• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN

2.3 Asuhan Keperawatan Osteoarthritis

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

(8) Sistem Endokrin dan Kelenjar Limfe (B8)

Pada lansia yang terkena osteoarthritis jarang di dapatkan pembesaran thyroid dan kasus yang berhubungan dengan sistem endokrin, kelenjar limfe.

1) Riwayat Psikososial

Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya sering muncul kecemasan, takut melakukan aktivitas, dan perubahan konsep diri.

Perawat perlu mengkaji masalah – masalah psikologi yang timbul akibat proses ketuaan dan efek penyakit yang menyertainya.

2) Pengkajian Khusus

(1) Kemampuan mental SPMSQ (2) Screening Fall

(3) Status praktis (katz indeks) (4) MMSE

(5) Skala depresi (6) Skala Norton

Tabel 2.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi.

No Dx Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor D.0054 Subjektif

1. Mengeluh sulit

menggerakan ekstermitas.

Objektif

1. Kekuatan otot menurun 2. Rentang gerak menurun

(ROM)

Subjektif

1. Nyeri saat bergerak 2. Enggan melakukan

pergerakan

3. Merasa cemas saat bergerak Objektif

1. Sendi kaku

2. Gerakan tidak terkoordinasi 3. Gerakan terbatas

4. Fisik lemah

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi No Dx Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor D.0111 Subjektif

1. Menanyakan masalah yang dihadapi

Objektif

1. Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran 2. Menunjukkan persepsi

yang keliru terhadap masalah

Subjektif (tidak tersedia) Objektif

1. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat

2. Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. Apatis, bermusuhan, agitasi, histeria) No Dx Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor D.0078 Subjektif

1. Mengeluh nyeri

2. Merasa depreri (tertekan) Objektif

1. Tampak meringis 2. Gelisah

3. Tidak mampu

menuntaskan aktivitas

Subjektif

1. Merasa takut mengalami cedera berulang

Objektif

1. Bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri)

2. Waspada

3. Pola tidur berubah 4. Anoreksia

5. Fokus menyempit

6. Berfokus pada diri sendiri

39 2.3.5 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan lansia adalah rencana permainan syafaat keperawatan yang berbeda yang berharga untuk mencegah, mengurangi atau mengurangi masalah yang lama. (Kholifah, 2016). Intervensi keperawatan adalah obat-obatan yang diselesaikan oleh petugas berdasarkan informasi dan penilaian klinis untuk mencapai hasil yang normal (Tim Pokja SLKI, 2018).

Tabel 2.4 Intervensi

Intervensi menurut (Tim Pokja SLKI, 2018) & (Tim Pokja SIKI, 2018)

Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI

Kode Diagnosis Kode Luaran Kode Intervensi

D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal

kronis L.08066

L.08063

Setelah dilakukan tindakan / kunjungan selama 2x diharapkan tingkat nyeri klien menurun, dibuktikan dengan kriteria hasil : Luaran Utama

Tingkat Nyeri

1. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat

2. Keluhan nyeri menurun 3. Ketegangan otot menurun 4. Meringis menurun

Luaran Tambahan 1. Kontrol Nyeri

I.08238

Intervensi Utama Manajemen Nyeri Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, insensitas nyeri

2. Identifikasi skala nyeri Terapeutik

3. Berikan teknik

nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik,

40 I.08245

I.09326

biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) 5. Fasilitas istirahat dan

tidur Edukasi

6. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri 7. Jelaskan strategi

meredakan nyeri 8. Anjurkan memonitor

nyeri secara mandiri Kolaborasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu Intervensi Tambahan 1. Perawatan Kenyamanan 2. Terapi Relaksasi

D.0054 Gangguan mobilitas fisik berhubungan

Setelah dilakukan tindakan / kunjungan selama 2x diharapkan mobilitas fisik klien meningkat, dibuktikan dengan kriteria hasil :

