah pelaksanaan ... 8

A.3. Penjelasan Garis Besar Rencana Pengembangan SPAL pada Zona Prioritas .... 11

3.1 Tujuan ... 11

3.2 Deskripsi ... 11

3.3 Keluaran ... 11

3.4 Langkah-langkah Pelaksanaan ... 11

3.4.1 Penjelasan mengenai gambaran dan rencana pengembangan SPAL ... 11

3.4.2 Penjelasan program perencanaan pengembangan SPAL ... 13

3.4.3 Penjelasan Dasar-Dasar Perencanaan Rancangan Umum SPAL-T ... 14

3.4.4 Penjelasan Debit dan Kualitas Air Limbah ... 15

3.4.5 Penjelasan mengenai rancangan dan alternatif unit pengumpulan ... 16

3.4.6 Penjelasan Mengenai Rencana Unit Pengolahan ... 17

3.4.7 Penjelasan Desain Dasar SPAL Setempat ... 20

A.4. Kajian Kelayakan Teknis SPAL ... 22

4.1 Tujuan ... 22

4.2 Deskripsi ... 22

4.3 Ketentuan Perencanaan Studi Kelayakan Teknis ... 22

4.4 Kriteria Kajian Teknis SPAL-T ... 25

4.4.1 Unit Pengumpulan Air Limbah ... 25

4.4.2 Unit Pengolahan SPAL ... 27

4.4.3 Unit Pembuangan Akhir ... 29

(5)

4.4.5 Pengkajian Data Unit Pengumpul Air Limbah ... 31

4.4.6 Pengkajian Data Unit Pengolahan ... 36

4.5 Kajian Kelayakan Teknis SPAL-T ... 39

4.5.1 Kajian Kelayakan Unit Pengumpulan Air Limbah ... 39

4.5.2 Kajian Kelayakan Unit Pengolahan Air Limbah ... 41

4.5.3 Kajian Kelayakan Unit Pembuangan Akhir ... 43

4.5.4 Kajian Kelayakan Saluran Pembuangan Akhir ... 44

A.5. Kajian Lingkungan ... 45

5.1 Tujuan ... 45

5.2 Deskripsi ... 45

5.3 Kriteria Kelayakan ... 45

5.4 Pengkajian Data Kelayakan Ekonomi dan Finansial ... 47

5.5 Pengkajian Ekonomi dan finansial ... 52

A.6. Kajian Sosial, Kelembagaan dan Pengaturan SPAL ... 58

6.1 Tujuan ... 58

6.2 Deskripsi ... 58

6.2.1 Kajian Sosial ... 58

6.2.2 Kajian Kelembagaan ... 61

6.2.3 Kajian Pengaturan ... 62

6.3 Keluaran ... 63

6.4 Langkah-langkah pelaksanaan ... 60

6.4.1 Penentuan Kriteria Kajian Sosial, Kelembagaan dan Pengaturan Perencanaan SPAL ... 60

6.4.2 Kriteria Pengkajian ... 61

6.5 Pelaksanaan Pengkajian ... 63

6.5.1 Kajian Sosial Kemampuan Pendanaan SPAL ... 64

6.5.2 Kajian Kelembagaan ... 65

6.5.3 Kajian Pengaturan ... 67

6.5.4 Analisis Kajian Sosial, Kelembagaan dan Pengaturan SPAL ... 70

A.7. Kajian Kelayakan Ekonomi dan Finansial ... 65

7.1 Tujuan ... 65

7.2 Deskripsi ... 65

7.3 Kriteria Kelayakan ... 69

7.3.1 Kriteria Kelayakan Ekonomi Proyek ... 73

7.3.2 Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek ... 73

(6)

IV P e D O M a n t e K n I S P e n Y U S U n a n S t U D I K e L a Y a K a n S P a L

7.4.3 Perkiraan Biaya Investasi dan Pengendalian Modal ... 77

7.4.4 Perkiraan Biaya Operasional ... 78

7.4.5 Perkiraan Manfaat Ekonomi ... 78

7.5 Pengkajian Ekonomi dan Finansial ... 79

7.5.1 Komponen Biaya Investasi ... 79

7.5.2 Komponen Biaya Operasional Tahunan ... 81

7.5.3 Jenis Manfaat Ekonomi Proyek Air limbah ... 83

7.5.4 Proyeksi Pendapatan Tarif Retribusi Air Limbah ... 83

7.6 Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan ... 85

7.7 Rangkuman Kajian Kelayakan Ekonomi dan Finansial SPAL ... 80

A.8. Rekapitulasi Studi Kelayakan ... 81

8.1 Tujuan ... 81

8.2 Deskripsi ... 81

8.3 SPAL-S ... 82

8.3.1 Unit Pengolahan Setempat ... 82

8.3.2 Unit Pengangkutan ... 82

8.3.3 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ... 82

8.4 SPAL T ... 83

8.4.1 Unit Pengumpulan ... 83

8.4.2 Unit Pengolahan ... 83

8.4.3 Unit Pembuangan Akhir ... 83

8.5 SPAL ... 83

8.5.1 Pembahasan Kegiatan Aspek Sosial ... 83

8.5.2 Pembahasan Kegiatan Aspek Kelembagaan ... 86

8.5.3 Pembahasan Kegiatan Aspek Pengaturan ... 86

8.5.4 Pembahasan Kegiatan Aspek Pendanaan ... 86

A.9. Rencana Pelaksanaan ... 87

9.1 Tujuan ... 87

9.2 Deskripsi ... 87

9.3 Keluaran ... 87

9.4 Langkah-langkah pelaksanaan ... 87

(7)

Air Limbah ... 89

BAGIAN C. Tata Cara Pelaksanaan Survei dalam Penyusunan Studi Kelayakan SPAL 137 C.1. Survei dan Pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan ... 139

1.1 Ketentuan Umum ... 139

1.2 Ketentuan Teknis ... 139

1.3 Cara Pengerjaan ... 140

C.2. Survei dan Pengkajian Kualitas Air Limbah ... 143

2.1 Ketentuan Umum ... 143

2.2 Ketentuan Teknis ... 143

2.3 Peralatan ... 143

2.4 Cara Pengerjaan ... 144

C.3. Survei dan Pengkajian Demografi dan Ketatakotaan ... 144

3.1 Ketentuan Umum ... 144

3.2 Ketentuan Teknis ... 144

3.3 Cara Pengerjaan ... 147

C.4. Survei dan Pengkajian Kondisi Sosial dan Budaya ... 149

4.1 Ketentuan Umum ... 149

4.2 Ketentuan Teknis ... 150

4.3 Cara Pengerjaan ... 152

C.5. Studi EHRA (EHRA = Environment And Health Risks Assessment) ... 158

C.6. Analisis Multikriteria ... 161

C.7. Pelaksanaan Perhitungan Analisis Kelayakan Ekonomi dan Keuangan ... 164

7.1 Analisis Ekonomi ... 164

7.1.1 Komponen pembiayaan untuk analisis perekonomian ... 164

7.2 Perhitungan Manfaat Ekonomi ... 165

7.3 Analisis Keuangan ... 176

C.8. Kriteria Analisis Risiko Lingkungan ... 179

(8)
(9)

STUDI KELAYAKAN SPAL

(10)
(11)

A.1. Penyamaan Persepsi dan Paradigma 1.1 Tujuan

1. Tercapainya Kesepahaman dan kesamaan persepsi mengenai manfaat adanya Studi Kelayakan SPAL bagi Pemerintah Kabupaten /Kota.

