A.4. Kajian Kelayakan Teknis SPAL
4.5 Kajian Kelayakan Teknis SPAL-T
40 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
Kriteria Penilaian Sub Kriteria Peringkat
Faktor Penentu Keterangan/
Tindakan Mitigasi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Kemudahan suku cadang
Suku cadang mudah ditemukan di wilayah pembangunan Kebutuhan SDM Kebutuhan
SDM
Jumlah SDM sesuai kebutuhan
Kapasitas SDM Kapasitas
SDM untuk mengoperasikan
4.5.2 Kajian Kelayakan Unit Pengolahan Air Limbah
Laksanakan Pengkajian Data dengan Metode Pengkajian yang dipilih (contoh: Analisis Multikriteria (lihat Lampiran C.6). Sehingga setiap alternatif Unit Pengolahan Air Limbah yang diusulkan dapat diberikan penilaian kelayakan berdasarkan kriteria dan indikator kelayakan teknis yang telah ditentukan sebelumnya
Tabel 4. 32 Kajian Kelayakan Unit Pengolahan Air Limbah Kriteria Kajian Sub-Kriteria
Peringkat
Faktor Penentu Keterangan/
Tindakan Mitigasi Alternatif 1 Alternatif2 Alternatif
3 Kemudahan
dan kehandalan konstruksi
Metode Konstruksi
Konstruksi paling sesuai dengan area pembangunan Kemudahan
operasi dan pemeliharaan
Ketersediaan
SOP Ketersediaan
SOP Ketersediaan
suku cadang
Ketersediaan suku cadang termudah
Kebutuhan Lahan Kebutuhan lahan Ketersediaan
lahan Kebutuhan air
dan energi Kebutuhan air Kebutuhan air
minimum
Kebutuhan energi Kebutuhan energi
untuk operasional minimum Masa layan
sistem Masa layan
sistem Masa layan
sistem terpanjang Kebutuhan SDM Ketersediaan
SDM
Ketersediaan SDM
Kapasitas SDM
Kapasitas SDM untuk mengoperasikan sistem
42 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
Kriteria Kajian Sub-Kriteria
Peringkat
Faktor Penentu Keterangan/
Tindakan Mitigasi Alternatif 1 Alternatif2 Alternatif
3
Rencana Teknis BOD % Penyisihan
BOD
SS % Penyisihan SS
TSS % Penyisihan
TSS Minyak dan Le-
mak
% Penyisihan Minyak dan Lemak
GRK Pencemaran
GRK minimum
4.5.3 Kajian Kelayakan Unit Pembuangan Akhir
Laksanakan Pengkajian Data dengan Metode Pengkajian yang dipilih (contoh: Analisis Multikriteria (lihat Lampiran C. Bab. 6). Sehingga setiap alternatif Unit Pembuangan Akhir Air Limbah yang diusulkan dapat diberikan penilaian kelayakan berdasarkan kriteria dan indikator kelayakan teknis yang telah ditentukan sebelumnya
Tabel 4. 33 Kajian Kelayakan Unit Pembuangan Akhir Air Limbah Kriteria Kajian Sub-Kriteria
Peringkat
Faktor Penentu Keterangan/
Tindakan Mitigasi Alternatif 1 Alternatif2 Alternatif
3 Teknis
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Metode Konstruksi
Konstruksi paling sesuai dengan area pembangunan Kemudahan
operasi dan pemeliharaan
Ketersediaan
SOP Ketersediaan
SOP Ketersediaan
suku cadang
Ketersediaan suku cadang termudah
Kebutuhan Lahan Kebutuhan lahan Ketersediaan
lahan Kebutuhan air
dan energi Kebutuhan air Kebutuhan air
minimum
Kebutuhan energi Kebutuhan energi
untuk operasional minimum Masa layanan
sistem Masa layan
sistem Masa layan
sistem maksimal
Rencana Teknik BOD % Penyisihan
BOD
SS % Penyisihan SS
GRK Pencemaran
GRK minimum Kebutuhan SDM Ketersediaan
SDM Ketersediaan
SDM
44 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
Kriteria Kajian Sub-Kriteria
Peringkat
Faktor Penentu Keterangan/
Tindakan Mitigasi Alternatif 1 Alternatif2 Alternatif
3
Kapasitas SDM
Kapasitas SDM untuk mengoperasikan sistem
4.5.4 Kajian Kelayakan Saluran Pembuangan Akhir