I.05173

Intervensi Utama Dukungan Mobilisasi Oservasi

41 dengan kekakuan

sendi. L.05042

L.05041 L.05044

Luaran Utama Mobilitas Fisik

1. Pergerakan ekstermitas meningkat 2. Kekuatan otot meningkat

3. Rentang gerak (ROM) meningkat 4. Kaku sendi menurun

Luaran Tambahan 1. Koordinasi Pergerakan 2. Pergerakan Sendi

I.06171

1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya 2. Identifikasi toleransi fisik

melakukan pergerakan Terapeutik

3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar tempat tidur)

4. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu Edukasi

5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi 6. Anjurkan melakukan

mobilisasi dini 7. Ajarkan mobilisasi

sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi) Intervensi Tambahan Dukungan Ambulasi D.0111 Defisit

pengetahuan berhubungan

Setelah dilakukan tindakan / kunjungan selama 2x diharapkan tingkat pengetahuan klien meningkat, dibuktikan dengan kriteria hasil :

I.12383

Intervensi Utama Edukasi Kesehatan Observasi

42 dengan kurang

terpapar informasi L.12111

L.12110

Luaran Utama Tingkat Pengetahuan

1. Perilaku sesuai anjuran meningkat 2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan

meningkat

3. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun

4. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

Luaran Tambahan 1. Tingkat Kepatuhan

I.12360 I.12362

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

3. Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi

4. Jelaskan faktor risiko yang dapat

mempengaruhi kesehatan 5. Ajarkan perilaku hidup

bersih dan sehat Intervensi Tambahan 1. Bimbingan Sistem

Kesehatan

2. Edukasi aktivitas/istirahat

43 2.3.6 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan bagian yang berfungsi dalam asuhan keperawatan, penolong melakukan tindakan sesuai dengan yang diharapkan.

Kegiatan bersifat ilmiah, khusus, dan relasional sebagai upaya yang berbeda untuk memenuhi persyaratan dasar klien. Aktivitas keperawatan menggabungkan aktivitas keperawatan, persepsi keperawatan, kesejahteraan/instruksi keperawatan, dan aktivitas klinis yang dilakukan oleh petugas. (Saifudin, 2018).

2.3.7 Evaluasi

Evaluasi diselesaikan dengan mempertimbangkan langkah-langkah yang ditentukan sebelumnya dalam mengatur, membandingkan konsekuensi dari kegiatan keperawatan yang telah dilakukan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dan mengevaluasi kelayakan sistem keperawatan mulai dari tahap penilaian, pengaturan dan pelaksanaan.

Penilaian dikumpulkan menggunakan SOAP (Fadhilla, 2018).

2.4 Kerangka Masalah

Usia, jenis kelamin, genetik, suku bangsa, kegemukan, cedera sendi, pekerjaan dan olahraga, kelaianan pertumbuhan, kepadatan tulang

Penurunan jumlah cairan sinovial

Penurunan absorbsi kalsium

wanita

Bentuk panggul melebar Tekanan sendi

Beban lama

Penurunan hormonal Penurunan kadar kalsium

Sendi tidak kuat menahan beban Depresi sendi

berlangsung

OSTEOARTHRITIS

Perubahan Komponen Sendi (Kolagen dan jaringan subkondrial

Perubahan fungsi sendi

Deformitas sendi Sulit bergerak

Gangguan mobilitas

fisik

Inflamasi nyeri

Membrane synovial Penebalan pada synovial berupa

kista

Pembengkakan sendi Fibrosis kapsul, osteosit, iregularitas

permukaan sendi Nyeri kronis

Menipisnya bantalan pada

persendian

Kerusakan tulang rawan Kontraktur kapsul.

Instabilitas sendi Deformitas

sendi Perubahan bentuk tubuh pada tulang

dan sendi Perubahan status

kesehatan Bukan merupakan penyakit yang awam

dibicarakan orang Kurangnya informasi

tentang penyakit Defisit pengetahuan Sumber : WOC Osteoarthritis

(Modifikasi dari (Nurarif &

Kusuma, 2015) dan (Dyasmita, 2016) dan (Purwanto, 2016)

45 BAB III TINJAUAN KASUS

Pada bab ini akan disajikan hasil pelaksanaan Studi Kasus Penerapan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Penderita Osteoarthritis Dengan Pendekatan Keluarga Binaan Di Desa Siwalanpanji Buduran Sidoarjo yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada waktu dan ruang yang digunakan pengambilan kasus.