2. Tercapainya kesepakatan mengenai cara dan tahapan penyusunan, jadwal kerja, pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota tim penyusun

3. Tersusunnya latar belakang pelaksanaan Studi Kelayakan SPAL.

4. Terdefinisikan Tujuan dan Lingkup Kerja Studi Kelayakan 1.2 Deskripsi

Penyamaan Persepsi dan Paradigma adalah tahapan pertama para pihak terkait dalam rangka penyusunan Studi Kelayakan SPAL Pemerintah Kota Besar/Metropolitan.

Proses ini perlu dibangun untuk memastikan adanya kesepahaman dan kesamaan persepsi di antara para pihak mengenai manfaat adanya Studi Kelayakan SPAL, yang menjadi dasar pertimbangan kelayakan pengembangan SPAL Kota Besar/

Metropolitan.

Studi Kelayakan SPAL wajib disusun berdasarkan:

1. Rencana Induk Pengembangan SPAL yang telah ditetapkan;

2. Perencaanan SPAL pada Zona Prioritas dan Rencana Pengembangan SPAL Jangka Pendek;

3. Pelaksanaan Kajian kelayakan teknis dan kajian kelayakan ekonomi pada rangkaian prasarana dan sarana SPAL

4. Kajian Lingkungan, sosial, hukum dan kelembagaan.

Selanjutnya proses penyusunan studi kelayakan SPAL dapat dilihat berdasarkan bagan berikut ini

(12)

2 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

SPAL - 5 SPAL - T

Rencana Induk Formulasi Rencana Pengembangan

SPAL

Gambaran Daerah Perencanaan Dan Zona Prioritas

Geografi, Hidrologi, Topografi, Klimatografi, Geologi, Hidrooceanografi

Demografi dan Ketatakotaan

Prasarana Kota

Sosial

Peranan Masyarakat

Analis terhadap Kriteria Kelayakan

Kajian Kelayakan Teknis

Rencana Teknis

Kehandalan Konstruksi

Kemudahan Operasional

Kebutuhan air dan energi

Kebutuhan SDM

Kajian Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Analisis Kelayakan Ekonomi

(E B/C, NPV, EIRR) Analisis Kelayakan Keuangan

(F B/C, NPV, FIRR)

Kajian

Kajian Kelembagaan

Struktur Pengelola SPAL

SDM Pengelola SPAL

Kajian Lingkungan

ANDAL

Analisis Resiko Lingkungan

Kajian Sosial

Kemampuan Membayar Retribusi

Kajian Pengaturan

Ketersediaan Pengaturan

Perijinan

Rencana Pelaksanaan

Kesimpulan dan Rekomendasi

Gambar 1. 1. Bagan Proses Penentuan Kelayakan Proyek Pengembangan SPAL.

(13)

Suatu proyek dinyatakan layak apabila telah memenuhi ketentuan dalam kelayakan ekonomi dan keuangan, serta kelayakan teknis. Apabila suatu proyek telah layak teknis dan layak keuangan, akan tetapi tidak layak ekonomi, maka proyek dinyatakan tetap layak. Sedangkan apabila suatu proyek telah layak dari segi teknis tapi tidak layak ekonomi dan keuangan, maka proyek ditolak dan perlu direvisi kembali. Secara ringkas hal ini terdapat pada Tabel 1. 1.

Tabel 1. 1 Ketentuan Suatu Proyek Dinyatakan Layak/Tidak Layak No Jenis

Proyek

Analisis Kelayakan

Keterangan Teknis Ekonomi Keuangan

1 Proyek A Layak

2 Proyek B

Layak apabila :

- Dibiayai APBD/sumber yang tidak berbunga

- Revisi Pemilihan Teknologi. Dicari teknologi yang O&Mnya lebih rendah

3 Proyek C Hasil seperti ini hampir dapat dipastikan tidak akan

terjadi karena dapat digunakan perubahan alternatif teknologi konvensional/non-konvensional

4 Proyek D Hasil seperti ini hampir dapat dipastikan tidak akan

terjadi dalam analisis kelayakan SPAL

5 Proyek E Hasil seperti ini hampir dapat dipastikan tidak akan

terjadi dalam analisis kelayakan SPAL

1.3 Muatan dan Pelaksanan Studi Kelayakan Pengembangan SPAL 1.3.1 Muatan Studi Kelayakan Pengembangan SPAL

Muatan studi kelayakan pengembangan SPAL dibagi berdasarka jenis studi kelayakan yaitu: studi kelayakan lengkap, studi kelayakan sederhana dan justifikasi teknis dan biaya.

1.3.1.1 Studi Kelayakan Lengkap

Studi kelayakan lengkap adalah kajian kelayakan terhadap suatu kegiatan pengembangan sebagian atau seluruh SPAL yang mempunyai pengaruh atau dipengaruhi oleh perkembangan keuangan dan ekonomi, teknis, dan lingkungan pada area kajian. Studi kelayakan ini berlaku untuk :

(14)

4 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

a. Pengembangan SPAL-T dan SPAL-S Kota Metropolitan dan Kota Besar dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa

b. Pengembangan SPAL-T kawasan permukiman dan kawasan tertentu dengan jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) jiwa.

Studi kelayakan lengkap pada umumnya memuat data atau informasi:

a. Perencanaan sistem pengolahan air limbah yang ada;

b. Perkiraan debit air limbah yang akan diolah

c. Data karakteristik dan kualitas air limbah yang akan diolah

d. Kondisi sosial, budaya, ekonomi (berdasarkan survei kebutuhan nyata);

e. Kelembagaan;

f. Program pengembangan dan strategi pelaksanaan;

g. Analisis dampak lingkungan;

h. Rencana operasi dan pemeliharaan;

i. Perkiraan biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan;

j. Analisis keuangan dan ekonomi k. Kajian sumber pembiayaan

1.3.2 Tenaga Ahli dalam Penyusunan Studi Kelayakan

Tenaga Ahli yang dibutuhkan dalam penyusunan Studi Kelayakan adalah sebagai berikut:

• Ahli Teknik Lingkungan

• Ahli Teknik Sipil

• Ahli Teknik Hidrologi/Geohidrologi

• Ahli Sosial Ekonomi

• Ahli Keuangan

• Ahli Manajemen/Kelembagaan

• Ahli AMDAL 1.4 Persyaratan Teknis

Spesifikasi ini memuat penjelasan-penjelasan yang diperlukan dalam Studi Kelayakan SPAL.

1.4.1 Kriteria Umum

Suatu studi kelayakan sistem pengelolaan air limbah harus dibuat sedemikian rupa,

(15)

sehingg dapat memenuhi tujuan dibawah ini:

a. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah untuk melayani air limbah dan menjaga lingkungan pada Kota tersebut.

b. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau penggunanya.

c. Tersedianya perangkat kelembagaan yang memadai d. Tersedianya perangkat pengaturan yang memadai.

1.4.2 Kriteria Teknis Kriteria teknis meliputi;

a. Sistem Pengelolaan Air Limbah yang mengikuti rencana induk SPAL yang ada.