Laksanakan Pengkajian Data dengan Metode Pengkajian yang dipilih (contoh: Analisis Multikriteria (lihat Lampiran C. 6). Sehingga setiap alternatif Saluran Pembuangan Akhir Air Limbah yang diusulkan dapat diberikan penilaian kelayakan berdasarkan kriteria dan indikator kelayakan teknis yang telah ditentukan sebelumnya
Tabel 4. 34 Kajian Kelayakan Saluran Pembuangan Akhir Air Limbah Kriteria Kajian Sub-Kriteria
Peringkat
Faktor Penentu Keterangan/
Tindakan Mitigasi Alternatif 1 Alternatif
2 Alternatif 3 Teknis
Kemudahan dan kehandalan
konstruksi Konstruksi Pipa Kesesuaian
konstruksi pipa dgn kondisi area
Rencana Teknis Panjang pipa Panjang Pipa
minimum
Posisi pipa Posisi Pipa
Effluen terhadap aliran sungai Pencemaran air
sungai Pencemaran air
sungai minimum Kemudahan
operasi dan pemeliharaan
Ketersediaan
SOP Ketersediaan
SOP
Suku Cadang Kemudahan suku
cadang
Kebutuhan SDM Kebutuhan SDM Kesesuaian
SDM untuk pengoperasian
A.5. Kajian Kelayakan Ekonomi dan Finansial 5.1 Tujuan
1. Mengidentifikasi kriteria kelayakan ekonomi dan finansial
2. Mengidentifikasi kondisi kelayakan ekonomi dan finansial proyek
3. Mengidentifikasi kegiatan mitigasi ekonomi dan finansial yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.
4. Menjelaskan realisasi kemampuan pembiayaan SPAL 3 tahun terakhir 5. Menjelaskan rencana realisasi pembiayaan SPAL
5.2 Deskripsi
Pengkajian kelayakan ekonomi ditentukan dengan cara analisis ekonomi untuk mengidentifikasi manfaat terbesar yang diterima oleh masyarakat terutama dalam mendorong peningkatan kesehatan dan produktivitas masyarakat.
Pengkajian kelayakan keuangan ditentukan untuk mendapatkan keuntungan keuangan terbaik bagi penyelenggara dalam jangka waktu tertentu. Sasaran dari analisa keuangan ini untuk mengetahui apakah kegiatan yang akan dilaksanakan ini dari segi keuangan dinilai layak, dalam arti mempunyai dana yang cukup untuk membiayai pengoperasian seluruh fasilitas yang ada, dan dapat membayar kembali seluruh pinjaman beserta bunganya bila menggunakan dana pinjaman.
Untuk menyusun studi kelayakan ekonomi dan keuangan SPAL, hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah penentuan tahun proyeksi.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menentukan tahun proyeksi adalah:
1. Jumlah atau lamanya tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan keuangan ditetapkan sejak tahun pertama investasi pelaksanaan proyek dimulai (misal untuk biaya perencanaan atau pembebasan lahan) sampai tahun berakhirnya manfaat dari investasi.
2. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan keuangan proyek SPAL-T adalah 15 - 20 tahun;
3. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan keuangan proyek IPLT adalah 15 - 20 tahun.
5.3 Kriteria Kelayakan
5.3.1 Kriteria Kelayakan Ekonomi Proyek
Dalam menyusun studi kelayakan mengacu pada kriteria kelayakan ekonomi seperti berikut :
46 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
Proyek dikatakan layak ekonomi apabila manfaat ekonomi lebih besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal;
b. Nilai ekonomi kini bersih (Economic Net Present Value/ ENPV) c. Laju pengembalian ekonomi internal (Economic Internal Rate of
Return/ EIRR)
Proyek dinyatakan layak ekonomi apabila berdasarkan hasil perhitungan menghasilkan angka prosentase lebih besar dari discount factor. Sedangkan apabila prosentasenya lebih kecil, maka proyek perlu dilakukan revisi skala investasinya agar biaya investasi tidak terlalu berlebihan.