3.1. Pengkajian

3.1.1. Hasil anamnesis Studi Kasus Penerapan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Penderita Osteoarthritis Dengan Pendekatan Keluarga Binaan Di Desa Siwalanpanji Buduran Sidoarjo tahun 2022

Tabel 3.1 Identitas

Klien 1 Klien 2

Ny. R (51 tahun), sudah menikah, beragama islam, pendidikan terakhir S1 Kedokteran, bekerja sebagai Dokter Umum, alamat Jl. Diponegoro Lemah Putro III / 256 Sidoarjo. Tanggal pengkajian 28 Mei 2022.

Ny. N (51 tahun), sudah menikah, beragama islam, pendidikan terakhir S1 Kedokteran, bekerja sebagai Dokter Gigi, alamat Perum Wisma Permai Jl. Jatisari Permai I Blok C No.1 Pepelegi Waru. Tanggal pengkajian 03 Juni 2022.

Tabel 3.2 Riwayat kesehatan Riwayat

kesehatan

Klien 1 Klien 2

Keluhan utama

Nyeri lutut sebelah kiri Nyeri lutut sebelah kiri Riwayat

kesehatan saat ini

Saat dikaji pada tanggal 28/Mei/22 klien mengatakan jika ia terkena Osteoarhritis grade 2 sejak bulan desember 2021 jika nyerinya parah klien sampai mengunakan kruk, terakhir klien menggunakan kruk di bulan mei 2022 saat selesai dari perjalanan mudiknya di blitar. Klien mengeluh

Saat dikaji pada tanggal 03/Juni/22 klien mengatakan jika ia terkena Osteoarthritis grade 2 sejak juli 2021 hingga harus dilakukan injeksi glukokortikoid intraartikular oleh dokter spesialis ortopedi di bulan november 2021. Klien tampak meringis dan mengeluh nyeri saat

lututnya mudah capek jika melakukan aktivitas yang berat, seperti sholat, berdiri dan berjalan yang lama hingga sulit dan merasakan keterbatasan dalam menggerakkan atau saat menekuk lutut sebelah kiri karna merasa kaku. P : nyeri karna osteoarthritis, Q : nyeri krenyeng – krenyeng, R : sendi lutut sebelah kiri, S : skala nyeri 4, T : timbul saat selesai melakukan aktivitas berat. Klien mengatakan jika ia merasa tertekan dan takut mengalami cedera berulang saat lututnya kaku susah untuk melakukan aktivitas dengan bebas. Oleh sebab itu klien merasa gelisah dan waspada terhadap lutut kirinya. Klien rutin

melakukan terapi

nonfarmakologis yaitu TENS lalu fisioterapi sinar masing - masing 15 menit di rumah sakit satu minggu sekali, setelah di sinar lutut sebelah kiri diberi tape.

menumpu serta saat menggerakkan lutut sebelah kiri seperti dibuat sujud atau naik turun tangga lebih dari sekali. Terkadang saat klien sholat menggunakan kursi, jika lututnya dibuat menumpu terasa nyeri. Klien merasa depresi karna jika lututnya nyeri klien tidak mampu menuntaskan aktivitasnya, klien harus berhenti sejenak dari aktivitas yang ia jalani. Klien merasa takut, gelisah dan waspada mengalami cedera berulang. P : nyeri karna osteoarthritis, Q : nyeri cekot – cekot, R : sendi lutut sebelah kiri, S : skala nyeri 5, T : timbul saat lutut dibuat menumpu. Klien coba minum obat dexaharsen 3x1 dan kompres air hangat selama 10 menit namun masih belum berkurang rasa nyerinya hingga aktivitas klien terganggu.