Sasaran pelayanan yang akan dikaji ditujukan pada daerah yang memiliki potensi ekonomi dan secara teknis dapat dilaksanakan. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk SPAL kota.

b. Rancangan perkiraan debit air limbah yang ditentukan berdasarkan:

• Proyeksi penduduk

• Penggunaan air bersih

c. Kajian kelayakan teknis perlu memperhatikan:

• Kemudahan dan kehandalan konstruksi

• Kemudahan operasional dan pemeliharaan

• Kemudahan suku cadang

• Ketersediaan lahan

• Ketersediaan SDM d. Kondisi sosial dan ekonomi

Kondisi-kondisi yang harus diperhatikan dalam penetapan wilayah survei:

• Daerah yang memiliki potensi ekonomi tinggi

• Daerah dengan tingkat kesehatan yang buruk

• Daerah yang memiliki tingkat hunian yang tinggi

e. Pembentukan kelembagaan disesuaikan dengan besaran kegiatan dan peraturan- peraturan terkait kelembagaan

f. Analisis keuangan dan ekonomi meliputi analisis keuangan atas kondisi pasar, pendekatan biaya, tarif dan pendapatan, tingkat angka pengembalian internal

(16)

6 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

(IRR), aliran keuangan dan analisis kepekaan, penataan kelembagaan, pengelolaan.

g. Kajian sumber dan sistem pembiayaan meliputi alternatif sumber pembiayaan dan sistem pendanaan yang disepakati oleh masing-masing pihak terkait.

1.5 Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari proses “Penyamaan Persepsi dan Paradigma” adalah:

1. Disepakatinya penyusunan Studi Kelayakan SPAL.

2. Disepakatinya pihak yang menyusun Studi Kelayakan SPAL.

3. Disepakatinya konsep penyusunan Studi Kelayakan SPAL.

4. Dipahaminya muatan Studi Kelayakan SPAL

5. Dipahaminya tujuan dan ruang lingkup studi kelayakan SPAL 1.6 Sasaran

Sasaran dari adanya pedoman ini adalah agar sarana dan prasarana air limbah yang direncanakan layak secara teknis, ekonomi, dan keuangan. Selain itu, ditunjang dengan adanya kajian lingkungan, hukum, sosial, dan kelembagaan agar perencanaan dapat berfungsi secara berkelanjutan dan bermanfaat dengan optimal.

1.7 Langkah–langkah Pelaksanakan

Bangun kesepahaman tentang pentingnya Studi Kelayakan SPAL, Untuk menumbuhkan kesepahaman dan kesamaan persepsi, Tim penyusun perlu mengadakan pertemuan yang melibatkan seluruh anggotanya. Pertemuan tersebut diagendakan untuk menyepakati:

1. Latar belakang pelaksanaan Studi Kelayakan SPAL

2. Landasan hukum atau peraturan-peraturan yang terkait dengan Studi Kelayakan SPAL dan Landasan hukum terkait penyusunan AMDAL, baik merupakan landasan hukum nasional maupun landasan peraturan daerah.

3. Tujuan dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan SPAL

Tujuan dari Studi Kelayakan SPAL adalah untuk menyelenggarakan studi kelayakan dalam proses konstruksi, operasi dan pengelolaan fasilitas SPAL Ruang Lingkup Studi Kelayakan SPAL adalah cakupan proyek pengembangan SPAL pada Zona Prioritas yang terdiri atas rangkaian SPAL-Terpusat dan

(17)

SPAL-S, yaitu:

1) SPAL -Terpusat a. Unit Pelayanan;

b. Unit Pengumpulan;

c. Unit Pengolahan; dan d. Unit Pembuangan Akhir.

2) SPAL –Setempat.

a. Unit pengolahan setempat;

b. Unit Pengangkutan;

c. Unit Pengolahan Lumpur Tinja; dan d. Unit Pembuangan Akhir

(18)

8 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

A.2. Gambaran Umum Kota Perencanaan 2.1 Tujuan

1. Menyusun Kondisi Daerah Perencanaan

2. Menjelaskan Situasi Terkini Kondisi Eksisting SPAL

3. Menjelaskan mengenai Zona Prioritas Pengembangan SPAL 2.2 Deskripsi

Deskripsi Daerah Perencanaan adalah tahapan kedua dalam penyusunan Studi Kelayakan SPAL. Untuk mencapai tahapan ini tim penyusun harus memahami lingkup pengembangan SPAL dan Area yang akan dilaksanakan studi pada Studi Kelayakan ini.

Tim Penyusun harus mengidentifikasi sumber data dan penanggung jawab, mengumpulkan seluruh data sekunder yang diperlukan untuk menyusun profil daerah studi berikut kondisi eksisting sistem pengelolaa air limbah. Sumber data sekunder yang digunakan dapat berasal dari berbagai dokumen perencanaan Badan Pusat Statistik, Pemerintah Kota Besar/Metropolitan maupun hasil studi oleh universitas/

LSM. Dokumen-dokumen ini diantaranya adalah RTRW, RPJPD, RPJMD, Renstra.

2.3 Keluaran

1. Penjelasan kondisi daerah perencanaan 2. Kondisi terkini kondisi SPAL

2.4 Langkah – langkah pelaksanaan

Profil area yangdibutuhkan dalam Studi Kelayakan SPAL adalah:

1. Topografi dan Rute

Tujuan dari pengkajian data ini adalah untuk mendapatkan informasi topografi, yang dibutuhkan dalam mendesain Instalasi Pengolahan Air Limbah, Jaringan Perpipaan Air Limbah dan juga Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja.

a. Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Data topografi ini dibutuhkan untuk menggambar layout fasilitas, perbatasan dan keselarasan dengan fasilitas perpipaan eksisting yang telah terbangun.

b. Fasilitas Jaringan Perpipaan Air Limbah

Data topografi dibutuhkan untuk memastikan aliran air limbah dengan gravitasi alami pada jaringan perpipaan. Karena itu, topografi sangat dibutuhkan dalam menentukan panjang rute jalur pipa induk yang akan diajukan. Termasuk juga didalamnya survei posisi sungai yang akan dilewati oleh jalur pipa induk.

(19)

2. Investigasi Tanah

Investigasi tanah dibutuhkan untuk mendapatkan data dalam pemilihan metode konstruksi, estimasi biaya konstruksi, desain dasar instalasi pengolahan air limbah dan pipa induk.

1. Instalasi Pengolahan Air Limbah

Investigasi tanah dibutuhkan untuk memeriksa struktur, tipe fondasi dan metode konstruksi untuk fasilitas baru.

2. Fasilitas jaringan perpipaan air limbah

Survei geologi dibutuhkan pada rute pipa induk. Survei geologi perlu dilaksanakan setiap 2 KM, yang merupakan luas area cakupan pembangunan pipa induk dengan metode shield atau pipe jackin.

Kedalaman survei pengeboran adalah 15 – 30 m dengan mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan seperti manhole dan penahan tanah pada vertical shaft.

3. Survei Kualitas Air

Survei kualitas air dan hidrologi dilaksanakan sebagai dasar pengumpulan data dan konfirmasi desain kualitas dan volume air.

a. Survei Air Sungai (Kuantitas dan Kualitas)

Kualitas air dan alirannya (debit) seluruh sungai yang mengalir masuk dan keluar dari Zona Prioritas. Dengan mengukur kualitas dan debit air sunga yang masuk dan keluar, maka beban polusi sesuai dengan indikator survei ( DO, BOD, COD, Ammonia dan Koliform) dapat diperkirakan.

b. Survei Air Limbah (Kuantitas dan Kualitas)

Tujuan dari survei ini bukanlah untuk merevisi nilai pada Rencana Induk , namun untuk mendapatkan informasi yang spesifik pada area proyek untuk mengkonfirmasi bahwa parameter desain yang dipilih telah sesuai.

c. Survei Air Tanah

Survei air tanah ini merupakan data dasar dalam evaluasi perkembangan lingkungan setelah pelaksanaan proyek. Jumlah dan lokasi sampling dipilih berdasarkan pertimbangan distribusi merata pada Zona Prioritas.