2. Kelayakan ekonomi dilakukan dengan membandingkan manfaat yang diterima oleh masyarakat dengan biaya yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasi, pemeliharaan maupun biaya pengembalian modal.
3. Usulan kegiatan Pengembangan SPAL dinyatakan layak ekonomi, jika manfaat ekonomi lebih besar dari biaya yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasi, pemeliharaan, maupun biaya pengembalian modal.
5.3.2 Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek
Dalam menyusun studi kelayakan juga mengacu pada kriteria kelayakan keuangan seperti berikut :
1. Kelayakan keuangan diukur berdasarkan :
a. Periode pengembalian pembayaran (Pay Back Period)
b. Nilai keuangan kini bersih (Financial Net Present Value/ FNPV)
c. Laju pengembalian keuangan internal (Financial Internal Rate of Return/
EIRR)
2. Kelayakan keuangan memperhitungkan beberapa aspek berikut ini, yaitu : a. Tingkat inflasi
b. Jangka waktu proyek c. Biaya investasi
d. Biaya operasi dan pemeliharaan e. Biaya umum dan administrasi f. Biaya penyusutan
g. Tariff retribusi h. Pendapatan retribusi
3. Kelayakan keuangan dilakukan dengan membandingkan pendapatan dan tariff atau retribusi dengan biaya yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal.
4. Kegiatan pengembangan SPAL dinyatakan layak keuangan jika pendapatan dari tariff atau retribusi lebih besar dari biaya operasi dan pemeliharaan.
Tabel 5.1 Pengkajian data yang dibutuhkan dalam analisa kelayakan ekonomi dan finansial
Kriteria Kelayakan Sub Kriteria Faktor penentu Data Perangkat yang di- butuhkan Ekonomi dan
Keuangan
a.
Tingkat inflasib.
Jangka waktu proyekc.
Biaya investasid.
Biaya operasi dan pemeliharaane.
Biaya umum dan ad- ministrasif.
Biaya penyusutang.
Tariff retribusih.
Pendapatan retribusiEkonomi • Benefit
and Cost
Ratio • Rasio B/C >1 • Perhitungan
B/C
• NPV • NPV > 0 • Perhitungan
NPV
• EIRR • EIRR > r r = ….%
• Perhitungan EIRR Finansial • Benefit
and Cost
Ratio • Rasio B/C > 1 • Perhitungan
B/C
• NPV • NPV > 0 • Perhitungan
NPV
• FIRR • FIRR > r , r = ….% • Perhitungan
FIRR Catatan.: Tata Cara Survey dapat ditemukan pada Bagian C.
5.4 Pengkajian Data Kelayakan Ekonomi dan Finansial 5.4.1 Biaya Investasi Proyek Air Limbah
1. Investasi sarana dan prasarana air limbah meliputi:
a. Investasi untuk pembangunan sistem setempat (on-site).
b. Investasi untuk pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat dalam berbagai skala pengembangan (off-site).
2. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek air limbah harus memperhitungkan perbedaan karakteristik biaya yang timbul antara proyek- proyek sebagai berikut:
a. Perluasan prasarana yang sudah ada.
b. Rehabilitasi prasarana yang sudah ada.
c. Pengembangan prasarana pada daerah baru.
48 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
5.4.2 Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
Proses perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek air limbah harus memperkirakan seluruh biaya yang timbul dan manfaat yang timbul dari kegiatan investasi dan operasi serta memperkirakan selisih atau membandingkan antara biaya dan manfaat selama tahun proyeksi.