Riwayat penyakit sebelumnya

Klien mengatakan jika sebelum terkena penyakit Osteoarthritis klien memiliki riwayat kolesterol yang cukup tinggi yaitu 237 mg/dL.

Klien mengatakan jika ia tidak memiliki riwayat penyakit akut maupun kronis.

Riwayat alergi Klien mengatakan jika ia memiliki alergi obat antalgin dan neuropyron, sedangkan untuk makanan klien alergi tongkol dan jamur. Reaksi dari alergi tersebut yaitu biduran di seluruh tubuhnya.

Klien tidak memiliki alergi obat dan makanan.

Riwayat operasi

Klien mengatakan pernah operasi lipoma di leher tahun 1995.

Klien tidak pernah melakukan operasi.

Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan jika ibunya juga pernah menderita penyakit Osteoarthritis di lutut kiri grade 2 sampai harus di injeksi glukokortikoid intraartikular.

Klien mengatakan jika ayahnya juga pernah menderita penyakit Osteoarthritis di lutut sebelah kiri grade 1.

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

Klien mengatakan jika

sebelum terkena

Osteoarthritis, klien terkena kolesterol dan sering mengkonsumsi makanan seperti yang bersantan, rawon, mangga gadung, kacang – kacangan. Klien

menganggap bahwa

makanan tersebut juga salah satu pemicu Osteoarthritis, karna setiap selesai makan makanan tersebut lutut klien terasa nyeri.

Klien mengatakan jika ia merasa terlalu gemuk, oleh

sebab itu klien

menyimpulkan salah satu pemicu Osteoarthritis karna berat badan berlebih.

Pengetahuan klien tentang penyakitnya

Klien mengatakan jika ia mengerti apa itu penyakit Osteoarthritis mulai dari pengertiannya,

klasifikasinya, sampai penatalaksanaannya.

Klien mengatakan jika ia memahami apa itu Osteoarthritis secara definisi, faktor penyebab dan resikonya.

3.1.2. Genogram

Gambar 3.1 Genogram klien 1

OA OA

Gambar 3.2 Genogram klien 2

Perempuan Laki - laki Meninggal Klien

Tinggal satu rumah

3.1.3. Riwayat Psikososial

Tabel 3.3 Riwayat Psikososial Riwayat

Psikososial

Klien 1 Klien 2

Kondisi tempat tinggal klien

Rumah klien tampak rapi dan bersih, terdapat klinik untuk klien praktek di rumah secara mandiri dan memiliki ventilasi di beberapa ruangan.

Rumah klien bersih dan rapi.

Terdapat klinik gigi untuk klien praktek di rumah dan memiliki ventilasi di beberapa ruangan.

Hubungan / dukungan keluarga

Klien mengatakan jika keluarga sedikit khawatir akan kondisi klien yang tidak bisa jalan dan harus menggunakan kruk selama 3 bulan, namun keluarga

Klien mengatakan jika keluarga menganggap sakitnya klien biasa karna tidak begitu mencolok keluhannya, namun saat

OA

OA

OA

selalu mendukung kesembuhan klien dengan memperhatikan dan

membantu klien

beraktivitas sehari harinya

saat memang

membutuhkan bantuan.

periksa ke rumah sakit suami klien mengantarkannya.

Kemampuan klien dalam melaksanakan perannya

Klien mengatakan masih mampu melaksanakan perannya sebagai ibu rumah tangga dan dokter meskipun dibantu dengan alat bantu kruk saat beraktivitas.

Klien mengatakan mampu melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga dan dokter gigi baik di tempat ia bekerja maupun klinik yang ada di rumahnya.

Harapan klien terhadap penyakitnya

Sepengetahuan klien

bahwa penyakit

Osteoarthritis ini susah untuk di sembuhkan secara total, jadi klien hanya berharap agar penyakitnya tidak semakin parah dan masih bisa beraktivitas seperti biasa meskipun jika suatu saat kambuh lagi dan harus di terapi lagi.

Klien berharap sakit di lututnya tidak kambuh – kambuh lagi.