Tata cara pelaksanaan survei air limbah dapat ditemukan pada Bagian C. 2 4. Survei Sosial

Survei sosial telah dilaksanakan untuk memahami struktur sosial, ekonomi dan industri

(20)

10 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

retribusi air limbah pada Zona Prioritas.

Dengan Indikator utama adalah:

• Pendapatan rata-rata rumah tangga

• Kesediaan untuk menyambung pada sektor rumah tangga

• Kesediaan untuk menyambung pada sektor komersil

Tata cara pelaksanaan survei air limbah dapat ditemukan pada Bagian C. 4

5. Kondisi Terkini dari SPAL Zona Prioritas Survei Lapangan pada Zona Prioritas Beberapa data utama yang dibutuhkan : a. Topografi tanah

b. Kondisi Jaringan Perpipaan Induk Air Limbah c. Kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah

d. Kondisi Pelayanan Pelayanan Sedot Tinja pada area tersebut.

(21)

A.3. Penjelasan Garis Besar Rencana Pengembangan SPAL pada Zona Prioritas 3.1 Tujuan:

• Memberikan gambaran rencana pengembangan SPAL pada zona prioritas secara menyeluruh

• Menjelaskan gambaran perencanaan unit pengumpul air limbah dan tahun perencanaan

• Menjelaskan gambaran perencanaan sistem pengumpul limbah

• Menjelaskan gambaran perencanaan Unit Pengolahan Air Limbah

• Menjelaskan gambaran perencanaan Unit Pembuangan Akhir Air Limbah 3.2 Deskripsi;

Pada bagian ini berisikan penjelasan mengenai rencana pengembangan SPAL yang akan dibangun pada Zona Prioritas, sesuai dengan yang telah direncanakan dalam Rencana Induk SPAL, yang berisikan mengenai:

1. Gambaran rencana pengembangan SPAL termasuk didalamnya rencana pengembangan SPAL-T dan SPAL-S

2. Dasar Perencanaan Pengembangan SPAL 3. Perencanaan Debit dan Kualitas Air Limbah 4. Alternatif Sistem Pengumpulan Limbah

5. Alternatif Proses Pengolahan Air Limbah dan Lumpur pada IPAL 3.3 Keluaran

Penjelasan rinci mengenai rencana pengembangan SPAL, alternatif pengolahan air limbah dan alternatif sistem pengumpulan dan rute perpipaan air limbah yang akan diterapkan pada Zona Prioritas.

3.4 Langkah-langkah Pelaksanaan

3.4.1 Penjelasan mengenai gambaran dan rencana pengembangan SPAL

1. Pada bagian ini perlu dijelaskan mengenai gambaran dan rencana pengembangan SPAL pada Zona Prioritas, dan data perencanaan program dan usulan kegiatan serta target pelayanan dan target waktu yang telah dirumuskan pada Rencana Induk SPAL.

2. Cantumkan peta perencanaan dan rute sistem pengumpulan Air Limbah.

(22)

12 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Sumber: JICA, …

Gambar 3. 1. Peta Rencana Pengembangan SPAL (CONTOH)

(23)

3.4.2 Penjelasan program perencanaan pengembangan SPAL

1. Lengkapi dengan usulan program perencanaan pengembangan dan penganggaran SPAL jangka pendek yang telah disusun pada Rencana Induk.

Tabel 3. 1. Program Perencanaan Pengembangan SPAL Periode --- s/d ……. Kota ………

No.

Program Prioritas Pengembangan

SPAL

Jadwal Perencanaan Program Penanggung

jawab Tahun ke-

Target Rp. 0 Target 0

Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

1 Pengembangan jaringan pipa air

limbah

2. IPAL

3. Pengembangan kelembagaan SPAL Kota…

Sumber : Tabel… Pedoman Penyusunan Rencana Induk SPAL

(24)

14 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

3.4.3 Penjelasan Dasar-Dasar Perencanaan Rancangan Umum SPAL-T 3.4.3.1 Rancangan Umum SPAL-T

Berdasarkan tabel 3.1 diatas maka rumuskan dasar-dasar perencanaan untuk rancangan umum fasilitas jaringan pipa air limbah pada Zona tersebut.

Tabel 3. 2. Dasar Perencanaan Fasilitas SPAL dalam Studi Kelayakan

No. Komponen Unit

Dasar Perencanaan Tahun

Operasional Tahun

Masa Layan

1. Lokasi

2. Luas area lokasi proyek Ha

3. Jumlah Peduduk Jiwa

4. Rencana Pelayanan Jiwa

5. Rasio jangkauan

pelayanan SPAL -S %

6. Rasio Jangkauan

pelayanan SPAL -T %

6.1 Rasio Jangkauan

Fasilitas* %

6.2 Rasio Jangkauan

Layanan** %

7. Kapasitas Pelayanan Jaringan Pipa Air

Limbah Jiwa

Catatan: Tabel diatas ditampilkan pada laporan Studi Kelayakan pada Tabel….

* Rasio jangkauan fasilitas =

(Kapasitasjaringan pipa (m3/hari)

(aliran air limbah (m3/hari) ×100 %

**Rasio jangkauan layanan = (Kapasitas pelayanan (jiwa)

(Penduduk pada tahun administrasi (jiwa) ×100 %

(25)

3.4.4 Penjelasan Debit dan Kualitas Air Limbah 1. Tentukan rancangan debit dan kualitas air limbah

a. Satuan debit air limbah perlu ditetapkan sesuai dengan data aktual dan hasil survei yang telah dilaksanakan saat penyusunan rencana induk SPAL

Tabel 3. 3. Satuan Debit Air Limbah pada Studi Kelayakan

No. Komponen Penggunaan Air

Domestik Penggunaan Air

Non- Domestik Total Penggunaan air l/jiwa/hari l/jiwa/hari l/jiwa/hari 1. Rencana Debit air limbah

b. Tentukan debit air limbah dalam perencanaan yang digunakan dalam Studi Kelayakan

Tabel 3. 4. Rancangan Debit Air Limbah pada Studi Kelayakan No. Komponen Satuan debit air limbah Rancangan Aliran Keterangan

l/jiwa/hari m3/hari

1. Rencana debit air limbah harian

Digunakan untuk evaluasi dampak proyek, perhitungan keseimbangan massa 2. Rencana debit maksimum

harian

(faktor puncak harian = ….)

Digunakan untuk perencanan fasilitas IPAL Rencana debit aliran air

limbah maksimum per jam (faktor waktu per jam=…..)