1. Perhitungan Kelayakan Ekonomi
a. Perhitungan kelayakan ekonomi proyek dihitung dengan metode Economic Internal Rate of Return (EIRR). Rumus dasar yang digunakan adalah :
dimana :
IRR = Tingkat Bunga Kegiatan (Internal Rate of Return) I = Modal (Investment) awal
CF = Cash Flow tiap tahunnya n = tahun ke n
b. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari discount factor, maka perhitungan tersebut merekomendasikan bahwa proyek layak diterima dalam pengertian melaksanakan proyek lebih baik dibanding tidak melaksanakan proyek. Tidak melaksanakan proyek berarti membiarkan pencemaran air limbah tetap berlangsung dengan konsekuensi kerugian yang lebih besar akibat penurunan kualitas sumber daya air dan penurunan derajat kesehatan manusia;
c. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih kecil dari discount faktor, maka proyek ditolak.
Proyek ini perlu direvisi skala investasinya agar biaya investasi tidak terlalu berlebihan (over investment).
t n
t t
IRR
CF IRR
I
) 1
( ) 1
0 (
0
+ +
= ∑ +
=
2. Perhitungan Kelayakan Keuangan
a. Perhitungan kelayakan keuangan proyek dihitung dengan metode Keuangan Financial Internal Rate of Return (FIRR) dan Net Present Value (NPV). Rumus dasar FIRR sama dengan EIRR, sedangkan untuk rumus NPV adalah sebagai berikut :
dimana :
NPV = Nilai sekarang dari investasi (Net Present Value) I = Modal (Investment) awal
CF = Cash Flow tiap tahunnya r = tingkat bunga (interest rate) % n = tahun ke n
b. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari discount factor, maka pendanaan investasi proyek dapat dibiayai dari pinjaman komersial tanpa membebani Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk pengembalian cicilan pokok dan bunganya. Bahkan proyek ini mendapat manfaat keuangan sebesar nilai NPV- nya (NPV positif);
c. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) sama dengan nol yang berarti lebih kecil dari discout faktor, maka pendanaan investasi proyek hanya layak apabila dibiayai dari sumber pendanaan APBD atau sumber dana lain yang tidak mengandung unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok.
d. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional (deficit O/M), maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi perencanaannya dan pilihan teknologinya agar biaya O/M- nya dapat menjadi lebih rendah.
t n
t
r
CF r
NPV I
) 1 ( ) 1 (
0
+ +
= ∑ +
=
50 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
Skematik biaya dan manfaat yang harus dihitung tersebut dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 1. Skematika Biaya dan Manfaat Proyek 5.4.3 Perkiraan Biaya Investasi dan Pengendalian Modal
1. Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam proyek air limbah harus diperkirakan baik berupa investasi awal maupun investasi lanjutan yang diperlukan sesuai tahapan pengembangan proyek termasuk investasi penggantian (replacement) aset yang sudah usang;
2. Seluruh biaya pengembalian modal investasi harus diperkirakan berdasarkan perhitungan depresiasi (penyusutan) terhadap prasarana terbangun. Perhitungan depresiasi masing-masing komponen prasarana terbangun dihitung bedasarkan standard usia/umur manfaat prasarana;
3. Apabila biaya investasi pembangunan sarana dan prasarana tersebut dibiayai dari dana pinjaman (Loan), maka biaya bunga pinjaman harus diperhitungkan dalam komponen pengembalian modal.
1. Mengidentifikasi kondisi permasalahan
2. Mengidentifikasi alternatif pada
setiap aspek pengembangan
3. Mengidentifikasi kriteria kelayakan teknis untuk mengevaluasi alternatif yang
diusulkan
4. Memberikan penilaian pada tiap alternatif yang ada berdasarkan kriteria
kelayakan
5. Menetapkan bobot atau peringkat pada tiap
kriteria
6. Mengevaluasi setiap alternatif yang
diusulkan
7. Melaksanakan analisa kelayakan ekonomi dan
finansial 8. Memberikan rekomendasi
rencana pengembangan berdasarkan peringkat
alternatif yang ada Penjelasan
= Tahapan pelaksanaan = Aliran Data
Input informasi dari kumpulan data
Input informasi dari pe- mangku kepentingan
5.4.4 Perkiraan Biaya Operasional
1. Seluruh biaya operasi dan pemeliharaan (O dan P) yang diperlukan untuk mengoperasikan sarana dan prasarana terbangun sesuai Standard Operating Procedur (SOP) harus diperkirakan dalam satuan Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi;
2. Seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan untuk membiayai operasi lembaga pengelola harus diperkirakan dalam Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan pengembangan kapasitas lembaga pengelola.