Hubungan klien dengan masyarakat di sekitarnya

Klien mengatakan memiliki hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya, baik di rumah maupun klinik tempat ia bekerja.

Klien mengatakan menjalin hubungan baik dengan tetangga rumah dan kerabat kerjanya.

3.1.4. Riwayat Nurtisi dan Cairan Tabel 3.4 Riwayat Nutrisi dan Cairan

Riwayat Nutrisi dan

Cairan

Klien 1 Klien 2

Nafsu makan Klien mengatakan nafsu makan baik.

Klien mengatakan nafsu makan baik.

Frekuensi makan

Klien mengatakan makan 3x/hari 1 porsi habis.

Klien mengatakan makan 3x/hari 1 porsi habis.

Menu makan Klien mengatakan sering konsumsi nasi, beberapa lauk pauk dan sayuran.

Klien mengatakan sering konsumsi nasi, beberapa lauk pauk dan sayuran.

Pantangan makan

Klien mengatakan memiliki pantangan makan tongkol dan jamur, karna nanti akan timbul alergi biduran di seluruh tubuhnya.

Klien mengatakan tidak memiliki pantangan makan.

Jenis konsumsi cairan perhari

Klien lebih menyukai air putih, sehari biasa mengkonsumsi sekitar ± 7-8 gelas / hari (1.500ml)

Klien mengkonsumsi air putih, sehari sekitar 2000ml.

Jenis minuman Air putih Air putih

3.1.5. Identifikasi Kemampuan Dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari Tabel 3.5 Indeks KATZ Klien 1

Skore Kriteria

A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK/BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi

B Mandiri, semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas C Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain

D Mandiri, kecuali mandi berpakaian dan satu fungsi yang lain E Mandiri, kecuali mandi berpakaian, ke toilet dan satu fungsi

yang lain

F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain

G Ketergantungan untuk semua fungsi

H Lain-lain : tergantung pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak diklarifikasikan sebagai C, D, A atau F

Tabel 3.6 Indeks KATZ Klien 2

Skore Kriteria

A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK/BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi

B Mandiri, semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas C Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain

D Mandiri, kecuali mandi berpakaian dan satu fungsi yang lain E Mandiri, kecuali mandi berpakaian, ke toilet dan satu fungsi

yang lain

F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain

G Ketergantungan untuk semua fungsi

H Lain-lain : tergantung pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak diklarifikasikan sebagai C, D, A atau F

3.1.6. Modifikasi Barthel Indeks

Tabel 3.7 Modifikasi Barthel Indeks Klien 1

No Kriteria Dengan

Bantuan Mandiri Skor

1 Makan 5 10 10

2 Minum 5 10 10

3 Berpindah dari kursi roda ke

tempat tidur, sebaliknya 5 - 10 15 15 4 Personal toilet (cuci muka,

menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5

5

Keluar masuk toilet (mencuci pakaian. Menyeka tubuh, menyiram)

5 10 10

6 Mandi 5 15 15

7 Jalan di permukaan datar 0 5 5

8 Naiki turun tangga 5 10 5

9 Mengenakan pakaian 5 10 10

10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 10

11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10

12 Olahraga atau Latihan 5 10 5

13 Rekreasi atau pemantapan waktu luang

5 10 10

Jumlah 120

Interpretasi Hasil : A. 130 : Mandiri

B. 65 – 125 : Ketergantungan Sebagian C. 60 : Ketergantungan Total Tabel 3.8 Modifikasi Barthel Indeks Klien 2

No Kriteria Dengan

Bantuan Mandiri Skor

1 Makan 5 10 10

2 Minum 5 10 10

3 Berpindah dari kursi roda ke

tempat tidur, sebaliknya 5 - 10 15 15 4 Personal toilet (cuci muka,

menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5

5

Keluar masuk toilet (mencuci pakaian. Menyeka tubuh, menyiram)

5 10 10

6 Mandi 5 15 15

7 Jalan di permukaan datar 0 5 5

8 Naiki turun tangga 5 10 5

9 Mengenakan pakaian 5 10 10

10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 10

11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10

12 Olahraga atau Latihan 5 10 10

13 Rekreasi atau pemantapan waktu luang

5 10 10

Jumlah 125

Interpretasi Hasil : D. 130 : Mandiri

E. 65 – 125 : Ketergantungan Sebagian F. 60 : Ketergantungan Total

3.1.7. Identifikasi Status Mental dengan Short Portable Mental Status Quisioner (SPMSQ)

Tabel 3.9 Pengkajian SPMSQ Klien 1

Benar Salah No Pertanyaan

√ 01 Tanggal berapa hari ini ?