Digunakan untuk peralatan pemompaan, pekerjaan perpipaan pada

IPAL

(26)

16 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

c. Tentukan perencanaan kualitas air limbah yang akan diolah berdasarkan hasil survei dan kualitas effuen air limbah berdasarkan standar baku mutu kualitas air di Indonesia

Tabel 3. 5. Rencana kualitas air limbah

No. Komponen Satuan Influen Effluen*

1. BOD mg/L

2. SS mg/L

3. TSS mg/L

5. Minyak dan Lemak mg/L

*isi dengan baku mutu effluen yang berlaku

3.4.5 Penjelasan mengenai rancangan dan alternatif unit pengumpulan

1. Penjelasan mengenai rangkuman alternatif pipa sewer yang direncanakan untuk mengalirkan air limbah yang telah dirumuskan dalam rencana induk.

No. Kategori Material Diameter Panjang Keterangan

1 Sewer Induk

1.1

2 Sewer Utama

2.1

3 Sekunder dan Tersier 3.1

No. Kategori Material Jumlah Keterangan

Manhole Stasiun pompa Siphon Clean out

(27)

3.4.6 Penjelasan Mengenai Rencana Unit Pengolahan

Penjelasan mengenai alternatif proses pengolahan yang direncanakan untuk mengolah air limbah yang telah dirumuskan dalam rencana induk.

3.4.6.1 Stasiun Pompa

Stasiun pompa terdiri dari inlet chamber, penyaring (screen), pompa dan grit chamber. Karena pipa inlet terpasang pada lokasi yang jauh di dalam tanah, maka volume tanah galian yang berada dibawah struktur ikut membesar. Untuk mengurangi volume tanah dan untuk mengoperasikan dan memelihara grit chamber dengan lebih mudah, maka grit chamber ditempatkan setelah pompa

Inlet chamber

Tabel 3. 6 Garis Besar fasilitas inlet chamber

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

3.4.6.2 Penyaring (Screen)

Penyaring kasar dipasang untuk menghilangkan potongan-potongan kayu, tunggul pohon dan puing-puing besar dan benda lainnya, yang kemudian diikuti dengan penyaring halus yang berfungsi untuk menghilangkan bahan-bahan organik dan lemak.

Tabel 3. 7. Garis besar fasiitas penyaring dan kriteria desain

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Penyaring kasar Pembukaan Kolektor saringan Sudut pemasangan

Penyaring halus Pembukaan Kolektor saringan Sudut pemasangan

(28)

18 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

3.4.6.3 Pompa

Berikan penjelasan mengenai desain pompa yang direncanakan untuk digunakan pada unit pengolahan .

Tabel 3. 8 Garis besar fasilitas pompa dan kriteria desain

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Pompa Tipe pompa

Pengukur aliran Tipe

3.4.6.4 Grit Chamber

Grit chamber dirancang untuk menghilangkan pasir yang terdiri dari zat-zat nonorganik seperti pasir, batu kerikil, sisa arang (abu), atau materi-materi padat yang berat lainnya,

termasuk pula partikel-partikel organik yang besar.

Berikan penjelasan mengenai desain grit chamber yang direncanakan untuk digunakan pada unit pengolahan .

Tabel 3. 9 Garis besar fasilitas Grit Chamber

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Grit Chamber Beban organik m3/m2/hari

Debit

Organic Loading Rate Overflow rate Grit Collector Grit Lifter

3.4.6.5 Tangki Sedimentasi Primer

Berikan penjelasan mengenai desain tangki sedimentasi primer yang direncanakan untuk digunakan pada unit pengolahan .

Tabel 3. 10. Garis besar fasilitas tangki sedimentasi primer

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Tangki Sedimentasi Primer Tipe

Dimensi dan Jumlah

Surface Loading Rate m3/m2/hari

Kedalaman efektif m

Detention Time Jam

Weir Loading m3/m/hari

(29)

3.4.6.6 Sistem Lumpur Aktif

Berikan penjelasan mengenai desain sistem pengolahan yang direncanakan untuk digunakan pada unit pengolahan. Pada contoh kali ini digunakan sistem lumpur aktif yang terdiri atas tangki aerasi dan tangki sedimentasi akhir.

3.4.6.6.1 Tangki aerasi

Berikan penjelasan mengenai desain tangki aerasi yang direncanakan untuk digunakan pada unit pengolahan .

Tabel 3. 11. Garis besar fasilitas tangki aerasi

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Tangki Aerasi Tipe

Dimensi dan Jumlah

Hydraulic Retention Time jam

Konsentrasi MLSS di dalam

tangki mg/L

Returned sludge ratio %

Konsentrasi returned sludge

ratio mg/L

Organic loading rate (kg BOD/kg MLSS.h)

Actual oxygen requirement Kg O2/hari

Volume udara yang

dibutuhkan m3/menit

3.4.6.6.2 Tangki sedimentasi Akhir

Berikan penjelasan mengenai desain tangki sedimentasi akhir yang direncanakan untuk digunakan pada unit pengolahan .

Tabel 3. 12. Garis besar fasilitas tangki sedimentasi akhir

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Tangki Sedimentasi Akhir Tipe

Dimensi dan Jumlah Temperatur SVI

Surface loading rate m3/m2/hari

Kedalaman efektif Returned sludge Detention time

(30)

20 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

3.4.6.7 Fasilitas Desinfeksi

Berikan penjelasan mengenai desain fasilitas desinfeks yang direncanakan untuk digunakan pada unit pengolahan. Bila dibutuhkan fasilitas desinfeksi.

Tabel 3. 13 Garis besar fasilitas desinfeksi

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Tangki kontak

Tipe Kanal Waktu kontak Bahan kimia

Injeksi Chlorine solution

Injektor Tangki penyimpanan kimia Kapasitas

3.4.6.8 Unit Pembuangan Akhir

Berikan penjelasan mengenai desain unit pembuangan akhir yang direncanakan untuk digunakan pada unit pengolahan .

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Sarana Penampungan

sementara lumpur Tipe Dimensi Sarana Pembuangan Akhir Tipe

Dimensi

3.4.7 Penjelasan Desain Dasar SPAL Setempat 3.4.7.1 Unit Pengolahan Setempat

Tabel 3. 14 Garis besar unit pengolahan setempat Kecamatan Kelurahan Jenis Unit

Pengolahan Perihal Desain Keterangan

Tipe Dimensi

(31)

3.4.7.2 Unit Pelayanan Lumpur Tinja Terjadwal

Tabel 3. 15 Garis besar unit pelayanan lumpur tinja terjadwal Kecamatan Kelurahan JenisUnit

Pengangkutan Perihal Desain Keterangan

Truk Tinja Tipe Dimensi Motor Tinja Tipe

Dimensi

3.4.7.3 Desain awal fasilitas pengolahan lumpur tinja 3.4.7.3.1 Pengentalan (Thickener)

Proses pengentalan adalah untuk meningkatkan konsentrasi padatan dan untuk memastikan proses pengeringan selanjutnya. Berikan penjelasan mengenai fasilitas pengentalan yang direncanakan

Tabel 3. 16. Garis besar fasilitas thickener

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Pengentalan Lumpur Dimensi

Pemuatan padatan Kedalaman air efektif Retention Time

Sludge recovery ratio %

3.4.7.3.2 Pengeringan Lumpur Tinja

Tabel 3. 17. Garis besar fasilitas pengeringan lumpur tinja

Fasilitas Perihal Desain Keterangan

Pengeringan Lumpur Tinja Tipe Dimensi

Waktu operasional

Sludge recovery ratio %

(32)

22 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

A.4. Kajian Kelayakan Teknis SPAL 4.1 Tujuan

• Mengetahui dasar ketentuan kajian kelayakan teknis SPAL

• Mengetahui kriteria kelayakan teknis

• Mengetahui data dan pengkajian data yang dibutuhkan dalam menyusun kelayakan teknis

• Menganalisis kelayakan teknis rencana pengembangan SPAL 4.2 Deskripsi

Studi kelayakan ditinjau dari aspek teknis meliputi aspek kemudahan dan kehandalan konstruksi, kualitas bahan yang baik, kemudahan operasi dan pemeliharaan, kemudahan suku cadang, jaminan kinerja alat/bahan sesuai spesifikasi teknis.