5.4.5 Perkiraan Manfaat Ekonomi
1. Seluruh manfaat ekonomi yang timbul dari keberadaan proyek air limbah harus diperkirakan baik berupa manfaat yang dapat diukur dengan uang (Tangible) maupun manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang (Intangible);
2. Manfaat ekonomi proyek air limbah yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible) baik berupa manfaat langsung (Direct) maupun manfaat tidak langsung (Indirect) harus dikonversikan dengan standard konversi yang dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan kaidah ekonomi yang dihitung dalam satuan Rp/Thn;
3. Manfaat ekonomi proyek air limbah yang tidak dapat diukur dengan nilai uang (Intangible) harus dijelaskan dengan menggunakan data-data statistik yang relevan.
5.4.5.1 Perkiraan Manfaat Keuangan (Pendapatan Retribusi)
1. Seluruh potensi retribusi yang dapat diterima oleh lembaga pengelola sebagai akibat dari pelayanan air limbah harus diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan dan perkiraan tarif retribusi rata-rata setiap tahun.
2. Proyeksi kenaikan jumlah pelanggan air limbah harus dihitung berdasarkan skenario peningkatan jumlah pelanggan hingga tercapainya kapasitas optimum (Full Capacity) sesuai dengan rencana teknis proyek;
3. Proyeksi kenaikan tarif air limbah yang diperhitungkan dalam proyeksi pendapatan tarif tidak boleh melampaui tingkat inflasi.
52 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
5.5 Pengkajian Ekonomi dan Finansial 5.5.1 Komponen Biaya Investasi
5.5.1.1 Komponen Biaya Investasi SPAL Setempat (IPLT) 1. Komponen Biaya Engineering
Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering ini berkisar antara 5-10% dari total biaya investasi (capital cost);
2. Komponen Biaya Pembebasan Lahan Pembebasan lahan untuk IPLT meliputi:
a. Pembebasan lahan untuk IPLT termasuk lahan untuk buffer zone.
b. Pembebasan lahan untuk jalan akses IPLT
Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah, bangunan dan biaya administrasi yang berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi.
3. Komponen Biaya Konstruksi
Merupakan biaya konstruksi IPLT termasuk jalan akses yang meliputi:
a. Biaya perataan tanah IPLT dan buffer zone.
b. Biaya pekerjaan sipil IPLT dan buffer zone.
c. Biaya pekerjaan M/E IPLT.
d. Biaya pekerjaan landscape.
e. Biaya pekerjaan jalan akses.
4. Komponen Biaya Pengadaan truk tinja
Truk tinja dibutuhkan untuk mengangkut tinja dari rumah penduduk ke IPLT.
IPLt hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut melalui truk tinja. Banyaknya truk tinja yang dibutuhkan disesuaikan dengan luasan daerah pelayanan IPLT.
5.5.1.2 Komponen Biaya Investasi SPAL Terpusat 1. Komponen Biaya Engineering
Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering ini berkisar antara 5-10% dari total biaya investasi (capital cost);
2. Komponen Biaya Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan untuk sistem terpusat meliputi :
a. Pembebasan lahan untuk IPAL termasuk lahan untuk buffer zone.
b. Pembebasan lahan untuk jalan akses IPAL c. Pembebasan lahan untuk pipa induk (Main Trunk).
Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah dan bangunan yang nilai biayanya berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi.