√ 02 Hari apa sekarang ?

√ 03 Apa nama tempat ini ? √ 04 Di mana alamat anda ? √ 05 Berapa umur anda ?

√ 06 Kapan anda lahir ? ( minimal tahun lahir ) √ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang ? √ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? √ 09 Siapa nama ibu anda ?

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun.

JUMLAH 10

Interpretasi Hasil

A. Salah 0 -3 : Fungsi Intelektual Utuh

B. Salah 4 – 5 : Kerusakan Intelektuan Ringan

C. Salah 6 – 5 : Kerusakan Intelektual Sedang D. Salah 9 -10 : Kerusakan Intelektual Berat Tabel 3.10 Pengkajian SPMSQ Klien 2

Benar Salah No Pertanyaan

√ 01 Tanggal berapa hari ini ?

√ 02 Hari apa sekarang ?

√ 03 Apa nama tempat ini ? √ 04 Di mana alamat anda ? √ 05 Berapa umur anda ?

√ 06 Kapan anda lahir ? ( minimal tahun lahir ) √ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang ? √ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? √ 09 Siapa nama ibu anda ?

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun.

JUMLAH 9

Interpretasi Hasil

A. Salah 0 -3 : Fungsi Intelektual Utuh

B. Salah 4 – 5 : Kerusakan Intelektuan Ringan C. Salah 6 – 5 : Kerusakan Intelektual Sedang D. Salah 9 -10 : Kerusakan Intelektual Berat

3.1.8. Pemeriksaan Fisik Tabel 3.11 Pemeriksaan Fisik

Tinjauan Persistem

Klien 1 Klien 2

Keadaan umum Baik Baik

Tanda vital Klien sering mengalami kelelahan jika melakukan aktivitas yang berat tetapi tidak menimbulkan perubahan TTV. Tensi masih normal sekitar 130/80mmHg, nadi

Klien sering mengalami kelelahan jika melakukan aktivitas yang berat tetapi tidak menimbulkan perubahan TTV. Tensi masih normal sekitar 110/80mmHg, nadi

89x/menit, suhu 36°C, respirasi 20x/menit.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

80x/menit, suhu 36°C, respirasi 23x/menit.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

Sistem

Respirasi (B1)

Inspeksi : pernapasan teratur, klien tidak menggunakan alat bantu nafas, tidak ada retraksi otot bantu nafas, klien juga tidak batuk.

Palpasi : Bentuk dada klien simetris, susunan ruas tulang belakang normal, vocal fremitus normal.

Perkusi : Saat dilakukan perkusi thorax terdapat suara normal yaitu sonor.

Auskultasi : suara nafas vesikuler tidak ada suara nafas tambahan dan nyeri saat bernafas.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Inspeksi : pernapasan teratur, klien tidak menggunakan alat bantu nafas, tidak ada retraksi otot bantu nafas, klien juga tidak batuk.

Palpasi : Bentuk dada klien simetris, susunan ruas tulang belakang normal, vocal fremitus normal.

Perkusi : Saat dilakukan perkusi thorax terdapat suara normal yaitu sonor.