Pengkajian kelayakan teknis bisa dibuat dari beberapa alternatif yang dikembangkan, yang disajikan secara jelas dan akan dipilih alternatif yang terbaik oleh tim teknik.

Alternatif pilihan adalah alternatif yang terbaik ditinjau dari beberapa aspek yang mempengaruhi lokasi daerah perencanaan yang meliputi potensi, demografi, sosio ekonomi, debit buangan, operasional dan pelayanan, sistem dan kebutuhan lainnya.

Perkiraan nilai proyek/investasi berdasarkan alternatif yang dipilih, dengan tingkat akurasinya 90-95%.

Kegiatan kajian kelayakan teknis SPAL dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan team leader berpengalaman dalam bidangnya min.5 tahun/ sesuai peraturan yang berlaku

4.3 Ketentuan Perencanaan Studi Kelayakan Teknis

Dalam menyusun studi kelayakan teknis, setidaknya terdapat beberapa hal yg perlu dikaji, yaitu :

1. Debit, Karakteristik, dan Kualitas Air Limbah

Panemantauan kualitas dan kuantitas hasil pengolahan air limbah wajib dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan standar yang ditetapkan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup. Kualitas effluent unit IPAL harus memenuhi standard baku mutu effluent (effluent standard) untuk air limbah yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

(33)

2. Teknologi dan Sumber Daya Setempat

Teknologi yang dijadikan alternatif pengolahan setidaknya memiliki efisiensi pengolahan sebesar 90-95%. Kualitas air hasil olahan yang berbentuk cairan wajib memperhatikan standar baku mutu air buangan dan baku mutu sumber air baku yang mencakup syarat fisik, kimia, dan bakteriologi sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik atau sesuai peraturan perundang-undangan setempat (bila ada). Sedangkan hasil pengolahan air limbah yang berbentuk padatan dan sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, wajib diolah sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga tidak membahayakan manusia dan lingkungan.

3. Keterjangkauan Pengoperasian dan Pemeliharaan

Penyelenggaraan SPAL yang dimaksudkan harus mudah dan dapat dipahami oleh lembaga dan para pemangku kepentingan(stakeholder). Hal ini dimaksudkan agar ketika proses pengolahan berlangsung lembaga dan para pemangku kepentingan (stakeholder) mampu menjalankan alat yang telah dirancang dengan baik, sehingga air limbah yang diolah menghasilkan kualitas air yang tidak mencemari lingkungan dan ketika terjadi permasalahan pada alat yang direncanakan, dapat ditangani dengan segera.

4. Kondisi Fisik Setempat

Lokasi pembuangan akhir hasil pengolahan air limbah yang berbentuk cairan wajib memperhatikan faktor keamanan dan SPAL yang direncanakan wajib dilengkapi dengan zona penyangga.

5. Kelayakan Teknis Pengolahan SPAL

Kelayakan teknis pengolahan air limbah harus memenuhi ketentuan-ketentuan umum sebagai berikut:

a. Tersedia rencana induk pengembangan SPAL-T meliputi:

1) Daerah pelayanan 2) Proyeksi penduduk 3) Proyeksi kebutuhan air 4) Unit pelayanan

5) Unit pengumpulan 6) Unit pengolahan

(34)

24 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

9) Rencana kelembagaan b. Kelayakan teknis harus memuat :

1) Rencana Teknik Operasional 2) Kebutuhan Lahan

3) Kebutuhan Air dan Energi

4) Kebutuhan Prasarana dan Sarana

5) Gambaran Umum Pengoperasian dan Pemeliharaan 6) Masa Layanan Sistem

7) Kebutuhan Sumber Daya Manusia

c. Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan team leader berpengalaman dalam bidangnya minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku.

Pengkajian kelayakan teknis biasa dibuat dari beberapa alternatif yang dikembangkan, dimana setiap alternatif disajikan secara jelas oleh tim teknik untuk dipilih kriteria alternatif yang terbaik. Alternatif terpilih adalah alternatif yang terbaik ditinjau dari beberapa aspek yang dipengaruhi lokasi daerah perencanaan, meliputi:

a. Demografi (antara lain kelompok umur dan status pendidikan, agama, mata pencaharian, status perkawinan, dan pendapatan per kapita);

b. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya (antara lain ketersediaan fasilitas umum, gambaran umum tingkat sosial, ekonomi, dan budaya wilayah dan masyarakat, analisis proporsi jenis pelanggan, serta gambaran peran masyarakat);

c. Kebutuhan air (antara lain berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk, analisis tingkat konsumsi air minum domestik, analisis tingkat cakupan pelayanan, dan aspek kesehatan masyarakat);

d. Operasional dan pelayanan;

e. Sistem dan kebutuhan lainnya.

Kelayakan teknis dilakukan dengan membandingkan usulan atau perencanaan teknik dengan norma, standar, pedoman, dan kriteria yang berlaku. Suatu kegiatan dianggap layak secara teknis apabila telah sesuai dengan norma, standar, pedoman, dan kriteria yang berlaku, serta terdapat teknologi yang tersedia untuk membangun SPALT.

(35)

4.4 Kriteria Kajian Teknis SPAL-T 4.4.1 Unit Pengumpulan Air Limbah

Dalam menentukan kelayakan unit pengumpulan air limbah dianalisis dengan menggunakan parameter-parameter yang sesuai dengan ketentuan perencanaan unit pengumpulan air limbah. Pada tabel dibawah ini dapat dijadikan panduan untuk mengidentifikasi subkriteria dan parameter-parameter perencanaan yang biasa digunakan dalam menentukan tingkat kelayakan rencana pembangunan dan pengoperasian unit pengumpulan air limbah.

Pada tabel berikut ini juga dapat ditentukan kebutuhan survei data dan pengkajian data yang perlu dilaksanakan untuk menyusun kajian kelayakan teknis dan lingkungan unit pengumpulan SPAL.