3. Komponen Biaya Konstruksi
Merupakan komponen biaya konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman Terpusat yang meliputi:
a. Biaya konstruksi jaringan perpipaan
Biaya konstruksi jaringan perpipaan meliputi : - Pipa persil
- Pipa retikulasi - Pipa induk
- Bangunan pelengkap pada sistem jaringan
- Perbaikan prasarana eksisting yang terkena dampak pembangunan perpipaan
b. Biaya konstruksi IPAL
Biaya konstruksi IPAL yang meliputi :
- Biaya peraturan tanah IPAL dan buffer zone - Biaya pekerjaan civil IPAL dan buffer zone - Biaya pekerjaan M/E IPAL
- Biaya pekerjaan landscape - Biaya pekerjaan jalan akses 5.5.2 Komponen Biaya Operasional Tahunan
Biaya operasional adalah biaya yang timbul untuk mengoperasikan prasarana terbangun agar mampu memberi manfaat pelayanan sesuai kapasitasnya secara berkelanjutan dan berdaya guna sesuai umur rencananya. Biaya operasi dan pemeliharaan dihitung dalam Rp/Thn.
5.5.2.1 Komponen Biaya Operasi SPAL Setempat
1. Komp. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sedot dan Angkut a. Biaya Operasi
1) Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja operator.
2) Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya).
3) Biaya peralatan operasi.
b. Biaya Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin truk tinja (ganti olie, dan sebagainya).
2) Pemeliharaan berkala (ganti ban, kopling).
54 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
1) Biaya gaji operator dan perlengkapan kerja operator.
2) Biaya material habis pakai (listrik, BBM, dan sebagainya).
3) Biaya peralatan operasional.
b. Biaya Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin instalasi.
2) Pemeliharaan berkala instalasi.
3) Pemeliharaan bangunan penunjang.
3. Komponen Biaya Umum dan Administrasi
Komponen biaya umum dan administrasi meliputi:
1) Biaya gaji staf dan manajemen;
2) Biaya material habis pakai (ATK, telpon, listrik, dan sebagainya);
3) Biaya peralatan kantor (komputer, printer, kendaraan operasional, dan sebagainya);
4. Komponen Biaya Penyusutan
Komponen biaya penyusutan meliputi:
1) Biaya penyusutan truk tinja.
2) Biaya penyusutan IPLT.
3) Biaya penyusutan kantor umum dan administrasi.
5.5.2.2 Komponen Biaya OP SPAL Terpusat 1. Komponen Biaya OP. IPAL
a. Biaya Operasi 1) Biaya gaji 2) Biaya material 3) Biaya peralatan b. Biaya Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin IPAL 2) Pemeliharaan berkala IPAL 2. Komponen Biaya Umum dan Administrasi,
Komponen ini meliputi :
1) Biaya gaji staf dan manajemen.
2) Biaya material habis pakai (ATK, telekomunikasi, listrik).
3) Biaya peralatan kantor (komputer, printer, kendaraan operasional, dan sebagainya).
3. Komponen Biaya Penyusutan
a. Biaya Penyusutan Jaringan Perpipaan 1) Penyusutan pipa persil
2) Penyusutan pipa retikulasi
3) Penyusutan pipa induk b. Biaya Penyusutan IPAL
1) Penyusutan bangunan instalasi 2) Penyusutan M/E
3) Penyusutan bangunan penunjang c. Biaya Penyusutan Kantor Administrasi
1) Penyusutan bangunan kantor 2) Penyusutan peralatan kantor 3) Penyusutan lain-lain.
4. Komponen Manfaat Ekonomi Proyek
Manfaat ekonomi proyek pengembangan sarana dan prasaran air limbah adalah manfaat proyek yang dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Tangible) dan manfaat proyek yang tidak dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Intangible).