Auskultasi : suara nafas vesikuler tidak ada suara nafas tambahan dan nyeri saat bernafas.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Sistem

Kardiovaskuler (B2)

Inspeksi : Tidak mengalami sianosis dan clubbing finger Palpasi : Tidak mengalami nyeri dada serta tidak ada pembesaran JVP

Perkusi & Auskultasi : Irama jantung teratur, bunyi jantung normal tidak terdapat bunyi jantung murmur.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Inspeksi : Tidak mengalami sianosis dan clubbing finger Palpasi : Tidak mengalami nyeri dada serta tidak ada pembesaran JVP

Perkusi & Auskultasi : Irama jantung teratur, bunyi jantung normal tidak terdapat bunyi jantung murmur.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Sistem Persyarafan (B3)

Inspeksi : Orientasi klien baik, tidak mengalami kejang,

kaku kuduk maupun

brudzinsky. Tidak mengalami pusing dan nyeri di kepala, kebiasaan tidur klien saat siang hari 2 jam/hari saat malam hari 8 jam/hari. Klien tidak mengalami kelaian pada nervus cranialisnya, reflek cahayanya normal dan pupil nya mengecil saat terkena cahaya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Inspeksi : Orientasi klien baik, tidak mengalami kejang, kaku kuduk maupun brudzinsky. Tidak mengalami pusing dan nyeri di kepala, kebiasaan tidur klien saat siang hari 2 jam/hari saat malam hari 8 jam/hari. Klien tidak mengalami kelaian pada nervus cranialisnya, reflek cahayanya normal dan pupil nya mengecil saat terkena cahaya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Sistem

Genetourinaria (B4)

Inspeksi : Klien mengatakan bentuk alat kelamin normal dan bersih. Frekuensi berkemih teratur sehari bisa 4- 5x/hari dengan bau khas amonia warna kuning jernih.

Klien tidak menggunakan alat bantu, tempat yang digunakan di kamar mandi.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Inspeksi : Klien mengatakan bentuk alat kelamin normal dan bersih. Frekuensi berkemih teratur sehari bisa 6- 7x/hari dengan bau khas amonia warna kuning jernih.

Klien tidak menggunakan alat bantu, tempat yang digunakan di kamar mandi.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Sistem Pencernaan (B5)

Inspeksi : Mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2x/hari. Klien tidak mengalami kesulitan menelan dan tidak ada kemerahan atau pembesaran tonsil. Kebiasaan BAB 1x/hari konsistensi lunak warna kuning bau khas, tempat yang digunakan wc. Tidak mengalami eliminasi alvi.

Tidak melakukan tindakan seperti pemakaian obat pencahar, lavement, NGT dan kumbah lambung.

Palpasi & Perkusi : Tidak ada nyeri tekan, tegang, asites, maupun kembung pada abdomen.

Auskultasi : Peristaltic usus 18x/menit.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Inspeksi : Mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2x/hari. Klien tidak mengalami kesulitan menelan dan tidak ada kemerahan atau pembesaran tonsil. Kebiasaan BAB 2x/hari konsistensi lunak warna kuning bau khas, tempat yang digunakan wc.

Tidak mengalami eliminasi alvi. Tidak melakukan tindakan seperti pemakaian obat pencahar, lavement, NGT dan kumbah lambung.

Palpasi & Perkusi : Tidak ada nyeri tekan, tegang, asites, maupun kembung pada abdomen.

Auskultasi : Peristaltic usus 24x/menit.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Sistem

Muskuloskeletal dan Integumen (B6)

Inspeksi : Klien tidak mengalami fraktur, dislokasi maupun luka. Akral hangat dan lembab, turgor elastis CRT <3 detik, tidak ada oedema, kebersihan kulit bersih.

Palpasi & Perkusi : Kemampuan pergerakan sendi dan tungkai (ROM) terbatas jika kambuh nyeri dan kaku di lutut kirinya klien mengalami

keterbatasan dalam

menggerakkan sendi lutut

Inspeksi : Klien tidak mengalami fraktur, dislokasi maupun luka. Akral hangat dan lembab, turgor elastis CRT <3 detik, tidak ada oedema, kebersihan kulit bersih.

Palpasi & Perkusi : Kemampuan pergerakan sendi dan tungkai (ROM) bebas namun jika nyeri di lutut kirinya kambuh, klien berhenti sejenak dari aktivitas yang ia jalani saat itu. Klien

Dokumen terkait