Tabel 4. 1. Kriteria Kajian Kelayakan Teknis dan Lingkungan pada Unit Pengumpulan SPAL (CONTOH)

Kriteria

Kajian Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang

dibutuhkan Rencana

Teknis Panjang Pipa Panjang Pipa minimum Panjang pipa pada setiap alternatif unit pengumpulan

Rute Unit Pengumpulan Air Limbah

Jumlah stasiun pompa Jumlah stasiun pompa minimum

Jumlah stasiun pompa pada setia alternatif unit pengumpulan

Kebutuhan stasiun pompa pada tiap alternatif rute unit pengumpul air limbah Jumlah Manhole Jumlah Manhole

minimum

Jumlah manhole pada setiap alternatif unit pengumpulan

Kebutuhan jumlah manhole pada tiap alternatif rute unit pengumpul air limbah

Jumlah Siphon Jumlah Siphon minimum

Jumlah siphon pada setiap alternatif unit pengumpulan

Kebutuhan jumlah siphon pada tiap alternatif rute unit pengumpul air limbah

Jumlah Cleanout Jumlah Cleanout minimum

Perhitungan jumlah cleanout pada setiap alternatif unit pengumpulan

Kebutuhan jumlah clean out pada tiap alternatif rute unit pengumpul air limbah

Waktu Alir Waktu Alir

Perhitungan waktu alir air limbah pada setiap alternatif unit pengumpulan

Kebutuhan waktu alir pada tiap alternatif rute unit pengumpul air limbah

(36)

26 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Kriteria

Kajian Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang

dibutuhkan Pencemaran air tanah

minimum

Data perencanaan pengurangan BOD pada area perencanaan

Survei BOD pada air tanah di Area

Perencanaan. Pencemaran air tanah Kemudahan

dan kehandalan konstruksi

Konstruksi pipa Konstruksi pipa termudah

Konstruksi pipa pada tiap alternatif unit pengumpulan

Perbandingan umum metode konstruksi sewer

Kemudahan operasi dan

pemeliharaan Ketersediaan SOP Ketersediaan SOP Unit Pengumpulan

Ketersediaan SOP stasiun pompa Ketersediaan SOP pengoperasian dan perawatan pipa

Pemahaman SOP pada operator

Ketersediaan pelatihan operator

Kemudahan suku

cadang Suku cadang mudah

ditemukan Ketersediaan suku

cadang di Indonesia Survei ketersediaan suku cadang

Kebutuhan

SDM Ketersediaan SDM Ketersediaan

SDM

Ketersediaan SDM untuk mengoperasikan Unit Pengolahan air limbah

Kebutuhan SDM dan kesesuaian ketersediaan SDM di Kota tersebut

Kapasitas SDM

Kapasitas SDM untuk mengoperasikan sistem

Kapasitas SDM yang tersedia di kota

(37)

4.4.2 Unit Pengolahan SPAL

Dalam menentukan kelayakan unit pengumpulan air limbah dianalisis dengan menggunakan parameter-parameter yang sesuai dengan ketentuan perencanaan Unit Pengolahan air limbah. Pada tabel dibawah ini dapat dijadikan panduan untuk mengidentifikasi subkriteria (parameter-parameter) perencanaan yang menentukan tingkat kelayakan pembangunan. pengoperasian dan pendanaan Unit Pengolahan air limbah.

Pada tabel berikut ini juga dapat ditentukan kebutuhan survei data dan pengkajian data yang perlu dilaksanakan untuk menyusun informasi dalam melaksanakan kajian kelayakan teknis dan lingkungan Unit Pengolahan SPAL

Tabel 4. 2 Kriteria kajian kelayakan dalam perencanaan Unit Pengolahan SPAL-T (CONTOH)

Kriteria Kajian Sub-Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan

Kemudahan dan kehandalan

konstruksi Metode Konstruksi

Konstruksi paling sesuai dengan area pembangunan

Metode konstruksi Unit Pengolahan

Analisis metode konstruksi Unit Pengolahan pada area terpilih Survei Topografi Survei Geologi

Kemudahan operasi dan

pemeliharaan Ketersediaan SOP Ketersediaan

SOP SOP Pengoperasian

Unit Pengolahan

Pemahaman SOP pada operator Ketersediaan pelatihan operator

Ketersediaan suku cadang

Ketersediaan suku cadang termudah

Suku cadang untuk Unit Pengolahan tersedia di Indonesia

Survei ketersediaan suku cadang

Kebutuhan Lahan Kebutuhan lahanKetersediaan lahan

Kebutuhan lahan dan ketersediaan lahan pada Kota untuk membangun Unit Pengolahan

Pengkajian ketersediaan lahan sesuai dengan ke- butuhan Unit Pengolahan

Perijinan La- han

(38)

28 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Kriteria Kajian Sub-Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan

Kebutuhan air dan energi

Kebutuhan air Kebutuhan air minimum

Data kebutuhan air dalam mengoperasikan Unit Pengolahan

Analisis kebutuhan air pada tiap proses pengolahan

Kebutuhan energi

Kebutuhan energi untuk operasional minimum

Data kebutuhan energi dalam mengoperasikan Unit Pengolahan

Analisis kebutuhan energi pada tiap proses pengolahan Masa layan

sistem Masa layan sistemMasa layan

sistem Data umur teknis

Kebutuhan SDM Ketersediaan SDM

Ketersediaan SDM

Ketersediaan SDM untuk mengoperasikan Unit Pengolahan air limbah

Kebutuhan SDM dan kesesuain ketersediaan SDM di Kota tersebut

Kapasitas SDM

Kapasitas SDM untuk mengoperasi- kan sistem

Kapasitas dan Pendidikan SDM

Kapasitas SDM yang tersedia di kota

Rencana Teknis BOD% Penyisihan

BOD

Penyisihan BOD

Ambang batas BOD

Perhitungan penyisihan BOD sesuai spesifikasi teknis

SS% Penyisihan

SS

Penyisihan SS

Ambang Batas SS

Perhitungan penyisihan SS sesuai spesifi- kasi teknis

TSS% Penyisihan

TSS

Penyisihan TSS

Ambang batas TSS

Perhitungan penyisihan TSS sesuai spesifikasi teknis

Minyak dan Lemak% Penyisihan Minyak dan Lemak

Penyisihan Minyak dan Lemak

Ambang batas Minyak dan Lemak

Perhitungan penyisihan Minyak dan Lemak sesuai spesifikasi teknis

(39)

Kriteria Kajian Sub-Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan

GRK Pencemaran GRK

minimum

Pencemaran udara yang dihasilkan dari masa opera- sional

Peraturan yang mengatur GRK

Pengkajian pencemaran udara masa operasional

4.4.3 Unit Pembuangan Akhir

• Memberikan penjelasan mengenai kriteria kajian teknis pada Unit Pembuangan Akhir SPAL-T

Tabel 4. 3. Kriteria Kajian Teknis Unit Pembuangan Akhir (CONTOH) Kriteria Kajian Sub-Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang

dibutuhkan Teknis

Kemudahan dan

kehandalan konstruksi Metode Konstruksi

Konstruksi paling sesuai dengan area pembangunan

Metode konstruksi Unit Pembuangan Akhir

Analisis metode konstruksi Unit Pembuangan Akhir pada area terpilih

Survei Topografi

Survei Geologi Kemudahan operasi

dan pemeliharaan Ketersediaan SOP Ketersediaan SOP SOP Pengoperasian Unit Pembuangan Akhir

Pemahaman Operator terhadap SOP Ketersediaan Pelatihan Ketersediaan suku

cadang Ketersediaan suku

cadang termudah

Suku cadang untuk Unit Pembuangan Akhir tersedia di Indonesia

Survei ketersediaan suku cadang

Kebutuhan Lahan Kebutuhan lahan Ketersediaan lahan

Kebutuhan lahan dan ketersediaan lahan pada Kota untuk membangun Unit Pembuangan Akhir

Pengkajian ke- tersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan Unit Pembuangan Akhir

Perijinan Lahan

(40)

30 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Kriteria Kajian Sub-Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan

Kebutuhan air dan energi

Kebutuhan air Kebutuhan air minimum

Data kebutuhan air dalam

mengoperasikan Unit Pembuangan Akhir

Analisis kebutuhan air pada tiap proses pengolahan

Kebutuhan energi Kebutuhan energi untuk operasional minimum

Data kebutuhan energi dalam mengoperasikan Unit Pembuangan Akhir

Analisis kebutuhan energi pada tiap proses pengolahan

Masa layanan sistem Masa layan sistem Masa layan sistem

maksimal Data umur teknis Unit

Pembuangan Akhir Perhitungan Umur Teknis

Rencana Teknik BOD % Penyisihan BOD

Penyisihan BOD

Ambang batas BOD

Perhitun- gan peny- isihan BOD sesuai spesifikasi teknis

SS % Penyisihan SS

Penyisihan SS

Ambang Batas SS

Perhi- tungan penyisihan SS sesuai spesifikasi teknis

GRK Pencemaran GRK

minimum

Pence- maran udara yang dihasilkan dari masa opera- sional

Peraturan yang men- gatur baku mutu GRK

Pengkajian pencema- ran udara masa op- erasional

Kebutuhan SDM Ketersediaan SDM Ketersediaan SDM

Ketersediaan SDM untuk

mengoperasikan Unit pembuangan akhir air limbah

Kebutuhan SDM dan kesesuaian ketersediaan SDM di Kota tersebut

Kapasitas SDM Kapasitas SDM untuk mengoperasikan sistem

Kapasitas SDM yang tersedia di kota

(41)

4.4.4 Kriteria Kajian Saluran Pembuangan Akhir

Tabel 4. 4. Kriteria kajian saluran pembuangan akhir (CONTOH)

Kriteria Kajian Sub- kriteria Faktor penentu Data Perangkat yang dibutuhkan Kemudahan

dan kehandalan

konstruksi Konstruksi Pipa Kesesuaian konstruksi pipa dgn kondisi area

Konstruksi pipa pada tiap

alternatif unit pengumpulan Perbandingan umum metode konstruksi sewer

Rencana Teknis Panjang pipa Panjang Pipa

minimum Panjang pipa pada setiap

alternatif unit pengumpulan Rute Unit Pengumpulan Air Limbah

Posisi pipa Posisi Pipa Effluen terhadap aliran sungai

Arah aliran sungai, kelas

sungai, posisi intake PDAM Peta posisi pipa effluen Pencemaran air

sungai Pencemaran air sungai minimum

Data Effluen, Ambang batas effluen air limbah domestik, Data Kelas Sungai

Hasil perhitungan Mass Balance Pengolahan Air Limbah.

Kemudahan operasi dan pemeliharaan

Ketersediaan

SOP SOP Pemantauan Saluran

Pembuangan Akhir Limbah Kemudahan suku

cadang Kemudahan ketersediaan

suku cadang Survei ketersediaan suku cadang

Kebutuhan

SDM Kebutuhan SDM Kesesuaian

SDM untuk pengoperasian

Kebutuhan kapasitas SDM dalam memantau effluen air limbah

Kebutuhan SDM dan kesesuaian kapasitasnya

4.4.5 Pengkajian Data Unit Pengumpul Air Limbah 1. Pelaksanaan survei Air Limbah

a. Ringkasan alternatif unit pengumpulan air limbah b. Data survei ketersediaan SDM di Kota tersebut 2. Pengkajian Data Unit Pengumpul Air Limbah

Pengkajian kebutuhan metode konstruksi pada alternatif unit pengumpulan air limbah

Tabel 4. 5 Kriteria metode konstruksi yang dapat diaplikasikan

Kategori Sewer Penutup tanah Metode konstruksi

Sewer induk ≥ 5m Pipe Jacking

Sewer utama ≥ 5m Pipe Jacking

< 5m Metode open trench

(42)

32 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Tabel 4. 6 Metode konstruksi pada Alternatif Rute 1 (Contoh) Segmen Area Jarak Kategori

Sewer Diameter Panjang Kedalaman

Material Metode

Konstruksi Biaya

Konstruksi Keterangan

Tabel 4. 7 Metode konstruksi pada Alternatif Rute 2 (Contoh) Segmen Area Jarak Kategori

Sewer Diameter Panjang Kedalaman

Material Metode

Konstruksi Biaya

Konstruksi Keterangan

3. Pengkajian kebutuhan stasiun pompa pada tiap alternatif rute unit pengumpul air limbah

Tabel 4. 8 Kebutuhan stasiun pompa pada alternatif 1 Segmen Area Jarak Kebutuhan

Stasiun

pompa Diameter Panjang Kedalaman

Material Metode

Konstruksi Biaya

Konstruksi Kete- rangan

(43)

4. Pengkajian kebutuhan jumlah manhole pada tiap alternatif rute unit pengumpul air limbah

Kriteria Teknis kebutuhan Manhole

Tabel 4. 9 Jarak Manhole

Diameter pipa (mm) Jarak manhole (m)

>200 50 sampai 100

200 sampai 500 100 sampai 125

500 sampai 1000 125 sampai 150

>2000 150 sampai 200

Tabel 4. 10 Ukuran Manhole

Diameter pipa (mm) Diameter manhole

< 450 1

450 sampai 1000 1.2

90 sampai 1350 1.5

>1350 Desain khusus

Tabel 4. 11 Material Manhole

Kedalaman manhole (m) Material manhole

0 hingga 4 Pipa beton

>4 Pipa beton

(44)

34 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L

Tabel 4. 12 Kebutuhan Manhole pada alternatif 1 Segmen Area Jarak Kebutuhan Manhole Diameter Panjang Kedalaman Material Metode

Konstruksi Biaya

Konstruksi Keterangan

5. Pengkajian kebutuhan jumlah siphon pada tiap alternatif rute unit pengumpul air limbah

Tabel 4. 13 Kebutuhan siphon pada alternatif 1 Segmen Area J

Gambar

Tabel 1. 1 Ketentuan Suatu Proyek Dinyatakan Layak/Tidak Layak No Jenis
Tabel 3.  4. Rancangan Debit Air Limbah pada Studi Kelayakan No. Komponen Satuan debit air limbah Rancangan Aliran Keterangan
Tabel 3.  14 Garis besar unit pengolahan setempat Kecamatan Kelurahan Jenis Unit
Tabel 3.  15 Garis besar unit pelayanan lumpur tinja terjadwal Kecamatan Kelurahan JenisUnit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Belanja Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Bay Pass Pelabuhan

Program jangka pendek masterplan pengelolaan air limbah, khususnya sistem penyaluran air limbah industri di Kawasan Industri Bukit Semarang Baru, Mijen- Semarang

Sedangkan perencanaan untuk air limbah domestik menghasilkan 12 SPAL beserta unit IPAL yang melayani 13 RW; terdiri dari 2 SPAL menggunakan sistem.. smallbore

Penyusunan Master Plan Pengelolaan Air Limbah Kota Balikpapan 1 - 4 Tantangan yang ada masih adanya masyarakat buang air besar di sembarang tempat, meningkatnya angka

Strategi yang diusulkan untuk meningkatkan keberlanjutan sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Probolinggo adalah strategi stabilitas yang meliputi

Keempat, metode analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan strategi, diperoleh hasil 1 Meningkatkan kelayakan pengelolaan air limbah domestik black water pada administrasi RT

Maksud Maksud dari penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis Pengelolaan Air Limbah Pembangunan Pasar Rakyat Sentral Kabupaten Sinjai adalah sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa untuk

Buku ini membahas tentang sistem pengelolaan air limbah domestik setempat tangki septik dengan up-flow