5.5.3 Jenis Manfaat Ekonomi Proyek Air limbah
Kelayakan ekonomi memperhitungkan 2 aspek dan selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:
5.5.3.1 Manfaat yang Dapat Diukur dengan Nilai Uang
Manfaat Tangible proyek dapat dibedakan sebagai manfaat langsung (direct) dan manfaat tidak langsung (indirect). Secara umum manfaat Tangible proyek pengembangan sarana dan prasarana air limbah adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Langsung
a. Pemanfaatan lumpur tinja sebagai pupuk b. Pemanfaatan gas bio sebagai sumber energi 2. Manfaat Tidak Langsung
a. Peningkatan nilai harga tanah dan bangunan b. Pengurangan biaya pengolahan air baku air minum 5.5.3.2 Manfaat Proyek yang Tidak dapat diukur dengan Uang
Jenis manfaat proyek yang tidak dapat diukur dengan nilai uang (Intangible) antara lain:
1. Pengurangan tingkat pencemaran 2. Meningkatnya kesehatan masyarakat
56 P E D O M A N T E K N I S P E N Y U S U N A N S T U D I K E L A Y A K A N S P A L
5.5.4 Proyeksi Pendapatan Tarif Retribusi Air Limbah
Mengingat pelanggan air limbah berasal dari berbagai tingkat dan golongan masyarakat yang berbeda kemampuan keuangan/daya belinya, maka perkiraan pendapatan tarif retribusi air limbah harus memperhitungkan:
1. Perkiraan tarif per golongan pelanggan dan per jenis pelayanan;
2. Perkiraan jumlah pelanggan per golongan pelanggan dan per jenis pelayanan.
5.5.4.1 Perhitungan Perkiraan Tarif Pelayanan Air Limbah
1. Perkiraan perhitungan tarif pelayanan air limbah harus memperhitungkan:
a. Biaya operasi dan pemeliharaan.
b. Biaya depresiasi atau amortisasi.
c. Biaya bunga pinjaman.
d. Biaya umum dan administrasi.
2. Perkiraan tarif per golongan pelanggan harus direncanakan sebagai tarif terdeferensiasi untuk penerapan subsidi silang kepada pelanggan yang berpenghasilan rendah.
3. Perkiraan tarif per golongan pelanggan untuk proyek yang bersifat rehabilitasi atau peningkatan kapasitas harus memperhatikan tingkat tarif yang sudah berlaku.
4. Perkiraan perhitungan tarif per golongan pelanggan, struktur tarif dan penentuan satuan tarif harus mengacu kepada pedoman penetapan tarif air limbah yang berlaku.
5. Besaran tarif retribusi untuk pengelolaan SPAL dapat dimasukkan dalam pajak, biaya rekening air minum, atau sesuai dengan peraturan yang berlaku di daerah yang bersangkutan.
5.5.4.2 Komponen Penerimaan Retribusi
Berdasarkan jenis golongan pelanggan dan golongan tarif retribusi Air Limbah, maka komponen penerimaan retribusi harus dihitung berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan per masing-masing golongan sebagai berikut:
1. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan permukiman dalam Rp/Thn.
2. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan daerah komersial atau institusional dalam Rp/Thn.
3. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan yang tinggal pada bangunan bertingkat banyak (high rise building) dalam Rp/Thn.
5.6 Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan sekurang- kurangnya disajikan dalam perhitungan spread sheet, sehingga data-data perhitungan dan proyeksi perhitungan dapat disajikan secara jelas.
Data-data yang harus disajikan untuk mendukung hasil perhitungan IRR dan NPV sekurang-kurangnya meliputi:
1. Jadwal konstruksi dan jadwal investasi.
2. Jadwal operasi dan proyeksi kapasitas operasi.
3. Asumsi-asumsi biaya O/M, umum dan administrasi.
4. Asumsi tarif retribusi.
5. Proyeksi Net Cash.
6. Analisis Sensitifitas.
7. Proyeksi rugi/laba.
Contoh perhitungan analisis kelayakan ekonomi dan keuangan dapat ditemukan pada Bagian C. 7.
5.7 Rangkuman Kajian Kelayakan Ekonomi dan Finansial SPAL
Laksanakan Pengkajian Data dengan Metode Perhitungan Studi Kelayakan yang dipilih.
Sehingga setiap alternatif SPAL yang diusulkan dapat diberikan penilaian kelayakan berdasarkan kriteria dan indikator kajian kelayakan ekonomi dan keuangan yang telah ditentukan sebelumnya.
Tabel 5.2 Rangkuman kajian kelayakan ekonomi dan finansial SPAL Kriteria Sub Kriteria
Peringkat
Faktor penentu Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif3
Ekonomi dan Keuangan
Ekonomi Benefit and Cost Ratio • Rasio B/C >1
Net Present Value • NPV > 0
EIRR • EIRR > r
r = ….%